Forim Iman Kristen
Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Kristen => Topic started by: hanhalim2 on September 10, 2013, 05:43:32 AM
-
Banyak orang mencampur baurkan istilah perpuluhan dengan kolecte ,untuk melegalkan pemungutan sepuluh persen dari hasil berikut benih dari jem'atnya
padahal perpuluhan Aturannya ada di kitab PL ,yang jelas per-untukannya dan aturan perpuluhan termasuk dalam taurat
dan sesuai dengan efesus 2:15 seluruh perinth dan ketentuan hukum taurat telah dibatalkan Yesus
dan sesuai dengan lukas 16 :16 ,masa berlakunya Taurat dan kitab PL telah habis
jadi Gereja Kristus jika menghormati kristus tentunya tidak lagi memungut perpuluhan yang peraturannya telah di batalkan Yesus
Pertanyaannya benarkah Aturan perpuluhan termasuk Taurat ??
Tuhan Yesus memberkati
Han
-
Aturan perpuluhan model PL (23,333%) memang sudah dibatalkan sebatal-batalnya.
Artinya, segala janji dan kutuk yg mngikuti ketentuan itu sudah tidak berlaku lagi.
Mngapa aturan perpuluhan 23,33% dbatalkan oleh Tuhan?
Supaya manusia BEBAS memberi kepada Tuhan tanpa terikat aturan 23,33%.
Jd mreka yg sanggup mberi 5% silakan beri 5%,
Mreka yg sanggup mberi 1% silakan beri 1%,
Mreka yg sanggup mberi 30% silakan beri 30%,
Mreka yg mau beri 75% silakan beri 75%,
Mreka yg mau sempurna berilah 100%.
Jika ada org yg beranggapan bhw dg batalnya Taurat perpuluhan maka berarti jemaat dibebaskan dari kewajiban, shg dianjurkan utk memberi kurang dari 10%, maka ia salah pemikirannya.
Di jaman PB, dengan Hukum Kristus, SEMUA harta kita adl milik Tuhan (bukan hanya 23,33% apalagi 10%) dan Tuhan akan mhakimi motivasi kita dalam memberi!
Kl di jaman PL, apapun motivasinya, asalkan mberi 23,33%, maka ia telah benar.
Di jaman PB, motivasi utk memberi akan dhakimi Tuhan.
Jika sso sanggup tetapi tidak mau, maka ketidakmauannya itu akan dihakimi Tuhan.
--------
Di sisi lain, aturan perpuluhan 23,33% memang sudah tidak berlaku sbg pembenaran.
Tetapi Gereja (lokal) berhak atas otoritas gembala utk menetapkan aturan persembahan wajib scr internal bagi jemaatnya sendiri.
Jd si gembala gereja A berhak saja mwajibkan jemaat-nya kolekte minimal 10%, atau 5%, atau bahkan 25%.
Namun bgitu, jangan menggunakan ayat-ayat perpuluhan model PL sbg dasar pembenaran akan psembahan tsb.
Gunakanlah dasar-dasar ketaatan pd otoritas gembala.
Jd jika jemaat tidak mberi 10% ssuai amanat Gembala, maka dia bukan mencuri milik Tuhan, mlainkan tidak taat pd otoritas gembalanya.
-
Aturan perpuluhan model PL (23,333%) memang sudah dibatalkan sebatal-batalnya.
Artinya, segala janji dan kutuk yg mngikuti ketentuan itu sudah tidak berlaku lagi.
Mngapa aturan perpuluhan 23,33% dbatalkan oleh Tuhan?
Supaya manusia BEBAS memberi kepada Tuhan tanpa terikat aturan 23,33%.
Jd mreka yg sanggup mberi 5% silakan beri 5%,
Mreka yg sanggup mberi 1% silakan beri 1%,
Mreka yg sanggup mberi 30% silakan beri 30%,
Mreka yg mau beri 75% silakan beri 75%,
Mreka yg mau sempurna berilah 100%.
Jika ada org yg beranggapan bhw dg batalnya Taurat perpuluhan maka berarti jemaat dibebaskan dari kewajiban, shg dianjurkan utk memberi kurang dari 10%, maka ia salah pemikirannya.
Di jaman PB, dengan Hukum Kristus, SEMUA harta kita adl milik Tuhan (bukan hanya 23,33% apalagi 10%) dan Tuhan akan mhakimi motivasi kita dalam memberi!
Kl di jaman PL, apapun motivasinya, asalkan mberi 23,33%, maka ia telah benar.
Di jaman PB, motivasi utk memberi akan dhakimi Tuhan.
Jika sso sanggup tetapi tidak mau, maka ketidakmauannya itu akan dihakimi Tuhan.
--------
Di sisi lain, aturan perpuluhan 23,33% memang sudah tidak berlaku sbg pembenaran.
Tetapi Gereja (lokal) berhak atas otoritas gembala utk menetapkan aturan persembahan wajib scr internal bagi jemaatnya sendiri.
Jd si gembala gereja A berhak saja mwajibkan jemaat-nya kolekte minimal 10%, atau 5%, atau bahkan 25%.
Namun bgitu, jangan menggunakan ayat-ayat perpuluhan model PL sbg dasar pembenaran akan psembahan tsb.
Gunakanlah dasar-dasar ketaatan pd otoritas gembala.
Jd jika jemaat tidak mberi 10% ssuai amanat Gembala, maka dia bukan mencuri milik Tuhan, mlainkan tidak taat pd otoritas gembalanya.
trimakasih penjelasannya bro siip... setuju 100%
-
Pdhl ya (sptnya) yg banyak klaim firman jaman PL utk mencanangkan perpuluhan itu aliran saya (karismatik).
-
Pdhl ya (sptnya) yg banyak klaim firman jaman PL utk mencanangkan perpuluhan itu aliran saya (karismatik).
hehehe.... itulah anehnya (atau hebatnya) bro siip... :D
-
Sbnrnya saya bisa mmahami sih latar blakang pmikiran di balik klaim-klaim itu, Bro.
Namun saya juga mrasa perlu mnuliskan ttg doktrin ini kpd siapapun juga.
Kl ada ksempatan diskusi dg para pngajar/pjabat dari greja saya pun, saya akan sampaikan pendapat saya ini.
Jd bgini...
Di gereja saya, Gembala Sidang kami diinstruksikan oleh Tuhan utk mberlakukan aturan perpuluhan 10% (bukan aturan PL 23,33%) kpd jemaat.
Instruksinya itu benar (sah dari Tuhan) dg bukti :
1. Tuhan berhak mberlakukan apapun yg Ia inginkan kpd GerejaNya
2. Diteguhkan oleh inspirasi yg Tuhan brikan pd para pemimpin Gereja
3. Diteguhkan oleh kesaksian jemaat yg diberkati berkelimpahan setelah perpuluhan.
Pasti Tuhan punya tujuan tsendiri dg instruksinya itu. Semisal gereja rutin donasi kpd playanan di Yerusalem, punya tim tanggap bencana, bs memoles gedung mjd nyaman utk jd tmpt ibadah, bs mbuka banyak gereja, dll
Jd saya pribadi tidak mragukan dan tidak mnentang ajaran Gereja saya dlm hal perpuluhan.
Tp yg kurang saya sukai adl penekanan alasan perpuluhan yg mnrt saya kurang tepat, yaitu overclaim pd ayat-ayat taurat PL serta penyebaran mentalitas yg kurang sehat pd jemaat dlm hal mbangkitkan rasa takut jika tidak memberi.
Itu yg mnrt saya kurang pas.
-
Jika anda tidak keberatan, bro.
Bolehkah dipaparkan bagaimana pembagian uang perpuluhan itu, siapakah pengelolanya, apakah ada semacam badan yang mengaudit ataupun mengawasi ke mana saja uang itu digunakan?
Jika anda keberatan menjawabnya, tidak masalah.
Syalom
-
Jika anda tidak keberatan, bro.
Bolehkah dipaparkan bagaimana pembagian uang perpuluhan itu, siapakah pengelolanya, apakah ada semacam badan yang mengaudit ataupun mengawasi ke mana saja uang itu digunakan?
Jika anda keberatan menjawabnya, tidak masalah.
Syalom
Saya ngga kberatan mjawabnya bro, tp masalahnya saya ngga tau.
Hahahaha
Kl di dalam kultur karismatik, jemaat tau memberi saja.
Utk pngelolaan diserahkan pd otoritas gereja.
Kl mreka mggunakan dana dg benar ya puji Tuhan, kl mreka tidak mnggunakan dana dg benar, ya urusan Tuhan utk mhakimi.
Itu kultur karismatik.
Saya pun scr personal tidak mpermasalahkan soal alokasi pnggunaan dana.
Namun andaikan Tuhan pcayakan saya mnggembalakan gereja (syukurlah tidak), maka penggunaan dana harus dlaporkan transparan.
-
Sbnrnya saya bisa mmahami sih latar blakang pmikiran di balik klaim-klaim itu, Bro.
Namun saya juga mrasa perlu mnuliskan ttg doktrin ini kpd siapapun juga.
Kl ada ksempatan diskusi dg para pngajar/pjabat dari greja saya pun, saya akan sampaikan pendapat saya ini.
Jd bgini...
Di gereja saya, Gembala Sidang kami diinstruksikan oleh Tuhan utk mberlakukan aturan perpuluhan 10% (bukan aturan PL 23,33%) kpd jemaat.
Instruksinya itu benar (sah dari Tuhan) dg bukti :
1. Tuhan berhak mberlakukan apapun yg Ia inginkan kpd GerejaNya
2. Diteguhkan oleh inspirasi yg Tuhan brikan pd para pemimpin Gereja
3. Diteguhkan oleh kesaksian jemaat yg diberkati berkelimpahan setelah perpuluhan.
Pasti Tuhan punya tujuan tsendiri dg instruksinya itu. Semisal gereja rutin donasi kpd playanan di Yerusalem, punya tim tanggap bencana, bs memoles gedung mjd nyaman utk jd tmpt ibadah, bs mbuka banyak gereja, dll
Jd saya pribadi tidak mragukan dan tidak mnentang ajaran Gereja saya dlm hal perpuluhan.
Tp yg kurang saya sukai adl penekanan alasan perpuluhan yg mnrt saya kurang tepat, yaitu overclaim pd ayat-ayat taurat PL serta penyebaran mentalitas yg kurang sehat pd jemaat dlm hal mbangkitkan rasa takut jika tidak memberi.
Itu yg mnrt saya kurang pas.
muanteppp bro...
i second your opinion mas...
kalo istilah saya...
sebenarnya telah Terjadi PEMBOHONGAN PUBLIK (secular terms) dan PENDUSTAAN (kedengaran lebih religius gak ya..)...
bahwa Seolah-Olah Perpuluhan itu UNTUK Tuhan... padahal sejujurnya, kan untuk Gereja...
lha mbok iya...
ngomong terus terang.... dan jujur aja...
padahal di ayat berapaaaa gitu.. dan di perintah nomer berapaa gitu, katanya: jangan bersaksi dusta.....
malah nama Tuhan dipakai untuk nakut-nakuti orang supaya ngasih sumbangan terpaksa...
lah emangnya Tuhan itu Debt Collector kali ya....
ehehe....
-
Saya ngga kberatan mjawabnya bro, tp masalahnya saya ngga tau.
Hahahaha
Kl di dalam kultur karismatik, jemaat tau memberi saja.
Utk pngelolaan diserahkan pd otoritas gereja.
Kl mreka mggunakan dana dg benar ya puji Tuhan, kl mreka tidak mnggunakan dana dg benar, ya urusan Tuhan utk mhakimi.
Itu kultur karismatik.
Saya pun scr personal tidak mpermasalahkan soal alokasi pnggunaan dana.
Namun andaikan Tuhan pcayakan saya mnggembalakan gereja (syukurlah tidak), maka penggunaan dana harus dlaporkan transparan.
gembala yang baik dan jujur harusnya melaporkan dana secara transparan.. dan tentunya menjadi gembala itu hakikatnya berkorban, bukan karna jualan Tuhan.
nah, umat yang baik itu juga seharusnya mendukung gembalanya untuk berbuat baik.. :)
-
muanteppp bro...
i second your opinion mas...
kalo istilah saya...
sebenarnya telah Terjadi PEMBOHONGAN PUBLIK (secular terms) dan PENDUSTAAN (kedengaran lebih religius gak ya..)...
bahwa Seolah-Olah Perpuluhan itu UNTUK Tuhan... padahal sejujurnya, kan untuk Gereja...
lha mbok iya...
ngomong terus terang.... dan jujur aja...
padahal di ayat berapaaaa gitu.. dan di perintah nomer berapaa gitu, katanya: jangan bersaksi dusta.....
malah nama Tuhan dipakai untuk nakut-nakuti orang supaya ngasih sumbangan terpaksa...
lah emangnya Tuhan itu Debt Collector kali ya....
ehehe....
Saya mlihatnya sbg pemberitaan yg terlalu ekstrim.
Krn kadang si gembala juga tidak mlihatnya sampai ksana.
Banyak gembala yg hatinya baik bro walau pngajarannya ekstrim.
Kl soal psembahan, yg mreka brikan jauh lebih besar drpd jemaatnya.
Bila si gembala emang sngaja utk mperkaya diri, ya itu siapa yg tau.
-
Bila si gembala emang sngaja utk mperkaya diri, ya itu siapa yg tau.
mengetahuinya sangattt gampang...
jika lebih besar pasak dari pada tiang.. :D
-
mengetahuinya sangattt gampang...
jika lebih besar pasak dari pada tiang.. :D
Ehhm, masih sulit, bro, anda bisa tahu ukuran pasaknya(output), tetapi tidak tahu ukuran tiangnya (input).
:whistle:
-
Ehhm, masih sulit, bro, anda bisa tahu ukuran pasaknya(output), tetapi tidak tahu ukuran tiangnya (input).
:whistle:
ya, mesti kenal lah... kira2 apa profesi sang gembala.. sehingga bisa sedikit di intip tiangnya (input) lalu dengan logika kita bisa ukur apakah sesuai dengan pasaknya tidak.. kalau lebih besar pasak dari tiang... yaa.... patut di lakukan praduga tak bersalah..
tapi sesungguhnya saya sangat setuju, kalau perpuluhan itu di transparasi dan akuntable, agar gereja menjadi efektif.
-
ya, mesti kenal lah... kira2 apa profesi sang gembala.. sehingga bisa sedikit di intip tiangnya (input) lalu dengan logika kita bisa ukur apakah sesuai dengan pasaknya tidak.. kalau lebih besar pasak dari tiang... yaa.... patut di lakukan praduga tak bersalah..
tapi sesungguhnya saya sangat setuju, kalau perpuluhan itu di transparasi dan akuntable, agar gereja menjadi efektif.
Bagaimana kalau si Pendeta berasal dari keluarga kaya, yang setiap bulannya tetap mentransfer sejumlah dana kepada sang Pendeta? Bisa kan?
:D
-
Bagaimana kalau si Pendeta berasal dari keluarga kaya, yang setiap bulannya tetap mentransfer sejumlah dana kepada sang Pendeta? Bisa kan?
:D
hehe.. ya bisa aja sih.... tiap bulan transfer buat makan... asal bukan transferan untuk beli alpard aja.. :D
saya setuju kalau Pendeta makan uang perpuluhan.. asal akuntabel.. :D gaji Pendeta sekian, operasional, misi.. jelas kan.. jangan gelap.. yang gelap2 itu pasti tidak baik... yang terang2 itu pasti baik. :)
-
Nah, makanya saya mau share dikit mngenai kultur karismatik, stidaknya dari sudut pandang pengalaman saya thd para pemimpin gereja tempat saya bjemaat.
Saya share ini supaya teman-teman Katolik, Protestan Injili dan lain-lain bisa punya gambaran kapan tau diskusi sama teman-teman Karismatik terkait perpuluhan dan/atau jenis psembahan lainnya.
Ini kultur ya, bukan doktrin. Harap diingat.
Saya mlihat bhw majority pengerja gereja karismatik itu memang dari sononya sudah golongan menengah ke atas. Karena itu gaya hidupnya juga otomatis menengah ke atas, cara bicaranya menegah ke atas dan pergaulannya menengah ke atas.
Krn itu bukan hal yg aneh jika saya mengatakan bhw beberapa aliran karismatik itu Tuhan arahkan utk mmenangkan golongan menengah ke atas, trutama orang-orang kaya.
Sbnrnya kultur perpuluhan itu very understandable jika Tuhan terapkan scr khusus bagi aliran karismatik.
Mngapa?
Krn mreka yg kondisi ekonominya kuat memang sharusnya mberi lebih banyak. Slain krn mampu, jg utk mngikis rasa cinta uang.
