Forim Iman Kristen
FIK Cafe => Ngobrol Santai => Topic started by: detik on September 20, 2013, 10:44:16 AM
-
http://news.liputan6.com/read/645768/peraih-19-gelar-sarjana-dalam-13-tahun-lulus-s1-cuma-15-tahun
(http://s14.postimg.org/wjijvx535/welin_kusuma2_130722b.jpg)
Welin Kusuma berhasil mengukir banyak prestasi akademik. Pria asal Makassar, Sulsel ini meraih 19 gelar sarjana dalam 13 tahun.
alam menggapai semua gelarnya itu, Welin mengambil kelas paralel. Yakni kuliah di beberapa universitas di Surabaya sekaligus. Setiap harinya, dari pagi sampai malam, Welin berpindah dari satu kampus ke kampus lainnya.
Selain itu, Welin berhasil menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) hanya dalam waktu 1,5 tahun. Yakni Gelar S1 jurusan Administrasi Publik Universitas Terbuka Surabaya pada 2002.
"Gelar S1 tercepat Jurusan Administrasi Publik Universitas Terbuka 1,5 tahun," kata Welin dalam surat elektronik kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (22/7/2013).
Pria berusia 32 tahun ini juga sukses menyelesaikan gelar S2 Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Surabaya (ITS) dalam waktu 1,5 tahun.
"Gelar S2 tercepat Program Studi Teknik Industri ITS selama 1,5 tahun," sambung Welin.
Meski demikian, ada 2 program pendidikan yang Welin selesaikan dalam waktu lama. Pertama, gelar S1 dari jurusan Teknik Informatika (S.Kom) Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS) pada 2002 yang diselesaikan dalam waktu 9,5 tahun. Kedua, gelar S2 dari jurusan Program Studi Sains Manajemen Universitas Airlangga yang diselesaikan dalam waktu 5 tahun.
Tapi Welin tak pernah di-drop out karena terlalu lama menyelesaikan pendidikannya itu. Ia hanya diberi surat peringatan dari kampus.
"Saya belum pernah di-drop out. Hanya pada tahun 2011 saya pernah mendapatkan surat peringatan akan di-drop out, tetapi belum sampai di-DO karena masa studi saya melewati masa studi normal untuk 2 jurusan sekaligus, S1 Teknik Informatika STTS dan S2 Magister Sains Manajemen Universitas Airlangga," ungkap Welin.
"Waktu itu saya berpikir positif untuk tidak menyerah sehingga dapat melewati masa-masa sulit tersebut dan akhirnya saya berhasil lulus."
Kini Welin berhasil menyandang 19 gelar. Bila namanya ditulis bersama gelarnya menjadi: Welin Kusuma ST, SE, SSos, SH, SKom, SS, SAP, SStat, MT, MSM, MKn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP, AffWM, BKP, QWP. Saat ini, Welin bekerja sebagai konsultan pajak lewat gelar BKP-nya.
Berikut daftar lengkap pendidikan yang pernah ditempuh Welin, seperti dimuat dalam blog pribadinya, Welinkusuma.blogspot.com:
Gelar pendidikan meliputi:
1. Lulusan SMAN 1 Kendari
2. Sarjana Manajemen Ekonomi (SE) besar di STIE Urip Sumoharjo, 2001
3. Sarjana Teknik (ST) Universitas Surabaya (Ubaya), 2004
4. Sarjana Hukum (SH) Universitas Airlangga 2002
5. Sarjana Administrasi Publik (S.Sos) Universitas Terbuka (UT) Surabaya, 2002
5. Sarjana Teknik Informatika (S.Kom) Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS), 2002
6. Sastra Inggris (SS) Universitas Kristen Petra, 2003
7. Sarjana Administrasi Publik (SAP)
8. Sarjana Statistik (S.Stat)
9. Magister Teknik Industri (MT) Insitut Teknologi Surabaya (ITS), 2004
10. Master Ilmu Manajemen (MSM) Universitas Airlangga (Unair)
11. Magister Notaris (MKn) Universitas Airlangga (Unair)
Gelar Profesional meliputi:
1. Perencana Keuangan Terdaftar, Indonesia (RFP-I)
2. Pengembang Merek Profesional Bersertifikat (CPBD)
3. Manajemen Produk Profesional Bersertifikat (CPPM)
4. Perencana Keuangan Bersertifikat (CFP)
5. Afiliasi manajer kekayaan (AffWM)
6. Konsultan Perpajakan Bersertifikat (BKP)
7. Perencana Keuangan Berkualitas (QWP)
8. Sumber Daya Manusia Profesional Bersertifikat (CPHR)
-
Itu diatas Bro Detik ya ckckckckcck :afro:
-
Tanpa bermaksud lain, sekedar penasaran aja, untuk apa ya mengumpulkan berbagai gelas kesarjanaan yang berbeda beda itu?
He he he he he he.
Syalom
-
Tanpa bermaksud lain, sekedar penasaran aja, untuk apa ya mengumpulkan berbagai gelas kesarjanaan yang berbeda beda itu?
