Berikut tulisan DeusVult dari
Ekaristi dot org yang merupakan terjemahan dari entry
Catholic Encyclopedia mengenai Skisma Timur dalam Gereja:
Skisma TimurSejak masa Diotrephes (3Yoh 1:9-10) telah terjadi skisma-skisma secara berkelanjutan, yang paling banyak adalah di Timur. Arianisme menyebabkan sebuah skisma yang besar; skisma pihak Nestorian dan Monophysite masih berlangsung. Namun yang dimaksudkan "Skisma Timur" biasanya adalah pertikaian memprihatinkan yang menimbulkan perpisahan dengan kebanyakan umat Kristen Timur, skisma yang memunculkan Gereja yang terpisah yang disebut "Gereja Orthodok."
I. PERSIAPAN YANG LAMA BAGI TERJADINYA SKISMASkisma Timur tidak bisa dianggap sebagai akibat dari satu buah pertikaian. Tidaklah benar bahwa setelah perdamaian sempurna berabad-abad, lalu karena satu perselisihan, hamper setengah kekristenan jatuh. Peristiwa seperti itu pastilah tidak ada duanya dalam sejarah, kecuali ada suatu bidaah besar. Sementara pada perselisihan yang menimbulkan Skisma Timur, pada awalnya tidak ada ke-bidaah-an dalam pertikaian yang terjadi, ataupun ada ketidaksetujuan yang tak ada harapan untuk terselesaikan mengenai Iman. Kasusnya adalah sebuah skisma murni, sebuah perpecahan persekutuan bersama yang diakibatkan oleh kemarahan dan perasaan tidak suka, bukan karena teologi yang berlawanan. Jikalau sebelumnya semua baik-baik saja maka tidaklah mungkin kalau ratusan uskup tiba-tiba memecahkan diri dari persekutuan dengan kepala mereka. Skisma besar tersebut (ie. Skisma Timur) adalah buah dari proses yang gradual
[catatan DeusVult: "gradual" = "meningkat atau bertambah dengan derajat yang reguler dan secara terus menerus"]. Penyebab awalnya harus dicari berabad-abad sebelum ada kecurigaan akan terjadinya skisma. Ada sejumlah skisma sementara yang mengendorkan ikatan persekutuan dan mempersiapkan jalan bagi terjadinya Skisma Timur. Dua perpecahan besar (dilakukan Photius dan Michael Caerularius) yang diingat sebagai asal-muasal dari keadaan sekarang ini, telah telah diperbaiki setelah kejadiannya. Secara lebih tepat skisma yang terjadi pada saat ini bisa dilacak saat pihak Timur menolak Konsili Florence pada 1472. Jadi, meskipun nama Photius dan Caerularius memang dapat dikaitkan dengan bencana skisma, karena pertikaian dengan keduanya merupakan unsur utama dari cerita mengenai Skisma Timur, namun tidak boleh dipikirkan bahwa mereka adalah penyebab skisma satu-satunya ataupun penyebab skisma yang pertama-tama. Kalau kita mengelompokkan cerita mengenai asal-muasal Skisma Timur dengan memulai dari masa Photius dan masa Caerularius maka kita harus menjelaskan penyebab-penyebab awal yang mempersiapkan terjadinya peristiwa tersebut (ie. peristiwa yang berkenaan dengan Photius dan peristiwa yang berkenaan dengan Caerularius), dan kita harus mencatat bahwa setelah terjadinya kedua peristiwa tersebut ada kesatuan sementara.
Penyebab awal dari semuanya adalah pengasingan gradual antara Timur dan Barat. Secara pokok pengasingan ini tidak terelakkan. Masyarakat Timur dan Barat mengelompokkan diri kepada dua pusat yang berbeda sebagai pusat langsung. Mereka menggunakan ritus yang berbeda dan mempunyai bahasa yang berbeda. Kita harus membedakan posisi Paus sebagai seorang kepala kasat mata atas seluruh kekristenan dari tempatnya sebagai Patriakh Barat. Posisi tersebut dan pendapat bahwa semua uskup setara dalam jurisdiksi adalah dua hal yang sama sekali tidak diketahui pada masa Gereja awal. Sejak awal kita menemukan sebuah hierarkhi ber-gradual dari Uskup-uskup metropolitan [sekarang disebut "Uskup Agung"],
exarches [bentuk plural dari "exarch" yang berarti metropolitan alias Uskup Agung yang yurisdiksinya melampaui keuskupannya] dan primat [yaitu uskup yang mempunyai otoritas superior tidak hanya atas uskup-uskup dalam provinsinya, seperti yang dipunyai seorang metropolitan alias Uskup Agung, tapi juga otoritas atas beberapa provinsi dan beberapa metropolitan]. Kita sejak awal kita menemukan gagasan bahwa seorang uskup mewarisi kewibawaan pendiri tahtanya, sehingga uskup yang merupakan pengganti Rasul mempunyai hak dan keistimewaan khusus [ie.
privilege]. Adanya hirarkhi yang gradual ini penting untuk menjelaskan posisi Paus. Dia bukanlah superior langsung dari setiap uskup; dia adalah kepala dari sebuah organisasi kompleks dan detail, bagaikan puncak dari sebuah pyramid yang bersusun meruncing. Pemikiran umat Kristen awal adalah bahwa para patriakh adalah kepala-kepala kekristenan; lalu lebih lanjut para umat Kristen tahu bahwa kepala Patriakh berada di Roma. Namun kepala langsung tiap-tiap Gereja adalah para Patriakh. Setelah Konsili Chalcedon (451) kita harus menghitung lima ke-patriakh-an: Roma, Constantinople, Alexandria, Antiokia dan Yerusalem.
Perbedaan antara Timur dan Barat, pertama-tamanya, adalah bahwa Paus di Barat bukan hanya kepala imam tertinggi, tapi juga patriakh local. Bagi umat Kristen Timur dia adalah seorang otoritas yang jauh dan asing, tempat banding terakhir bagi pertanyaan-pertanyaan serius, setelah patriakh-patriakh mereka sendiri tidak mampu menjawabnya. Namun bagi umat Latin di Barat, dia adalah kepala langsung, otoritas langsung atas metropolitan-metropolitan [ie.uskup agung – uskup agung] mereka, banding pertama dari uskup-uskup mereka. Sehingga semua kesetiaan di Barat langsung menuju ke Roma. Roma adalah Bunda Gereja adalam banyak artian, adalah karena misionaris yang dikirim dari Romalah Gereja-Gereja local Barat didirikan. Sebaliknya kesetiaan umat Kristen Timur pertama-tama mengarah ke patriakh mereka sendiri, sehingga selalu ada bahaya terbaginya rasa kesetiaan kalau sang patriakh bertikai dengan Paus. Hal ini tidak terjadi di Barat. Oleh karena itu, kejatuhan dari ratusan uskup Timur, kejatuhan jutaan umat Kristen sederhana, bisa dilacak oleh skisma yang dilakukan para patriakh. Bila keempat patriakh Timur menyetujui suatu tindakan maka bisa disimpulkan bahwa metropolitan-metropolitan [ie. uskup agung - uskup agung] dan uskup-uskup mereka akan mengikuti para patriakh dan bahwa romo-romo dan umat-umat akan mengikuti uskup-uskup mereka. Jadi organisasi Gereja, dalam satu cara, telah mempersiapkan landasan bagi sebuah kontras (yang mungkin akan menjadi suatu rivalitas) antara patriak pertama di Barat bersama dengan pengikut Latinnya yang luas, dan dengan para Patriakh Timur dengan pengikut mereka.
Bersambung....