Damai sejahtera menyertai FIKers.
Tentu saja tidak munafik sis, seks juga salah satu bagian yang penting dalam pernikahan. Cuma saya rasanya kok tidak setuju kalau alat bantu seks dikatakan bisa membantu keharmonisan hubungan pasutri.
Gak tau sih bagaimana dengan orang lain, tetapi kalau seandainya pasangan saya harus menggunakan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan yang satu itu, saya kok merasa terhina ya...
Dalam hal ini, saya sependapat dengan Shakes. Tapi, ditilik dari judul trit, kenapa kita melenceng? Judul trit bilang bisnis terkait hal seks, e'e'eee... kenapa kita ngebahas penggunaan alat bantu seks?
Nah, kalau bisnis alat terkait seks, saya kira pelanggannya tentu tidak dapat diharuskan adalah Kristen atau Non Kristens saja. Siapa saja dapat menjadi pelanggannya.
Jika mengacu ke judul trit, menambah pikiran saya terdahulu, ingin saya sampaikan hal berikut:
Alat terkait seks, untuk wajarnya, saya artikan ialah alat yang digunakan untuk membantu lancar dan amannya kegiatan seks. Kegiatan seks adalah kegiatan yang super personal alias privat alias partikelir alias individual, meskipun karena dinamika pikiran manusia dewasa ini, ternyata kegiatan seks itu bisa yang dilaksanakan secara massal. Mencermati judul trit, kayaknya yang dimaksud adalah kegiatan seks yang individual.
Sebagai seorang Kristen, pemahaman saya, khusus dalam seks ini bukan merupakan bahagian yang dipandang lebih daripada urusan lainnya. Bahwa kegiatan seks Kristen, adalah untuk prokreasi alias perbiakan, bukan rekreasi atau kesenangan jasmani belaka.
Karena itu, maka 'urusan pribadi' pasangan yang melaksanakan kegiatan seks, bukan urusan orang lain, sehingga orang lain diharapkan tidak menawarkan segala sesuatu, termasuk alat bantu seks, kepada pasangan yang akan melangsungkan hubungan seks. Jika itu dilanggar, artinya, dalam hal tersebut terkandung pemahaman bahwa urusan seks itu adalah sedemikian utama sehingga harus diupayakan dapat dinikmati secara optimal. Kelanjutannya, itu berarti bahwa pihak yang menawarkan alat bantu seks, dan pihak pengguna alat tersebut, mengutamakan hubungan seks dari segi rekreasi, menurut saya, itu yang melenceng. Sejatinya, hubungan seks a la Kristen adalah untuk prokreasi, tetapi digeser menjadi rekresi.
Damai, damai, damai.