Author Topic: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi  (Read 1096 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
dari kisah si bendahara yang korup :

Lukas  16
16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."


Lho kok ??? ada masukan   ???

Tuhan Yesus memberkati

Han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #1 on: September 08, 2012, 12:07:36 PM »
Lho kok ??? ada masukan   ???
Menarik !!
Saya baca berulang-ulang, pelan2 satu per satu ayat ampe keseluruhannya, mencoba utk mengembangkan imajinasi saya dgn menerapkan cerita tsb sbg kiasan ... masih juga gak ketemu temu maknanya... susaaaahhhh.... ! :D.

Terpaksa deh, pake senjata pamungkas - mbah gugel.
Dan sungguh... pengertiannya amat sangat diluar dugaan.

Mungkin kira2 begini dari pengertian saya stlh gugel :
Bendahara = manusia Kristen.
(awas) --- majikan si bendahara = orang kaya yg tidak benar.
(awas) --- para kreditor yg setuju manipulasi angka = orang kaya yg benar.

Wow... sungguh mantep and dalem pengertian ayat tsb.
Saya suka, makasih Han ! :)

salam.
« Last Edit: September 08, 2012, 12:10:29 PM by odading »

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #2 on: September 08, 2012, 08:39:52 PM »
Menurut saya ayat ini berbicara tentang cara menggunakan kekayaan (uang) kita secara bijak.


Versi bahasa sehari-hari :

(9) Lalu Yesus berbicara lagi, kata-Nya, "Dengarlah! Pakailah kekayaan dunia ini untuk mendapat kawan, supaya apabila kekayaan dunia ini sudah tidak berharga lagi, kalian akan diterima di tempat tinggal yang abadi.

Bendahara = kita (yg memiliki uang banyak).
surat hutang = kekayaan kita (uang)


IMO: kita harus menggunakan kekayaan kita secara bijak (dengan cara menolong sesama).
Sehingga, ketika kita tidak bisa lagi menggunakannya (baca : kita sudah mati),... maka kita akan di terima dalam kemah abadi.

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #3 on: September 10, 2012, 06:11:23 AM »
Menarik !!
Saya baca berulang-ulang, pelan2 satu per satu ayat ampe keseluruhannya, mencoba utk mengembangkan imajinasi saya dgn menerapkan cerita tsb sbg kiasan ... masih juga gak ketemu temu maknanya... susaaaahhhh.... ! :D.

Terpaksa deh, pake senjata pamungkas - mbah gugel.
Dan sungguh... pengertiannya amat sangat diluar dugaan.

Mungkin kira2 begini dari pengertian saya stlh gugel :
Bendahara = manusia Kristen.
(awas) --- majikan si bendahara = orang kaya yg tidak benar.
(awas) --- para kreditor yg setuju manipulasi angka = orang kaya yg benar.

Wow... sungguh mantep and dalem pengertian ayat tsb.
Saya suka, makasih Han ! :)

salam.

Bro o"dad,
ayat yang saya kutip tesebut merupakan ayat yang sulit untuk di jelaskan karena
pengajaran itu terlalu kontraversial.
beberapa hamba Tuhan ( non -Katholik) pernah om  dengar kotbahnya dan pernah juga om tanyakan mengenai penjelasan ayat ini ,selalu menjawab dengan putar kiri putar kanan, pelintir kiri pelintir kanan, dengan tafsir yang tak sejalan dengan cerita itu sendiri , dan tafsir yang berbeda dari tiap hamba Tuhan.

NB: sengaja saya tanya kepada hamba Tuhan Non Katholik , bukan karena saya ingin mempertentangkan ajaran K dengan Non K.
akan tetapi yang saya tau bahwa, yang Non K lebih piawai , ahli dalam mengupas ayat ayat Alkitab (walau belum tentu kupasannya benar )
maklumlah bahwa umatnya (non -K) telah dilatih buat Bawa , baca dan buka Alkitab ( 3B) tidak demikian dengan umat Katholik yang jarang bawa Alkitab tatkala menghadiri misa

Tuhan Jesus Memberkati

Han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

bruce

  • Guest
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #4 on: September 10, 2012, 06:55:06 AM »
Karena sudah ada ulasannya yang lengkap dan jelas dari Katolisitas, berikut saya copas saja dari situs itu :

Lukas 16:1-13

Perikop yang mengundang pertanyaan
Ada begitu banyak orang-orang yang mempertanyakan tentang perikop ini, karena kalau dibaca sekilas, seolah-olah Tuhan menginginkan agar kita mengikat persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur (lih. ayat 9). Dan kenapa pada ayat ke- 8 disebutkan bahwa tuan itu memuji kecerdikan bendahara yang tidak jujur? Bagaimana kita dapat mengartikan ayat-ayat ini, apakah ayat-ayat ini tidak bertentangan dengan nilai-nilah Kristiani? Apakah dapat dikatakan bahwa perikop ini sebenarnya mengajarkan kita untuk mempunyai sikap yang benar terhadap benda-benda duniawi, seperti kekayaan, kekuasaan, kepandaian, bakat, dll.?

Perikop yang seolah-olah sulit diartikan ini dapat mudah dimengerti, kalau kita mencoba mengerti siapakah “tuan” dan “hamba” yang disebutkan di ayat 1-8. Pada akhirnya, Yesus sendiri memberikan kunci untuk mengerti ayat ini, yaitu ketika Dia mengatakan “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” (Lk 16:9).

Kita semua adalah bendahara yang dipercaya oleh Tuhan
Pada saat saya membaca tentang bendahara yang tidak jujur ini, ingatan saya melayang kepada pembantu rumah tangga, ketika Ingrid dan saya tinggal di Jakarta. Kami cukup dekat dengannya dan sering makan bersama-sama satu meja dengannya. Bahkan kalau kami pergi bekerja, kami tidak pernah mengunci kamar tidur, lemari, dll. Namun, suatu saat, kami begitu terkejut, karena kami menemukan dompet pembantu kami di dalam tas Ingrid yang berada di lemari pakaian kami. Ini berarti, pembantu kami ternyata pernah memakai tas Ingrid ketika kami sedang bepergian keluar rumah. Sungguh, kami tidak habis berpikir, kenapa pembantu yang sungguh kami perlakukan dengan baik dapat menyalahgunakan kepercayaan kami.

