Forim Iman Kristen
FIK Cafe => Politik dan Berita Teractual => Topic started by: detik on July 08, 2013, 01:10:27 PM
-
http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/ketika-minoritas-memimpin-desa-rogomulyo-102713813.html
Sirajudin Hasbi
Kemenangan Pendeta Timotius Trimin sebagai kepala sebuah desa di Jawa Tengah membalikkan asumsi yang mengatakan, minoritas tak mungkin terpilih menjadi pemimpin di Indonesia.
Di Desa Rogomulyo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Trimin adalah seorang pendatang dan minoritas. Dia pindah ke desa ini (yang mayoritas penduduknya beragama Islam) pada 1994, sesuai penugasan melayani jemaat di Gereja Kristen Jawa Susukan.
Tetapi pada 16 Desember 2012, segala identitas itu ternyata tak menghalangi Trimin memenangi pemilihan kepala desa Rogomulyo. Dia meraup 1559 suara, sementara lawannya — yang disimbolkan dengan sebuah kotak kosong sebab tak ada orang lain yang mencalonkan diri — mendapat 424. Jumlah pemilih terdaftar ada 2600.
Mendekat ke rakyat
Desa Rogomulyo terdiri dari enam dusun, yakni Rogomulyo, Suruhan, Gegunung, Gumuk, Jangkrikan, dan Genting. Desa ini dikenal sebagai desa miskin, antara lain karena sulitnya pasokan air. Penduduk banyak bertani di lahan kering, sehingga hasilnya tidak begitu menguntungkan.
Dalam masa kepemimpinan kepala desa terdahulu, Suryadi (menjabat 10 tahun) dan Salip Suhadi (menjabat 14 tahun) tidak banyak perkembangan berarti yang terwujud di Rogomulyo. Desa ini tertinggal dibandingkan desa lain.
Di desa miskin seperti ini, pemilihan kepala desa rentan disusupi politik uang. Pihak yang berusaha menjegal Trimin (antara lain seorang sesepuh desa dan mantan kepala desa) menyebarkan uang Rp20-30 ribu kepada warga — agar memilih kotak kosong sebagi simbol lawan Trimin.
Tantangan bagi Trimin (yang masih mesti berjuang menepis kampanye negatif soal perbedaan agama) pun bertambah. Tetapi dia berhasil menyiasati tantangan dengan baik.
Dia meraup hasil dari bertahun-tahun mendekat ke rakyat.
Walau sibuk sebagai Pendeta, Trimin aktif dalam kegiatan lain. Selama hampir 10 tahun, dia aktif terlibat di Musyawarah Perencanaan Pembangunan — sebuah forum publik di desa yang terdiri dari pemerintah dan masyarakat.
Trimin juga menjadi sekretaris LKMD dan aktif dalam kelompok belajar masyarakat. Pengabdiannya bagi desa dan kedekatannya dengan masyarakat ini menjadi modal penting meraih dukungan.
Sejak 16 hari sebelum pemilihan, Trimin merekrut dua orang dari setiap dusun untuk menjadi koordinator perolehan suara. Sehari sebelum pemilihan, dia membuat 12 pos yang tersebar di enam dusun guna mengurangi kecurangan.
“Semua aman, memang ada yang sempat hendak menyebarkan amplop tetapi bisa diamankan warga sendiri,” kata Trimin, yang mengeluarkan Rp600 ribu per pos untuk konsumsi.
Dua program penting
“Saya tahu ada yang tidak suka dengan saya, tapi semua saya gandeng dan ajak bicara. Saya tidak menggunakan gereja demi dukungan, bahkan ada jemaat saya yang tidak mendukung. Ini demi pendidikan politik warga; memilih saya karena memang saya mampu, bukan yang lainnya,” kata Trimin.
Total biaya yang dikeluarkan Trimin untuk pendaftaran hingga kampanye adalah Rp43 juta. Dia merogoh kocek pribadi Rp15 juta, mendapat bantuan Rp5 juta dari Pemda, Rp4,5 juta dari kas desa, dan sisanya dari masyarakat.
Setelah terpilih, Trimin segera mengerjakan dua program penting. Pertama, membangun balai desa dengan uang kas desa dan hasil tanah bengkok (tanah garapan milik desa) seluas 600 hektare.
Kedua, melakukan sertifikasi tanah (225 bidang tanah sudah selesai sejauh ini). Ke depannya, Trimin ingin membangun ekonomi masyarakat dan pendidikan yang baik, salah satunya membangun jaringan internet di desa.
Apa yang terjadi di Rogomulyo menunjukkan, keberagaman di masyarakat Indonesia bisa terwujud. Kesadaran dan pendidikan warga menjadi kunci penting agar umat beragama, dan keragaman budaya, bisa hidup dalam satu wilayah dengan aman dan tenteram.
:afro: :afro: :afro: :afro:
-
Cukup mengejutkan, dan layak dipuji. Tetapi, seorang Pendeta menjadi kepala desa, tujuannya apa ya?
-
dulu si ahok jadi bupati di belitung juga minoritas kan ?
Cukup mengejutkan, dan layak dipuji. Tetapi, seorang Pendeta menjadi kepala desa, tujuannya apa ya?
semoga bisa menyejahterakan rakyatnya bro..
-
dulu si ahok jadi bupati di belitung juga minoritas kan ?
semoga bisa menyejahterakan rakyatnya bro..
Hubungannya dengan pekerjaannya sebagai Pendeta apa ya?
-
Hubungannya dengan pekerjaannya sebagai Pendeta apa ya?
ngak ada hubungannya bro, semoga semua berjalan lancar tidak ada yang keteteran walaupun rangkap jabatan..
-
ngak ada hubungannya bro, semoga semua berjalan lancar tidak ada yang keteteran walaupun rangkap jabatan..
Semoga saja.
Walau saya tetap bingung kalau ada seorang Pendeta berambisi menjadi kepala desa, untuk apa.
He he he he.
-
Hidup Pak Kades Trimin. Diberkatilah dia.
Semoga pula itu menjadi cikal bakal keterbukaan mata dan hati setiap warga Indonesia, bahwa hidup keagamaan memang harus dipisah dari hidup kenegaraan. Signature-ku sudah menyiratkannya. :grining: :afro: :grining:
-
Semoga saja.
Walau saya tetap bingung kalau ada seorang Pendeta berambisi menjadi kepala desa, untuk apa.
He he he he.
Jangan berpikir negatif ah...
Bisa saja pak Pendeta ingin menyejahterakan masyarakat di desanya, tetapi selama ini yang dilakukan kurang maksimal karena tidak memiliki otoritas untuk membuat keputusan. Bisa jadi selama ini usahanya untuk membantu masyarakat selalu terbentur dengan birokrasi dan otoritas pemerintahan desa.
Dalam masa kepemimpinan kepala desa terdahulu, Suryadi (menjabat 10 tahun) dan Salip Suhadi (menjabat 14 tahun) tidak banyak perkembangan berarti yang terwujud di Rogomulyo. Desa ini tertinggal dibandingkan desa lain.
Yang membingungkan saya justru kok bisa ya gerejanya (GKJ) mengijinkan pendetanya merangkap jabatan, padahal setahu saya kalo di GKJ gak boleh rangkap jabatan di pemerintahan. Bahkan jadi PNS saja gak boleh, harus milih salah satu..
-
Jangan berpikir negatif ah...
Bisa saja pak Pendeta ingin menyejahterakan masyarakat di desanya, tetapi selama ini yang dilakukan kurang maksimal karena tidak memiliki otoritas untuk membuat keputusan. Bisa jadi selama ini usahanya untuk membantu masyarakat selalu terbentur dengan birokrasi dan otoritas pemerintahan desa.
Gak negatif, tetapi justru heran. Dan apa yang terjadi kalau kemudian masyarakat justru menjadi kurang sejahtera?
Yang membingungkan saya justru kok bisa ya gerejanya (GKJ) mengijinkan pendetanya merangkap jabatan, padahal setahu saya kalo di GKJ gak boleh rangkap jabatan di pemerintahan. Bahkan jadi PNS saja gak boleh, harus milih salah satu..
