Author Topic: Kualitas Cinta  (Read 1197 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Phooey

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Kualitas Cinta
« on: October 15, 2012, 10:04:06 AM »
Quote
Dalam Kursus Persiapan Perkawinan di sebuah paroki, seorang tutor menanyakan kepada sepasang peserta kursus yang telah berpacaran selama sembilan tahun, seberapa jauh mereka telah saling kenal. Dengan yakin, mereka menjawab, 100 persen!

Peristiwa lain. Pada sebuah acara pemakaman seorang tokoh masyarakat, tampak seorang wanita pelayat. Wajahnya begitu berduka atas meninggalnya tokoh masyarakat tersebut. Wanita tersebut menggandeng seorang anak yang berusia sekitar 14 tahun. Pada waktu jenazah diberangkatkan ke makam, wanita itu jatuh pingsan. Peristiwa ini menimbulkan keributan tersendiri. Akhirnya, wanita tersebut diangkat dan dibawa masuk ke dalam rumah duka. Belakangan, diketahui oleh anggota keluarga yang berduka bahwa wanita itu ternyata istri kedua dari sang tokoh masyarakat. Malam harinya, seusai kenduri selamatan di mana seluruh anggota keluarga berkumpul, sang ibu yang sedang berduka, istri dari orang yang meninggal tersebut mengatakan kepada anak-anak serta seluruh anggota keluarga bahwa ia merasa tidak dicintai dan merasa belum mengenal suaminya, meskipun mereka telah menikah dan menjalani hidup rumah tangga hampir 40 tahun. Sebuah pernyataan yang kontradiktif, hidup sebagai istri selama 40 tahun namun merasa belum mengenal suaminya.

Dua kejadian tersebut adalah gambaran yang saling kontradiktif. Satu pasangan sedang berpacaran selama sembilan tahun namun masing-masing sudah merasa 100 persen mengenal pasangannya, sedang pasangan yang kedua sudah hidup bersama dalam rumah tangga selama hampir 40 tahun namun merasa belum mengenal pasangannya.

Pertanyaannya, pada pasangan yang berpacaran selama sembilan tahun, apakah benar mereka sudah saling kenal 100 persen? Mengapa pasangan yang lebih dari 40 tahun menikah merasa belum saling kenal?

Proses memahami
Setiap individu dalam kehidupannya selalu berubah dari hari ke hari, paling tidak berubah dalam hal usia secara kronologis. Dalam aspek yang lain mungkin juga berubah, namun secara umum ada pola yang dapat dikatakan sama, baik dalam cara berpikir, cara bersikap maupun cara berperilaku. Karena individu setiap hari mengalami perubahan, maka dikatakan setiap individu unik dan dinamis.

Keluarga terbentuk dari bersatunya dua pribadi yang berbeda. Secara pribadi mereka masing-masing adalah dinamis, persatuan dua pribadi yang berbeda dalam sebuah ikatan perkawinan tentu menimbulkan dinamika yang unik, di mana hanya dirasakan-dialami oleh mereka sendiri dan tidak sama dengan dinamika pasangan lain. Dalam proses ini diperlukan kesediaan untuk terbuka menerima pasangan hidup apa adanya dan juga kesediaan untuk selalu memberi yang terbaik bagi pasangan hidupnya. Mereka secara pribadi terus-menerus dalam kehidupan perkawinannya saling berinteraksi berkomunikasi satu dengan yang lain untuk berusaha saling memahami, dan hal inilah inti dari dinamika relasi kehidupan perkawinan.

Relasi untuk saling memahami antardua manusia dalam hidup perkawinan adalah proses timbal balik yang berlangsung terus-menerus dalam jangka panjang yang bukan hanya melibatkan segi pikiran, namun melibatkan juga perasaan maupun perilaku kedua belah pihak. Orang menyebut proses tersebut sebagai proses penyesuaian diri. Penyesuaian diri adalah proses dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjalin hubungan yang lebih sesuai antara individu dengan individu lain maupun dengan lingkungannya. Proses ini membutuhkan keterbukaan masing-masing pihak sehingga terjadi synergy serta saling menerima dan menghargai.

Sinergi merupakan kombinasi atau kekuatan bersama dari kedua belah pihak suami-istri. Sinergi adalah pusat dari kualitas relasi antara suami-istri, dan dari synergy muncul kebersamaan, dan kebersamaan memunculkan proses saling memahami lebih lanjut. Inti dari proses interaksi timbal balik adalah bagaimana seorang suami dapat memahami perilaku, pikiran maupun perasaan istrinya, dan demikian pula sebaliknya. Proses interaksi suami-istri hanya akan berhenti ketika salah satu di antara mereka meninggalkan dunia fana.

Makna kualitas cinta
Ekspresi cinta yang paling besar ditunjukkan oleh seorang ibu dalam proses melahirkan anak yang dikandungnya. Dalam proses melahirkan, seorang ibu mempertaruhkan jiwa dan raga demi anak yang hendak dilahirkannya. Orang bijak mengatakan bahwa cinta yang paling besar ditunjukkan dengan kesediaan seseorang untuk mempertaruhkan nyawa demi orang yang dicintainya.

Cinta mengandung tiga unsur, yaitu keintiman, gairah, dan tanggung jawab. Demikian pula setelah bayi lahir, sang ibu menunjukkan cintanya dengan keintiman yang sangat kuat antara ibu dengan sang bayi. Seorang ibu tidak dapat meninggalkan bayinya bagitu saja. Meninggalkan sang bayi untuk dua jam sudah menimbulkan kegelisahan sang ibu. Ibu merawat dengan penuh gairah serta tanggung jawab yang ditunjukkan dengan kesediaan untuk memberikan waktu 24 jam penuh demi sang bayi. Saat ibu memberikan ASI kepada sang bayi adalah ekspresi keintiman yang paling dalam, di mana pada saat yang bersamaan detak jantung sang ibu merupakan irama yang paling indah bagi sang bayi. Pada saat memandikan, mengganti popok, menggendong maupun menuntun saat anak mulai berjalan, ibu menunjukkan kegembiraannya. Terlebih-lebih ketika melihat kemajuan perkembangan sang anak, ibu menunjukkan dan menceritakan kepada orang lain dengan antusias. Pada saat anak sakit, ibu memberikan waktu dan perhatian secara penuh, bahkan apabila memungkinkan seakan-akan bersedia memberikan tubuhnya sendiri untuk menderita sakit demi menggantikan sang anak.

Cinta pada anak memang berbeda dengan cinta pada pasangan hidup. Namun sejalan dengan hal tersebut di atas, pernyataan cinta yang muncul di antara pasangan suami-istri sudah seharusnyalah dibuktikan dengan kesediaan mempertaruhkan nyawa demi orang yang dicintainya. Secara substitutif pernyataan cinta seorang suami/istri terhadap pasangannya harus dibuktikan seumur hidup, dalam arti bahwa hingga salah seorang di antara mereka meninggal dunia dan ternyata tidak terdapat kasus yang “mencederai” ikrar cinta mereka, maka dapat dinyatakan bahwa cinta mereka berkualitas.

Cinta selalu berorientasi pada orang yang dicintai. Orang yang mencintai selalu berusaha memberikan yang terbaik dengan kesungguhan serta ketulusan bagi orang yang dicintai. Segala sesuatu diberikan kepada orang yang dicintai tanpa berharap mendapat hasil balik dari orang yang dicintai. Kalaupun ada hasil balik dari orang yang dicintai, hal itu sebagai konsekuensi logis dari interaksi di antara kedua orang yang saling mencintai. Kedua belah pihak saling berlomba memberikan yang terbaik bagi pasangannya.

Kembali pada pasangan Kursus Persiapan Perkawinan yang menyatakan bahwa mereka telah saling mengenal 100 persen. Dapat dinyatakan bahwa mereka cukup gegabah. Mereka belum menikah, dan belum menjalani proses hidup bersama dalam satu rumah tangga, lebih jauh lagi mereka belum berinteraksi secara intensif. Ketika proses interaksi di antara mereka semakin intensif, maka akan mereka sadari bahwa banyak hal yang belum mereka pahami satu dengan yang lain, mulai dari hal-hal sepele sampai ke hal-hal prinsip. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa apa yang telah mereka lewati selama ini adalah pertemuan-pertemuan yang terbatas, di mana pertemuan mereka pun dipersiapkan dengan baik dan dikehendaki bersama. Dalam relasi perkawinan pertemuan antara suami dan istri adalah pertemuan yang alami, ada kemungkinan sifat-sifat asli yang selama masa pacaran dikendalikan agar tidak muncul dari masing-masing pihak akan muncul ke luar. Mereka akan menyadari bahwa mereka belum saling mengenal seutuhnya. Bahkan, dua orang yang telah menikah selama lebih dari 40 tahun pun salah seorang menyatakan bahwa dia belum mengenal pasangannya.

Y. Bagus Wismanto

Dikutip dari http://www.hidupkatolik.com/2012/10/12/kualitas-cinta


 :'o :'o :'o
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Phooey

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Kualitas Cinta
« Reply #1 on: October 15, 2012, 10:05:16 AM »
Dikutip dari http://www.hidupkatolik.com/2012/10/12/kualitas-cinta


 :'o :'o :'o

Sudahkah teman2 mengenal pasangan anda dan mengetahui seberapa besar kwalitas cintanya  ??
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Kualitas Cinta
« Reply #2 on: October 15, 2012, 11:28:38 AM »
Sudahkah teman2 mengenal pasangan anda
tidak kenal 100% Kung :whistle:


Quote
dan mengetahui seberapa besar kwalitas cintanya  ??
tidak tahu persis  :swt: dan tidak berniat mengetest.

Quote
Cinta mengandung tiga unsur, yaitu keintiman, gairah, dan tanggung jawab. Demikian pula setelah bayi lahir, sang ibu menunjukkan cintanya dengan keintiman yang sangat kuat antara ibu dengan sang bayi.
ngomong2 soal pengalaman cinta ibu dan anak,
yang saya bold itu yang prakteknya agak mabok. ketika anak bungsu saya masih bayi 2 bulan, waktu itu saya masih cuti melahirkan; bayi kecil masih terbalik bukan jam tidurnya, jadilah saya ronda malam walau badan cuapek seharian mengurus 2 anak.
karena ngompol, bayi terbangun dan menangis, saya beri susu formula tambahan karena stock ASI ngga cukup untuk seharian. tapi anehnya sudah diberi susu, koq masih menangis terus, suaranya juga terdengar sayup2 jauh. setelah buka mata lebar2, astagaa.... ternyata yg saya gendong dan saya beri susu botol dari tadi adalah guling bayinya. sedangkan anak saya malah tergeletak di sebelah saya, pantas koq menangis tiada henti  hihihihi...

itulah Kung Pho, seorang ibu yang disebut2 memiliki cinta sejati, ternyata tetap ngga bertanggung jawab, salah sasaran karena ketiduran....  :grining:
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Kualitas Cinta
« Reply #3 on: October 15, 2012, 11:29:24 AM »
Sudahkah teman2 mengenal pasangan anda dan mengetahui seberapa besar kwalitas cintanya  ??
Jadi harus berapa lama pacaran bro...kalau 40 tahun hidup bersama aja masih tidak mengenal satu sama lain  :doh: :whistle:
In Omnibus Caritas

Offline Phooey

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Kualitas Cinta
« Reply #4 on: October 15, 2012, 11:35:41 AM »
Jadi harus berapa lama pacaran bro...kalau 40 tahun hidup bersama aja masih tidak mengenal satu sama lain  :doh: :whistle:

Maka dari Mod Leo.

Lihat ekspresi wajah saya dibawah ini

 :'o :'o :'o
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

bruce

  • Guest
Re: Kualitas Cinta
« Reply #5 on: October 15, 2012, 11:37:01 AM »
ternyata yg saya gendong dan saya beri susu botol dari tadi adalah guling bayinya. sedangkan anak saya malah tergeletak di sebelah saya, pantas koq menangis tiada henti  hihihihi...

Oooh, untunglah guling, bukan bapaknya.

 :blush: :doh:


Offline Phooey

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Kualitas Cinta
« Reply #6 on: October 15, 2012, 11:47:01 AM »
tidak kenal 100% Kung :whistle:

tidak tahu persis  :swt: dan tidak berniat mengetest.
ngomong2 soal pengalaman cinta ibu dan anak,
yang saya bold itu yang prakteknya agak mabok. ketika anak bungsu saya masih bayi 2 bulan, waktu itu saya masih cuti melahirkan; bayi kecil masih terbalik bukan jam tidurnya, jadilah saya ronda malam walau badan cuapek seharian mengurus 2 anak.
karena ngompol, bayi terbangun dan menangis, saya beri susu formula tambahan karena stock ASI ngga cukup untuk seharian. tapi anehnya sudah diberi susu, koq masih menangis terus, suaranya juga terdengar sayup2 jauh. setelah buka mata lebar2, astagaa.... ternyata yg saya gendong dan saya beri susu botol dari tadi adalah guling bayinya. sedangkan anak saya malah tergeletak di sebelah saya, pantas koq menangis tiada henti  hihihihi...

itulah Kung Pho, seorang ibu yang disebut2 memiliki cinta sejati, ternyata tetap ngga bertanggung jawab, salah sasaran karena ketiduran....  :grining:

Sis....waktu itu umur suami dibawah 35 tahun ya.
Waktu seumuran tersebut, saya enggak bisa melek malam. Karena ngantuk pasti ketiduran.....jadi 80% malam hari, anak saya waktu bayi di urus istri saya.

 :swt:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Kualitas Cinta
« Reply #7 on: October 15, 2012, 11:49:30 AM »
Sis....waktu itu umur suami dibawah 35 tahun ya.
Waktu seumuran tersebut, saya enggak bisa melek malam. Karena ngantuk pasti ketiduran.....jadi 80% malam hari, anak saya waktu bayi di urus istri saya.

 :swt:
hehe...terus siang hari bapaknya kerja nggak hehe...kalau gitu berarti siang dan malam hampir diurus ibunya  :lol:

In Omnibus Caritas

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: Kualitas Cinta
« Reply #8 on: October 15, 2012, 11:51:32 AM »
Sis....waktu itu umur suami dibawah 35 tahun ya.
Waktu seumuran tersebut, saya enggak bisa melek malam. Karena ngantuk pasti ketiduran.....jadi 80% malam hari, anak saya waktu bayi di urus istri saya.

 :swt:

ini menjelaskan mengapa Kung takut istri...ternyata karena istrinya memang lebih jago mengurus bayi dan rumah tangga.  :whistle:
jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

Offline Phooey

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Kualitas Cinta
« Reply #9 on: October 15, 2012, 11:52:01 AM »
hehe...terus siang hari bapaknya kerja nggak hehe...kalau gitu berarti siang dan malam hampir diurus ibunya  :lol:

Siang hari Bapaknya membanting tulang mencari satu ton emas dan satu truk berlian   :dance:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Kualitas Cinta
« Reply #10 on: October 15, 2012, 11:53:13 AM »
Maka dari Mod Leo.

Lihat ekspresi wajah saya dibawah ini

 :'o :'o :'o

Jadi kualitas perkawinan tidak selalu berbanding lurus dengan lamanya seseorang hidup bersama atau berhubungan dengan pasangannya ...

btw bro Phoeey mengenal pasangan sejak masih sekolah yah hehe.....salute deh bro...hehe... :afro1:
In Omnibus Caritas

Offline Phooey

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Kualitas Cinta
« Reply #11 on: October 15, 2012, 11:54:38 AM »

@ Mod Leo & Sis Lily.

Kalian jangan terpancang pada saya saja.
Coba chek Mr. Singa.

Di komunitas singa, singa jantan hanya duduk2 tunggu makanan yang ditangkap oleh singa betina.
Anak singa pun masih dirawat oleh singa betina.


Nahh...tuhh...
Bukankah lebih gawat ??  :ballspin:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Phooey

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Kualitas Cinta
« Reply #12 on: October 15, 2012, 11:55:30 AM »
Jadi kualitas perkawinan tidak selalu berbanding lurus dengan lamanya seseorang hidup bersama atau berhubungan dengan pasangannya ...

btw bro Phoeey mengenal pasangan sejak masih sekolah yah hehe.....salute deh bro...hehe... :afro1:

Betul Mod.....

Jangan iri ya ......... hehehehe.........   :whistle:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

bruce

  • Guest
Re: Kualitas Cinta
« Reply #13 on: October 15, 2012, 11:57:27 AM »
@ Mod Leo & Sis Lily.

Kalian jangan terpancang pada saya saja.
Coba chek Mr. Singa.

Di komunitas singa, singa jantan hanya duduk2 tunggu makanan yang ditangkap oleh singa betina.
Anak singa pun masih dirawat oleh singa betina.


Nahh...tuhh...
Bukankah lebih gawat ??  :ballspin:

Lhoh, kan tugas singa jantan memang untuk jaga wilayah dan mencegah penyusup, om.
Atau ketika ada lawan/mangsa yang tidak mampu ditaklukan para selir, ya terpaksa turun tangan. Kalau yang bisa didelegasikan ya didelegasikan dong. Begitu kan yang diajarkan di manajemen. He he he he.

 :whistle:

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Kualitas Cinta
« Reply #14 on: October 15, 2012, 11:58:07 AM »
Siang hari Bapaknya membanting tulang mencari satu ton emas dan satu truk berlian   :dance:
wkkk.....kalah deh konglomerat jadinya  :giggle:

ini menjelaskan mengapa Kung takut istri...ternyata karena istrinya memang lebih jago mengurus bayi dan rumah tangga.  :whistle:

selain jago ngurus anak dan rumah tangga Mrs Phooey juga pintar ngurus bapaknya anak2  :giggle: :lol:

In Omnibus Caritas