Forim Iman Kristen
Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Kristen => Topic started by: Siganteng on November 06, 2012, 11:55:07 AM
-
aku yakin banyak org kristen yang menikah beda agama
menikah di KUA atau di Wihara..
temanku menikah dgn wanita muslim didepan penghulu dan otomatis dia telah mengucapkan dua kalimat syahadat dgn sengaja..
secara islam dia telah muallaf, tetapi dia tidak mau masuk islam tetap pada keyakinannya kristen..
dosakah temanku ini atau bagaimana seharusnya dia bertindak ??
curhatan dari seorang teman baik..
-
aku yakin banyak org kristen yang menikah beda agama
menikah di KUA atau di Wihara..
temanku menikah dgn wanita muslim didepan penghulu dan otomatis dia telah mengucapkan dua kalimat syahadat dgn sengaja..
secara islam dia telah muallaf, tetapi dia tidak mau masuk islam tetap pada keyakinannya kristen..
dosakah temanku ini atau bagaimana seharusnya dia bertindak ??
curhatan dari seorang teman baik..
nyebut 2 kali syahadatnya dgn benar atau tidak ?? :rofl:
semoga saja salah menyebutnya shg tidak jadi mualaf.. :rofl:
-
aku yakin banyak org kristen yang menikah beda agama
menikah di KUA atau di Wihara..
temanku menikah dgn wanita muslim didepan penghulu dan otomatis dia telah mengucapkan dua kalimat syahadat dgn sengaja..
secara islam dia telah muallaf, tetapi dia tidak mau masuk islam tetap pada keyakinannya kristen..
dosakah temanku ini atau bagaimana seharusnya dia bertindak ??
curhatan dari seorang teman baik..
Nanya lebih lanjut..............
Yang di bold hitam diatas apakah telah sepengetahuan dan seijin pasangannya ?
GBU
:)
-
mnrt gw, kisahnya sama sptnya spt kisah Esau aja sih.
dia anggep enteng namanya itu hak kesulungan krn enaknya sup kacang merah Esau..
-
aku yakin banyak org kristen yang menikah beda agama
menikah di KUA atau di Wihara..
temanku menikah dgn wanita muslim didepan penghulu dan otomatis dia telah mengucapkan dua kalimat syahadat dgn sengaja..
secara islam dia telah muallaf, tetapi dia tidak mau masuk islam tetap pada keyakinannya kristen..
dosakah temanku ini atau bagaimana seharusnya dia bertindak ??
curhatan dari seorang teman baik..
kalo ditanya dosa atau nggak, menurut saya pasti dosa.
Sama aja dgn tidak mengakui Yesus dihadapan orang lain. Maka Yesus tidak akan mengakuinya jg.
Ini fatal. harus cepat2 bertobat.
-
sah.....sah dosanya.....kalo sudah begitu apa harus dibaptis lagi?
-
Dosanya sama seperti Petrus yang menyangkal Yesus.
Berdosa, tetapi asalkan mau bertobat, pasti Tuhan mengampuni. Tapi bertobatnya jangan cuma dalam hati, harus bersaksi juga bahwa dia tetap beriman kepada Kristus.
-
kalo ditanya dosa atau nggak, menurut saya pasti dosa.
Sama aja dgn tidak mengakui Yesus dihadapan orang lain. Maka Yesus tidak akan mengakuinya jg.
Ini fatal. harus cepat2 bertobat.
kalau dia katolik, wajib hukumnya untuk masuk bilik pengakuan dosa, bertobat sungguh-sungguh. Ybs, masuk dalam kategori Dosa Besar. dan seharusnya tidak menerima ekaristi dulu.
-
kalau dia katolik, wajib hukumnya untuk masuk bilik pengakuan dosa, bertobat sungguh-sungguh. Ybs, masuk dalam kategori Dosa Besar. dan seharusnya tidak menerima ekaristi dulu.
Di Gereja Reformed dia akan kena sanksi/disiplin Gereja, dan tidak diperkenankan mengikuti Perjamuan Kudus, sampai dia bertobat.
-
Di Gereja Reformed dia akan kena sanksi/disiplin Gereja, dan tidak diperkenankan mengikuti Perjamuan Kudus, sampai dia bertobat.
mirip ya bro.. setuju.. :afro:
-
sah.....sah dosanya.....kalo sudah begitu apa harus dibaptis lagi?
IMHO: ga perlu dibabtis ulang, dia hanya perlu bertobat.
-
aku yakin banyak org kristen yang menikah beda agama
menikah di KUA atau di Wihara..
temanku menikah dgn wanita muslim didepan penghulu dan otomatis dia telah mengucapkan dua kalimat syahadat dgn sengaja..
secara islam dia telah muallaf, tetapi dia tidak mau masuk islam tetap pada keyakinannya kristen..
dosakah temanku ini atau bagaimana seharusnya dia bertindak ??
curhatan dari seorang teman baik..
IMHO...kalo Kristen Katolik.
Tindakan kawin campur yang dilakukan termasuk dosa besar dan harus mendapatkan sakramen pengakuan dosa.
Tetapi untuk mendapatkan sakramen pengakuan dosa tersebut, perkawinan yang telah terjadi harus dimohonkan dispensasi terlebih dahulu.
Untuk pembabtisan sendiri, setelah dibaptis, maka seseorang mendapatkan materai rohani yang tidak akan terhapuskan. Jadi tidak perlu baptis ulang.
CMIIW
:)
-
Kadang kadang saya merenung....
Masa sih, kalau memang kedua insan tsb saling mencintai & mengasihi dengan TULUS & SUNGGUH-SUNGGUH, (dan keduanya sama-sama Homo sapiens lho.. ehehe)
masa sih... Tuhan MENGKOTAK-KOTAK kan begitu, sehingga MENGHAMBAT dua orang untuk dapat melaksanakan hidup penuh cinta-nya sehari-hari dalam suatu ikatan???
Atau jangan-jangan apakah Hal-hal semacam ini di berbagai agama (terutama yg menganut politik ekspansionisme)
HANYALAH sekedar KETERBATASAN KEMAMPUAN MANUSIA (para pemuka agama tsb)
yang BARU MAMPUnya meng-INTERPRETASIKAN sabda Tuhan spt itu,
sehingga terbitlah TRANSLITERASI atau TRANSPOSE Bahasa yang Jangan-jangan Sedemikian REDUKTIF Makna-nya,
sampai-sampai barangkali KURANG MIRIP dengan ESENSI sabda yang dimaksudkan oleh Tuhan itu sendiri?
Ataukah barangkali memang ada KEPENTINGAN DUNIAWI lainnya yang mendasari TAFSIRAN sabda Tuhan demikian...
misalnya: Kesamaan Identitas dalam suatu Organisasi, atau kepentingan Institusional lainnya...
Yang sebenarnya imho TIDAK SALAH sih... dalam konteks survivability insitusi tsb...
tapi dalam skala mikro.... perlu direnungkan lagi sih...
hhhhhh......mmm...
Manusia... oh.... Manusia........ Balada Anak Manusia...... ehehe...
-
Kadang kadang saya merenung....
Masa sih, kalau memang kedua insan tsb saling mencintai & mengasihi dengan TULUS & SUNGGUH-SUNGGUH, (dan keduanya sama-sama Homo sapiens lho.. ehehe)
masa sih... Tuhan MENGKOTAK-KOTAK kan begitu, sehingga MENGHAMBAT dua orang untuk dapat melaksanakan hidup penuh cinta-nya sehari-hari dalam suatu ikatan???
Atau jangan-jangan apakah Hal-hal semacam ini di berbagai agama (terutama yg menganut politik ekspansionisme)
HANYALAH sekedar KETERBATASAN KEMAMPUAN MANUSIA (para pemuka agama tsb)
yang BARU MAMPUnya meng-INTERPRETASIKAN sabda Tuhan spt itu,
sehingga terbitlah TRANSLITERASI atau TRANSPOSE Bahasa yang Jangan-jangan Sedemikian REDUKTIF Makna-nya,
sampai-sampai barangkali KURANG MIRIP dengan ESENSI sabda yang dimaksudkan oleh Tuhan itu sendiri?
hhhhhh......mmm...
Manusia... oh.... Manusia........ Balada Anak Manusia...... ehehe...
CINTA (eros) tidak menyelamatkan.
Gak usah jauh-jauh ngomong agama lah...orang mau nikah modal cinta doang...emang bisa hidup..??? Hehe... :giggle:
-
CINTA (eros) tidak menyelamatkan.
Gak usah jauh-jauh ngomong agama lah...orang mau nikah modal cinta doang...emang bisa hidup..??? Hehe... :giggle:
ehehe mas shakes..
Kok bisa men-judge bahwa cinta beda agama itu pasti EROS?
gimana kalau itu udah sampai fase KASIH (agape? eh.. atau apa ya bahasa kerennya? sori.. saya bisanya bahasa jawa nih.. ehehe)
-
ehehe mas shakes..
Kok bisa men-judge bahwa cinta beda agama itu pasti EROS?
gimana kalau itu udah sampai fase KASIH (agape? eh.. atau apa ya bahasa kerennya? sori.. saya bisanya bahasa jawa nih.. ehehe)
Nah, pembuktiannya begini mas...bisa gak dua orang yang menikah tidak melakukan hubungan seksual atau kegiatan2 erotis lainnya..?? Kalau bisa, ya mungkin saja cintanya sudah tahap agape, hehe...... :whistle:
-
Nah, pembuktiannya begini mas...bisa gak dua orang yang menikah tidak melakukan hubungan seksual atau kegiatan2 erotis lainnya..?? Kalau bisa, ya mungkin saja cintanya sudah tahap agape, hehe...... :whistle:
Huahahahaaaa......
Nice answer :afro:
:dance:
-
aku yakin banyak org kristen yang menikah beda agama
menikah di KUA atau di Wihara..
temanku menikah dgn wanita muslim didepan penghulu dan otomatis dia telah mengucapkan dua kalimat syahadat dgn sengaja..
secara islam dia telah muallaf, tetapi dia tidak mau masuk islam tetap pada keyakinannya kristen..
dosakah temanku ini atau bagaimana seharusnya dia bertindak ??
curhatan dari seorang teman baik..
Matius 10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
kayak ini udah cukup jelas..
-
Nah, pembuktiannya begini mas...bisa gak dua orang yang menikah tidak melakukan hubungan seksual atau kegiatan2 erotis lainnya..?? Kalau bisa, ya mungkin saja cintanya sudah tahap agape, hehe...... :whistle:
lho kok saya jadi tambah bingung?
1. Apakah dua orang seagama yg menikah itu TIdak melakukan kegiatan erotis lainnya itu? sehingga dianggap boleh?
2. Apakah kalau orang saling mengasihi DAN melakukan tindakan seksual dan erotis dalam norma-norma yang berlaku disitu, apakah lantas me-reduksi makna cinta itu?
masa sih mas SEKS itu begitu KOTOR dan TABU & MENJIJIKKAN nya sehingga MENGURANGI nilai kasih?
ah... Seks itu indah sekali & merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal yang indah lho...
-
lho kok saya jadi tambah bingung?
1. Apakah dua orang seagama yg menikah itu TIdak melakukan kegiatan erotis lainnya itu? sehingga dianggap boleh?
2. Apakah kalau orang saling mengasihi DAN melakukan tindakan seksual dan erotis dalam norma-norma yang berlaku disitu, apakah lantas me-reduksi makna cinta itu?
masa sih mas SEKS itu begitu KOTOR dan TABU & MENJIJIKKAN nya sehingga MENGURANGI nilai kasih?
ah... Seks itu indah sekali & merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal yang indah lho...
Duh, Mas Cadangdata...
Saya kan merespon pernyataan anda bahwa asalkan ada cinta, masak sih Tuhan menghambat cinta seseorang, begitu... Makanya saya jawab, bahwa cinta saja tidak menyelamatkan.
Dalam konteks kehidupan saja, orang gak bisa hidup selamat kalau cuma bermodal cinta, apalagi dalam hidup "beragama"
Begini Mas, kalau seseorang percaya adanya Tuhan, tentu dia percaya bahwa Tuhan berfirman. Kalau dia percaya Tuhan berfirman, tentu dia juga dia harus memilih Firman Tuhan mana yang mau dipercaya (yang di Alkitab, yang di Quran, atau yang mana...???).
Nah, kalau dia percaya Fiirman Tuhan, pasti dia tahu bahwa cinta (apalagi cinta eros), tidak membawa dia ke keselamatan.
Sekarang terserah, dia mau yang mana?