Nah, skalipun saya kurang setuju dg pngajaran yg mengasosiasikan perpuluhan 10% dg Taurat PL, tp output dari budaya perpuluhan itu terlihat dalam :
- Jemaat karismatik itu sudah terbiasa utk mnyisihkan 10% phasilannya utk Gereja.
Memang awalnya krn motivasi takut kualat, tp skrg sudah mjd kebiasaan krn praktek ini sudah sangat lazim dilakukan
- Jemaat karismatik tidak terlalu mau ambil pusing kemana persembahan mreka dialokasikan. Jemaat karismatik sudah mengembangkan kultur utk 'melepaskan' apa yg telah mreka berikan
Nah,
Kl di gereja saya, dari sepengetahuan saya, alokasi terbesar dana gereja itu adalah pd penyewaan ruang ibadah.
Gereja saya itu hanya punya sedikit skali gedung gereja krn sangat sulitnya mdapatkan ijin mbuka gereja.
Maka itu gereja kami mnyewa di gedung-gedung utk dijadikan tempat ibadah tetap bahkan kantor gereja dan sekretariat.
Hal itu butuh biaya sangat mahal.
Kmudian tentu saja krn segmennya kalangan menengah atas, maka tempat ibadahnya dbuat senyaman mungkin bagi tubuh shg jiwa dan roh dpt fokus mnyembah Tuhan.
Lalu gereja kami juga mbrikan psembahan scr berkala ke gereja mesianik di Yerusalem, menjadi donatur tetap utk beberapa gereja kecil di pelosok Indonesia (kadang-kadang Pendeta dari gereja kecil itu diundang ke Jakarta utk KKR) dan skrg ini sedang banyak mlakukan KKR keliling dengan mrangkul gereja-gereja setempat.
Anyhow, kultur di jemaat karismatik umumnya tidak mau pusing berpikir sampai kesana.
Kl sudah memberi ya sudah.
Kl mau dikorup, maka Tuhan yg akan mhakimi.
Dr yg saya tau (seingat saya ya), di gereja saya sudah pernah ada yg ketahuan nilep uang perpuluhan. Kpd mreka sudah dbrikan sanksi yg tegas dari otoritas gereja.
Ya kami juga masih belajarlah, masih jauh dari sempurna.
-
He he he he, terasa ada aroma sebel dan gregetan dari reply bro siip di atas.
Sabar ya bro.
Syalom
-
Hah, masa sih??
Hehehehe
-
Aturan perpuluhan model PL (23,333%) memang sudah dibatalkan sebatal-batalnya.
Artinya, segala janji dan kutuk yg mngikuti ketentuan itu sudah tidak berlaku lagi.
Aturan perpuluhan (dalam PL) bukan 23,3persen melaikan Cuma 10 persen saja
yang selebinya adalah aturan tambahan wajib bagi pengikut taurat dan tentunya ikut batal juga ketika taurat dibatalkan
jadi persembahan wajib dalam PL semuanya juga sudah di batalkan Yesus
dan masa berlakunya sudah di tetapkan batasnya oleh lukas
(sudah pada tau kan ayatnya ???)
Mngapa aturan perpuluhan 23,33% dbatalkan oleh Tuhan?
Supaya manusia BEBAS memberi kepada Tuhan tanpa terikat aturan 23,33%.
Jd mreka yg sanggup mberi 5% silakan beri 5%,
Mreka yg sanggup mberi 1% silakan beri 1%,
Mreka yg sanggup mberi 30% silakan beri 30%,
Mreka yg mau beri 75% silakan beri 75%,
Mreka yg mau sempurna berilah 100%.
:deal:
Betul , dsan dasarnya adalah Bebas berapa saja dan SUKARELA TANPA PAKSAAN
dan satu hal lagi yaitu jangan menipu (harus trnsparant)
Jika ada org yg beranggapan bhw dg batalnya Taurat perpuluhan maka berarti jemaat dibebaskan dari kewajiban, shg dianjurkan utk memberi kurang dari 10%, maka ia salah pemikirannya.
dengan batalnya taurat perpuluhan maka jem;at di bebaskan sebebas bebasnya dari kewajiban perpuluhan , maka jemat boleh memberi kurang dari 10 persen atu bahkan tidak memberi sekalipun,
jadi apa artinya Batal taurat kalu masih ada wajib mengikutinya ???
Tuhan Yesus memberkati
han