Author Topic: TULIP  (Read 28747 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
TULIP
« on: September 21, 2012, 09:36:15 AM »
Bro, kalau mau bahas tentu saja satu persatu, mana ada diskusi langsung pada kesimpulan?

Jelas ketika kita mendiskusikan TULIP, kita mulai membahas T, kemudian U, kemudian L, kemudian I dan terakhir P!

Harusnya bro cukup paham mengenai hal ini, apalagi bro sudah lama malang melintang di forum tetangga...

Dengan pengertian bro bahwa Henokh bisa tidak terkena TD karena perbuatannya, jelas doktrin anda sudah seperti benang ruwet, saling menghancurkan satu sama lain...

Jadi, untuk T pada TULIP yaitu TD, bro harus dapat menjelaskan mengenai Henokh, Abraham, Elia, Musa, Maria dan Yohanes Pembaptis, mereka sudah di Surga lho....

Silahkan...
Silahkan dilanjutkan...
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #1 on: September 21, 2012, 06:01:41 PM »
shakes,

yang saya merahin, sempet "rame" antara saya dgn pinoq.

Sepertinya (saya gak tau pasti) bagi penganut TULIP, Kedaulatan Allah adalah kedaulatan sesuka suka hati --- TANPA DASAR atopun alasan.

Seperti yg pernah saya contoh analogi, apabila ada seorang Pendeta dihadapi oleh dua pengemis minta makan - maka adalah suka suka Pendeta utk memberi makan satu pengemis, yang lainnya di biarkan.
Inilah yg sepertinya para TULIP menyatakan bhw hal tsb --- demikian pula pada Allah, kedaulatanNYA yang BENAR seperti itu.
Sesuka suka hati Allah (Pendeta didalam analogi) kepada siapa Dia/dia (Pendeta) mau berbelas kasih.

Bagi saya, menurut saya sendiri --- itu BUKAN kedaulatan namanya.
Kedaulatan itu memerlukan "hukum" ... dimana sisi yg berdaulat itu otomatis HARUS bertindak sesuai dgn "hukum" yang dicanangkan --- tanpa pengaruh2 faktor eksternal lainnya.

Sebagai contoh, apabila "hukum" berbunyi : "mintalah maka akan diberikan" --- maka Pendeta tsb akan memberikan makanan kepada kedua pengemis tsb ... sekalipun yg dipunyai Pendeta tinggal sepiring nasi, maka sepiring nasi tsb dibagi dua --- TANPA pengaruh faktor eksternal, misal pengemis yg satu memuji muji si Pendeta itu orang baik, pengemis yang lainnya tidak ... sehingga si Pendeta hanya memberi makan kepada pengemis yg memuji.

Dan sampe sekarang, sungguh saya masih belum bisa memahami --- ada pandangan bahwa Kedaulatan Allah, adalah kedaulatan yg sesuka suka hati. (yang sekali lagi, ---imo--- hal yg sesuka suka hati, itu mah BUKAN dan tidak bisa disebut berdaulat).

:)
salam.
pindahan dari board ajaran ... :)

salam.

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: TULIP
« Reply #2 on: September 21, 2012, 07:53:30 PM »
pindahan dari board ajaran ... :)

salam.

Salam Damai.

Kalo dijawab begini gimana hayoo

"Contoh diatas kan diambil dari cara pandang manusia yang terbatas. Kita tidak akan dapat mengetahui pemikiran Allah yang tidak terbatas"


GBU
 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #3 on: September 21, 2012, 08:05:26 PM »
Salam Damai.

Kalo dijawab begini gimana hayoo

"Contoh diatas kan diambil dari cara pandang manusia yang terbatas. Kita tidak akan dapat mengetahui pemikiran Allah yang tidak terbatas"
itulah phooey...

Kalo sudah tau yg ungu, kenapa kita gak ambil simpel aja dgn berpendapat pada apa yg bisa kita ketahui dari kacamata kita sbg manusia ?

Kenapa kita jadi seolah olah tau --- bhw kedaulatan Allah itu adalah PASTI model "suka suka gue donk" dari sudut pandang ke-Allah-an ?

Sementara kita saja di bumi, sudah sangat tau ---dari kacamata manusia--- bentuk sebuah kedaulatan adalah BUKAN bentuk yg semena-mena  "suka suka gue" .... apalagi dari sudut pandang ke-Allah-an ?

:)
salam.

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: TULIP
« Reply #4 on: September 21, 2012, 08:09:53 PM »
itulah phooey...

Kalo sudah tau yg ungu, kenapa kita gak ambil simpel aja dgn berpendapat pada apa yg bisa kita ketahui dari kacamata kita sbg manusia ?

Kenapa kita jadi seolah olah tau --- bhw kedaulatan Allah itu adalah PASTI model "suka suka gue donk" dari sudut pandang ke-Allah-an ?

Sementara kita saja di bumi, sudah sangat tau ---dari kacamata manusia--- bentuk sebuah kedaulatan adalah BUKAN bentuk yg semena-mena  "suka suka gue" .... apalagi dari sudut pandang ke-Allah-an ?

:)
salam.

Siippp Bro Oda.

Sekarang menunggu jawaban rekan2 lain. Saya masih menunggu pendapat Bro CT.......mudah2an online   :)

GBU
 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: TULIP
« Reply #5 on: September 22, 2012, 06:48:30 AM »
Ayo bro CT panggil temen-temennya,... he he he

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: TULIP
« Reply #6 on: September 23, 2012, 02:11:34 AM »
Quote
yang saya merahin, sempet "rame" antara saya dgn pinoq.

Sepertinya (saya gak tau pasti) bagi penganut TULIP, Kedaulatan Allah adalah kedaulatan sesuka suka hati --- TANPA DASAR atopun alasan.

Seperti yg pernah saya contoh analogi, apabila ada seorang Pendeta dihadapi oleh dua pengemis minta makan - maka adalah suka suka Pendeta utk memberi makan satu pengemis, yang lainnya di biarkan.
Inilah yg sepertinya para TULIP menyatakan bhw hal tsb --- demikian pula pada Allah, kedaulatanNYA yang BENAR seperti itu.
Sesuka suka hati Allah (Pendeta didalam analogi) kepada siapa Dia/dia (Pendeta) mau berbelas kasih.

Bagi saya, menurut saya sendiri --- itu BUKAN kedaulatan namanya.
Kedaulatan itu memerlukan "hukum" ... dimana sisi yg berdaulat itu otomatis HARUS bertindak sesuai dgn "hukum" yang dicanangkan --- tanpa pengaruh2 faktor eksternal lainnya.

Sebagai contoh, apabila "hukum" berbunyi : "mintalah maka akan diberikan" --- maka Pendeta tsb akan memberikan makanan kepada kedua pengemis tsb ... sekalipun yg dipunyai Pendeta tinggal sepiring nasi, maka sepiring nasi tsb dibagi dua --- TANPA pengaruh faktor eksternal, misal pengemis yg satu memuji muji si Pendeta itu orang baik, pengemis yang lainnya tidak ... sehingga si Pendeta hanya memberi makan kepada pengemis yg memuji.

Dan sampe sekarang, sungguh saya masih belum bisa memahami --- ada pandangan bahwa Kedaulatan Allah, adalah kedaulatan yg sesuka suka hati. (yang sekali lagi, ---imo--- hal yg sesuka suka hati, itu mah BUKAN dan tidak bisa disebut berdaulat).

 pindahan dari board ajaran ... :)

salam.

Bro oda ngopi lagi yuk.

Bro oda bilang, "Kedaulatan itu memerlukan "hukum" ... dimana sisi yg berdaulat itu otomatis HARUS bertindak sesuai dgn "hukum" yang dicanangkan --- tanpa pengaruh2 faktor eksternal lainnya."

Dan, saya bilang: ya begitulah yang terjadi. Begitulah Kedaulatan Allah itu ber"hukum": Orang yang berdosa mati. Setiap orang yang percaya kepadaNya diselamatkanNya.

Dan, kedaulatan Allah yang "suka-suka gue" itu juga tidak melanggar hukum ini, kan? Coba lihat:

Allah mengasihi siapa yang mau Ia kasihi, dan membenci siapa yang Ia mau benci --> ini kedaulatan "suka-suka gue". Sekarang kita lihat bagaimana kedaulatan ini bekerja dalam "bahasa" hukum di atas:

Ia mau benci orang yang berdosa <--> Orang yang berdosa mati
Ia mau mengasihi orang yang percaya kepadaNya <--> Orang yang percaya kepadaNya diselamatkanNya.

Klop, kan?


Salam

Offline alithea

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 60
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Reformed
Re: TULIP
« Reply #7 on: September 23, 2012, 04:05:58 AM »

Shallom semua..
Sebagai member baru, salam kenal buat yang ada di thread ini.
Kalau boleh ikut sumbang pikiran dan pendapat..

Doktrin pilihan merupakan doktrin yang sulit dipahami. Namun memang pada akhirnya, saya percaya bahwa itulah salah satu kedaulatan Allah, hak prerogatif Allah.

Memahami kedaulatan Allah, tentu tidak bisa dg menggunakan kacamata manusia yang bernatur dosa. Artinya kita perlu memahami Allah dalam naturNya yang adil dan benar, karena itulah karakter Allah. Pemahaman yg sederhana adalah manusia dg naturnya berusaha untuk melakukan hal yang baik dan benar, sehingga sering kita menempatkan Allah pada konsep pikir yang sama. Karena itu, kita tidak bisa berpikir bahwa Allah melakukan sesuatu dengan asumsi karena hal itu baik, adil dan benar. Kebenarannya adalah Allah selalu melakukan hal baik, adil dan benar karena Dia berkehendak demikian, itulah natur Allah.
(Ayub 8:3  Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran?),
(Yes 5:16  Tetapi Tuhan semesta alam akan ternyata maha tinggi dalam keadilan-Nya, dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusan-Nya dalam kebenaran-Nya).

Alkitab mencatat berulangkali 'doktrin pilihan' sbg kedaulatan Allah sejak awal penciptaan (Kej1:31), pilihanNya atas bangsa Israel (Ul7:6, Rom 9:17-18), rencana penebusan dosa (Yes25:1, 46:10, 55:11), bahkan bagi Kristus Allah sendiri menyatakanNya sbg pilihanNya (Luk9:35). Dan Kristus juga mengkonfirmasi pilihan dan kedaulatan Bapa (Yoh 6:37,44) dan kedaulatanNya sendiri (Yoh15:16) atas manusia. Rasul Paulus menjelaskan doktrin kepada jemaat Efesus (Ef1:4-6) dan Lukas sangat memahami otoritas pilihan Allah.
(Kis13:48  Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya).

Adakah ini adil?

Tuhan Yesus kembali mengingatkan akan tugasNya dalam menjalankan kehendak Bapa.
(Yoh 6:39  Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman).
Bahkan Paulus pun menampik asumsi akan ketidakadilan Allah dg pernyataan keras
(Roma 9:14-16  Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah).
 
Lalu buat apalagi penginjilan, buat apa Yesus datang?

Paulus menjawab dg pernyataan tegas untuk tunduk kepada kedaulatan Allah (Rom9:18-24).
Penginjilan adalah tugas yang diberikan Kristus bagi setiap orang percaya. Dan melalui penginjilan, Firman kebenaran yang adalah penyataan Kristus, menjangkau jiwa-jiwa pilihan Allah, yang melalui karya Roh Kudus menjadi percaya.
(2Tes2:13 Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai).

Roh yang memberi kemampuan untuk mengaku dan percaya dengan iman akan karya salib Kristus sbg tanda keselamatan.
(Rom10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan).

Mohon dikoreksi bila ada yang keliru,
Terima kasih.
Tuhan Yesus memberkati.

Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
Re: TULIP
« Reply #8 on: September 23, 2012, 06:15:48 AM »
Doktrin pilihan merupakan doktrin yang sulit dipahami. Namun memang pada akhirnya, saya percaya bahwa itulah salah satu kedaulatan Allah, hak prerogatif Allah.
Memahami kedaulatan Allah, tentu tidak bisa dg menggunakan kacamata manusia yang bernatur dosa. Artinya kita perlu memahami Allah dalam naturNya yang adil dan benar, karena itulah karakter Allah. Pemahaman yg sederhana adalah manusia dg naturnya berusaha untuk melakukan hal yang baik dan benar, sehingga sering kita menempatkan Allah pada konsep pikir yang sama. Karena itu, kita tidak bisa berpikir bahwa Allah melakukan sesuatu dengan asumsi karena hal itu baik, adil dan benar. Kebenarannya adalah Allah selalu melakukan hal baik, adil dan benar karena Dia berkehendak demikian, itulah natur Allah.
(Ayub 8:3  Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran?),
(Yes 5:16  Tetapi Tuhan semesta alam akan ternyata maha tinggi dalam keadilan-Nya, dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusan-Nya dalam kebenaran-Nya).
Alkitab mencatat berulangkali 'doktrin pilihan' sbg kedaulatan Allah sejak awal penciptaan (Kej1:31), pilihanNya atas bangsa Israel (Ul7:6, Rom 9:17-18), rencana penebusan dosa (Yes25:1, 46:10, 55:11), bahkan bagi Kristus Allah sendiri menyatakanNya sbg pilihanNya (Luk9:35). Dan Kristus juga mengkonfirmasi pilihan dan kedaulatan Bapa (Yoh 6:37,44) dan kedaulatanNya sendiri (Yoh15:16) atas manusia. Rasul Paulus menjelaskan doktrin kepada jemaat Efesus (Ef1:4-6) dan Lukas sangat memahami otoritas pilihan Allah.
(Kis13:48  Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya).
Adakah ini adil?
Tuhan Yesus kembali mengingatkan akan tugasNya dalam menjalankan kehendak Bapa.
(Yoh 6:39  Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman).
Bahkan Paulus pun menampik asumsi akan ketidakadilan Allah dg pernyataan keras
(Roma 9:14-16  Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah).
4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
11 Sebab Allah tidak memandang bulu.
Quote
Lalu buat apalagi penginjilan, buat apa Yesus datang?
Paulus menjawab dg pernyataan tegas untuk tunduk kepada kedaulatan Allah (Rom9:18-24).
Penginjilan adalah tugas yang diberikan Kristus bagi setiap orang percaya. Dan melalui penginjilan, Firman kebenaran yang adalah penyataan Kristus, menjangkau jiwa-jiwa pilihan Allah, yang melalui karya Roh Kudus menjadi percaya.
(2Tes2:13 Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai).

Roh yang memberi kemampuan untuk mengaku dan percaya dengan iman akan karya salib Kristus sbg tanda keselamatan.
(Rom10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan).

Mohon dikoreksi bila ada yang keliru,
Terima kasih.
Tuhan Yesus memberkati.
26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;
4 Ganjarilah mereka menurut perbuatan mereka dan menurut kelakuan mereka yang jahat; ganjarilah mereka setimpal dengan perbuatan tangan mereka, balaslah kepada mereka apa yang mereka lakukan.
12 (62-13) dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
11 Celakalah orang fasik! Malapetaka akan menimpanya, sebab mereka akan diperlakukan menurut perbuatannya sendiri.
64 "Engkau akan mengadakan pembalasan terhadap mereka, ya Tuhan, menurut perbuatan tangan mereka.
27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Dalam Alkitab terbagi menjadi 2 bagian:

1. Keselamatan ditentukan: para Nabi, para Rasul dan orang pilihan lainnya

2. Keselamatan ditawarkan: umat manusia selain orang pilihan

Semoga jelas
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #9 on: September 23, 2012, 01:20:59 PM »
Dalam Alkitab terbagi menjadi 2 bagian:

1. Keselamatan ditentukan: para Nabi, para Rasul dan orang pilihan lainnya

2. Keselamatan ditawarkan: umat manusia selain orang pilihan
  :afro: Nah ini dia ... !

Sependapat dgn Yopi  :deal:.

IMO,

point-1 :
Ada "proses" dari mana Yesus lahir.
Yang disebut Yesus tidak lahir dimana mana sehingga ada manusia manusia "Yesus" yg nongol di segala bangsa. Yesus lahir dari suatu bangsa tertentu ---> maka bangsa iniliah yg disebut bangsa terpilih (pilihan).

Demikian juga para Kudus, Nabi, Rasul.
Ada "proses" bagi yang belum mengenalNYA.
Diperlukan manusia-manusia utk memberitakan.
Maka manusia2 warna ungu itulah yg disebut manusia terpilih (pilihan) utk memberitakanNYA.

point-2 :
Bagi yg mendengar kabar, menerima dan percaya by their own natural --- itu bukan karena dipilih, namun menjadi masuk dalam kelompok pilihan tsb (di-adopsi).

nambahin dgn point-3 :
Bagi yg telah di-adopsi tsb, terbuka kemungkinan ... yaitu dia dipilih menjadi PI.

Kayaknya begitu ... (imo loh)... hehehe :)

salam.

Offline 4L3X

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 37
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik Ritus Latin
Re: TULIP
« Reply #10 on: September 23, 2012, 01:59:42 PM »
Berikut terjemahan Gravityblessings dari Ekaristi dot org atas tulisan James Akin yang berjudul A TIPTOE THROUGH TULIP:

Catatan: tulisan warna merah adalah tambahan dari Gravityblessings

Predestinasi bermakna banyak bagi banyak orang. Semua Gereja kristen percaya akan adanya predestinasi, karena Injil mengajarkan demikian, bdk rom. 8: 29-30, ef. 1: 5, 11. [Bagi umat katolik, ajaran tentang predestinasi dapat dilihat Ludwig Ott, Fundamentals of Catholic Dogma, 242-244, dan William G. Most, Catholic Apologetics Today, 114-122]  Tetapi apa dan bagaimana Predestinasi itu masih diperdebatkan.
 
Di Gereja protestan ada dua paham utama mengenai Prediestinasi: Calvinisme dan Arminianism. [Calvinist pengikut John Calvin (1509-1564), Armenian pengikut Jacob arminius (1560-1609), bukan penduduk dari republik Armenia]. Calvinisme biasa ditemui di Gereja Presbiterian, Gereja Reformed (nama gereja, bukan paham Gereja),  dan beberapa Gereja Baptis. Arminianism biasa ditemui di Gereja Metodis, Pentecostal,  dan kebanyakan Gereja Baptis. Di Gereja Katolik, yang dua kelompok utama mendiskusikan Predestinasi, yaitu Thomist dan Molinist, pengikut Thomas aquinas (1225-1274) dan Luis de Molina (1536-1600). Thomist menitikberatkan peran Rahmat, sementara Molinist menitikberatkan peran kehendak bebas. Namun keduanya sama sekali tidak mengabaikan Rahmat maupun kehendak bebas].
 
sekalipun paham Calvinist adalah minoritas dikalangan protestan belakangan ini, pengaruhnya sangat besar khususnya di negara ini [Maksudnya negara Amerika Serikat]. Ini dikarenakan orang puritan dan orang Baptis yang membantu menemukan Amerika adalah kelompok Calvinist, disamping itu juga dikarenakan Calvinisme secara tradisional ditemukan di antara banyak cendekiawan Protestan sehingga secara khusus punya pengaruh.
 
Calvinist mengklaim bahwa Tuhan mempredestinasikan orang dengan memilih yang individu akan menerima tawaran keselamatan-Nya. Orang ini dikenal sebagai "yang memilih (the ellect)" dari kata Yunani "Eklekto", yang berarti "memilih." Mereka tidak diselamatkan melawan kehendak bebas mereka. Ini karena Tuhan telah memilih mereka, maka mereka dengan kehendak bebasnya akan datang kepada Allah. Sementara siapa tidak di antara terpilih, yaitu "yang menolak," tidak akan punya keinginan untuk datang kepada Tuhan, dan tidak akan datang kepada Nya, sehingga tidak akan diselamatkan. [Calvinist kadang-kadang dikritik secara keliru seolah2 mengajarkan bahwa seseorang tidak perlu ambil pusing atas keselamatannya sejak dia telah menjadi salah satu di antara "yang memilih" atau "yang menolak." Padahal menurut Calvinist, keliru apabila seseorang mengatakan, " Baik, jika Tuhan memilih saya, saya akan diselamatkan,  dan jika dia tidak memilih saya, saya tidak akan selamat, saya dapat duduk tenang-tenang dan tidak perlu melakukan apa-apa. " Siapa yang berkata demikian sampai kematiannya, dia membuktikan bahwa dia bukanlah salah satu dari "yang memilih" karena dia tidak pernah melakukan hal-hal seperti menyesali dosa dan mempercayai Tuhan, yang yang penting bagi keselamatan].
 
Arminian mengklaim bahwa Tuhan mempredestinasikan orang dengan mengumumkan (tetapi tidak memutuskan) siapa yang akan akan menerima keselamatan. Allah membuat pengumuman ini berdasarkan pengetahuan Allah atas masa lalu orang itu, yang juga memampukan Allah untuk melihat apa yang akan dilakukan orang itu di masa depan. Dia lihat siapa yang akan akan memilih untuk menerima tawaran keselamatan. Orang-orang yang diketahui Tuhan bahwa ia akan bertobat, Dia hormati dengan menyebut mereka "yang memilih"  atau orang2 "terpilih."
 
Perdebatan diantara Calvinist dan Arminian seringkali sengit. kedua-duanya seringkali saling menuduh Injil palsu, setidaknya ditingkat teoritis, meskipun di tingkat praktis ada perbedaan kecil antara keduanya semenjak keduanya adalah kelompok orang yang percaya "hanya iman" bagi keselamatan. [Diantara katolik diskusi jauh lebih damai, semenjak kontroversi mengenai Rahmat diakhir 1500 dan diawal 1600, antara Thomist dan Molinist telah dilarang saling menuduh sesat. Di tahun 1748 Gereja mengumumkan bahwa Thomism, Molinism,  dan sudut pandang ketiga yang disebut sebagai Augustinianism menjadi pengajaran katolik dapat diterima].

Bersambung...
In the Name of the Father, and the Son, and the Holy Spirit, One God. Amen.



Arabic Transliteration: Bisimil-Aabi wal-Ibni war-Roohil-Qudos, al-Ilaahil-waahid. Ameen.

Offline 4L3X

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 37
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik Ritus Latin
Re: TULIP
« Reply #11 on: September 23, 2012, 02:00:57 PM »
Perdebatan terpusat pada rumus yang terkenal TULIP. Setiap huruf pada akronim ini mewakili doktrin yang berbeda oleh Calvinist klasik. Namun ada beberapa kelompok Calvinist, dikenal sebagai Amyraldian atau "empat point Calvinist" menahan semua huruf TULIP kecuali "L" ] namun ditolak oleh Arminian. Doktrinnya:
 
Total Depravity (Kerusakan Total),
Unconditional election (Pemilihan tidak bersyarat),
Limited Atonement (Penebusan terbatas),
Irrestsitable Grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak), dan
Preseverence of the Saints (Ketekunan Orang-orang Kudus).
 
Adalah penting bagi seorang katolik memahami tentang ajaran pokok Calvinist ini: Pertama, katolik seringkali diserang oleh Calvinist yang keliru memahami posisi katolik dalam perkara ini. kedua, katolik seringkali salah memahami ajaran dari Gerejanya (maksudnya Gereja Katolik) mengenai Predestinasi. Ketiga, belakangan ini ada sejumlah besar Calvinist yang menjadi Katolik [termasuk Scott Hahn, Gerry Matatics, Steve Wood, saya sendiri,  dan banyak lain]. Dengan memahami Calvinisme lebih baik, umat Katolik dapat membantu banyak Calvinist membuat lompatan.



Total Depravity (Kerusakan total)
 
Terlepas dari nama yang digunakan, doktrin kerusakan total tidak bermaksud mengajarkan bahwa manusia selalu dan hanya punya dosa (rusak total). Calvinist tidak berpikir bahwa kita berdosa sepenuh kemampuan kita berdosa. Mereka mengklaim bahwa kemauan bebas kita telah terluka oleh dosa asal, maka jika Tuhan memberikan kita rahmat khusus, kita tidak bisa melepaskan diri kita dari dosa dan memilih melayani Tuhan di dalam kasih. Kita bisa saja memilih untuk melayani Dia dengan rasa takut,  tetapi tidak dengan kasih yang tak bersyarat. [catatan dari James Akin: Tidak ada salahnya melayani Tuhan dengan rasa takut. Injil sering menggunakan ketakutan atas hukuman dari Allah sebagai motivator. Kasih dan rasa takut tertentu tidak saling bertentangan; seorang anak mungkin punya keduanya, kasih pada orang tuanya dan punya rasa takut yang sehat atas disiplin orang tuanya. Tetapi pelayanan hanya berdasarkan rasa takut saja, untuk kepentingan diri sendiri, tidak menyenangkan Tuhan secara supranatural dan tidak akan membuat si manusia menerima hadiah secara supranatural. Kasih dibutuhkan untuk menyenangkan Tuhan dan menerima hadiah].
 
Apa yang akan katolik pikirkan tentang ajaran ini? Sementara dia (katolik) tidak akan menggunakan istilah "Kerusakan total" untuk menggambarkan doktrin ini, [istilah itu menyesatkan, sebagian Calvinist bahkan mengakuinya. Contohnya Teolog Calvinist R. C. Sproul mengusulkan istilah alternatif "korupsi radikal," meskipun istilah ini tidak banyak lebih baik. Penulis Lorraine Boettner menggunakan istilah yang banyak lebih baik, yaitu istilah" ketidak-mampuan total."], dia (katolik) sebenarnya setuju dengan hal ini. Ajaran yang Gereja Katolik terima adalah, karena kejatuhan Adam, pria tidak bisa lakukan apapun keluar dari kasih supranatural kecuali Tuhan memberikan dia rahmat khusus untuk melakukan itu. [di Fundamentals of Catholic Dogma, Ludwig Ott memberikan penjelasan berikut untuk menggambarkan artikel keimanan: "untuk setiap tindakan yang sehat, Rahmat Supranatural internal dari Tuhan (gratia elevan) secara mutlak diperlukan" (ott, 229). Dia melanjutkan dengan mengutip Konsili Orange yang kedua, yang menyatakan "setiap kali kita berbuat baik, Tuhan berlaku di dalam diri kita dan bersama kita, sehingga kita bisa berlaku (baik)" (norma 9) dan bahwa "seseorang tidak bisa berlaku baik kalau bukan Tuhan yang membawa kebaikan itu" (norma 20). Konsili Trente mengutuk pernyataan "tanpa adanya pengaruh inspirasi dari Roh Kudus dan tanpa bantuan-Nya, seseorang dapat percaya, berharap, mencintai, atau menyesal sebagaimana dia seharusnya, sehingga Rahmat pembenaran dapat diberikan atas dia" (Dekrit di pembenaran, kanon 3). Gereja (Katolik) mengajarkan kalau Rahmat Tuhan diperlukan untuk memampukan manusia terangkat ke luar dari dosa, menunjukkan kebajikan supranatural yang asli,  dan menyenangkan Tuhan].
 
Thoma Aquinas mengajarkan bahwa rahmat khusus itu yang penting bagi manusia untuk melakukan beberapa perbuatan supranatural yang baik, mencintai Tuhan, mematuhi perintah2 Tuhan, memperoleh hidup abadi, bersiap-siap menghadapi penyelamat, terangkat dari dosa, menghindari dosa,  dan bertekun. [Summa Theologica (Hereafter ST) I:II: 109: 2-10.]

Bersambung...
In the Name of the Father, and the Son, and the Holy Spirit, One God. Amen.



Arabic Transliteration: Bisimil-Aabi wal-Ibni war-Roohil-Qudos, al-Ilaahil-waahid. Ameen.

Offline 4L3X

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 37
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik Ritus Latin
Re: TULIP
« Reply #12 on: September 23, 2012, 02:01:57 PM »
Unconditional Ellection (pemilihan tidak bersyarat)
 
Doktrin pemilihan tidak bersyarat artinya Tuhan tidak mendasarkan pilihan Nya atas individu tertentu pada apa saja selain dari Kehendak baik Allah sendiri. [Arminian, dilain pihak, mengatakan dasar pilihan Tuhan adalah pengetahuan Tuhan atas perbuatan individu tersebut di masa depan]. Tuhan memilih siapa saja yang diselamatkan Nya dan melewati siapa saja sisanya. Orang-orang yang dipilih Tuhan akan dengan keinginannya sendiri datang kepada Tuhan, akan menerima tawaran keselamatan, dan akan melakukan tepat seperti itu karena Tuhan telah memilih mereka.
 
Untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu secara positif memilih, daripada hanya sekedar meramalkan siapa yang akan akan datang kepadanya, Calvinist mengutip teks seperti Roma 9: 15-18, yang mengatakan, "Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." [Katolik memahami text ini dalam kaitannya dengan Roma 1: 20-32, dimana Paulus berkali-kali menyatakan bahwa Tuhan memberikan paganisme pada keinginan penuh dosa mereka setelah mereka menolak mengakui Dia. lihat juga Yakobus 1: 13].
 
Apa akan katolik Katakan tentang ini? Dia tentunya secara bebas boleh setuju dengan tafsiran Calvinist, tetapi dia juga boleh tidak setuju. (Bagi Katolik yang setuju penjelasannya adalah sebagai berikut) Semua Thomist dan bahkan (sebagian) Molinist seperti Robert Bellarmine dan Francisco Suarez mengajarkan pemilihan tidak bersyarat.
 
Thomas Aquinas menulis, "Keinginan Tuhan untuk memanifestasikan kebaikanNya di manusia: dalam kaitannya dengan siapa yang dipredestinasikan olehNya, berdasarkan pengampunNya, dengan mengampuni mereka;  dan menyangkut manusia lain, yang Dia tolak, berdasarkan keadilanNya, dengan menghukum mereka. ini adalah alasan mengapa Tuhan memilih seseorang dan menolak yang lain. . . . walau demikian mengapa Dia memilih sebagian untuk kemuliaan dan menolak sebagian yang lain, tidak ada alasannya, kecuali keinginan Ilahi. Karena itulah Augustine mengatakan, 'mengapa Dia menarik yang satu, dan lainnya Dia tidak menariknya, janganlah menghakimi, jika engkau tidak mau salah. '" [STI: 23: 5, mengutip augustine, homilie di Injil Yohannes 26: 2. ].
 
Meskipun katolik mungkin setuju pemilihan tidak bersyarat, dia tidak boleh mengimani "Predestinasi ganda," Doktrin Calvinist sering mengambil kesimpulan ini. Doktrin ini mengajarkan sebagai tambahan bahwa Tuhan telah menetapkan sebagian orang untuk selamat, Tuhan juga menetapkan orang lain untuk dikutuk.
 
sebagai Alternatif dari predestinasi ganda, adalah mengatakan bahwa sementara Tuhan mempredestinasikan sebagian orang (untuk selamat) , Dia secara sederhana melewati orang lainnya. Mereka tidak datang kepada Tuhan  dikarenakan dosa yang tidak mereka tinggalkan, bukan karena Tuhan menetapkan untuk mengutuk mereka. Ini adalah doktrin penolakan passive, yang Aquinas ajarkan. [ST I: 23: 3.]
 
Konsili Trente menyatakan, "Siapa saja yang mengatakan bahwa seseorang tidak punya kekuatan sendiri untuk berbuat jahat seperti halnya perbuatan baik, tetapi Tuhanlah yang menyebabkan kejahatan itu bekerja dalam dirinya, tidak hanya dengan izin, tetapi juga selayaknya dan pada orang itu sendiri (maksudnya Tuhanlah yang menanamkan secara layak kejahatan di dalam diri orang itu sendiri), sehingga pengkhianatan Yudas tidak kurang sebagai pekerjaannya sendiri daripada kejahatan Paulus, maka terkutuklah dia. . .. Siapa saja yang mengatakan bahwa Rahmat pembenaran diperoleh oleh mereka yang dipredestinasikan untuk hidup, tetapi bagi yang lainnya, yang dipanggil, dan memang dipanggil, tetapi tidak menerima rahmat, seolah-olah mereka dipredestinasikan oleh kekuatan Ilahi untuk menjadi jahat, maka terkutuklah dia." [Dekrit pembenaran, Kanon 6 dan 17. Hal sama diajarkan melalui Konsili Orange yang kedua (531), Konsili Quiersy (853),  dan Konsili Valencia yang ketiga (855), meskipun tidak satupun konsili tersebut adalah konsili ekumenis].

Bersambung...
In the Name of the Father, and the Son, and the Holy Spirit, One God. Amen.



Arabic Transliteration: Bisimil-Aabi wal-Ibni war-Roohil-Qudos, al-Ilaahil-waahid. Ameen.

Offline 4L3X

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 37
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik Ritus Latin
Re: TULIP
« Reply #13 on: September 23, 2012, 02:02:46 PM »
Limited Atonement (Penebusan terbatas)
 
Calvinist percaya penebusan terbatas, yaitu Kristus menawarkan penebusan untuk beberapa orang namun tidak untuk semua orang. Mereka (Calvinist) mengklaim bahwa Kristus wafat hanya untuk "yang terpilih". Untuk membuktikannya, mereka mengutip ayat yang mengatakan Kristus meninggal untuk domba-domba Nya (Yoh 10: 11), untuk sahabat-sahabatNya (Yoh 15: 13-14a),  dan untuk Gereja (Kis 20: 28, Ef. 5: 25). [Calvinist memandang kelompok-kelompok ini identik dengan "yang memilih" atau "yang terpilih." Asumsi ini keliru. Tidak semua orang yang pada saat tertentu menjadi "domba Kristus" atau "teman-temnan Kristus" tetap dalam keadaan demikian (lihat di bawah Ketekunan orang-orang Kudus). Dengan cara yang sama, tidak semua yang ada di Gereja adalah "yang terpilih"].
 
Seseorang tidak dapat menggunakan ayat-ayat ini untuk membuktikan bahwa Kristus meninggal hanya untuk "yang terpilih." Seseorang mungkin mengatakan telah memberikan dirinya sendiri untuk seseorang atau suatu kelompok namun tidak menyangkal bahwa dia juga memberikan diri sendiri untuk yang lain. [Andaikan seorang ayah mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan sekelompok orang yang terdiri dari keluarganya dan dua orang temannya dari bahaya. Dia bisa saja mengatakan telah memberikan diri sendiri untuk keluarganya, sekalipun kelompok yang dia selamatkan juga termasuk didalamnya ada orang lain]. Bukti Alkitabiah atas prinsip ini dapat ditemukan di Galatia 2: 20, dimana Paulus mengatakan itu kristus "mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. " Tidak masalah untuk menyiratkan bahwa Kristus juga tidak memberikan DiriNya sendiri untuk orang lain (Selain Paulus). Bahwa Kristus dikatakan telah memberikan Diri Nya sendiri untuk domba Nya, teman-teman Nya,  atau Gereja tidak bisa digunakan untuk membuktikan bahwa Kristus juga tidak memberikan DiriNya sendiri untuk semua orang dengan cara yang lain.
 
Alkitab mengajarkan bahwa ada penjelasan dimana Kristus wafat untuk semua orang. Yoh 4: 42 menjelaskan kristus sebagai "Juruselamat dunia, "  dan 1 Yoh 2: 2 menyatakan Kristus " pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.." 1 Timotius 4: 10 menjelaskan Tuhan sebagai "Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya." kalimat-kalimat ini, seperti halnya ajaran resmi Gereja (Katolik) , (lihat ott, 188), menjelaskan bahwa katolik meyakini Kristus meninggal untuk menebus semua manusia.
 
Aquinas menyatakan, "Semangat Kristus tidak hanya cukup tetapi juga merupakan pengampunan yang berlimpah-limpah atas dosa umat manusia; menurut 1 Yoh 2: 2, 'Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.'" [ST III: 48: 2].
 
Hal ini tidak untuk menyatakan bahwa tidak masuk akal mempercayai adanya pembatasan dalam hal penebusan. Sementara Rahmat disediakan dengan cukup untuk membayar dosa seluruh manusia, Rahmat tersebut tidak dibuat efektif (dapat memberikan efek) ke semua orang. Seseorang bisa mengatakan bahwa meskipun suffisiensi (kecukupan) penebusan tidak terbatas, efektifitasnya terbatas. Hal ini adalah hal yang semua orang harus benar-benar akui karena, jika penebusan berlaku efektif bagi semua orang, maka tak ada seorangpun yang akan masuk neraka.
 
Adanya perbedaan antara "suffisiensi penebusan" dan "efisiensi penebusan" mengikuti ajaran Paulus yang menyatakan bahwa Tuhan adalah "Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya." [1 Timotius 4: 10]. Tuhan juruselamat semua manusia karena Dia menentukan bahwa pengorbanan cukup untuk semua manusia. Dia Juruselamat terutama mereka yang percaya dengan cara yang istimewa dan unggul karena hal-hal ini menjadikan pengorbanan menjadi efektif bagi mereka. Menurut Aquinas, "[Kristus] adalah pengangkat dosa-dosa kita, efektif bagi sebagian orang, namun suffisien (cukup) bagi semua orang, karena harga darah Nya cukup untuk menyelamatkan semua orang;  tetapi punya efek Nya hanya pada 'yang memilih.' " [Commentary on Titus, I, 2:6.].
 
Orang Katolik juga bisa mengatakan bahwa, dalam perjalanan Nya menuju salib, Kristus bermaksud menjadikan keselamatan dimungkinkan bagi semua orang, tetapi Dia tidak bermaksud membuat keselamatan benar-benar terjadi bagi semua orang – kalau tidak, kita nantinya harus juga menyatakan bahwa Kristus pergi menuju salib dengan maksud agar semua manusia pada akhirnya akan berada di surga. Jelas  bukan ini maksudnya . [Matius 18:7-9, 22:13, 24:40f, 51, 25:30, Markus 9:48, Lukas 3:17, 16:19-31, dan khususnya Matius 7:13f, 26:24, Lukas 13:23ff, dan Kis. 1:25. ]. Orang Katolik oleh karena itu mungkin mengatakan bahwa penebusan terbatas pada efektifitasnya, namun tidak pada kecukupannya, dan bahwa Tuhan menghendaki cara demikian. [Walaupun seseorang harus mempertahankan pendapat bahwa Tuhan menginginkan keselamatan bagi semua manusia, seperti halnya ajaran Gereja Katolik. 1 Timotius 2:4 Tuhan menyatakan "yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran."  bdk. pula juga Yeh. 33:11. Hal ini tidak bertentangan dengan maksud Tuhan untuk menyelamatkan hanya beberapa orang, karena seseorang mungkin saja menginginkan satu hal tetapi memaksudkan hal yang lain. Seorang ayah mungkin punya keinginan untuk tidak menghukum anaknya, namun dia mungkin punya maksud untuk menghukum]. Sementara orang Katolik tidak bisa mengatakan bahwa penebusan dibatasi hanya untuk “yang terpilih,” dia bisa mengatakan bahwa penebusan dibatasi oleh Tuhan dalam pengertian Tuhan menghendaki efektifitasnya bagi “yang terpilih” (walaupun Allah bermaksud cukup bagi semua orang). [beberapa Calvinists tak suka dengan istilah “Penebusan terbatas.” Mereka lebih suka mengatakan bahwa Kristus membuat "penebusan khusus" daripada "penebusan terbatas." Artinya sama, hanya saja istilah yang pertama akan merusak akronim TULIP, oleh sebab itu biasanya istilah yang terakhir yang dipakai].

Bersambung...
In the Name of the Father, and the Son, and the Holy Spirit, One God. Amen.



Arabic Transliteration: Bisimil-Aabi wal-Ibni war-Roohil-Qudos, al-Ilaahil-waahid. Ameen.

Offline 4L3X

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 37
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik Ritus Latin
Re: TULIP
« Reply #14 on: September 23, 2012, 02:03:34 PM »
Irresistable Grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak)

Calvinists mengajarkan bahwa kalau Tuhan memberikan anugerah (rahmat) kepada seseorang yang memampukannya berjalan menuju keselamatan, orang tersebut akan selalu menjawab dan tidak pernah menolak rahmat ini. Karena alasan inilah banyak yang menyebutnya doktrin Anugerah yang tidak dapat ditolak.

Penggunaan istilah ini mempunyai kekurangan dimana terdengar seolah-olah Tuhan memaksa seseorang melawan kehendak mereka sendiri untuk datang kepada Tuhan (seperti teriakan polisi, "Perlawanan tidak ada gunanya!" Jatuhkan senjata dan serahkan dirimu! ). Penggunaan istilah juga kedengaran tidak alkitabiah, sejak Alkitab mengajarkan Rahmat bisa dilawan. Di Kis 7:51 Stefanus mengatakan kepada ahli taurat, "kamu selalu menentang Roh Kudus,!" [bdk. pula Sirakh 15:11-20 (Adanya di Alkitab versi Deuterokanonika) , Matius 23:37].

Dengan alasan demikian, banyak Calvinist tidak suka dengan istilah "Anugerah yang tidak dapat ditolak." Beberapa mengajukan alternatif lain. Loraine Boettner, yang mungkin paling dikenal oleh pembaca This Rock (Majalah penginjilan dan apologia Katolik di Amerika) sebagai pengarang Roman Catholicism, memilih istilah "Anugerah yang efektif." [Loraine Boetnerr, The Reformed Doctrine of Predestination (Grand Rapids: Eerdmans, 1932), Ch. 8, "Efficacious Grace."]. Idenya adalah Tuhan memampukan rahmat secara intrinsik efektif, jadi akan selalu menghasilkan keselamatan.

Ini adalah Isu utama antara Thomist dan Molonist. [Beberapa Molonist, seperti Bellarmine dan Suarez, hampir merupakan Thomist]. Mereka setuju dengan semua ajaran Thomist, seperti menyetujui ajaran pemilihan tak terkondisi, tetapi mereka menolak ide bahwa rahmat itu secara intrinsik efektif]. Thomist mengklaim bahwa karunia-yang-memampukan (manusia untuk bertobat) adalah efektif secara intrinsik, oleh sifat alamiah rahmat itu sendiri, karena jenis dari rahmat itu sendiri, dimana rahmat selalu menghasilkan efek dari penyelamatan. Molonist mengklaim bahwa rahmat-yang-memampukan (manusia untuk bertobat) hanyalah cukup (suffisien) namun dibuat efektif oleh kehendak bebas manusia daripada oleh sifat alamiah dari rahmat itu sendiri. Atas alasan ini, Molonist mengatakan bahwa rahmat itu efektif secara ekstrinsik tetapi tidak secara intrinsik. [Patut dicatat bahwa Thomist tetap mempercayai kehendak bebas, meskipun tidak dalam cara Molonist mempercayainya. Mereka mengklaim rahmat Tuhan membangun apa yang akan dipilih secara bebas, namun dengan cara yang tidak mengganggu kehendak bebas manusia. Aquinas mengajarkan, "Tuhan mengubah kehendak manusia tanpa memaksakannya. Namun Tuhan dapat mengubah kehendak berdasarkan kenyataan bahwa Dia dengan sendiri Nya bekerja dalam kehendak itu seperti halnya ia bekerja dalam alam," De Veritatis 22:9.

Seorang Katolik bisa setuju dengan ide bahwa rahmat-yang-memampukan adalah efektif secara intrinsik dan, konsekuensinya, semua yang menerima rahmat ini akan bertobat dan datang kepada Tuhan. Aquinas mengajarkan demikian, "kehendak Tuhan tidak dapat gagal.... Artinya jika Tuhan berkehendak, sementara menggerakannya, bahwa seorang yang mana hatinya Dia gerakkan untuk memperoleh rahmat itu, ia akan memperolehnya secara infallible, sesuai dengan Yohanes 6:45, 'Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.'" [ST I:II:112:3.]. Seorang Katolik harus mengatakan bahwa, sementara Tuhan memberikan rahmat efektif hanya kepada beberapa orang, Dia memberikan rahmat cukup untuk semua orang. Hal ini didasarkan pada  fakta bahwa Dia menghendaki penebusan cukup bagi semua orang. Vatikan II menyatakan, "Semenjak Yesus mati bagi semua orang, dan semenjak panggilan yang agung bagi manusia adalah suatu fakta dan ilahi, kita harus percaya bahwa Roh Kudus dalam kaitannya hanya dengan Tuhan menawarkan kepada setiap orang kemungkinan untuk berhubungan dengan misteri paskah ini." [Gaudium et Spes 22; "berhubungan dengan misteri paskah ini" artinya dalam proses diselamatkan].

Bersambung...
In the Name of the Father, and the Son, and the Holy Spirit, One God. Amen.



Arabic Transliteration: Bisimil-Aabi wal-Ibni war-Roohil-Qudos, al-Ilaahil-waahid. Ameen.