Namun, kalau kita merenungkan lagi, bukankah apa yang dilakukan oleh pembantu kami juga sama seperti apa yang dilakukan oleh masing-masing dari kita? Kita, yang dipercayai sebagai bendahara dari orang yang paling kaya dan berkuasa untuk selama-lamanya, yaitu Tuhan, namun sering menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan oleh Tuhan. Kita sering gagal dalam mengemban tugas untuk menjadi bendahara yang baik. Bendahara (Yun: “Oekonomos“) rumah tangga adalah seseorang yang dipercaya untuk mengelola keuangan rumah tangga, mengatur pembantu-pembantu yang lain dalam rumah tangga tersebut, dan juga dipercaya untuk membantu mengatur anak-anak dari tuan rumah (Gal 4:2). Pada prinsipnya, seorang bendahara mengatur sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.

Kita dapat mengkaitkan perumpamaan ini dengan perumpaan talenta, dimana seorang raja memberikan talenta kepada masing-masing orang, yang satu diberi 5, yang lain 2, dan yang terakhir 1. (lih Mt 25:14-30). Masing-masing dari kita dipercaya dengan talenta yang berbeda-beda dan dalam jumlah yang berbeda. Sama seperti bendahara yang mengatur kekayaan yang bukan miliknya, maka kita harus mengembangkan talenta yang sebenarnya bukan milik kita, sehingga talenta tersebut dapat lebih berdaya guna, semakin bertumbuh dan semakin menjadi alat untuk memuliakan Tuhan. Karena talenta ini diberikan oleh Tuhan dan bukan milik kita, maka sudah seharusnya kita tidak bermegah dan menyombongkan diri. Rasul Paulus mengingatkan kita, bahwa kalau kita ingin bermegah, maka kita dapat bermegah di dalam kelemahan kita (lih. 2 Kor 12:9) dan juga bermegah di dalam Tuhan (lih. 2 Kor 10:17). Ini berarti bahwa kita diingatkan untuk senantiasa mempunyai kerendahan hati, yaitu menyadari kelemahan kita, namun pada saat yang sama menyadari kuasa dari Tuhan, yang telah bekerja secara luar biasa dalam diri kita yang begitu lemah dan terbatas. Kerendahan hati inilah yang akan mengantar kita kepada kekudusan, karena kerendahan hati adalah ibu dari semua kebajikan yang dapat mengalahkan kesombongan, yang menjadi ibu dari semua dosa. Oleh karen itu, setiap kali kita melakukan perbuatan baik, melakukan pelayanan, kerasulan awam, ada orang yang memuji sesuatu yang baik dari kita, maka kita harus mengingat apa yang dikatakan oleh Yesus “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” (Lk 17:10). Dan dasar dari “kami harus melakukan apa yang kami harus lakukan” adalah kasih kepada Tuhan. Dengan demikian perbuatan kasih kita kepada sesama mempunyai nilai adi-kodrati (supernatural), yaitu penerapan dari salah satu kebajikan Ilahi – kasih.

Yesus mengatakan bahwa siapa yang diberi dan dipercaya banyak, maka kepadanya akan dituntut lebih banyak (Lk 12:48). Yesus mengingatkan kita bahwa talenta yang diberikan kepada kita datang bersamaan dengan tanggung jawab. Inilah sebabnya, walaupun St. Fransiskus dari Asisi dikenal karena kesuciannya, dia mengatakan bahwa dia adalah manusia yang paling berdosa di dunia ini. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa dia menerima rahmat yang begitu besar dari Tuhan, dan kalau rahmat yang sama diberikan kepada orang lain, mungkin orang lain tersebut akan berkarya jauh lebih besar darinya. Kerendahan hati seperti inilah yang membuat St. Franciskus menjadi salah satu Santo yang terbesar sepanjang sejarah Gereja yang turut membangun Gereja dengan luar biasa, yang dampaknya dapat kita rasakan sampai saat ini.

Kerendahan hati yang membuat kita bertumbuh dalam kekudusan akan mengantar kita kepada keselamatan kekal. Sama seperti tuan yang memanggil hamba yang tidak setia (ay. 2), maka kita pada akhirnya akan dipanggil oleh Tuhan untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita buat. Harapan dan perjuangan bagi kita semua, yang telah menerima terang Kristus untuk dapat bertindak sebagai anak-anak terang di dunia ini, dan memperoleh keselamatan kekal di Sorga. Hal ini hanya dapat dicapai kalau kita sebagai murid Kristus senantiasa bersiap-siap, karena tidak seorangpun tahu kapan hari penghakiman akan tiba (lih. Mk 13:32). Dan pada saat itulah, Tuhan sendiri yang akan mengatakan “Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu.” (ay. 2)

Satu dosa akan mengakitkan dosa yang lain
Apakah yang dilakukan oleh anak-anak dunia ini dalam perkara dunia pada saat tuan dari hamba yang tidak setia memanggilnya? Hamba yang tidak setia itu mengatakan “Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.” (ayat 3). Dia menyadari bahwa dia tidak dapat bekerja dengan keras, karena terbiasa bekerja dengan mudah, dengan tidak jujur serta menghambur-hamburkan uang milik tuannya. Dia juga tidak dapat mengemis, karena akan merendahkan derajatnya yang terbiasa dihormati. Dia takut untuk menjadi miskin dan bekerja keras, namun dia tidak takut untuk melakukan kebohongan dan kejahatan. Dia yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang menghambur-hamburkan uang tuannya mencoba menyelesaikan persoalannya dengan kembali menghambur-hamburkan uang dari tuannya ditambah dengan kebohongan. Tendensi seseorang yang harus mempertanggungjawabkan kesalahan adalah dengan berbuat kesalahan yang lain. Hamba yang tidak setia ini telah memanifestasikan tiga keinginan dari dunia ini, yang disebutkan oleh rasul Yohanes, dalam tindakan nyata.


