Salam Damai Bro Alithea.
Kalo dari pandangan saya, pemilik telah menunggu (tanggapan manusia) selama 3 tahun.
Dan pengurus meminta waktu (menunggu tanggapan manusia) selama 1 tahun lagi.
Bila tidak berbuah (tetap tidak ada tanggapan manusia), baik pemilik maupun pengurus akan menebang pohon tersebut.
Yang jelas, pohon ara tersebut sudah menerima kasih karunia, dan bila tidak berbuah maka "pasti" ditebang dimana time frame nya telah ditetapkan (tahun depan).
Kalo yang di perumpamaan sebelumnya yang diserahkan algojo, memang masih ada kemungkinan bebas sampai membayar hutang.
GBU
Salam damai Bro Phooey..
Mari kita lihat pelan2 tafsiran Luk 13:6-9.
Perumpamaan yang Yesus berikan dalam Luk 13:6-9 secara konteks masih berhubungan dengan Luk 13:1-5 dimana Yesus mengingatkan untuk bertobat.
Sekarang, mari kita lihat arti perkataan Yesus secara konteks dalam Luk 13:6-9.
Tafsiran perumpamaan ini adalah bangsa Israel yang tidak menghasilkan buah, yang tidak bertobat, bisa kita lihat melalui tulisan Paulus dalam Roma 11.
Kita perlu hati2 membaca perumpamaan Yesus ini.
Yesus tidak secara detail mengatakan 'Iya, tebang saja! Jika pohon ara ini tidak berbuah dalam waktu satu tahun, bukan?
Permohonan itu keluar dari si pengurus kebun, bukan?
Dan Yesus tidak melanjutkan dalam perumpamaan tsb bagaimana tanggapan si pemilik kebun, apakah mengiyakan atau tidak..
Kita bisa melihat secara singkat gambaran bangsa Israel yang berkali2 berbalik dari Allah, mulai dari Musa dan para Nabi2 sampai Yesus datang. Dan Para Nabi selalu memohon kemurahan dan kesabaran Allah untuk tidak melepaskan MurkaNya atas bangsa Israel, umat pilihanNya, saat mereka murtad, tidak berbuah atau mati secara rohani.
Jadi, perumpamaan ini bukan soal tanggapan manusia, tapi kesempatan yang selalu diberikan untuk bertobat bagi umat yang telah dipilihNya, dalam 'waktu tertentu'.
Roma 11:5-6
Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia.
Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.
Mohon diperhatikan ayat 5,
... pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia.
Bukankah 'satu tahun' dalam perumpamaan Yesus, secara jeli diartikan Paulus bahwasannya kesempatan untuk bertobat, semata-mata hanya karena Kasih Karunia Allah menurut waktu Allah sendiri dalam 'waktu tertentu'.
Arti 'waktu tertentu' ini adalah waktu di dalam Kasih Karunia Allah. Hanya Allah yang menentukan kapan waktunya bagi Dia untuk memulihkan umat pilihanNya.
Bukti kedua..
Soal 'Tebang'.
Tebang tidak sama dengan cabut, bukan?
Tebang masih menyisakan akar, batang atau mungkin cabang yang baik, dan pohon masih tetap hidup.
Ditebang bukan berarti binasa/mati. Ditebang, agar supaya 'cabang yang baru' atau 'hidup yang baru' boleh bertumbuh dan berbuah bagi Allah sebagai hasil dari 'pencangkokan' atau sebagai hasil dari 'pertobatan' yang Allah kerjakan juga bagi kita (Roma 11:11-24).
Bangsa Israel akan bertobat suatu saat nanti, menurut kehendak Bapa.
Mereka adalah 'penerima Janji Allah'. Mereka adalah 'akar' pohon ara tsb.
Penolakan mereka kepada Yesus, membuat 'cabang' mereka harus di'tebang' / dipatahkan supaya kita 'bangsa lain' boleh dicangkokkan kepada pohon ara tsb supaya kita boleh menerima bagian keselamatan kekal juga dalam Kristus Yesus.
Demikian penafsiran saya..