MemintaAnjing saya yang peranakan anjing gembala jerman dulu itu, punya kebiasaan unik yang terjadi akibat kesalahan kami juga. Awl mulanya, jika kami makan di meja makan, si anjing itu hanya duduk dan asik dengan dirinya sendiri. Tetapi kadang ada saja potongan daging, atau apapun yang tidak termakan, kami sering memanggilnya dan memberinya makanan itu, kadang hanya sepotong, yang tentu saja tidak mengenyangkannya.
Tetapi, akbat dari melatih ketidak disiplinan seperti itu, berakibat setiap kali kami makan, si anjing ini dengan setia duduk dengan rapi di samping kursi salah satu dari kami. an seperti yang pernah diajarkannya, ia mengangkat satu tangannya memberi salam. Proses memberi salam ii tidak berhenti, da terus menerus dilakukannya. Bahkan jika kebetulan yang kami masak sesuatu yang merupakan kegemarannya, ia mengangkat tangannya dengan semangat, sambil menjulurkan lidahnya. Dan mungkin karena keinginan yang tak tertahankan, liurnya bisa menetes netes. Kami terbahak bahak sambil tentu saja terbit iba hati melihat ketekunannya untuk sekedar mendapatkan camilan berupa potongan daging yang kami makan.
Anjing yang sekarang kami miliki, juga tanpa sadar kami latih dengan ketidak disiplinan yang sama. Ia minta apapun yang kami makan. Bahkan dimanapun, entah di ruang tamu, atau saat menonton TV, kalau kami mengudap, bisa dipastikan anjing mungil ini juga duduk dengan tertib dan memberi salam dengan mengangkat satu tangan untuk diberi camilan. Atau, kalau sedang tidak terlalu minat, ia cuma duduk sambil menumpangkan kepalanya di tangannya, melirik etiap orang dari kami secara bergantian. Saat namanya dipanggil, dengan sigap ia duduk dihadapan kami, dan rela mengerjakan apapun yang diperintahkan. Bisa duduk, tidur, berdiri dengan dua kaki, memberi salam dengan satu tangan atau dua tangan. Apapun asal mendapat apa yang kami makan.
Saya terpikir, kadang manusia tidak berbeda juga dengan anjing piaraan ini. Jika ada yang diingininya, bisa berusaha sehebat hebatnya, entah berdoa, entah puasa, entah bernazar, apapun yang dianggap menyenangkan Tuhan, agar permohonannya diberi.
Hemmmmm, koq mirip ya?