He he he he he he.
Syalom
Menurut saya .... memuaskan ego saja
hehehehe :giggle:
-
Menurut saya .... memuaskan ego saja
hehehehe :giggle:
Bukankah lebih tepat jika memperdalam satu bidang hingga tingkat tertinggi S3 (doctoral) dibandingkan mengumpulkan gelar S1 seabreg yang tidak berguna?
He he he he he
:doh:
-
Bukankah lebih tepat jika memperdalam satu bidang hingga tingkat tertinggi S3 (doctoral) dibandingkan mengumpulkan gelar S1 seabreg yang tidak berguna?
He he he he he
:doh:
Kalo baca buku silat ... inget2 kiau hong dan auwyang hok
http://www.indomart.com/cerita/cersiljawa/PendekarNegriTayli.pdf
Yang sudah baca pasti ngerti deh ...
hehehehe :giggle:
-
Kalo baca buku silat ... inget2 kiau hong dan auwyang hok
http://www.indomart.com/cerita/cersiljawa/PendekarNegriTayli.pdf
Yang sudah baca pasti ngerti deh ...
hehehehe :giggle:
Waduh, kiau hong dan auwyang hok itu lulusan universitas mana, kung?
:shrug:
-
:giggle: Eka Tjipta tak punya gelar jadi orang terkaya di Indonesia versi majalah fobes.. :giggle: :giggle:
-
:giggle: Eka Tjipta tak punya gelar jadi orang terkaya di Indonesia versi majalah fobes.. :giggle: :giggle:
He he he he, betul, begitu juga Soedono Salim, bahkan Soeharto.
Cuma, janganlah kita ikut ikutan Ahmad Dhani yang membebaskan anak anaknya untuk tidak sekolah, dengan pertimbangan dia bisa kaya tanpa sekolah.
:scold:
-
He he he he, betul, begitu juga Soedono Salim, bahkan Soeharto.
Cuma, janganlah kita ikut ikutan Ahmad Dhani yang membebaskan anak anaknya untuk tidak sekolah, dengan pertimbangan dia bisa kaya tanpa sekolah.
:scold:
bro tau dari mana anak ahmad dhani tidak sekolah ?
-
bro tau dari mana anak ahmad dhani tidak sekolah ?
Dari detik.com bro.
-
Dari detik.com bro.
yang parah sekolah sampai 19 gelar, yang cuek cuma bisa baca tulis thok.. :rofl:
kalau anak bro nanti bro dukung sampai s1, s2, s3 atau s teler? :afro1:
-
yang parah sekolah sampai 19 gelar, yang cuek cuma bisa baca tulis thok.. :rofl:
kalau anak bro nanti bro dukung sampai s1, s2, s3 atau s teler? :afro1:
Sekarang ini, pendidikan terendah yang harus dicapai adalah S1, jika ingin menang dalam persaingan S2 adalah minimal.
Syalom
-
Semakin ke depan spesialisasi akan semakin dihargai dan dibutuhkan. Lebih baik menjadi pakar dalam satu bidang daripada cuma setengah2 dalam banyak bidang. :swt:
-
Semakin ke depan spesialisasi akan semakin dihargai dan dibutuhkan. Lebih baik menjadi pakar dalam satu bidang daripada cuma setengah2 dalam banyak bidang. :swt:
Sependapat, bro.
Kalau mungkin jaman anda, fakultas sangat terbatas jumlahnya, teknik ya sipil arsitektur mesin elektro arus lemah atau arus kuat. Psikologi, kedokteran, kedokteran gigi, hukum. matematika, fisika, astronomi, kedokteran hewan, pertanian, ekonomi manajemen atau ekonomi akuntansi, udah segitu aja.
Sekarang, masyaoloo, jurusan yang namanya aja gak pernah dengar, apalagi tahu bidang studinya, he he he he.
:D
-
Semakin ke depan spesialisasi akan semakin dihargai dan dibutuhkan. Lebih baik menjadi pakar dalam satu bidang daripada cuma setengah2 dalam banyak bidang. :swt:
Kalo pada topik yang diatas ........
Sudah bukan setengah2 karena memiliki gelar keahlian (Magister Notariat)
:'o
-
Kalo pada topik yang diatas ........
Sudah bukan setengah2 karena memiliki gelar keahlian (Magister Notariat)
:'o
Gelar pendidikan meliputi:
1. Lulusan SMAN 1 Kendari
2. Sarjana Manajemen Ekonomi (SE) besar di STIE Urip Sumoharjo, 2001
3. Sarjana Teknik (ST) Universitas Surabaya (Ubaya), 2004
4. Sarjana Hukum (SH) Universitas Airlangga 2002
5. Sarjana Administrasi Publik (S.Sos) Universitas Terbuka (UT) Surabaya, 2002
5. Sarjana Teknik Informatika (S.Kom) Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS), 2002
6. Sastra Inggris (SS) Universitas Kristen Petra, 2003
7. Sarjana Administrasi Publik (SAP)
8. Sarjana Statistik (S.Stat)
9. Magister Teknik Industri (MT) Insitut Teknologi Surabaya (ITS), 2004
10. Master Ilmu Manajemen (MSM) Universitas Airlangga (Unair)
11. Magister Notaris (MKn) Universitas Airlangga (Unair)
Lantas ilmu ilmu di atas, apa hubungannya dengan pekerjaannya sebagai konsulen pajak saat ini? Sekedar mengumpulkan ijazah sajakah?
:what: :shrug:
-
Sependapat, bro.
Kalau mungkin jaman anda, fakultas sangat terbatas jumlahnya, teknik ya sipil arsitektur mesin elektro arus lemah atau arus kuat. Psikologi, kedokteran, kedokteran gigi, hukum. matematika, fisika, astronomi, kedokteran hewan, pertanian, ekonomi manajemen atau ekonomi akuntansi, udah segitu aja.
Sekarang, masyaoloo, jurusan yang namanya aja gak pernah dengar, apalagi tahu bidang studinya, he he he he.
:D
Kalau lihat di dunia barat (dan negara2 maju) dimana intelektualitas berkembang pesat, bahkan seorang sarjana teologi masih harus mengambil spesialisasi yang semakin menyempit sehingga ada Doktor ahli Perjanjian Lama, misalnya. Jadi dari Teologi masih mengerucut ke Biblika, lalu mengerucut lagi ke Perjanjian Lama (dan masih mungkin mengerucut lagi ke ahli dalam kitab nabi2 misalnya, hehe...) :grining:
Di Jepang bahkan sekedar seorang seniman pembuat patung es benar2 mempelajari keahliannya tersebut sehingga bisa menciptakan bermacam patung es yang indah, dan dia juga bisa hidup dari keahliannya itu.
Di indonesia nampaknya orang masih berkutat dan bangga dengan gelar yang berderet-deret... :swt:
-
Di indonesia nampaknya orang masih berkutat dan bangga dengan gelar yang berderet-deret...
Nha itu dia, mod.
Yang paling penting sebenarnya justru yang tepat untuk bidang pekerjaannya, bukan memenuhi dinding dengan ijazah, selain mubazir, juga menghabiskan tempat bagi mahasiswa lainnya.
He he he he
-
Nha itu dia, mod.
Yang paling penting sebenarnya justru yang tepat untuk bidang pekerjaannya, bukan memenuhi dinding dengan ijazah, selain mubazir, juga menghabiskan tempat bagi mahasiswa lainnya.
He he he he
Momod dan Bro Salt gelarnya apa ya ?
hehehe :giggle:
-
Momod dan Bro Salt gelarnya apa ya ?
hehehe :giggle:
S.St (ssssssst) alias rahasia
:P
-
Nha itu dia, mod.
Yang paling penting sebenarnya justru yang tepat untuk bidang pekerjaannya, bukan memenuhi dinding dengan ijazah, selain mubazir, juga menghabiskan tempat bagi mahasiswa lainnya.
He he he he
Yang menarik, dulu pernah ada seorang bupati di jawa timur tiba-tiba memakai gelar profesor (selain gelar doktor) padahal dia tidak pernah mengajar sebagai dosen. Rupanya dia tidak tahu kalau profesor bukanlah gelar akademik yang diperoleh dari bangku kuliah melainkan gelar kehormatan atau kepangkatan bagi dosen/pengajar di perguruan tinggi.
-
Yang menarik, dulu pernah ada seorang bupati di jawa timur tiba-tiba memakai gelar profesor (selain gelar doktor) padahal dia tidak pernah mengajar sebagai dosen. Rupanya dia tidak tahu kalau profesor bukanlah gelar akademik yang diperoleh dari bangku kuliah melainkan gelar kehormatan atau kepangkatan bagi dosen/pengajar di perguruan tinggi.
He he he he, ada lagi seorang teman, setahu saya dulu dia kuliah ekonomi, lulus dengan titel Drs. Tak lama kemudian, saya ketemu dan dia memberikan kartu nama Drs. SH. MM. nah lho, kapan kuliah hukum dan bisnisnya? Hebatnya lagi dia bikin sekolah tinggi ekonomi, dan memberi gelar S1 dan S2 ekonomi.
Hadeeeeh, dunia pendidikan di Indonesia koq seperti itu..
:doh:
-
He he he he, ada lagi seorang teman, setahu saya dulu dia kuliah ekonomi, lulus dengan titel Drs. Tak lama kemudian, saya ketemu dan dia memberikan kartu nama Drs. SH. MM. nah lho, kapan kuliah hukum dan bisnisnya? Hebatnya lagi dia bikin sekolah tinggi ekonomi, dan memberi gelar S1 dan S2 ekonomi.
Hadeeeeh, dunia pendidikan di Indonesia koq seperti itu..
:doh:
Inilah negeri yang masih tergila-gila dengan gelar meskipun tidak didukung intelektualitas yang sepadan.... :swt: :swt: