Kitab Suci sebagai sumber otoritas yg absolut dan final???
Silakan Anda jawab pertanyaanku ini, bagaimana caranya Kitab Suci menjadi sumber otoritas yg absolut jika Kitab Suci itu sendiri tidak dapat berbicara jika diinterpretasikan secara salah? Ambillah contoh Nestorianism yang mengatakan ada dua Pribadi dalam diri Yesus, Anak Allah dan Anak Manusia. Nestorius juga merumuskan doktrinnya dari interpretasi Kitab Suci (silakan Anda baca surat Nestorius yg dikutuk oleh Konsili Efesus). Lalu ada interpretasi Anda yg mengatakan hanya ada satu Pribadi Yesus, Allah sekaligus manusia.
Kitab Suci ga bisa menjadi otoritas final utk mengatakan interpretasi siapa yg benar atau interpretasi siapa yg salah. Bagaimana caranya Kitab Suci menjadi otoritas yg absolut????
Kebenaran Kitab Suci tidak pernah tergantung kepada penafsiran manusia melainkan kepada iluminasi dari Roh Kudus bagi mereka yang sudah beriman kepada Kristus.
Benar atau tidak penafsiran manusia maka Kitab Suci tetaplah kebenaran :
Yohanes 17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.Kitab Suci tidak pernah berubah menjadi bukan kebenaran karena penafsiran tertentu manusia yang keliru penuh dengan manpipulasi dan modifikasi dengan motivasi yang sudah bejat dari manusia tsb.
Mengapakah Rasul Paulus mengatakan sbb :
Galatia 1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Kolose 2:8
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsumenurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.2 Petrus 2:1
Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.Untuk apa ada peringatan dari Rasul tsb kalau kebenaran Kitab Suci itu relatif bergantung kepada manusia seperti paham gereja anda ???
Untuk apa pula jemaat/gereja awal di Berea menyelidiki Kitab Suci kalau kebenaran Kitab tsb hanya relatif tidak absolut melainkan bergantung kepada manusianya.???
Kalau Kitab Suci tidak absolut maka gereja sama sekali akan kehilangan pegangan didalam menentukan mana ajaran yang benar dan mana yang salah.
Truth: "The Bible is the mother of Tradition"
False: "Tradition is the mother of or equal to the Bible" Karena gereja anda sudah membuang peranan Roh Kudus bagi orang percaya yang sekarang sudah sebagai penyandang
“Imamat Rajani” (Royal Priesthood) didalam memahami Kitab Suci dan menggantinya dengan sekelompok manusia rentan heresy dan dipimpin oleh seorang yang dianggap Kepala Gereja Universal,Infallible,Tuhan didunia,Roman Pontif,dll maka tidak heran bagi saya kalau peranan tradisi bikinan gereja anda lebih penting bagi anda ketimbang Kitab Suci.
Kitab Suci cukup pada dirinya sendiri?? Ambil lah contoh bahwa Kitab Suci tidak pernah mengatakan rasul2 lain sebagai gembala, bagaimana caranya Anda hanya mencukupkan pada Kitab Suci lalu mengatakan rasul2 lain adalah gembala???
Kalau anda mengakui Petrus sebagai gembala mengapa pula Rasul lain bukan sebagai gembala padahal Kitab Suci sendiri tidak pernah menyatakan secara verbal bahwa Petrus menyandang jabatan gerejawi sebagai gembala ???
Kalau gembala sebagai pemimpin suatu jemaat bukankah para Rasul juga merupakan pimpinan didalam jemaat dimana mereka menetap ?
Atau apa anda anggap Paus Linus dan Paus berikutnya pengganti Petrus itu misalnya lebih berotoritas dari Rasul Yohanes yang masih hidup dikala itu,dan Rasul Yohanes harus tunduk kepada Paus anda itu ???
• St. Linus (67-76)
• St. Anacletus (Cletus) (76-88)
• St. Clement I (88-97)
http://www.newadvent.org/cathen/12272b.htmKalo mau menggunakan Kitab Suci sebagai otoritas absolut dan final, maka satu2nya cara adalah harus menggunakan apa yg tertulis secara explicit dalam Kitab Suci!
Kalo Anda harus menggunakan interpretasi Kitab Suci dalam menyimpulkan sesuatu, maka Kitab Suci tidak lagi menjadi otoritas absolut dan final, tetapi interpretasi Anda lah yg menjadi otoritas absolut dan final.
So... sebetulnya Anda ini ber-sola scriptura atau ber-sola interpretasi scriptura???
Itulah topeng “Biblicist” yang anda terapkan secara hipokrit seperti sudah saya buktikan :
Kalau ajaran yang ditolak GRK anda pakai topeng Biblicist.
Kalau ajaran GRK yang Anti Alkitab anda tidak pakai topeng Biblicist.
Bagaimana mau berdebat kalau pendirian anda tidak konsisten begini ???
Apakah istilah Tritunggal juga tertulis secara ekplisit ?
Quote from: solideogloria on September 05, 2014, 05:27:09 PM
Alasan mutilasi anda sulit diterima karena hanya yang relevan saja yang patut dikutip agar diskusi tidak bertele-tele dan tidak fokus.
Sepanjang anda tidak paham bahwa istilah Tradisi Suci memang setahu saya tidak pernah ada didalam Kitab Suci maka pemahaman saya adalah bahwa hanya tradisi yang diajarkan menurut Kitab Suci oleh para Rasul saja yang boleh disebut sebagai suci sifatnya.
Dalam hal ini sekali lagi anda juga hipokrit karena tidak ada istilah Tradisi Suci sepanjang pengetahuan saya didalam Alkitab.
Kalau istilah “tradisi” bikinan manusia seperti halnya Yudaisme dan GRK memang ada dan itu sudah dikecam keras oleh Tuhan Yesus sendiri bahwa otoritasnya sama sekali berada dibawah Kitab Suci firman Allah.
Lho... Kita ini membicarakan Tradisi Suci nya Gereja Katolik, atau Tradisi Suci kayalan Anda??
Kalo membicarakan Tradisi Suci Gereja Katolik, dan Anda merasa tahu apa artinya, kok bisa2nya Anda tidak dapat membedakan mana Tradisi yang infallible dan mana tradisi yang tidak infallible??
Tradisi Suci tidak ada di Kitab Suci?? Itu kan menurut interpretasi Anda, wong Kitab Suci tidak pernah menuliskan demikian kok...
Silahkan pakai ayat mana anda menganggap Tradisi Suci model anda itu memang ada di Alkitab ?
Setahu saya istilah Tradisi Suci memang tidak ada di Alkitab karena Tradisi yang suci hanya berasal dari Kitab Suci atau wahyu dari Allah yang suci bukan bikinan manusia yang tidak suci.
Walau anda memberikan gelar Bapa Suci kepada Paus anda dan menganggap dia berwenang memodifikasi wahyu Allah sesuai klaimnya itu.... tidak otomatis berarti sama sekali bahwa tradisi yang dibuatnya adalah Tradisi Suci kalau menurut ukuran Kitab Suci.
Hanya tradisi yang berasal dari Kitab Suci saja yang layak disebut suci.
Kalau tradisi bikinan manusia seperti milik agama Yudaisme dan GRK anda tsb jelas sama sekali tidak suci dan otoritasnya dibawah Kitab Suci Firman Tuhan karena Tuhan Yesus sendiri mengatakan :
Markus 7:9 And he said unto them, Full well ye reject the commandment of God, that ye may keep your own tradition.Tradisi bikinan gereja anda itu jelas jelas sudah anti Kitab Suci karena isinya sama sekali mempertuhankan manusia berbau idolatry yang dilarang oleh Tuhan.
Bersambung