Salam Damai.
IMHO menurut saya tidaklah seperti itu Bro.
Jelas di perumpamaan2 yang saya kutip : "Mengenai Kerajaan Sorga"
Diperumpamaan diatas, telah jelas disebutkan bahwa sang Raja telah memberikan kasih karunianya kepada orang yang berhutang.
Jelas sekali "faktor tanggapan manusia".
Oh iya .... Non Osas.
Karena si penghutang awalnya sudah "once saved" tetapi ia tidak bertahan sampai garis akhir, karenanya dihapus dari kitab kehidupan. Akhirnya "not saved".
Kalo pake TULIP tentunya sudah enggak pake "hitung2an".
GBU
Salam damai Bro Phooey
Saya tidak sependapat dengan penafsiran Bro dalam Mat 18:23-35.
Perumpamaan yang Yesus berikan ini tidak menunjukkan soal keselamatan.
Akan kontradiksi apabila raja ditafsirkan sebagai Allah yang memberikan keselamatan lewat pengampunan.
Ayat 27 menunjukkan raja yang tidak tahu bahwa hambanya yang baru saja diampuninya ternyata tidak melakukan yang hal yang sama kepada sesama hamba yang lain.
Artinya, kalau raja ditafsirkan sebagai Allah, apakah Allah jadi tidak tahu bahwa orang yang diampuniNya tidak menuruti kehendakNya atau seperti apa yang dilakukanNya?
Apakah Yesus akan memberikan perumpamaan yang kontradiksi dengan sifat Allah yang Maha Tahu?
Menurut saya, dalam perumpamaan ini Yesus sedang menunjukkan bagaimana sebagai orang yang telah menerima Kristus, menerima pengampunan dosa tanpa syarat apapun (ayat 27), dituntut juga melakukan hal yang sama yaitu mengampuni kepada sesama 'anggota tubuh Kristus', saudara seiman.
Jadi perumpamaan ini bukan soal tanggapan kepada tawaran keselamatan, tapi bagaimana karya salib Kristus memungkinkan pengampunan dosa diberikan tanpa syarat kepada orang-orang yang telah dipilihNya (hamba-hamba raja). Dan orang-orang pilihanNya dituntut juga untuk saling mengampuni.
Ayat 34 pun tidak menunjukkan bahwa si hamba tsb akhirnya jadi binasa kalau kita hati2 membaca dan menafsirkannya.
Dalam Ibrani 12:5 dikatakan Allah akan mendidik dengan memperingati, menghajar bahkan sampai menyesah anak-anakNya.
Mat 18:34 menunjukkan hamba tsb masuk dalam proses penyempurnaan sifat dan karakter (sampai mampu memberikan pengampunan dengan tulus) sehingga semakin sempurna dihadapan Allah.
Artinya, Allah terlibat langsung dalam mengubah 'manusia lama' orang-orang pilihanNya 'sampai' menjadi 'manusia baru' di dalam Kristus.