Pertama-tama mari kita baca ayat ini :
Markus 12:26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Markus 12:27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"
dalam Kitab Suci dikatakan, bahwa orang yang percaya kepada KRISTUS, akan memperoleh hidup yang kekal (lih. Yoh 3:16; Yoh 6:47, 53-54). “Barangsiapa yang memakan Aku akan hidup oleh Aku” (Yoh 6:57).
Yesus ber-DOA utk Lazarus yg meninggal (Yoh 11:42-44)
Elia ber-DOA utk anak seorang janda yg mati (1Raj 17:17-23)
Rasul Petrus ber-DOA utk Tabita (Kis 9:39-40)
Baca kisah di 2 Makabe 12:42-46 (catatan: ini kitab Deuterokanonika. Tapi bagi GK kitab Deuterokanonika sama wibawanya dengan kitab-kita lainnya dan merupakan bagian dari Kanon yang diakui GK).
Coba buka 2 Timotius 1:16-18... Rasul Paulus mendoakan keluarga Onesiforus [perhatikan Paulus tidak mengatakan "Onesiforus dan keluarganya", melainkan hanya "keluarga Onesiforus"]. Dan di 2 Timoutis 4:19, surat Paulus kembali menuliskan salam kepada keluarga Onesiforus [bukan Onesiforus dan keluarganya]. Sangat jelas Onesiforus telah meninggal dunia pada saat Rasul Paulus menulis suratnya itu.
Di 2 Timotius 1:18 Rasul Paulus jelas mendoakan Onesiforus yang telah meninggal dunia
"The Lord grant unto him to find mercy of the Lord in that day: and in how many things he ministered unto me at Ephesus, thou very well knowest."
"Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku."
"...hari-Nya" adalah hari Pengadilan Tuhan.
Sedikit Kutipan (Perhatikan tahun-tahun dalam kurung) :
Acta Joannis (160-170) dan Canons of Hippolytus, tulisan Tertullianus (De Monogam., x, P.L., II, 942) menyebut adanya perayaan misa utk orang mati.
Tertullian (160-240) mengatakan: “We make on one day every year oblations for the dead, as for their birthdays” (De Cor. Mil., 3) lalu “The faithful widow prays for the soul of her husband, and begs for him in the interim repose, and participation in the first resurrection, and offers on the anniversary of his death” (De Monag., 10).
Kotbah St. Ambrose (340-397) dlm pemakaman Theodosius: “Give perfect rest to Thy servant Theo-dosius, that rest which Thou has prepared for Thy saints. ... I have loved him, and therefore will I follow him unto the land of the living; nor will I leave him until by tears arid prayers I shall lead him whither his merits summon him, unto the holy mountain of the Lord” (De Obitu. Theod., 36, 37).
St. Augustine (354-430) berdoa utk ibunya: Lay this body anywhere; let not the care of it in any way disturb you. Only this I ask of you, that you remember me at the altar of the Lord, wherever you are" (Conf., ix., 27).
St. Cyril of Jerusalem (315-386) menulis: “Then we pray for the holy Fathers and Bishops who have fallen asleep before us, and for all who have died in our communion, believing that the souls for whom prayers are offered receive very great assistance, while the holy and most awful sacrifice lies to open view” (Cath. My St., v., 9).
St. John Chrysostom (344-407) disamping mengatakan bhw doa utk org mati adalah tradisi para rasul (Hom., iii, in Philipp., i, 4, P.G., LXII, 203) mengatakan juga: “Not in vain are oblations made on behalf of the departed; not in vain supplications; not in vain alms” (Act. Apost., xxi., 4)
Beberapa hal penting :
1. Konsep 'mendoakan org mati' tidak ada hubungan dgn mengeluarkan/mendoakan agar org2 di neraka supaya di masuk ke surga, ini adalah asumsi salah. Orang-orang yang sudah masuk ke neraka sudah terlambat untuk didoakan masuk ke surga, jadi menurut Katolik percuma mendoakan mrk.
2. Menurut ajaran Katolik, percuma mendoakan org2 mati di surga, untuk apa, sudah dijamin selamat, mau apa lagi didoakan lagi. Jadi menurut ajaran Katolik, 'mendoakan org mati' tidak ada hubungan dgn org2 di surga.
3. Gereja tidak pernah mengajarkan bhw orang mati bisa bertobat. Orang katolik berdoa utk org mati, bukan spy org mati tsb bertobat, tetapi spy org mati tsb memperoleh hidup kekal (dosa2nya dihapus). Org katolik memohon belas kasih dan pengampunan Allah utk org yg meninggal tsb.
4. Mendoakan orang mati, erat kaitannya tentag Purgatory (Api Pensucian), berikut disarikan sedikit ajaran tentang Api Pensucian :
1. purgatory (api pensucian)
namanya saja sudah pensucian, bukan penyelamatan.. jadi purgatory adalah tempat mensucikan jiwa2.. yang berada dipurgatory adalah orang2 yg sudah selamat karena telah menerima Yesus. namun orang2 tersebut belumlah bersih/suci dikarenakan hidup mereka didunia. maka mereka harus disucikan dulu sebelum masuk surga.. jadi bukan orang yg ada dineraka, lalu didoakan biar masuk surga.. bukanlah demikian pengertian dari purgatory
2. kenapa harus disucikan?
“Tidak akan masuk ke dalamnya [surga] sesuatu yang najis” (Why 21:27) sebab Allah adalah kudus (Is 6:3). Maka kita semua dipanggil kepada kekudusan yang sama (Mat 5:48; 1 Pet 1:15-16), sebab tanpa kekudusan tak seorangpun dapat melihat Allah (Ibr 12:14). Melihat bahwa memang tidak mungkin orang yang ‘setengah kudus’ langsung masuk surga, maka sungguh patut kita syukuri jika Allah memberikan kesempatan pemurnian di dalam Api Penyucian.
mengenai Purgatory dalam Katekismus Gereja Katolik # 1030-1032 :
Siapa yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam kegembiraan surga.
1031
Gereja menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para terkutuk, purgatorium [api penyucian]. Ia telah merumuskan ajaran-ajaran iman yang berhubungan dengan api penyucian terutama dalam Konsili Firence dan Trente.. Tradisi Gereja berbicara tentang api penyucian dengan berpedoman pada teks-teks tertentu dari Kitab Suci (Bdk. misalnya 1 Kor 3:15; 1 Ptr 1:7):
"Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seseorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, 'di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak' (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, yang lain di dunia lain" (Gregorius Agung, dial. 4,39).
1032
Ajaran ini juga berdasarkan praktik doa untuk orang yang sudah meninggal tentangnya Kitab Suci sudah mengatakan: "Karena itu [Yudas Makabe] mengadakan kurban penyilihan untuk orang-orang mati, supaya mereka dibebaskan dari dosa-dosanya" (2 Mak 12:45). Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban Ekaristi. untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan. Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati.
"Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya (Bdk. Ayb 1:5)., bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka" (Yohanes Krisostomus, hom. in 1 Cor 41,5).
5. mendoakan orang meninggal adalah wujud kasih dan kesatuan orang beriman
perbedaannya ada pada sesama, dalam katolik orag yg meninggal tidaklah mati, mereka hanya beralih tempat dari dunia fana ini, so mereka tetap sesama kita.. mereka tetap hidup karena dalam Tuhan kita hidup kekal..
6. mendoakan sesama diajarkan, dan adalah pebuatan kasih..