Berikut terjemahan Gravityblessings dari
Ekaristi dot org atas tulisan James Akin yang berjudul
A TIPTOE THROUGH TULIP:
Catatan: tulisan
warna merah adalah tambahan dari Gravityblessings
Predestinasi bermakna banyak bagi banyak orang. Semua Gereja kristen percaya akan adanya predestinasi, karena Injil mengajarkan demikian, bdk rom. 8: 29-30, ef. 1: 5, 11. [Bagi umat katolik, ajaran tentang predestinasi dapat dilihat Ludwig Ott,
Fundamentals of Catholic Dogma, 242-244, dan William G. Most,
Catholic Apologetics Today, 114-122] Tetapi apa dan bagaimana Predestinasi itu masih diperdebatkan.
Di Gereja protestan ada dua paham utama mengenai Prediestinasi: Calvinisme dan Arminianism. [Calvinist pengikut John Calvin (1509-1564), Armenian pengikut Jacob arminius (1560-1609), bukan penduduk dari republik Armenia]. Calvinisme biasa ditemui di Gereja Presbiterian, Gereja Reformed
(nama gereja, bukan paham Gereja), dan beberapa Gereja Baptis. Arminianism biasa ditemui di Gereja Metodis, Pentecostal, dan kebanyakan Gereja Baptis. Di Gereja Katolik, yang dua kelompok utama mendiskusikan Predestinasi, yaitu Thomist dan Molinist, pengikut Thomas aquinas (1225-1274) dan Luis de Molina (1536-1600). Thomist menitikberatkan peran Rahmat, sementara Molinist menitikberatkan peran kehendak bebas. Namun keduanya sama sekali tidak mengabaikan Rahmat maupun kehendak bebas].
sekalipun paham Calvinist adalah minoritas dikalangan protestan belakangan ini, pengaruhnya sangat besar khususnya di negara ini
[Maksudnya negara Amerika Serikat]. Ini dikarenakan orang puritan dan orang Baptis yang membantu menemukan Amerika adalah kelompok Calvinist, disamping itu juga dikarenakan Calvinisme secara tradisional ditemukan di antara banyak cendekiawan Protestan sehingga secara khusus punya pengaruh.
Calvinist mengklaim bahwa Tuhan mempredestinasikan orang dengan memilih yang individu akan menerima tawaran keselamatan-Nya. Orang ini dikenal sebagai "yang memilih (the ellect)" dari kata Yunani "Eklekto", yang berarti "memilih." Mereka tidak diselamatkan melawan kehendak bebas mereka. Ini karena Tuhan telah memilih mereka, maka mereka dengan kehendak bebasnya akan datang kepada Allah. Sementara siapa tidak di antara terpilih, yaitu "yang menolak," tidak akan punya keinginan untuk datang kepada Tuhan, dan tidak akan datang kepada Nya, sehingga tidak akan diselamatkan. [Calvinist kadang-kadang dikritik secara keliru seolah2 mengajarkan bahwa seseorang tidak perlu ambil pusing atas keselamatannya sejak dia telah menjadi salah satu di antara "yang memilih" atau "yang menolak." Padahal menurut Calvinist, keliru apabila seseorang mengatakan, " Baik, jika Tuhan memilih saya, saya akan diselamatkan, dan jika dia tidak memilih saya, saya tidak akan selamat, saya dapat duduk tenang-tenang dan tidak perlu melakukan apa-apa. " Siapa yang berkata demikian sampai kematiannya, dia membuktikan bahwa dia bukanlah salah satu dari "yang memilih" karena dia tidak pernah melakukan hal-hal seperti menyesali dosa dan mempercayai Tuhan, yang yang penting bagi keselamatan].
Arminian mengklaim bahwa Tuhan mempredestinasikan orang dengan mengumumkan (tetapi tidak memutuskan) siapa yang akan akan menerima keselamatan. Allah membuat pengumuman ini berdasarkan pengetahuan Allah atas masa lalu orang itu, yang juga memampukan Allah untuk melihat apa yang akan dilakukan orang itu di masa depan. Dia lihat siapa yang akan akan memilih untuk menerima tawaran keselamatan. Orang-orang yang diketahui Tuhan bahwa ia akan bertobat, Dia hormati dengan menyebut mereka "yang memilih" atau orang2 "terpilih."
Perdebatan diantara Calvinist dan Arminian seringkali sengit. kedua-duanya seringkali saling menuduh Injil palsu, setidaknya ditingkat teoritis, meskipun di tingkat praktis ada perbedaan kecil antara keduanya semenjak keduanya adalah kelompok orang yang percaya "hanya iman" bagi keselamatan. [Diantara katolik diskusi jauh lebih damai, semenjak kontroversi mengenai Rahmat diakhir 1500 dan diawal 1600, antara Thomist dan Molinist telah dilarang saling menuduh sesat. Di tahun 1748 Gereja mengumumkan bahwa Thomism, Molinism, dan sudut pandang ketiga yang disebut sebagai Augustinianism menjadi pengajaran katolik dapat diterima].
Bersambung...