Nah ini yan aneh, benar gak gereja si Pendeta itu GKJ ?
-
Gak negatif, tetapi justru heran. Dan apa yang terjadi kalau kemudian masyarakat justru menjadi kurang sejahtera?
kalo kurang sejahtera ya berarti pak Pendeta gagal, so simple as it...!! :lol:
Nah ini yan aneh, benar gak gereja si Pendeta itu GKJ ?
Salah info mungkin ya? atau berhenti jadi Pendeta dan memilih jadi Kades?
-
pd su'udzon
-
Karena biasanya, mencampur aduk antara kepentingan dunia dan akherat justru berakibat neraka dunia, bro, he he he he.
-
pd su'udzon
yee...saya gak su'udzon loh, justru saya ngajak berpikir positif.
Kalau soal yang GKJ setahu saya memang tata gerejanya mengatur begitu, tidak mengijinkan rangkap profesi, makanya saya penasaran apakah salah info, atau akhirnya pak Pendeta milih salah satu..
-
nanti kalau seandainya Jokowi jadi Presiden dan Gubernurnya dipegang Ahok, itu lebih rame lagi kayanya..
orang2 yang intolerant pasti panas dgn naiknya Ahok sbg Gubernur..
-
nanti kalau seandainya Jokowi jadi Presiden dan Gubernurnya dipegang Ahok, itu lebih rame lagi kayanya..
orang2 yang intolerant pasti panas dgn naiknya Ahok sbg Gubernur..
He he he he, itu konsekuensi logis dari naiknya Jokowi, kan?
:whistle:
-
He he he he, itu konsekuensi logis dari naiknya Jokowi, kan?
:whistle:
tidak logis menurut bang rhoma bro.. :P
-
He he he he, itu konsekuensi logis dari naiknya Jokowi, kan?
:whistle:
nah, lalu beredar isu konspirasi yahudi...eh, konspirasi cina.. :swt:
-
tidak logis menurut bang rhoma bro.. :P
nah, lalu beredar isu konspirasi yahudi...eh, konspirasi cina..
Maka jadilah konspirasi yahudi kapirun laknatulah
:rofl: :rofl:
-
nah, lalu beredar isu konspirasi yahudi...eh, konspirasi cina.. :swt:
wkwkwk..
dia memang rasis bgt, kenapa kali bisa begitu..
-
Maka jadilah konspirasi yahudi kapirun laknatulah
:rofl: :rofl:
:m15: syereeem.....
-
ini ada berita kocak lagi nih.. :D
bacanya sampe sakit perut,
komentarnya semua sama dan lucu2..
hahahahahahaha....
http://nasional.kompas.com/read/2013/07/03/1951578/Bisa.Saja.Capres.Jokowi.Cawapres.Suryadharma.Ali
wkwkwkw... komennya sama semua..
semua komennya menyayat hati pak menteri.. hahahaha...
-
:m15: syereeem.....
Belum, itu belum serem, tetapi kalau beliau sempat jadi RI-1 bersama Farhat Abas, barulah syerem .
:takethat:
-
Belum, itu belum serem, tetapi kalau beliau sempat jadi RI-1 bersama Farhat Abas, barulah syerem .
:takethat:
Mengacu kepada pemilihan di desa Rogomulyo, saya rasa kalo capresnya Farhat Abas melawan kotak kosong, maka kotak kosong yang akan menjadi Presidennya.. :P
-
Mengacu kepada pemilihan di desa Rogomulyo, saya rasa kalo capresnya Farhat Abas melawan kotak kosong, maka kotak kosong yang akan menjadi Presidennya.. :P
He he he he he, mengapa kotak kosong menang?
Karena lawannya adalah 'otak kosong'
:rofl:
-
Mengacu kepada pemilihan di desa Rogomulyo, saya rasa kalo capresnya Farhat Abas melawan kotak kosong, maka kotak kosong yang akan menjadi Presidennya.. :P
hahahah..... apik.. apik...nice joke... :lol: