Keselamatan: ditawarkan atau diberikan?
Why 22:17 "Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!"
Ayat di atas seolah-olah menungkapkan bahwa keselamatan ditawarkan sehingga keputusan berada ditangan manusia. Tapi bila kita mempelajari ayat tsb lebih jauh, kita akan melihat ungkapan yang berbeda.
Air kehidupan" dalam ayat tsb merujuk pada satu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Yesus, yakni percakapan Yesus dengan seorang perempuan Samaria yang tercatat di Yohanes 4. Menurut saya, kondisi kita sama seperti kondisi perempuan Samaria ini (bukan orang Yahudi). Namun dari Yohanes 4 kita bisa melihat bahwa Allah datang kepada bangsa non-Yahudi dan menariknya juga.
Dari percakapan yang terjadi antara Yesus dan perempuan Samaria, kita bisa melihat bahwa Yesus mendominasi dan menuntun arah percakapan. Dari sini, kita sebenarnya sudah bisa melihat bahwa intensi Allah adalah menarik umatNya, bukan sekedar menawarkan.
Melihat detil percakapan tsb, kita membaca perkataan Yesus, "If you knew the gift of God, and who it is that is saying to you, ‘Give me a drink,’ you would have asked him, and he would have given you living water." Yesus bukan sedang mengajukan suatu penawaran di situ, melainkan sedang memberikan pemberitahuan.
“Everyone who drinks of this water will be thirsty again, but whoever drinks of the water that I will give him will never be thirsty forever. The water that I will give him will become in him a spring of water welling up to eternal life.” Di kalimat ini Yesus juga tidak sedang menawarkan air hidup itu kepada perempuan Samaria. Ia sedang memberikan informasi ttg air hidup itu.
Namun, setelah kalimat tsb, tiba-tiba Perempuan Samaria berkata,"Sir, give me this water, so that I will not be thirsty or have to come here to draw water.” Yesus tidak menawarkan, tapi perempuan Samarian itu meminta. Ada sesuatu yang telah terjadi dalam diri perempuan Samaria di sini. Ini adalah sebuah usaha di pihak perempuan Samaria. Apakah Yesus meluluskan permintaannya? Tidak.
Yesus merespon usaha permintaan perempuan Samaria itu dengan melakukan suatu tindakan: melahirbarukan perempuan Samaria tsb (Sebuah tindakan ilahi yang baru saja dijelaskan oleh Yohanes di bab 3. Jadi, bila ditilik secara struktural, Yohanes bab 3 dan bab 4 memiliki hubungan retorik yang jelas: di bab 4, Yohanes memberikan contoh dari penjelasan di bab 3)
Kelahiran baru perempuan Samaria membawa si perempuan tsb kepada pengakuan dosa. Bila di katakan "pengakuan dosa" maka seolah-olah itu merupakan usaha manusia. Tapi dari detil percakapan tsb, kita bisa melihat bahwa pengakuan dosa itu sebenarnya adalah pengungkapan dosa oleh Allah. Perempuan itu cuma bilang "I have no husband". Dan Yesus menjawab "“You are right in saying, ‘I have no husband’; for you have had five husbands, and the one you now have is not your husband. What you have said is true.” Dengan demikian, Allah lah yang bekerja mengakukan dosa bagi si perempuan Samaria.
Setelah Yesus mengungkapkan bahwa Ia tahu soal dosa si perempuan Samaria itu, ada sesuatu yang terjadi lagi dalam diri perempuan Samaria tsb. Dia bilang "“Sir, I perceive that you are a prophet..." Perempuan tsb mulai mempercayai keluarbiasaan Yesus. Namun, apakah usaha si perempuan selanjutnya? Bukan bersungkur, tapi malah "ngetest" Yesus. Ia bilang "...Our fathers worshiped on this mountain, but you say that in Jerusalem is the place where people ought to worship.” Perempuan itu "menantang" Yesus, "menabrakkan" Yesus dengan ajaran tradisi bangsanya.
Yesus menjawab "tantangan" tsb dng bilang, "Woman, believe me, the hour is coming when...." Sampai di sini, apakah usaha perempuan itu? Adakah ia percaya? Ternyata belum juga. Perempuan itu bilang, " The woman said to him, “I know that Messiah is coming (he who is called Christ). When he comes, he will tell us all things.” Akhirnya Yesus menjawabnya "I who speak to you am he.”
Sampai di sini, adakah perempuan itu percaya? Well, perempuan itu masih bilang “Come, see a man who told me all that I ever did. Can this be the Christ?” Pertanyaan tsb menunjukan adanya suatu pergumulan. Di dalam pergumulan ada usaha. Dan, usaha si perempuan Samaria itu terungkap di ayat 39 - 42: Many Samaritans from that town believed in him because of the woman's testimony, “He told me all that I ever did.” So when the Samaritans came to him, they asked him to stay with them, and he stayed there two days. And many more believed because of his word. They said to the woman, “It is no longer because of what you said that we believe, for we have heard for ourselves, and we know that this is indeed John the Savior See of the world.”
Dari penelaahan di atas, terlihat jelas bahwa Allah memegang kendali keselamatan. Begitulah cara Allah menyelamatkan umatNya: bukan dengan menawarkan dan membiarkan si manusia memutuskan sendiri, melainkan dengan menarik manusia ke dalam suatu kondisi kehidupan yang membuat si manusia bisa menemukan dan minum air kehidupan itu secara "natural" (istilah ini saya pinjam dari bro odading). Allah menyelamatkan manusia dengan membuatnya haus akan air kehidupan, meminta air kehidupan, dan minum air kehidupan.
Jadi, "keselamatan adalah sepenuhnya anugerah Allah" bukan berarti Allah memaksa manusia secara coercive, melainkan Allah memampukan manusia untuk menerimaNya (beriman). Manusia sendiri tetap tidak kehilangan perannya/usahanya. If you knew the gift of God, and who it is that is saying to you, ‘Give me a drink,’ you would have asked him, and he would have given you living water. Jadi, manusiapun tetap berusaha.
Kata-kata "you would have asked him" mengungkapkan usaha manusia. Namun, usaha itu merupakan hasil/akibat dari tindakan Allah yang terlebih dulu. Jika Allah tidak pernah menarik manusia, manusia would not have asked him. Jika Yesus tidak pernah mendatangi perempuan Samaria itu, maka usaha perempuan Samaria itu hanya menimba dan minum air sumur untuk menekan kehausan yang tidak akan pernah hilang (sia-sia). Allah adalah memprakarsai sekaligus memberikan keselamatan, bukan memprakarsai dan menawarkan.
=========
Wahyu 22:11-13 "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat ; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya! "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
Jadi, dalam wacana kehidupan orang Kristen:
1. Allah yang menyelamatkan
2. Manusia mewujudkan imannya dalam perbuatan (mengerjakan keselamatan) --> pun ini pekerjaan Allah (Fil 2:13)
3. Allah mengganjar menurut perbuatan.
Salam