Forim Iman Kristen
Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Kristen => Topic started by: gothic.veldrome on June 22, 2014, 08:38:22 PM
-
(http://portalkristen.org/wp-content/uploads/2014/06/01_02.jpg)
Portalkristen.org, Irak – Semenjak Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terus melakukan teror, banyak umat Kristen di Irak yang pergi meninggalkan negara mereka. Namun, ada juga yang masih berada di sana, dengan rasa takut yang luar biasa. Bagi mereka yang tinggal di Irak, hanya ada tiga pilihan yang bisa mereka lakukan. Bayar pajak bagi non Muslim (sesuai dengan hukum syariah), meninggalkan negeri kelahiran mereka, atau kehilangan kepala.
Seperti yang dilaporkan CBN News, Bartilla adalah salah satu kota dimana penduduk umat Kristennya sebagian besar telah meninggalkan Nineveh, yaitu sekitar 25.000 umat. Tidak ada air di sana karena ISIS telah mematikannya, begitu juga tidak ada listrik karena telah dipadamkan pemerintahan Perdana Menteri Nouri al Maliki.
Ketika ISIS menguasai Nineveh, kota di dekat Bartilla, Pendeta Majeed menyatakan bahwa ISIS membuat peraturan. Pendeta ini sedikit dari Pendeta yang masih tinggal di Iran mengatakan bahwa umat Kristen harus patuh dan membayar. “Jika tidak, mereka bisa tinggalkan Nineveh,” kata Majeed. “Dan jika mereka tidak mau pergi dan tidak mau bayar pajak, mereka harus memberikan kepala mereka,” ujarnya lagi.
“Jadi tolong doakan kami. Inilah yang kami butuhkan,” ujarnya. “Kami percaya bahwa doa sangat penting karena kami mendengar ketika seseorang berdoa, dia juga bekerja. Namun ketika dia berdoa, Tuhan yang bekerja,” ujarnya. “Jadi penting bagi gereja-gereja di luar Irak menaikkan doa dan juga berpuasa untuk umat di Irak,” lanjutnya.
“Tolong doakan kami – ini hanya satu-satunya hal yang bisa dilakukan saat ini. Kami tidak bisa melakukan apa-apa. Orang-orang di luar juga tidak bisa melakukan sesuatu buat kami kecuali berdoa.”
sumber: http://portalkristen.org/news/12/isis-kepada-irak-kristen-bayar-pergi-atau-kepala.html
-
Menyedihkan sekali.
Ayo kita bantu doa semoga perdamaian cepat ter realisasikan disana
-
Negara ini (irak) memang sudah jadi babilon sejak jaman dulu.
-
Kalo dipikir2 ulang, coba dahulu amerika tidak menyerang saddam hussein.
Bisa jadi Irak saat ini dalam keadaan tentram damai.
-
Memang awal mulanya karena kelakuan amerikun kapirun.
-
Memang awal mulanya karena kelakuan amerikun kapirun.
Kog bisa amerika itu kapirun ???
:think:
-
Kan kalo bukan agama sono disebut kapirun
-
Kan kalo bukan agama sono disebut kapirun
owalahh...
saya pikir om Salt juga hobi mengkafir2kan orang lain
:giggle:
-
owalahh...
saya pikir om Salt juga hobi mengkafir2kan orang lain
:giggle:
Betul, hobby itu nular, om.
Sekarang saya menggunakan 'ayat' ini :
Aku kafir bagimu, kamu kafir bagiku.
He he he he he he
-
Betul, hobby itu nular, om.
Sekarang saya menggunakan 'ayat' ini :
Aku kafir bagimu, kamu kafir bagiku.
He he he he he he
whahahaaaa....
ayat dari buku mana tuh ??
:giggle:
-
Buku 'Menjadi kafir modern' karangan Prof. Hongkong Phooey
:D
-
Buku 'Menjadi kafir modern' karangan Prof. Hongkong Phooey
:D
TEMPO.CO, Palestina - Warga Gaza menemukan kedamaian pada akhir bulan suci Ramadan dengan melaksanakan salat di sebuah gereja umat Kristen di tengah gempuran bom dan tumpahan darah, .
Mahmud Khalaf, warga Gaza, mengatakan komunitas Kristen di Gereja Saint Porphyrius mengundangnya untuk beribadah di dalam gereja. Gereja itu juga menjadi tempat pengungsian bagi Khalaf dan keluarga setelah bom Israel meledakkan wilayah tempat tinggalnya di Shaaf, Gaza. (Baca: Gencatan Senjata di Gaza Hanya Bertahan Dua Jam)
"Mereka mengundang kami untuk beribadah di dalam gereja. Saya sebelumnya tidak mengenal satu orang pun umat Kristen di sini, tapi kini kami telah menjadi saudara," kata Khalaf, sebagaimana dilansir situs Thenews.com.pk pada 26 Juli lalu.
Saat memasuki gereja, umat Nasrani akan menyambut para muslim dengan ucapan marhaban atau selamat datang. Menurut Khalaf, dia telah mengungsi selama dua pekan di gereja itu. Ritual puasa pada Ramadan pun dilakukannya di sana. (Baca: Israel Gencatan Senjata 24 Jam, Hamas Tak Sepakat)
"Umat Kristen tentunya tidak berpuasa. Namun mereka menghormati kami dengan tidak makan dan minum di depan kami. Mereka juga tidak merokok saat berada di sekitar kami yang sedang puasa," ujar Khalaf.
Awalnya, Khalaf mengaku merasa janggal karena harus salat di ruangan yang sama dengan tempat patung Yesus Kristus berada. Namun jemaat gereja itu membantu dia dan pengungsi lainnya dalam beribadah, sehingga mereka merasa nyaman. Selama Ramadan, menurut Khalaf, dia dan para pengungsi lainnya selalu melakukan saat tarawih berjemaah di dalam gereja itu. "Hal ini mengubah pandangan saya tentang umat Kristen," kata Khalaf.
Gereja Saint Porphyrius sejauh ini telah menampung 500 pengungsi Gaza yang selamat dari baku tembak antara pasukan Israel dan Hamas. Baku tembak antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung 20 hari ini menewaskan sedikitnya 1.050 warga Gaza yang sebagian besar merupakan warga sipil. Sebanyak 42 tentara dan tiga warga sipil Israel pun tewas dalam konflik ini. (Baca juga: Palestina Adukan Israel ke Mahkamah Internasional)
dikutip dari https://id.berita.yahoo.com/muslim-palestina-salat-idul-fitri-di-gereja-072013351.html
Muslim Palestina Salat Idul Fitri di Gereja
Nahhh contoh diatas yang menyejukkan :afro: