Author Topic: TULIP  (Read 28751 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #30 on: September 24, 2012, 11:42:40 AM »
Kata-kata "you would have asked him" mengungkapkan usaha manusia. Namun, usaha itu merupakan hasil/akibat dari tindakan Allah yang terlebih dulu. Jika Allah tidak pernah menarik manusia, manusia would not have asked him
IMO, Allah "menarik" semua manusia, pinoq.

Pinoq belum menjawab pertanyaan saya ttg Ayub.
Dimana fungsi Ayub sebagai manusia, kalo semuanya Allah yang mengerjakan ?
Tawar-menawar dgn iblis, Allah yg mengerjakan.
Untuk menjadikan Ayub sadar, Allah yg membuat dia sadar.
Bukankah ini ibarat analogi si anak dibisiki ortunya akan jawaban ulangan matematika ?
Si anak tinggal menulis isinya, si Ayub tinggal berucap memuji Allah, si perempuan tinggal "would have ask", dan si Habil tinggal melakukan sesembahan daging bakaran ?

Allah "menarik" semua orang.
Bagi yg berkesempatan membaca Alkitab ---> disitulah "penarikan"NYA.
Bagi yg gak tau ttg Alkitab ---> di hati manusia itu sendiri "penarikan"NYA.
Dengan kata lain, Allah memberitakan "Hukum/Order/Law/Jalan"NYA ke semua orang.
"Masalah"nya  manusia menyadari/tau/merasakan/menerima/mau atau kagak tentang hal tsb ?

Kalo yg ijo, maka manusia akan MEMINTA apabila merasa masih kurang/tidak sanggup --atopun-- menJALANkan apa yang dia tau di hatinya (or dari baca ayat) dalam perbuatan ... tetapi disinipun masih kompleks, karena tergantung juga dgn pertumbuhan iman ybs.

Kalo yg merah, maka manusia tidak akan MEMINTA - atopun-- menJALANkan apa yg dia mau seturut hatinya sendiri dalam perbuatan.

Jadi pada yg ijo dan yg merah itu, ---imo--- BUKAN ttg "penarikan"NYA.
Tetapi Firman/Law/Order itulah yang saya mengertikan "penarikan"NYA.
Dan bagi yg merasa di kelompok ijo, janganlah sombong dan berpendapat itu karena usaha dia sendiri --- tetapi itu semua semata mata karena Kasih Karunia Allah kepada semua orang yaitu dgn memberikan Firman/JalanKebenaran/Law/Order-NYA.

Namun bagi pinoq sepertinya cenderung utk berpendapat sirkular, yang ijo itu karena Allah menariknya ... sedangkan yg merah Allah tidak menariknya.
Oleh karena itu, pertanyaannya juga menjadi sirkular : Kenapa Allah melakukan pemilah-milah-an dalam penarikanNYA ?

Dan jawabannya kembali lagi sirkular : "Itu Kedaulatan Allah, suka suka Die donk" ... :)

salam.
« Last Edit: September 24, 2012, 11:45:22 AM by odading »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #31 on: September 24, 2012, 12:15:16 PM »

Salam kenal jg odading..

Dari peristiwa air bah, seperti yang tertulis dalam Alkitab :

Kejadian 8:21  Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah Tuhan dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.


Salam
alithea,

Bagi saya sendiri, saya selalu menemukan kesulitan dalam berpengertian ttg ke-Allah-an, dari sudut pandang kacamata ke-Allah-an.

Oleh karena itu saya agak "waswas" utk mencernakan/mengertikan/berpendapat pada ayat2 yang saya baca yg menyangkut pribadi Allah itu sendiri.

Dengan berdasarkan pemaparan alithea pada ayat diatas dan dimengertikan secara blek-plek begitu adanya ... maka ini akan menuntun juga jadinya ke pengertian :
1. Allah menyesal literally.
2. Allah menyukai harumnya sate literally
3. Allah cemburu literally.
4. dlsb. :)

Quote
Bahkan ada ciptaanNya yg diciptakan dg tujuan UNTUK dihancurkan/dibinasakan, termasuk manusia
Dengan demikian, menurut saya yg di bold tsb BUKAN / TidakBisa dimengertikan dalam pengertian literal.

Logisnya kan begini :
Kalau MahaKuasa = manusia diciptakan UNTUK dibinasakan, maka otomatis istilah MahaTahu tidak bisa lagi disebut MahaTahu. Istilah MahaTahu disini bertabrakan dgn MahaKuasa (apabila MahaKuasa dimengertikan spt yg coklat diatas).

Kalo kita membuat kue dgn sengaja menaruh garam satu bakul (maha-kuasa), maka tidak bisa dikatakan kita ini maha-tahu apabila menyatakan (sebelum kue jadi) : "nanti kuenya ini setelah mateng pasti asin mlekek !" :D.

:)
salam.

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: TULIP
« Reply #32 on: September 24, 2012, 02:39:53 PM »
IMO, Allah "menarik" semua manusia, pinoq.

---cut---

Allah "menarik" semua orang.
Bagi yg berkesempatan membaca Alkitab ---> disitulah "penarikan"NYA.
Bagi yg gak tau ttg Alkitab ---> di hati manusia itu sendiri "penarikan"NYA.
Dengan kata lain, Allah memberitakan "Hukum/Order/Law/Jalan"NYA ke semua orang.
"Masalah"nya  manusia menyadari/tau/merasakan/menerima/mau atau kagak tentang hal tsb ?

Kalo yg ijo, maka manusia akan MEMINTA apabila merasa masih kurang/tidak sanggup --atopun-- menJALANkan apa yang dia tau di hatinya (or dari baca ayat) dalam perbuatan ... tetapi disinipun masih kompleks, karena tergantung juga dgn pertumbuhan iman ybs.

Kalo yg merah, maka manusia tidak akan MEMINTA - atopun-- menJALANkan apa yg dia mau seturut hatinya sendiri dalam perbuatan.

Jadi pada yg ijo dan yg merah itu, ---imo--- BUKAN ttg "penarikan"NYA.
Tetapi Firman/Law/Order itulah yang saya mengertikan "penarikan"NYA.
Dan bagi yg merasa di kelompok ijo, janganlah sombong dan berpendapat itu karena usaha dia sendiri --- tetapi itu semua semata mata karena Kasih Karunia Allah kepada semua orang yaitu dgn memberikan Firman/JalanKebenaran/Law/Order-NYA.

Apakah bro oda sedang bicara ttg penarikan Allah seperti yang tercantum dalam Yoh 6:44 (Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku)?

Bila ya, berarti semua orang ditarik Bapa, dan semua orang akan dibangkitkanNya diakhir zaman ya?

Sebab secara lengkap ayat itu berkata "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman

Dan secara lebih lengkap lagi ayat itu merupakan lanjutan dari proposisi sebelumnya:

"Akulah roti hidup;barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. 6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. 6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 6:39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." 6:41 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." 6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf,  yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" 6:43 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. 6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman."

Jadi, apabila Allah menarik semua orang, bukankah semua orang akan masuk surga?


Salam

Offline alithea

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 60
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Reformed
Re: TULIP
« Reply #33 on: September 24, 2012, 04:04:15 PM »
Maaf saya belum paham, bro.

Bagaimana dari ayat "Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan." bisa muncul kesimpulan bahwa Allah menciptakan ciptaan (manusia) yang untuk dibinasakan?

Salam


Note: dalam hal ini, saya percaya bahwa Allah tidak pernah menciptakan ciptaan (manusia) untuk dibinasakan. Sebab, setelah selesai penciptaan Allah berkata bahwa segala sesuatu yang telah dijadikanNya "sungguh amat baik". Kalau ciptaan dimusnahkan berarti ciptaan itu tidak baik, apalagi amat baik


Shallom bro pinoq..

Saya pun setuju bahwa Allah setelah waktu penciptaan begitu 'pleased' dengan ciptaanNya.
Tetapi sejak kejatuhan manusia di dalam dosa, kita bisa melihat bahwa manusia yang dicipta menurut gambar dan rupa Allah, kira2 hampir 600 tahun setelahnya, tidak ada yang mencari Allah selain Nuh dan keluarganya. Dalam kurun waktu ini kalau saya boleh meminjam kata 'gaul', Allah yang adalah pencipta 'dikadalin' sama ciptaan. Tidak ada yang taat, patuh apalagi bertobat.

Kej 6:3 mencatat bahkan Allah menarik RohNya sendiri dari manusia. Dan manusia semakin bertambah jahat. Di sini kita bisa melihat bahwa manusia yang sebenarnya memiliki teladan Allah, dgn hati nurani yang baik, justru mengabaikannya dan menyerahkan diri pada kehendak bebas yang jauh dari kehendak Allah (Ef 4:19). Kita bisa bayangkan, apalagi RohNya sama sekali tidak ada didalam kita.

Sampai di sini, saya belum memiliki alasan apakah Allah boleh atau tidak boleh membinasakan ciptaanNya. Tapi kalau Allah sudah menyediakan tempat bagi pendosa-pendosa yang tidak mau bertobat yaitu neraka sebagai tempat hukuman kekal, dalam artian ini juga saya kira Allah memiliki hak atas ciptaanNya yang bukan saja amat baik, tetapi paling mulia diantara ciptaan, untuk dihukum atau vonis langsung, menurut waktu dan kehendakNya yang tak terbantahkan.

Silahkan bro, kalau punya argumen lain

Terima kasih

 

Offline alithea

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 60
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Reformed
Re: TULIP
« Reply #34 on: September 24, 2012, 04:49:56 PM »
Shallom bro bruce..

Apa saat air bah itu, manusia sengaja diciptakan untuk mati terbenam?

Saya kira murka Allah atas dosa manusia yang membuat Allah 'perlu menata ulang kehidupan' di dunia. Walaupun, setelah itu kita melihat manusia tetap pada kedegilan hatinya dan kebebalan pikirannya yang jauh dari Allah. Ini hanya pemikiran saya, dengan mencoba mengeyampingkan kemahakuasaan dan kemahatahuan Allah

Jika Allah begitu kejam dari pandangan manusia, apakah kemudian tidak menjadi bertentangan yang dilakukan oleh Jesus yang rela mati disalibkan untuk menyelamatkan manusia?

Perlu diluruskan, yang saya tulis 'terlihat kejam dari sudut pandang manusia'.. siapa yang tahu dari sudut pandang Allah..
Kalau boleh dilihat kebalikannya, bukankah 'setiap' dosa yang dilakukan manusia merupakan kekejian bagi Allah?
Analoginya, waktu kecil kita melakukan banyak hal yang mungkin tanpa kita tahu perbuatan itu mendukakan orang tua kita. Setelah kita memiliki anak mungkin kita baru sadar bahwa yang kita lakukan saat kecil, mendukakan hati kita sekarang. Saat kita dihukum, kita pasti menganggap orang tua kita jahat..

Secara singkat, tidak ada pertentangan antara Allah dan Kristus. Kristus dengan 'insiatifNya sendiri', menjadi korban kekal bagi kemurkaan Allah atas dosa manusia.
Gambarannya sendiri sudah terlihat sejak Adam Hawa jatuh dalam dosa, adalah 'inisiatif Allah' menumpahkan darah korban dan mengenakan kulitnya 'menutupi' tubuh mereka..



Allah tidak menerka, Allah tidak menunggu, Allah tidak meanti proses terjadinya suatu peristiwa untuk mengetahui, karena Allah selalu ada pada setiap proses.
Allah sudah tahu siapa saja yang akan menjadi pengikutNya sejak dunia belum dijadikan.


Saya sependapat dengan bruce..


Silahkan kalau punya pendapat lain

Terima kasih


Offline alithea

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 60
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Reformed
Re: TULIP
« Reply #35 on: September 24, 2012, 05:46:52 PM »
alithea,

Bagi saya sendiri, saya selalu menemukan kesulitan dalam berpengertian ttg ke-Allah-an, dari sudut pandang kacamata ke-Allah-an.

Oleh karena itu saya agak "waswas" utk mencernakan/mengertikan/berpendapat pada ayat2 yang saya baca yg menyangkut pribadi Allah itu sendiri.

Dengan berdasarkan pemaparan alithea pada ayat diatas dan dimengertikan secara blek-plek begitu adanya ... maka ini akan menuntun juga jadinya ke pengertian :
1. Allah menyesal literally.
2. Allah menyukai harumnya sate literally
3. Allah cemburu literally.
4. dlsb. :)
 

Shallom bro odading..


Memang sulit dimengerti bro..
1. Saya sendiri baru mulai sedikit memahaminya setelah membaca Mazmur. Daud begitu sering mengagungkan Allah dengan sebutan Allah yang Adil, bahkan Hakim yang adil.
Kita tahu bagaimana Daud bergaul begitu erat dengan Allah. Mungkin perlu seperti Daud dulu baru mengerti Allah sepenuhNya ya bro..
Saya kira Mazmur Daud tidak sekadar puisi kosong dan figuratif, tetapi profetik tentang Kristus dan simbolis, tergantung konteksnya.

Saya kira kita perlu belajar mengenal Allah dari berbagai perspektif, asalkan tidak bertentangan dengan apa yang tertulis dalam Alkitab.

2. Saya percaya ini metafora. Lebih ke gaya antropomorfis dengan pengertian Allah berkenan dengan hati penyembah. Kita juga bisa lihat dalam Kitab Keluaran, Imamat, Bilangan gambaran Allah 'mencium' persembahan korban bakaran.

3. Masih belajar nih bro.. bisa dibantu barangkali..



Dengan demikian, menurut saya yg di bold tsb BUKAN / TidakBisa dimengertikan dalam pengertian literal.

Logisnya kan begini :
Kalau MahaKuasa = manusia diciptakan UNTUK dibinasakan, maka otomatis istilah MahaTahu tidak bisa lagi disebut MahaTahu. Istilah MahaTahu disini bertabrakan dgn MahaKuasa (apabila MahaKuasa dimengertikan spt yg coklat diatas).

Kalo kita membuat kue dgn sengaja menaruh garam satu bakul (maha-kuasa), maka tidak bisa dikatakan kita ini maha-tahu apabila menyatakan (sebelum kue jadi) : "nanti kuenya ini setelah mateng pasti asin mlekek !" :D.

:)
salam.



Pendapat saya seperti yang saya post ke bro bruce tadi..

Saya kira murka Allah atas dosa manusia yang membuat Allah 'perlu menata ulang kehidupan' di dunia. Walaupun, setelah itu kita melihat manusia tetap pada kedegilan hatinya dan kebebalan pikirannya yang jauh dari Allah. Ini hanya pemikiran saya, dengan mencoba mengeyampingkan kemahakuasaan dan kemahatahuan Allah.

Mungkin kalau boleh saya bertanya, apakah bro odading memiliki pengertian lain apabila pemahamannya secara figuratif.


Terima kasih


Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #36 on: September 24, 2012, 07:02:06 PM »
1. Saya sendiri baru mulai sedikit memahaminya setelah membaca Mazmur.
Apalagi saya alithea .. :).
Saya baru belajar dan cuma baru bisa nyampe, sampai sebatas saya mengertikan sebagai manusia.

Quote
Daud begitu sering mengagungkan Allah dengan sebutan Allah yang Adil, bahkan Hakim yang adil
Ya...terus terang disini saya akui bhw saya memilah milah ---> menerima kelogisan akan pernyataan Allah MahaAdil, MahaKasih, MahaPengampun, MahaPenyayang, dlsb ---namun--- tidak bisa menerima kelogisan Allah menyesal, Allah cemburu, Allah murka/marah, Allah senang harumnya sate, dlsb. ...:)

Menurut saya, sebenernya jalan "tengah" yang enak adalah utk berpendapat : banyak kalimat2 yg terdapat pada ayat menggunakan gaya bahasa personifikasi ... namun intinya, apapun itu model gaya bahasa personifikasinya --- yang menjadi dasar utama adalah Allah KASIH dan "Hukum/Order/Law/Firman" Dia karuniakan kepada manusia.

Quote
2. Saya percaya ini metafora. Lebih ke gaya antropomorfis dengan pengertian Allah berkenan dengan hati penyembah
Ya... sayapun berrpendapat demikian ...:).

Quote
3. Masih belajar nih bro.. bisa dibantu barangkali
sama alithea, sayapun juga masih dalam taraf belajar. Anyway ... saya rasa utk kalimat "Allah cemburu" --- saya cenderung utk memilih mengertikan itu sebuah gaya bahasa personifikasi.

Quote
Saya kira murka Allah atas dosa manusia yang membuat Allah 'perlu menata ulang kehidupan' di dunia.
Ya... saya sependapat dgn alithea.
"murka"NYA (saya menaruh tanda petik disitu) adalah dikarenakan suatu hal yg dilakukan oleh manusia. ---> Jadi hal itu terjadi BUKAN karena Allah sengaja menciptakan manusia berdosa dgn tujuan untuk dibinasakan.

Quote
apakah bro odading memiliki pengertian lain apabila pemahamannya secara figuratif.
untuk peristiwa air bah Nuh, terus terang saya tidak bisa menjabarkannya.

Namun saya juga tidak bisa menjadikan peristiwa tsb sebagai patokan dijaman sekarang ini, dimana apabila terjadi bencana alam di suatu daerah --- kita berpendapat, itu dikarenakan Allah murka atopun marah marah ... :).

salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #37 on: September 24, 2012, 07:57:14 PM »
Bila ya, berarti semua orang ditarik Bapa, dan semua orang akan dibangkitkanNya diakhir zaman ya?
Bukankah memang semua orang akan dibangkitkan pada akhir jaman, pinoq ?

Quote
"Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman
Kayaknya kita berdua akan menemui kesulitan utk bisa "ketemu" pengertiannya ... :).

Sebab menurut pinoq :
sso secara kebetulan mendengar (literally pake kuping) kabar Injil ---> itu karena ditarik Allah. (entah begimana caranya, pokoknya orang ini "diseret" Allah sampe mempunyai kesempatan mendengar literally suatu berita Injil). Dan pekerjaan "menarik"nya Allah belum selesai, karena setelah org tsb ditarik utk berkesempatan mendengar (literally pake kuping) kabar Injil itu --- maka Allah masih perlu membuat (menarik) orang itu dengan melahir-barukan .... dan setelah lahir-baru, Allah masih juga perlu utk membuat orang ini menjadi percaya. (eh... saya lupa, lahir baru dulu baru percaya, atokah percaya dulu baru lahir baru yah ? ... :)). Anyway... semuanya itu Allah yg bekerja, Manusia tinggal menunggu hasil.

Pengertian pinoq diatas tsb, tidak melibatkan peran sama sekali seorang manusia sebagai manusia. Dan saya mengerti, karena pinoq berpendapat semua manusia setelah AdamHawa berdosa, sudah mati --- mati segalanya, cuma seperti zombie saja. Manusia tidak bisa lagi meminta, berkeinginan, memilih hal hal yg berkenan dgn Allah.

Quote
"Akulah roti hidup;barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. 6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. 6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 6:39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." 6:41 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." 6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf,  yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" 6:43 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. 6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman."
he-he-he.... ayat diatas sudah kita "rame" bahas di thread sebelumnya pinoq.

Saya gak mao sirkular terus.
Kan saya sudah sempet post di thread yg dulu --- bagi saya terasa janggal--- setelah berkali kali Yesus menyatakan barangsiapa, eh... tau tau ujung ujungnya : "maap maap aja yah... barangsiapa tsb maksud Saya adalah ya cuma orang orang yg ditarik Bapak Saya."

Sementara menurut saya, kalimat ayat 43 dan 44 itu adalah respond kepada mereka yg bersungut-sungut.

Quote
Jadi, apabila Allah menarik semua orang, bukankah semua orang akan masuk surga?
Dari pertanyaan pinoq diatas, apakah maksud pinoq bhw orang yang sudah ditarik Allah PASTI masuk surga ? Sepertinya demikian ... kalo tidak pinoq tidak akan mengajukan pertanyaan diatas... :)

Dengan begitu saya mau bertanya :
Apakah pinoq yakin, semua orang di jaman sekarang ini yang menurutmu adalah orang2 yg di tarik Allah PASTI masuk surga ?

Kalo memang sebuah kepastian --- dimanakah keperluannya untuk "mengerjakan keselamatan" tsb ? Toh sudah ditarik Allah, pasti masuk surga ? Toh berbuat dosapun --- pasti nanti Allah tarik lagi, bertobat --- berbuat dosa lagi, Allah tarik lagi, bertobat, dan tidak akan hentinya ?

Kalo gak salah ada ayat penangkalan dari paparan kalimat saya diatas. :)
Nah, kalo ternyata ada ayat penangkalan utk kalimat saya tsb --- jadi apa kesimpulannya ?

salam.

Offline alithea

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 60
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Reformed
Re: TULIP
« Reply #38 on: September 24, 2012, 10:14:39 PM »
Apalagi saya alithea .. :).
Saya baru belajar dan cuma baru bisa nyampe, sampai sebatas saya mengertikan sebagai manusia.
 Ya...terus terang disini saya akui bhw saya memilah milah ---> menerima kelogisan akan pernyataan Allah MahaAdil, MahaKasih, MahaPengampun, MahaPenyayang, dlsb ---namun--- tidak bisa menerima kelogisan Allah menyesal, Allah cemburu, Allah murka/marah, Allah senang harumnya sate, dlsb. ...:)

Menurut saya, sebenernya jalan "tengah" yang enak adalah utk berpendapat : banyak kalimat2 yg terdapat pada ayat menggunakan gaya bahasa personifikasi ... namun intinya, apapun itu model gaya bahasa personifikasinya --- yang menjadi dasar utama adalah Allah KASIH dan "Hukum/Order/Law/Firman" Dia karuniakan kepada manusia.
 Ya... sayapun berrpendapat demikian ...:).
 sama alithea, sayapun juga masih dalam taraf belajar. Anyway ... saya rasa utk kalimat "Allah cemburu" --- saya cenderung utk memilih mengertikan itu sebuah gaya bahasa personifikasi.
 Ya... saya sependapat dgn alithea.
"murka"NYA (saya menaruh tanda petik disitu) adalah dikarenakan suatu hal yg dilakukan oleh manusia. ---> Jadi hal itu terjadi BUKAN karena Allah sengaja menciptakan manusia berdosa dgn tujuan untuk dibinasakan.
 untuk peristiwa air bah Nuh, terus terang saya tidak bisa menjabarkannya.

Namun saya juga tidak bisa menjadikan peristiwa tsb sebagai patokan dijaman sekarang ini, dimana apabila terjadi bencana alam di suatu daerah --- kita berpendapat, itu dikarenakan Allah murka atopun marah marah ... :).

salam.

Terima kasih bro odading buat pendapatnya..


Saya lebih memilih mencari pemahaman logis, khususnya terhadap kitab-kitab sejarah. Karena pemikiran saya kalau kitab-kitab sejarah 'digampangin' sebagai pengumpamaan, nanti malah dianggap dongeng atau fairy tale.


Kalau melihat ‘Allah yang cemburu’ pada Kitab Keluaran 34:14 pengertian saya seperti ini..
Perlu dipahami bahwa Allah memberikan/mengikat perjanjian dengan bangsa Israel bukan seperti kontrak kerja antara pemilik perusahaan dan pegawai. Allah sebagai pemilik perusahaan, bangsa Israel sebagai pegawai, Sepuluh Perintah sebagai Job description, kalau kerja sesuai job description tentu dapat mendapat janji-janji Allah. Kalau pengertiannya seperti ini artinya perjanjian Allah tsb berdasarkan usaha/kerja manusia dan bukan karena anugerah Allah.
Secara konteks, Allah memberikan ‘job description’ tapi sebelumnya di ayat 7, menyatakan dirinya sebagai Allah yang ‘pengampun, penyayang, sabar dan berlimpah kasih setia’. Artinya, commandments tsb diberikan dengan dasar ‘God’s mercy’ dan bukan berdasarkan ‘men’s merit’.

Isi commandments itu sendiri, saya percaya, bukan saja isinya yang berat dan mustahil dilakukan oleh manusia, tapi lebih bagaimana Allah memperkenalkan sifat, karakter dan keberadaanNya yang adalah kudus. Allah ingin bangsa Israel melihat citraNya. Who God really is..
Hal yang tidak bisa dimengerti oleh bangsa Israel dan mereka tetap saja menyembah patung dan baal bangsa-bangsa taklukan. Sampai masa pembuangan babilonia dimana Allah membalikan hati mereka (Yeh 36:26), barulah mereka benar2 berhenti menyembah baal2. Namun kebebalan/kedegilan tidak berhenti di situ. Mereka malah meng-Allah-kan hukum taurat, sehingga selama sekitar 400 tahun Allah diam, seolah tidur sampai kedatangan Kristus.

Inti perjanjian adalah Allah ingin ‘hati bangsa yang dipilihNya’ mencerminkan gambaran dan citra Allah yang kudus bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Tapi mereka selalu gagal.
Analoginya, seorang suami pasti marah kalau ada orang lain ingin merebut ‘hati’ istrinya atau ‘hati’ istrinya mencari orang lain (gambaran ayat 15-16).

Cemburu Allah mungkin tidak untuk diartikan seperti pemilik perusahaan yang khawatir pegawainya kabur karena ada tawaran gaji lebih besar di perusahaan tetangga.
Tetapi Allah cemburu dalam pengertian seperti seorang raja yang mengambil seorang gadis miskin, melunasi hutang2 ayahnya, menikahinya menjadikannya sebagai ratu lalu berpaling dari raja.
Cemburu yang tidak didasari rasa takut atau lemah tetapi dari ‘kemarahan yang kudus’ karena kehormatan dan kekuasaannya yang diinjak2 oleh ratu yang tidak setia.


Mungkin ini pemikiran saya yang masih mencari kebenarannya..


Terima kasih


 

bruce

  • Guest
Re: TULIP
« Reply #39 on: September 24, 2012, 11:27:44 PM »
Shallom bro bruce..

Saya kira murka Allah atas dosa manusia yang membuat Allah 'perlu menata ulang kehidupan' di dunia. Walaupun, setelah itu kita melihat manusia tetap pada kedegilan hatinya dan kebebalan pikirannya yang jauh dari Allah. Ini hanya pemikiran saya, dengan mencoba mengeyampingkan kemahakuasaan dan kemahatahuan Allah


Sulit untuk mengenyampingkan fakta bahwa Allah sudah tahu sebelum penciptaan, bro. Bahwa kelak di jaman nabi Nuh, Allah akan membasmi manusia kecuali Nuh.

Syalom

Offline alithea

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 60
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Reformed
Re: TULIP
« Reply #40 on: September 24, 2012, 11:56:17 PM »


Sulit untuk mengenyampingkan fakta bahwa Allah sudah tahu sebelum penciptaan, bro. Bahwa kelak di jaman nabi Nuh, Allah akan membasmi manusia kecuali Nuh.

Syalom


Shalom bro bruce..


Saya sependapat..
Btw, apakah bro memahaminya secara personifikasi ttg air bah ini?
Boleh diberikan pengertiannya?

Terima kasih


Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
Re: TULIP
« Reply #41 on: September 25, 2012, 04:04:59 AM »
Pemahaman saya, mungkin belum sampai ke situ. Mohon bisa dijelaskan bila memungkinkan. Terima kasih.
Pengertian saya, Allah yang Omnipotent dan Omnscient dalam sifat kekekalannya tentu mengetahui seluruh ciptaanNya dengan baik. Bahkan ada ciptaanNya yg diciptakan dg tujuan utk dihancurkan/dibinasakan, termasuk manusia.
Kalau Allah menyerahkan pilihan keselamatan kepada manusia yang dikatakan 'tidak ada yang mencari Allah' (Rom3:11-12) secara naturnya, apakah mungkin ada kondisi dimana Allah menjadi pasif, seperti menanti, menunggu atau menerka siapa yang akan menerima keselamatan yang Dia tawarkan?
Bagaimana dengan anggota tubuh Kristus yang terdiri dari orang2 percaya, apakah artinya Allah jadi harus bertanya2 siapa yang akan menjadi anggotaNya?
Ini adalah TD dari T dalam TULIP.

Masalah TD menjadi kontroversial ketika berhadapan dengan Henokh, Abraham, St Yohanes dll.

Silahkan...
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

bruce

  • Guest
Re: TULIP
« Reply #42 on: September 25, 2012, 06:55:20 AM »


Shalom bro bruce..


Saya sependapat..
Btw, apakah bro memahaminya secara personifikasi ttg air bah ini?
Boleh diberikan pengertiannya?

Terima kasih

Maksud anda dengan personifikasi itu bagaimana, bro?

Syalom

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #43 on: September 25, 2012, 11:05:30 AM »
Secara konteks, Allah memberikan ‘job description’ tapi sebelumnya di ayat 7, menyatakan dirinya sebagai Allah yang ‘pengampun, penyayang, sabar dan berlimpah kasih setia’. Artinya, commandments tsb diberikan dengan dasar ‘God’s mercy’ dan bukan berdasarkan ‘men’s merit’.
Ya, saya sependapat.
Yang utama dari situ semata mata adalah KASIH Allah - maka Dia menyampaikan/mengaruniakan FirmanNYA.
BUKAN karena manusia yang minta duluan - bukan karena pengemis minta duluan ke Pendeta --- jadi BUKAN karena ada usaha usaha manusia.

NAMUN...,
seperti "firman" yang dikeluarkan oleh Pendeta : "yang dateng (yang minta) akan diberi makan" ---> disitu jelas menunjukan keterlibatan unsur manusia...  dimana disitu ada aplikasi SebabAkibat antar being YANG terkena "firman" dgn being yg mengeluarkan "firman" tsb.

Quote
Inti perjanjian adalah Allah ingin ‘hati bangsa yang dipilihNya’ mencerminkan gambaran dan citra Allah yang kudus bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Tapi mereka selalu gagal.
Betul, saya juga sependapat.
Hal tentang pemilihan dalam kisah kisah di ayat PL, itu bersangkutan literal dgn bangsa pilihan - bangsa Israel.

Quote
Cemburu yang tidak didasari rasa takut atau lemah tetapi dari ‘kemarahan yang kudus’ karena kehormatan dan kekuasaannya yang diinjak2 oleh ratu yang tidak setia.
secara global, dari kacamata pandang manusia - "cemburu" itu itu menghasilkan "kemarahan" (saya kasih tanda petik) bagi Allah.

Sekali lagi, karena saya sendiri masih sukar utk menerima personifikasi Allah yg spt marah, menghukum, ngomel-ngomel, cemburu, dlsb --- maka saya ngambil pengertian secara hukum SebabAkibat.

Apabila ada suatu pemerintah (anggap saja sakti mandraguna) --- mengeluarkan "firman" ---> bagi yang ngebut di jalanan - akan mengalami kecelakaan. ---> dan firman ini FIX. Sebagai padanan "firman" tsb : janganlah kamu ngebut agar tidak mengalami kecelakaan ---> dan firman ini FIX juga.

Maka apabila ada sso mengebut, kecelakaan pasti akan menimpa dirinya.
Namun itu bukan berarti si pemerintah (yg mengeluarkan "firman" tsb) marah-marah/ngomel2 literally sehingga menghukum literally ke si pengendara dgn memberikan kecelakaan dikarenakan si pengendara tidak patuh pada firman warna biru... karena "firman" yang merah tidak pernah bermakna : "bagi yang ngebut dijalanan - akan saya hukum dgn kecelakaan"

Begitu kira kira saya mengertikannya, alithea ... :)

salam.


Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: TULIP
« Reply #44 on: September 25, 2012, 11:31:06 AM »
@alithea,

maap nyelak .. :)

Quote
'tidak ada yang mencari Allah' (Rom3:11-12)
Saya barusan sempet ngebaca seluruh ayat2 tsb.
IMO - disitu konteksnya sedang membicarakan orang2 yang hidup dibawah hukum Taurat ---> di ungkapkan di ayat 20. Tidak ada satupun orang yg bisa benar2 sempurna melakukan Taurat dgn pernak-perniknya.

Di-ayat2 berikutnya (ayat 21 keatas),
di jelaskan bahwa "perhitungan" Allah ttg kehidupan manusia itu - adalah iman.

Kayaknya begitu ? hehehe... (saya gak yakin juga).

salam.