-bersambung-
« Last Edit: September 10, 2012, 06:57:43 AM by bruce »

bruce

  • Guest
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #5 on: September 10, 2012, 06:56:44 AM »
-lanjutan-

Rasul Yohanes mengatakan “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (1 Jn 2:16). Tiga keinginan inilah yang menjadi tanda-tanda anak-anak dunia. Keinginan daging adalah mengejar kesenangan, keinginan mata adalah mengejar kekayaan, dan keangkuhan hidup adalah keinginan yang salah berfikir tentang kesempurnaan diri sendiri. Hamba yang tidak setia mencoba mengejar kesenangan dengan menghambur-hamburkan uang tuannya. Dia juga mengejar kekayaan dengan berbohong, dengan harapan orang yang ditolongnya akan menampungnya di rumah mereka, kalau dia telah kehilangan pekerjaannya. Akhirnya keangkuhannya membuat dia berbohong, karena dia tidak mau sampai jatuh miskin yang dia pikir dapat menurunkan derajatnya. Hamba itu berusaha dengan segala cara untuk menyelamatkan dirinya, termasuk dengan berbuat dosa.

Mengapa tuan itu memuji hambanya yang jahat
Dari ayat 1-7, kita masih dapat mengikuti perumpamaan ini dengan jelas tanpa ada pertanyaan apapun, karena kita juga dapat menhubungkannya dengan keadaan di dunia ini dan mungkin juga dari pengalaman kita. Namun, yang membuat kita sulit untuk menerima adalah, tuan dari hamba yang tidak setia memuji kecerdikan dari hamba tersebut, yang sebenarnya perbuatan itu dapat dikategorikan culas. Kalau kita beranggapan bahwa tuan tersebut mewakili Tuhan, maka akan sulit bagi kita menerima perkataaan ini, karena Tuhan tidak akan mungkin memuji kebohongan hamba yang tidak setia tersebut. Sesuai dengan prinsip bahwa “means cannot justify an end” atau cara tidak dapat membenarkan tujuan, maka tujuan dari hamba itu yang dilakukan dengan cara yang tidak jujur adalah tindakan yang tidak terpuji dan secara moral tidak dapat dipertanggungjawabkan. Namun, kenapa tuan dari hamba itu memuji tindakan dari hamba yang tak setia itu?

Ada beberapa interpretasi tentang hal ini. Banyak orang menginterpretasikan bahwa tuan di sini adalah mewakili Tuhan. Hal ini mungkin karena seringnya perumpamaan tentang tuan, tuan tanah, yang memang berarti Tuhan, seperti yang terjadi dalam perumpamaan tentang: a) raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya (Mt 18:23-35), b) tuan yang bepergian ke luar negeri dan mempercayakan hartanya kepada mereka (Mt 25:14-30). Namun, kalau kita teliti, dua perumpamaan tersebut menggambarkan kerajaan Sorga, seperti yang Yesus katakan pada awal dari dua perumpamaan tersebut (lih. Mt 18:23, Mt 25:14).

Namun, di dalam perumpamaan hamba yang tidak setia, tidak ditemukan pertanyaan tentang kerajaan Sorga. Oleh karena itu, mungkinkah kalau “tuan” dalam perumpamaan ini bukan mewakili Tuhan? Kalau hamba yang tidak setia disebut secara jelas bahwa dia adalah anak dari dunia ini (ay 8), maka kalau kita teliti, “tuan” di sini juga termasuk anak-anak dunia ini. Tuan di dalam perikop ini bukanlah mewakili Tuhan, namun mewakili orang-orang yang mengandalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Jadi, tidaklah heran, kalau tuan, yang juga dari dunia ini memuji kecerdikan hambanya. Yesus ingin memakai perumpamaan ini untuk menyampaikan kepada kita bahwa anak-anak dunia ini memang mempunyai kecerdikan untuk urusan dunia. Dan kecerdikan inilah yang seharusnya juga diterapkan untuk urusan-urusan Sorgawi, untuk tugas perutusan dalam mewartakan Kabar Gembira, seperti yang Yesus katakan “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.“(Mt 10:16).

Anak-anak dunia dan anak-anak terang
Setelah perumpamaan itu berakhir di ayat 8a, maka Yesus memberikan komentar “anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang” (ay. 8b). Jadi pada saat tuan itu memuji kecerdikan hambanya, maka Yesus memberikan komentar bahwa memang anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang. Kalau kita amati keadaaan di lingkungan dan masyarakat modern ini, maka kita melihat bagaimana setiap orang berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan kehidupan finansial yang lebih baik; membanting tulang dari pagi sampai malam untuk mencukupi kebutuhan jasmani; memperjuangkan posisi atau kekuasaan dengan segenap kekuatan; mempunyai kesabaran yang luar biasa untuk meniti karir dan menanggung segala sesuatu demi tercapainya tujuan, dan masih begitu banyak usaha yang luar biasa yang dilakukan oleh manusia untuk urusan dunia ini, urusan yang bersifat sementara dan tidak kekal.

Pertanyaannya adalah sampai seberapa jauh, kita berusaha untuk juga sempurna di bidang spiritual yang jauh lebih penting dari urusan dunia ini, karena yang dipertaruhkan adalah kehidupan kekal? Beberapa santa dan santo mengatakan bahwa kalau saja manusia mempunyai usaha yang sama untuk hal-hal spiritual, seperti yang dilakukannya untuk mencapai kebutuhan duniawi, maka tidak ada manusia yang masuk neraka.

Untuk urusan pekerjaan, berapa banyak dari kita yang ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang baik, bahkan sering harus belajar di luar negeri yang berarti harus mengorbankan waktu, tenaga dan uang? Namun berapa banyak orang yang mencari kebenaran dengan sungguh-sungguh, mempertanyakan imannya, belajar untuk mengetahui imannya, dan mengasihi imannya? Begitu banyak orang yang berlomba-lomba untuk mencapai karir yang bagus, berlomba-lomba untuk mendapatkan kedudukan yang mapan dan gaji yang besar. Namun, berapa banyak orang yang menaruh perhatian untuk berlomba-lomba dalam melakukan perbuatan kasih dengan mata yang terfokus pada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, pengharapan dan kasih (lih Ib 12:1-2)?

Untuk urusan pekerjaan, banyak orang menghabiskan waktu 8 – 12 jam sehari, dimana sisanya digunakan untuk bersenang-senang dan beristirahat. Namun, berapa banyak yang setiap hari benar-benar menyisihkan waktu untuk berdoa pribadi, menerima Sakramen Ekaristi dan secara teratur mengaku dosa dalam Sakramen Tobat? Jangan sampai, kalau dibuat tabel seluruh kegiatan yang kita lakukan setiap hari, maka lalu kita terperanjat karena melihat waktu yang kita sisihkan untuk Tuhan ternyata kurang dari 15 menit sehari, yang berarti kurang dari 1% dari waktu yang diberikan oleh kepada kita. Ah, seandainya tiap-tiap dari kita menyadari bahwa jika ini terjadi, maka kita melakukan ketidakadilan terhadap Tuhan. Dia telah memberikan dan mencukupi segala kebutuhan kita namun kita tidak memberikan cukup perhatian kepada Tuhan.

Mungkin ada yang pernah mendengar tentang pepatah “ora et labora“, yang berarti berdoa dan bekerja. Pepatah ini datang dari ordo Benediktus, yang mempunyai kehidupan biara yang ketat, dimana mereka bekerja selama 8 jam, beristirahat selama 8 jam, dan berdoa selama 8 jam (yang dibagi menjadi tujuh kali). Mungkin kaum awam yang memang mempunyai tanggung jawab untuk bekerja tidak dapat melakukan hal ini, namun dapatkah kita memutuskan untuk berbicara dengan Tuhan dalam doa selama minimal 30 menit atau satu jam sehari?

-bersambung-

bruce

  • Guest
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #6 on: September 10, 2012, 06:59:30 AM »
-lanjutan-

Persahabatan dengan mamon yang membawa kepada kehidupan kekal
Setelah kita mengetahui akan perbedaan anak-anak dunia dan anak-anak terang yang disebutkan pada ayat 8, maka hal yang cukup sulit untuk dipahami adalah di ayat 9, dimana Yesus berkata “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” Bagaimana mungkin Yesus mengatakan bahwa kita harus mengikat persahabatan dengan mamon yang tidak jujur? Bukankah Yesus mengajarkan untuk tidak mengabdi kepada mamon (lih. Mt 6:24)?

Mamon yang berasal dari bahasa Aramaic berarti “something confided or deposited” (sesuatu yang dipercayai atau disimpan), yang sering dikonotasikan dengan kekayaan. Kekayaan memang sering mendatangkan godaan besar untuk berbuat dosa, namun kekayaan sendiri adalah sesuatu yang netral, karena dapat dipergunakan untuk sesuatu yang baik, walaupun sering dipergunakan untuk sesuatu yang buruk. Kekayaan juga dapat berupa bakat dan kemampuan, yang juga merupakan sesuatu yang bersifat netral. Berapa banyak kita melihat orang-orang yang jenius yang membangun dunia, namun ada juga yang orang yang jenius yang menggunakan kepintarannya untuk berbuat kriminal. Kuncinya adalah kita semua adalah bendahara yang dipercayakan oleh Tuhan dengan berbagai macam talenta dan karunia, yang dapat berupa kekayaan, kepandaian, dll. Pada waktu seseorang dipercaya oleh Tuhan dengan kekayaan atau kepandaian, maka sikap yang benar adalah menyadari bahwa semua itu bukan milik pribadi, namun merupakan titipan Tuhan, yang harus dipergunakan dengan bijaksana.

Kalau kita menganggap sebaliknya, percaya bahwa semua itu adalah milik pribadi kita yang tidak perlu dibagikan kepada orang yang membutuhkan, dan seluruh kehidupan kita berpusat pada kekayaan atau kepandaian, maka kita telah mengabdi kepada mamon, seperti yang dikatakan oleh Yesus di Mt 6:24. Pada waktu Yesus mengatakan “Ikatlah persahabatan dengan mamon yang tidak jujur“, ini berarti bahwa kita harus berhati-hati dengan mamon yang tidak jujur, karena kekayaan memang sering mengecoh manusia dengan memberikan ide bahwa kebahagiaan terletak pada kekayaan dan bukan pada Tuhan. Kebahagian semu inilah yang sering mengecoh banyak orang. Di ayat ini, Yesus hendak mengkontraskan antara orang kaya yang tidak benar, yang diperbudak oleh uang dan orang kaya yang benar, karena mempergunakan kekayaannya untuk semakin memuliakan nama Tuhan. Tentu saja ada banyak cara untuk memuliakan nama Tuhan dengan kekayaan, seperti: membantu Gereja, membantu proses evangelisasi, namun yang terutama adalah membantu yang miskin dan kekurangan.

Persahabatan dengan mamon dan bukan diperbudak mamon, seperti yang diterangkan di atas, maka diharapkan jika mamon tidak dapat menolong lagi – yaitu pada saat dipanggil oleh Tuhan melalui kematian – maka orang tersebut dapat diterima dalam kemah abadi dalam kerajaaan Sorga (ay. 9). Tobit mengatakan “Memang sedekah melepaskan dari maut dan tidak membiarkan orang masuk ke dalam kegelapan” (Tob 4:10). Mari, kita yang diberi kekayaan dan talenta yang berbeda-beda oleh Tuhan, dengan sukacita membagikannya kepada orang lain, sehingga kekayaan dan talenta kita dapat menjadi salah satu cara untuk membawa kita kepada kebahagiaan sejati.

Kesetiaan dalam perkara kecil menjadi tanda kesetiaan dalam perkara besar
Seseorang diketahui setia dari perkara- perkara yang kecil. Contohnya seorang majikan yang melihat bahwa pelayannya tidak mencuri benda- benda yang kecil, akan percaya bahwa pelayannya itu tidak akan mencuri benda- benda yang lebih besar/ berharga. Nah, hal- hal duniawi dikatakan sebagai hal yang kecil, dan hal- hal rohani sebagai hal yang lebih berharga, maka mereka yang tidak menggunakan hal- hal duniawi bagi kemuliaan Tuhan, tidak akan menggunakan karunia- karunia rohani sebagaimana mestinya. Selanjutnya  Luk 16:11 mengatakan, “Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” Hal Mamon yang tidak jujur di sini maksudnya adalah kekayaan yang sementara dan semu, seperti halnya pada kasus yang tidak adil dan tidak halal — siapa yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Jika demikian, Tuhan tidak akan mempercayakan kepadamu kekayaan rohani dari rahmat-Nya.

Setia mengelola harta orang lain sebelum mengelola harta sendiri
Jika kamu tidak setia dalam hal harta milik orang lain, yang disebut sebagai harta dunia yang tidak halal yang diberikan dari satu orang kepada yang lain; sehingga bukan milikmu sendiri; siapa yang akan memberikan apa yang menjadi milikmu? Bagaimana kamu berharap bahwa Tuhan akan memberikan kepadamu harta rohani yang jika dikelola dengan baik akan menjadi milikmu selamanya?[1]

Kekayaan dunia dikatakan sebagai milik orang lain, karena itu milik Tuhan; kita hanya pengelola: sehingga ketika kita memberi sedekah, kita membebaskan apa yang menjadi milik orang lain. Jika kita tidak berbuat demikian, bagaimana kita dapat memberikan apa yang menjadi milik kita?

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan
Tidak ada pelayan yang dapat mengabdi pada dua tuan. Untuk membagikan harta milik kita sesuai dengan kehendak Tuhan, kita harus membebaskan pikiran kita dari keterikatan terhadap harta milik tersebut (Theophylactus)— “Biarkan orang- orang yang serakah belajar, bahwa para pencinta harta duniawi adalah musuh Kristus “(Bede yang terberkati), sebab akar dari segala dosa adalah cinta akan uang (lih. 1 Tim 6:10)

CATATAN KAKI:
lih. St. Augustine, lib. ii. qq. Evang. q. 35. p. 263. -Witham

http://katolisitas.org/2272/bendahara-yang-tidak-jujur

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #7 on: September 10, 2012, 09:30:05 AM »
dari kisah si bendahara yang korup :

Lukas  16
16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."


Lho kok ??? ada masukan   ???

Tuhan Yesus memberkati

Han

postingan bro bruce yang mengambil dari situs katolistas lengkap sekali buat masukan bro Han...saya hanya memberi penekanannya di sini

Quote
Namun, di dalam perumpamaan hamba yang tidak setia, tidak ditemukan pertanyaan tentang kerajaan Sorga. Oleh karena itu, mungkinkah kalau “tuan” dalam perumpamaan ini bukan mewakili Tuhan? Kalau hamba yang tidak setia disebut secara jelas bahwa dia adalah anak dari dunia ini (ay 8), maka kalau kita teliti, “tuan” di sini juga termasuk anak-anak dunia ini. Tuan di dalam perikop ini bukanlah mewakili Tuhan, namun mewakili orang-orang yang mengandalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Jadi, tidaklah heran, kalau tuan, yang juga dari dunia ini memuji kecerdikan hambanya. Yesus ingin memakai perumpamaan ini untuk menyampaikan kepada kita bahwa anak-anak dunia ini memang mempunyai kecerdikan untuk urusan dunia. Dan kecerdikan inilah yang seharusnya juga diterapkan untuk urusan-urusan Sorgawi, untuk tugas perutusan dalam mewartakan Kabar Gembira, seperti yang Yesus katakan “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.“(Mt 10:16).

Anak-anak dunia dan anak-anak terangSetelah perumpamaan itu berakhir di ayat 8a, maka Yesus memberikan komentar “anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang” (ay. 8b). Jadi pada saat tuan itu memuji kecerdikan hambanya, maka Yesus memberikan komentar bahwa memang anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang. Kalau kita amati keadaaan di lingkungan dan masyarakat modern ini, maka kita melihat bagaimana setiap orang berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan kehidupan finansial yang lebih baik; membanting tulang dari pagi sampai malam untuk mencukupi kebutuhan jasmani; memperjuangkan posisi atau kekuasaan dengan segenap kekuatan; mempunyai kesabaran yang luar biasa untuk meniti karir dan menanggung segala sesuatu demi tercapainya tujuan, dan masih begitu banyak usaha yang luar biasa yang dilakukan oleh manusia untuk urusan dunia ini, urusan yang bersifat sementara dan tidak kekal.


Jadi jangan disalah artikan bahwa Yesus menyuruh kita untuk berbuat tidak jujur tapi bagaimana kita cerdik mempergunakan talenta kita atau kekayaan kita demi bekal kita nantinya di kemah abadi.

salam damai :)
In Omnibus Caritas

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #8 on: September 10, 2012, 09:33:01 AM »
Bro o"dad,
ayat yang saya kutip tesebut merupakan ayat yang sulit untuk di jelaskan karena
pengajaran itu terlalu kontraversial.
beberapa hamba Tuhan ( non -Katholik) pernah om  dengar kotbahnya dan pernah juga om tanyakan mengenai penjelasan ayat ini ,selalu menjawab dengan putar kiri putar kanan, pelintir kiri pelintir kanan, dengan tafsir yang tak sejalan dengan cerita itu sendiri , dan tafsir yang berbeda dari tiap hamba Tuhan.

NB: sengaja saya tanya kepada hamba Tuhan Non Katholik , bukan karena saya ingin mempertentangkan ajaran K dengan Non K.
akan tetapi yang saya tau bahwa, yang Non K lebih piawai , ahli dalam mengupas ayat ayat Alkitab (walau belum tentu kupasannya benar )
maklumlah bahwa umatnya (non -K) telah dilatih buat Bawa , baca dan buka Alkitab ( 3B) tidak demikian dengan umat Katholik yang jarang bawa Alkitab tatkala menghadiri misa

Tuhan Jesus Memberkati

Han

Nah mungkin bisa bro Han sharingkan apa saja penapsiran para hamba Tuhan tersebut tentang perikop di atas...

Mengenai orang katolik , mereka selalu diajak merenungkan Kitab Suci dan mengamalkannya

seperti seruan di setiap misanya :
"Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya"

salam damai :)

In Omnibus Caritas

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #9 on: September 10, 2012, 11:12:34 AM »
Bro o"dad,
ayat yang saya kutip tesebut merupakan ayat yang sulit untuk di jelaskan karena
pengajaran itu terlalu kontraversial.
Oom...,
saya coba menjelaskan apa yg saya mengerti berdasarkan dari biblecc (internet).

Bekerja pada tuan si bendahara = ke-Mamon-an (duniawi)
Manipulasi angka dgn para debitur = ke-Allah-an (surgawi).

Sang bendahara itu awalnya memang tidak melakukan korupsi kepada tuannya. Namun ketika dia dituduh korupsi, bendahara malah menyuruh para piutang tuannya itu utk memanipulasi angka2 di surat hutang.

Jadi pada kalimat "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur" maksudnya adalah : ybs selama hidup di bumi memang tidak terelakan utk bekerja pada hal hal duniawi. (bekerja sbg bendahara pada tuannya tsb).

Namun ybs harus bijaksana, jangan sampai dia "tenggelam" pada hal keduniawian karena "bersahabat" dgn Mamon ... karena hal keduniawian itu menipu dan tidak menjanjikan HidupKekal.

supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi
Dikala "ke-Mamon-an" (duniawi) sudah tidak berarti lagi (ybs mati jasmani) --- maka ybs diterima oleh "ke-Allah-an" (surgawi).

Jadi... disaat bendahara melakukan tindakan menyuruh para debitur memanipulasi angka2 ---> ini BUKAN dalam konotasi buruk, melainkan sebaliknya, yaitu ybs tidak berpegang pada hal keduniawian.

so that when it fails, they may receive and welcome you into the everlasting habitations
They disitu pada parabelnya adalah para debitur (hal2 surgawi / kerohanian).

Yah... begitu sih yg saya mengertikannya ... :)

btw, yang saya masih kurang ngerti --- ada diayat selanjutnya :
(13) Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Kalo dikaitkan ke ayat sebelumnya --- bener gak sih ya,
tuan-nya si bendahara = dunia (Mamon)
sedangkan "tuan" lainnya adalah = Allah yg tidak keliatan ?
Jadi si bendahara "bersahabat" dgn Mamon, namun Tuan yg sebenernya adalah Allah ?

salam.
sumber : http://bible.cc/luke/16-9.htm

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #10 on: September 10, 2012, 05:28:03 PM »
Nah mungkin bisa bro Han sharingkan apa saja penapsiran para hamba Tuhan tersebut tentang perikop di atas...

salam damai :)

Justru itulah om bilang penjelasannya puter kiri puter kanan , sehingga ahirnya om pusing sebelum mengerti, dan ngga nyambung dengan apa yang di umpamakannya
Tapi pada intinya mereka menafsirkan Tuan itu  sebagai Tuhan,
karena setiap ayat harus ada hubungannya dengan yang lain (di definisikan sebagai peneguhan )
jadi sebagaimana dihubungkan dengan para penyewa kebun anggur, maka tuan pemilik kebun anggur adalah Tuhan yang empunya.
juga dihubungkan dengan Tuhan yang sering di tulis Lord, (versi inggris) dan yang dihubungkan dengan Tahta daud.

sedangkan Mammon menurut  mereka adalah uang


BTW ; adakah nama dewa Mammon ? (dalam dongeng nenek tua ??)

Tuhan Yesus memberkati
Han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #11 on: December 03, 2012, 02:07:40 PM »
Part 1.

Kronologisnya kira-kira spt ini :

Ada seorang bendahara yang kerja ama seorang tuan.
Bendahara itu ga jujur alias suka korupsi.
Si tuan kemudian berencana memecatnya karena ia tidak jujur.

Bendahara itu tau bahwa dia akan dipecat (jadi dia belum dipecat nih),
Tapi dia mikir bahwa dia ga bisa kerja di ladang, juga gengsi untuk mengemis.

Akhirnya dia dapet ide brilyan,
Dia tau kalo banyak orang yang ngutang ke tuannya.
Jadi dia manfaatkan situasi itu selagi mereka masih mengenal dia sebagai bendahara.

Dia bilang ama terutang 1,
Nih, utang kamu dikurangi 50 tempayan minyak.
Dia bilang ama terutang 2,
Nih, utang kamu dikurangi 20 pikul gandum.

Tentu saja si terutang 1 dan terutang 2 merasa sangat heran tapi juga berterima kasih.

Wah, makasih ya bendahara.
Karena jasamu, utang kami berkurang.
Makasih banget ya akan jasamu dan titip makasih juga ama tuan yang udah murah hati.

Si bendahara manggut-manggut sambil senyum-senyum dingin.

Akhirnya, si tuan dapet laporan bahwa terutang 1 ama terutang 2 berkurang utangnya, dan ini semua gara-gara si bendahara.
Tapi si tuan ga mungkin membatalkan surat utang itu. Dengan kata lain, ia udah di-bypass ama bendaharanya.

Si tuan berkata :
'Hebat juga si bendahara, udah tau dia mau gue pecat, maka sengaja dia lakukan kecurangan ini untuk mendapatkan simpati dari terutang 1 ama terutang 2.'

Setelah dipecat, apa yang terjadi?

Si terutang 1 dan terutang 2 tentu merasa sangat utang budi.
Di benak mreka, gara-gara pengurangan hutang merekalah maka si bendahara dipecat.

Mereka lalu bilang ama si bendahara :
'Tinggallah bersama kami. Kami akan jamin hidup kamu, kami akan berikan apa yang kamu butuhkan karena atas jasamulah kami dikurangi hutangnya dan gara-gara kebaikanmu pada kami, maka kamu dipecat.'

Jadilah si bendahara hidup tetap tenteram dan terjamin karena ia berhasil membuat orang lain berhutang budi padanya.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #12 on: December 03, 2012, 02:15:51 PM »
Part 2

Poin positif apa yg bisa kita petik dr kisah tsb?
Pembelajaran akan kita peroleh dari pkataan Tuhan Yesus ini :

Luk 16:8b
Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.


Yesus tidak ingin anak-anak terang belajar dari ketidakjujuran si bendahara (anak-anak dunia), mlainkan ingin agar anak-anak terang belajar dari kecerdikan si bendahara (anak-anak dunia).

Mat 10:16
Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.


Si bendahara cerdik spt ular tp tidak tulus spt merpati.
Yg Tuhan inginkan adl menjadi cerdik spt ular dan juga tulus spt merpati.

Tkadang anak terang tulus spt merpati namun tidak cerdik spt ular.
Kcerdikan apakah yg Tuhan ingin kita pelajari dari kisah tsb?

Luk 16:9
"Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."


3 poin ada di dlm ayat tsb :

1. Ikatlah persahabatan
2. Gunakan Mamon yg tidak jujur
3. Kemah abadi

---------

Poin 1. Ikatlah persahabatan

Pd jaman dahulu, negara-negara yg lemah akan mengikat persahabatan dg negara-negara yg kuat dengan cara memberikan upeti/persembahan shg mreka akan mdapatkan perlindungan dan bantuan ketika dibutuhkan.

Dengan kata lain, prinsip yg kita pelajari adalah :
Ikatlah persahabatan dengan cara memberi utk menjamin datangnya pertolongan ketika dibutuhkan.

Si bendahara yg tidak jujur jelas mbutuhkan pertolongan.
Ia diambang pemecatan. Mengemis ia malu, mencangkul ia tidak mampu.
Jika sudah tiba saatnya si bendahara kehilangan pekerjaan dan kehilangan pemasukan, dimanakah ia akan berlindung?

Maka si bendahara mnggunakan prinsip 'memberi' utk mjaminkan adanya perlindungan ketika ia dipecat.

Ia mdatangkan smua orang yg berhutang pd si tuan, kmudian mrubah surat hutang mreka, yaitu mbuat hutang mreka mjd lebih ringan drpd yg sharusnya.
Krn si bendahara yg (pd awalnya) mbuat surat hutang, maka prubahan yg dlakukan si bendahara akan dianggap sah.

Si bendahara berpikir :
Aku toh sudah pasti dipecat. Jd apa ruginya aku rekayasa surat hutang mreka dan mringankan hutang mreka?

Dg mringankan hutang mreka, si bendahara mbuat 2 keuntungan :

1. Nama baik si Tuan jadi semakin tinggi.
Para terhutang tentu scr tidak langsung akan menyangka (berasumsi) bhw si Tuanlah yg telah mringankan hutang mreka. Mreka tentu akan bterimakasih pd si Tuan krn (sangkaan) kbaikan yg dlakukan si Tuan (walau ssungguhnya si Tuan mderita kerugian materi).

2. Si bendahara mngikat persahabatan dg para terhutang.
Krn si bendaharalah yg mmanggil dan mrubah surat hutang, maka para terhutang akan merasa berterimakasih dan berhutang budi pd si bendahara. Jikalau suatu hari si bendahara kehilangan pekerjaan, maka para terhutang tentu akan ingat jasa baik si bendahara dan akan brusaha mbantu dia mperoleh pkerjaan baru atau tempat naungan baru.

Inilah kcerdikan ganda dari si bendahara walau dilatarbelakangi ketidaktulusan.

Kcerdikan utk mngikat persahabatan dg cara memberi adalah seni yg Tuhan ingin anak-anak terang kuasai.

Gereja tidak boleh eksklusif bagi dirinya sendiri, tp perlu keluar mjangkau lingkungan dg cara memberi.
Pemberian adalah investasi yg dlakukan Gereja agar nama Tuhan Yesus dpermuliakan sekaligus sbg investasi bantuan ketika diperlukan.

Phatikan hikmat dari Salomo :

Ams 18:16
Hadiah memberi keluasan kepada orang, membawa dia menghadap orang-orang besar.

Ams 21:14
Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan marah, dan hadiah yang dirahasiakan meredakan kegeraman yang hebat.


Memberi adalah bagian dari hikmat Allah.
Itulah kecerdikan yg Tuhan ingin kita pelajari.
Tetapi hanya berkenan kpd Tuhan jika kita lakukan dalam ketulusan, yakni demi Tuhan dan demi KerajaanNya.

--------

Poin 2. Gunakan Mamon yg tidak jujur.

Kita tau dlm konteks prumpamaan tsb, Mamon yg tidak jujur berbicara ttg 'uang' atau 'harta'.

Tuhan Yesus seolah mau berkata :
Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan hartamu...

Disinilah Tuhan Yesus meletakkan posisi harta/uang di tempat yg seharusnya, yaitu digunakan untuk mengikat persahabatan.

Tuhan Yesus pernah mengkritik keras tindakan seorang kaya raya yg menyimpan hartanya di lumbung.
Tuhan Yesus pernah juga mengkritik keras perilaku seorang kaya raya yg mnikmati kekayaannya dg foya-foya utk diri sendiri.

Mngapa?
Krn harta bukanlah utk disimpan dan dnikmati sendiri, mlainkan utk dgunakan mengikat persahabatan.

Maka itulah kita ingat prumpamaan talenta.
Tuhan Yesus mbrikan kita talenta utk digunakan shg berlipat ganda hasilnya, bukan utk dikubur dalam-dalam dan dnikmati sendiri.

--------

Poin 3. Kemah Abadi

Di dunia ini, orang-orang dunia tau bagaimana seninya mengikat persahabatan dg sesama orang dunia (kemah duniawi) utk mperoleh bantuan dari orang-orang dunia.

Misalnya nih,
Seorang pengusaha kelas menengah akan habis-habisan melayani pengusaha konglomerat hanya agar si konglomerat mengingat dia dan mbrikan project/bantuan ketika dbutuhkan.
Bank akan jor-joran mbrikan pnawaran mnarik kpd pngusaha konglomerat agar si konglomerat mau berinvestasi ke Bank tsb.
Seorang murid akan brusaha keras mnyenangkan si guru agar suatu ketika si guru mau mnolongnya di saat ujian.

Orang-orang dunia paham kepada siapa mreka perlu mngikat persahabatan, yaitu kpd pihak yg dinilai mampu mbrikan bantuan/pertolongan ketika dbutuhkan (kemah duniawi).

Bagaimana dengan anak-anak terang?

Rupanya mnrt Tuhan (dlm prumpamaan tsb), anak-anak terang masih kalah cerdik drpd anak-anak dunia.

Ada 1 sumber daya luar biasa yg mungkin gagal dilihat oleh mostly anak-anak terang.

Apakah itu?
Kemah Abadi.

Kemah Abadi itu hanya ada 2.
1. Surga
2. Neraka

Yg dmaksud Tuhan Yesus dlm perkataanNya adl Kemah Abadi Surgawi.

Sbg anak-anak terang, kita mengenal sekutu aliansi yg terkuat diantara smua sekutu yg lain, yaitu surga.
Tp sayangnya, mgkn kesadaran kita utk 'mengikat persahabatan' dg surga justru tidak terlalu besar.
Brapakah sumber daya, harta dan waktu yg secara rutin kita luangkan utk mengikat persahabatan dg surga?

Mgkn kita berkata :
Tp kan surga memang sudah jadi sahabat kita?
Bukankah surga pasti menolong kita jika kita mbutuhkan tanpa perlu kita mbrikan apa-apa?

Perlu kita ingat bhw surga bukanlah hamba kita dan bukanlah pelayan kita!
Allah yg Empunya surga adalah Tuan kita yg jauh lebih tinggi kedudukannya.

Tuhan Yesus dlm prumpamaan ini mngajar kita utk 'mengikat psahabatan dg surga' mnggunakan harta yg kita miliki.
Tuhan Yesus mngajarkan kita prinsip menabur dan menuai.
Siapa yg mnabur di Kerajaan Sorga akan menuai dari Kerajaan Sorga.

Siapa yg memberi dg hartanya utk perkara surgawi yaitu utk apa yg mjadi isi hati Tuhan akan mdapatkan pertolongan dari Empunya sorga itu sendiri manakala dibutuhkan.

Mat 6:33,21
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.


Beberapa orang mungkin saja tidak ragu-ragu utk mberikan hadiah mahal-mahal kepada orang kaya yg sdang berulang tahun, tetapi akan berhemat-hemat ketika mnyiapkan psembahan ke Gereja.

Mat 25:40
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.


Tuhan Yesus memberkatimu
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #13 on: December 03, 2012, 02:16:17 PM »
Part 3

Poin yg perlu dperhatikan dlm prumpamaan tsb adalah :

1. Tuhan Yesus tidak pernah memuji ketidakjujuran si bendahara.
Yesus jelas mnyebut bendahara tsb 'tidak jujur' shg tidak mungkin Yesus mnyetujui perbuatannya.

2. Di dalam konteks prumpamaan tsb, sang Tuan memecat si bendahara yg tidak jujur krn perbuatannya yg keliru.
Dsini dtegaskan skali lagi bhw Tuhan Yesus mnentang ketidakjujuran dan konsekuensi negatif akan timbul mngikuti ketidakjujuran.

3. Sang Tuan memuji si bendahara yg tidak jujur bukan karena ketidakjujurannya (krn ia dipecat dari kedudukannya) mlainkan krn kecerdikannya dalam menggunakan uang.
Walaupun si Tuan memuji kcerdikan si bendahara, tetap tidak mpengaruhi keputusan si Tuan utk memecat si bendahara yg tidak jujur itu.
Disini kita lihat bhw si Tuan tetap memegang prinsip kebenaran, yaitu hukuman akan diberikan thd ketidakjujuran (walau si Tuan memuji kcerdikan bpikir si bendahara).

Dari 3 poin itu, kita harusnya sudah bisa yakin bhw Tuhan Yesus mnentang ketidakjujuran dan akan mbrikan hukuman thd ketidakjujuran (cepat atau lambat).
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Tuan (atau Tuhan )memuji koruptor dan menganjurkan untuk berkolaborasi
« Reply #14 on: December 16, 2012, 07:50:31 PM »
Kalau nurut saya, perumpamaan tsb. mencoba memberi wejangan pada kita bahwa kita harus pandai-pandai mengatur harta kita selama masih hidup di dunia. Kita harus mempergunakan harta kita di dunia untuk menolong sesama, sebab jika kita mati, kita akan diterima dalam kemah abadi, karena kelakkuan kita yg menolong sesama menggunakan harta kita itu.