Kalau dia percaya cinta adalah segala-galanya, dan tidak peduli dengan aspek lainnya, ya monggo...tidak percaya Tuhan juga gak papa. :) Kalau dia mengira bahwa cinta dia yang sudah paling murni sampai ke tahap kasih yang tulus (agape), ya silakan buktikan saja apakah cintanya agape atau eros...?? :grining:
Tetapi kalau dia setuju bahwa Tuhan itu ada, dan Tuhan itu berfirman....apalagi percaya bahwa Firman Tuhan itu terdapat dalam Alkitab, seharusnya dia tahu bahwa mementingkan cinta (eros) daripada cinta kepada Tuhan, adalah kesalahan dan pelanggaran terhadap kehendak Tuhan. Bukan cinta-nya yang salah, melainkan ketika dia memilih menyangkal Tuhan-nya demi menikah dengan orang (manusia) yang dicintainya, itu yang salah.
Bukan saya yang menghakimi, tetapi Alkitab (Firman Tuhan) yang menghakimi.
Tetapi kalau tidak mau percaya, ya tidak apa-apa kok, tidak usah merasa terganggu hati nuraninya hanya karena mengucapkan syahadat yang lain, hehe..... :grining:
-
Duh, Mas Cadangdata...
Bukan cinta-nya yang salah, melainkan ketika dia memilih menyangkal Tuhan-nya demi menikah dengan orang (manusia) yang dicintainya, itu yang salah.
Bukan saya yang menghakimi, tetapi Alkitab (Firman Tuhan) yang menghakimi.
Tetapi kalau tidak mau percaya, ya tidak apa-apa kok, tidak usah merasa terganggu hati nuraninya hanya karena mengucapkan syahadat yang lain, hehe..... :grining:
mas shakes,
maksud saya bukan begitu kok mas...
Nah spt yang sampeyan tulis di atas...
itu yg saya pertanyakan & belum tahu jawabnya..
Apakah Mencintai orang lain yang kebetulan tidak seagama itu BISA DI-CAP menyangkali Tuhan kita?
Itu kan judgment yang sering digunakan untuk membuat keder orang lain supaya menyetujui pendapat kita kan mas? --> seperti: Menyangkal Tuhan, Masuk Neraka, dll..
Yang saya tanyakan:
YAKINKAH 100% kita bahwa YANG Tuhan MAKSUD itu benar-benar persis seperti INTERPRETASI KITA atas kutipan2 tsb spt di atas ini?
itu aja sih..
Contoh yang lebih sederhana deh mas...
Di Alkitab bagian manaaa gitu tertulis bahwa kalau laki-laki itu harusnya kawin dengan perempuan...
Nah, dalam konteks ini kita bersyukur Tuhan memberi contoh yang lebih gamblang..
Bahwa hubungan seks antara sejenis: tidak akan bisa menghasilkan anak..
Ini juga kalau seks ditinjau sebagai fungsi reproduksi lho... sudah un-debat-able.
tapi jika ditinjau dari fungsi lainnya: mungkin ada pendapat yg berbeda ya..
gitu deh kira-kira..
-
Kadang kadang saya merenung....
Masa sih, kalau memang kedua insan tsb saling mencintai & mengasihi dengan TULUS & SUNGGUH-SUNGGUH, (dan keduanya sama-sama Homo sapiens lho.. ehehe)
masa sih... Tuhan MENGKOTAK-KOTAK kan begitu, sehingga MENGHAMBAT dua orang untuk dapat melaksanakan hidup penuh cinta-nya sehari-hari dalam suatu ikatan???
Yang membuat saya heran, kenapa Anda melihatnya demikian? [Bahwa Allah menghambat dua orang utk dapat hidup penuh cinta]
Hubungan suami-isteri itu bukan hanya sekedar dua orang saling saling mencintai [pasangan kumpul-kebo dan kawin kontrak pun adalah saling mencintai]
Hubungan suami-isteri itu sesuatu yg kudus dan menyelamatkan [Sakramen]
Hubungan itu diibaratkan dengan hubungan Kristus dan GerejaNya. ==> Eph 5:22-33
Lha sekarang bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa cukup dengan saling mencintai, maka segalanya oke-oke saja, sementara dua orang yg salig mencintai itu: si A (yg mengakui Kristus adalah Allah dan Penebus umat manusia) + si B (tidak mengakui Kristus sebagai Allah dan penebus manusia)
====
Salam,
-
mas shakes,
maksud saya bukan begitu kok mas...
Nah spt yang sampeyan tulis di atas...
itu yg saya pertanyakan & belum tahu jawabnya..
Apakah Mencintai orang lain yang kebetulan tidak seagama itu BISA DI-CAP menyangkali Tuhan kita?
Itu kan judgment yang sering digunakan untuk membuat keder orang lain supaya menyetujui pendapat kita kan mas? --> seperti: Menyangkal Tuhan, Masuk Neraka, dll..
Nah, kalau begitu Mas Cadangdata perlu melihat kembali ke awal trit ini. Masalahnya BUKANLAH mencintai seseorang yang kebetulan beda agama yang salah, melainkan seseorang yang oleh karena mencintai orang yang beda agama sehingga MENYANGKAL Tuhannya, dan mengakui Tuhan yang lain.
Saya rasa di Alkitab bertabur ayat/perintah bahwa Tuhan tidak senang dengan manusia yang menduakan DIA, apalagi menyangkal DIA.
Mungkin pertanyaan berikutnya: apakah dengan mengucap syahadat sudah pasti dia menyangkal Tuhan? Bukankah Tuhannya sama saja? Ya, kalau kita mengukurnya dengan iman Kristen, sudah pasti syahadat adalah pengakuan iman yang berbeda dari iman Kristen.
Seseorang yang mengucapkan syahadat islam mengucapkan begini : "Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul Allah"
Kalimat pertama "Tiada Tuhan selain Allah", anggaplah jika Tuhannya sama ===> tidak masalah
Kalimat kedua "Muhammad adalah Rasul Allah", dengan mengakui ini berarti mengakui bahwa ucapan/ajaran Muhammad adalah benar karena dia rasul Allah. Ajaran Muhammad bahwa Yesus bukan Tuhan dan bukan Juruselamat berarti benar ====> ini sama saja menyangkal Yesus (Tuhan bagi orang Kristen), yang berarti membatalkan klaim bahwa Tuhan di kalimat pertama adalah Tuhan yang sama.
Bisa dilihat betapa besar masalahnya jika seseorang karena cinta kepada manusia sehingga menyangkali cinta/pengakuan terhadap Tuhannya..??
Tapi sekali lagi ini kalau dia mengaku Kristen sih... Kalau tidak mau mengakui, ya sudah tidak masalah, kenapa harus galau..??? :giggle:
Yang saya tanyakan:
YAKINKAH 100% kita bahwa YANG Tuhan MAKSUD itu benar-benar persis seperti INTERPRETASI KITA atas kutipan2 tsb spt di atas ini?
itu aja sih..
Contoh yang lebih sederhana deh mas...
Di Alkitab bagian manaaa gitu tertulis bahwa kalau laki-laki itu harusnya kawin dengan perempuan...
Nah, dalam konteks ini kita bersyukur Tuhan memberi contoh yang lebih gamblang..
Bahwa hubungan seks antara sejenis: tidak akan bisa menghasilkan anak..
Ini juga kalau seks ditinjau sebagai fungsi reproduksi lho... sudah un-debat-able.
tapi jika ditinjau dari fungsi lainnya: mungkin ada pendapat yg berbeda ya..
gitu deh kira-kira..
Saya jawab yang biru ya mas..
Kej_2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Kej_4:1 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan."
Mat_19:4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
Mrk_10:12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."
1Kr_7:2 tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.
1Kr_11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Wah, banyak sebenarnya....tapi mungkin ditanyakan, Alkitab kan tidak spesifik bicara bahwa laki-laki HARUS menikah dengan perempuan? Oke, kalau begitu kita lihat pandangan Alkitab mengenai hubungan sesama jenis:
Rom_1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
:shrug:
-
Yang membuat saya heran, kenapa Anda melihatnya demikian? [Bahwa Allah menghambat dua orang utk dapat hidup penuh cinta]
mas Med,
Saya BUKAN berpendapat bahwa Allah-lah yang menghambat..
Tapi MUNGKINKAH....
- interpretasi kita atas kutipan tsb yang menggiring kita pada hipotesis demikian?
- interpretasi kita tsb BELUM TENTU sudah persis dengan apa yg Tuhan Maksudkan?
gitu lho mas..
soalnya sejauh kemampuan saya yang imannya masih dangkal ini..
Adalah Lebih Berdosa dan Salah, bila orang kawin dgn orang seagama yg rajin ke gereja, nyumbang paling gede, Alkitab khatam 10 x, tapi ternyata koruptor, egois, dan lainnya...
Mungkin lebih baik bila kawin dengan orang-orang yang meng-aplikasikan esensi ajaran Kristianitas, walaupun barangkali orang itu Belum / Tidak secara formal sebagai anggota organisasi tsb.
salam,