Walau saya baca berulang kali ... saya tetap menganggap pilihan Bro Nothingman
Saya mengerti akan kesulitan menangkap pengertiannya dalam hal ini, phooey ..
.
MUdah2an pelan2 phooey "ulik", phooey nangkep maksud saya ama nothingman
.
Saya kasih ilustrasi yaaa :
mr.X membawa anaknya, Cuplis ke toko mainan anak2.
Mr.X bilang :
kamu boleh ambil sesukamu 5 buah mainan dari segala jenis mainan yg ada di toko ini TETAPI jangan mainan pestol2an yang di rak itu.
Nah, sekali kalimat itu didengar oleh anaknya DAN pada asumsi si anak itu mengerti dan menangkap bunyi kalimat tsb, maka disitu sudah tidak bisa dikatakan ada kebebasan.
Apabila si anak menangkap kalimat bapak, maka diketika ada kalimat "tetapi jangan", anak itu mengerti bhw disitu mengandung konsekwensi - katakanlah bapaknya akan marah.
Dengan demikian
ambil pestol2an atau kagak terasa janggal apabila di pov anak diasumsikan bhw itu sebuah pilihan, karena konsekwensi yg ada adalah : ada kemarahan bapak - tidak ada kemarahan bapak. Ibarat katanya,
"kamu mau dimarahin bapak atau kagak ? hayo piliiih yg mana..." ??? ---> sulit utk dinalarkan apabila kalimat tsb diaplikasikan.
Dilain sisi, ambil mainan selain pestol2an baru bisa dikatakan mengandung pilihan bebas. Si anak silahkan ambil boneka, mobil2an, puzzle game, dsb TANPA dihadapi suatu konsekwensi yg "mengerucut".
Ambil boneka ato kagak ya ? terserah ... mao ambil kek, nggak kek ... bapak gak akan marah.
Ambil mobil2an atao kagak ya ? terserah juga
.
Ilustrasi diatas "sepadan" dgn dilarangnya Adam makan buah.
Adam silahkan makan sepuas dan sebebas-bebasnya buah di Eden kecuali buah PBJ.
Sekarang perintah yg tidak mengandung larangan ataupun tidak terinformasi konsekwensinya dari pihak yg memerintah :
Namakan segala jenis binatang. . Diketika Adam memberikan nama makhluk mengeong-ngeong itu kicung kek, kucing kek, simeong kek ---> Adam tidak dihadapi konsekwensi biner. Adam "berkuasa" penuh - dia BEBAS memilih mao kasih nama apapun ke binatang mengeong tsb.
So, "rumus"nya adalah digit 0 - 1.
Yang apabila dari pov kita manusia diketahui akibat dari masing2 digit tsb "berlawanan" - maka
(mungkin cuma buat saya dan nothingman, phooey belon ) hal ini "terasa janggal" utk dikatakan suatu pilihan. Atau saya "kendorkan" :
okelah sebuah pilihan namun nggak bebas ...hehehe ..
Contoh lain, diketika semua murid kondisinya tangan tidak teracung.
Guru berkata :
yang setuju, angkat tangan - yg tidak setuju diem ajaMurid tidak bisa bilang :
saya tidak mau memilih (golput) - karena kalo dia tidak angkat tangan artinya dia tidak setuju, dia angkat tangan artinya dia setuju.
Itu ilustrasi murid, bisa saja si murid keluar meninggalkan kelas sbg tanda dia golput ... tetapi kita manusia kan nggak bisa keluar dari kelas (baca : Law)
.
Walopun mungkin phooey tidak/belon mengerti paparan saya diatas, mudah2an phooey kira2 "nangkep" jalan pikiran saya
(dan nothingman kayaknya juga) salam.