Alasan Lain di Balik Unjuk Rasa PKS di Kedubes AS

[Shakespeare]

Alasan Lain di Balik Unjuk Rasa PKS di Kedubes AS 


TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera mengklaim, mengerahkan sekitar 200 ribu massa untuk berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Ahad, 30 September 2012. Mereka menuntut pemerintah Amerika Serikat bersikap tegas terhadap pembuat film Innocence of Muslims, yang dianggap menghina Nabi Muhammad dan Islam.

"Kami undang masyarakat lewat banyak media," kata Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah PKS DKI Jakarta, Triwisaksana, ketika dihubungi Tempo, Ahad, 30 September 2012. Triwisaksana mengatakan, peserta unjuk rasa di depan Kedubes AS tidak hanya kader dan simpatisan PKS, tapi juga organisasi Islam, seperti pemuda masjid dan majelis taklim.

Dia menyatakan, selain menempuh cara ekstraparlemen dengan berunjuk rasa, PKS mengklaim sudah menempuh upaya melalui kader mereka di parlemen. Menurut dia, berbagai cara akan mereka tempuh agar pemerintah Amerika bersikap tegas terhadap pembuat film yang dinilai melecehkan Nabi Muhammad itu.

Dia tidak membantah bahwa aksi ekstra-parlemen ini dilakukan untuk menarik simpati menjelang Pemilihan Umum 2014. Menurut dia, setiap tindakan partai yang dilakukan pasti dicurigai untuk meyakinkan pemilih mendatang. Namun, dia mengklaim, tujuan utama aksi ini adalah memberikan tekanan kepada Amerika Serikat. "Kalau ada simpati, ya itu adalah efek samping," kata dia.

WAYAN AGUS P

====================


Wee..ladhalah..... 

[bruce]

Terlambat sudah, apa dan siapa sebenranya orang orang PKS sudah diketahui umum koq.
Kasus Arifinto sangat diingat oleh masyarakat.

 

[Husada]

Wah, mantan presiden PKS itu tidak belajar dari pemilukada DKI, kayaknya. Dia tidak tahu bahwa beramai-ramai berdemo di depan kedubes AS melenceng dari pesan ketidaksetujuan terhadap felem Innocence of Muslims. Dia tidak tahu kalau fanatisme primordial sudah ditinggalkan sebagian besar masyarakat Indonesia. Entah mau tertawa atau menangis, deh.

[Shakespeare]

Terlambat sudah, apa dan siapa sebenranya orang orang PKS sudah diketahui umum koq.
Kasus Arifinto sangat diingat oleh masyarakat.

 

Usaha mati-matian untuk memperbaiki citra bro, mencoba memanfaatkan isu sektarian untuk mendulang simpati. Sepertinya tidak belajar dari kasus kekalahan di Pilkada DKI.

Wah, mantan presiden PKS itu tidak belajar dari pemilukada DKI, kayaknya. Dia tidak tahu bahwa beramai-ramai berdemo di depan kedubes AS melenceng dari pesan ketidaksetujuan terhadap felem Innocence of Muslims. Dia tidak tahu kalau fanatisme primordial sudah ditinggalkan sebagian besar masyarakat Indonesia. Entah mau tertawa atau menangis, deh.

Wow...ternyata komentar saya sudah keduluan Momod Husada   

[detik]

PKS cari sensasi karena mulai ditinggalkan masanya..

[Husada]

Wow...ternyata komentar saya sudah keduluan Momod Husada   

Padahal, sesama seniman sebenarnya dilarang saling mendahului, nggih? atau malah sebaliknya, agar makin dinamis, sesama seniman harus saling mendahului?

[Husada]

PKS cari sensasi karena mulai ditinggalkan masanya..

Lupa bahwa masyarakat semakin cerdas dan rasional. Mereka juga lupa, dengan nuansa agama yang kental justru menonjolkan kesalahan-kesalahan kecil. Partai non agama melakukan kesalahan kecil, dipandang 'wajar', sementara partai bernuansa agama melakukan kesalahan kecil, langsung dicibir.