Karena Allah yang bekerja didalam keselamatan manusia maka Allah tetap akan bekerja didalam pertumbuhan iman orang percaya orang tsb sampai kepada akhirnya.
MAKANYA Allah mengatakan kita juga harus mengerjakan keselamatan kita dengan teguh berpegang kepada kebenaran Firman Tuhan agar iman senantiasa bertumbuh didalam pergumulan hidup orang percaya.
IMO, Allah tidak mengerjakan keselamatan sorangan-wae, demikian pula OP mengerjakan keselamatan-nya tidak sorangan-wae, solideo. Oleh karena itulah saya pendapati ada kolaborasi
.
Apabila diasumsikan : sso yg tidak mengerjakan keselamatannya itu=
Iman palsu ---> dimana vice-versanya sso yg ber
Iman benar OTOMATIS PASTI mengerjakan keselamatannya maka
tidak perlu lagi Allah mengatakan ybs
juga harus mengerjakan keselamatannya.
Bejibunnya ayat yg berupa ajaran, warning, larangan dan suruhan adalah UNTUK OP kerjakan/taati
agar Iman-nya makin bertumbuh.
Jadi IMO, sso yang
Iman-nya tidak bertumbuh ... itu BUKAN dikarenakan sertamerta-pasti
dia tidak pernah mempunyai Iman /
ber-Iman palsu --- melainkan dia tidak memegang teguh ImanPercayanya - terhimpit hal2 duniawi, keinginan2 daging, dlsb.
Kalimatnya kan
Iman-nya tidak bertumbuh ---> artinya
ADA Iman, tapi Iman-nya tidak bertumbuh atopun menghasilkan buah. Karena apa ? karena "kurang/tidak dikasih makan". Makanan rohani sudah disediakan (FT), namun ybs lebih suka makanan duniawi
.
Fil.1:6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus
yang merah adalah sso yg memegang teguh Iman-nya. Kadar keyakinan/keraguan tiap orang berbeda-beda
.
Pemeliharaan Allah senantiasa akan membimbing manusia semakin dewasa imannya.
Ya... saya tidak menyangkalnya
.
"problem"nya, solideo sepertinya tidak melibatkan "kolaborasi" tsb - sedangkan IMO tetap ada kolaborasi, karena Allah mengatakan
OP juga harus mengerjakan keselamatannya.Orang percaya tidak mungkin menghujat Roh Kudus karena hidupnya sudah dipimpin oleh Roh Kudus yang ada didalam dirinya yang sekarang berstatus sebagai Bait Allah itu.
Kalau tidak mungkin, mengapa ayat menyatakannya ?
Bagaimana bisa, sesuatu hal
yang TIDAK MUNGKIN terjadi (OP menghujat RK) - namun ayat menyatakannya UNTUK TIDAK DIPERCAYAI ??
kalo boleh bertanya yg bersifat pribadi :
Apakah solideo PERCAYA dan mengImani kalimat sbb ini ? :
tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.ataukah Iman solideo TIDAK PERLU PERCAYA kalimat tsb, karena toh solideo TAU bhw ayat tsb TIDAK MUNGKIN terjadi pada individu solideo sbg OP ?
Kepada siapakah kalimat tsb fokusnya ditujukan ? OP ataukah yg non-OP ?
IMO, jelas kalimat tsb fokusnya ditujukan utk OP --> mengandung "warning" ---
BUKAN sekedar pengumuman, lalu si OP cuma manggut2 aja sambil berpendapat :
"ooh... begitu toh ...akh itu mah gak mungkin terjadi pada diri saya" .
Dalam hal ini saya tidak sependapat dengan anda karena bagi orang percaya berlaku ayat sbb :
1 Pet.1:3-5 (3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu *1. hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah *2. KARENA imanmu sementara kamu *3. menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir
1. "hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian"
Harapan2 mendapat bagian yang kayak gimanakah apabila semuanya sudah dikeTAHUi pasti ? Pahala ? Sso berIman utk "mengejar" pahala ?
2. "Karena iman-mu"
Ya, dan itu apabila Iman yg bertumbuh... menghasilkan buah2.
3. "menantikan keselamatan".
Keselamatan yang sudah tersedia tsb MASIH dinanti-nantikan, sepanjang hidup s/d mati seorang OP.
Jadi saya jauh lebih percaya apa yang dikatakan Allah didalam Alkitab bahwa sekali selamat akan tetap selamat dibawah pemeliharaan Allah yang tidak mungkin gagal (providensia).
"hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian"
.
Apabila Alkitab literally memang maksudnya menyatakan
sekali selamat akan tetap selamat, maka OP tidak lagi perlu mengaplikasikan
hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tersimpan di sorga
.
(apa lagi yg diharap, kalo yang tersimpan di sorga tsb sudah didapat dibumi ?).Kalau bersandar hanya kepada diri sendiri sudah pasti gagal.
apakah solideo berpendapat bhw saya/teman2 di thread sini
(yg beda pendapat) sedang memegang pedoman
"bersandar hanya kepada diri sendiri" ? Nggak kaan ? ...
.
bersambung.