Forim Iman Kristen
Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Kitab Suci => Topic started by: Gavin Tuturuga on July 09, 2014, 05:17:16 AM
-
Tampaknya keduanya saling bertolak belakang.
Kalau kita berdosa tentu kita akan dihukum, tetapi Tuhan maha kasih yang artinya dosa dimaafkan.
Tapi kalau dosa dimaafkan berarti Tuhan tidak adil. Kalau membiarkan umat dihukum Tuhan menjadi kehilangan sifat maha pemaaf
Gimana ini ?
-
Tampaknya keduanya saling bertolak belakang.
ho oh.... saya juga sempet mikir demikian .... lalu nyari2 jalan keluar supaya ketemu dimana harmonisnya... :giggle:
Kalau kita berdosa tentu kita akan dihukum
Jaman PL, tertulis di ayat yg menuntun ke kesimpulan punishment duniawi (termasuk death penalty) adalah punishment personally dari Allah.
Berdasarkan yg tertulis, lama2 jadi ibarat sebuah tradisi lisan bahwa manusia yg menjalankan punishment duniawi ya itu karena atas perintah Allah personally ... kejadian negatif pd hidup seseorang, ya karena punishment duniawi personally dari Allah.
Pola pemikiran demikian mulai dirombak di PL, yaitu dengan ...
tetapi Tuhan maha kasih yang artinya dosa dimaafkan.
dengan pernyataan bold.
So, di jaman sekarang pabila ada orang menipu lalu ketabrak motor - tidak lagi didalam pola pemikiran : "nah... rasain tuh, Tuhan personally menghukum si penipu". Berdasarkan bold, dosa si penipu dimaafkan Tuhan ---> no more pola pemikiran Allah personally melakukan punishment duniawi. No more manusia memukuli si penipu dengan atas nama "Tuhan menyuruh saya melakukan aksi demikian".
Tapi kalau dosa dimaafkan berarti Tuhan tidak adil.
IMO, dosa dimaafkan namun tetep diperhitungkan NANTI. Mungkin ini yang secara pov keKatolikan yg di istilahkan Purgatori ?
Kalau membiarkan umat dihukum Tuhan menjadi kehilangan sifat maha pemaaf
pola pemikiran Event punishment duniawi itu dari Tuhan ---berdasarkan pengertian saya diatas--- is no more.
Tuhan gak menghukum - tidak pula mengutuk ataupun bersumpah serapah X(
Law-NYA yang berjalan ... "menghukum"dgn tanda petik .... dan mungkin secara pov keKatolikan, "hukuman" dgn tanda petik ini NANTI adalah api penyucian (Purgatori).
Gimana ini ?
IMO, di pengertian saya .... Tuhan Maha Kasih itu BUKAN tentang perihal menghukum / tidak menghukum. Tuhan Maha Kasih itu : dia "ngebocorin" sistem Law-NYA kepada manusia, dalam berbagai cara dalam berbagai model .... dinamis - sesuai sikon, lokasi dalam kurun masa yg sedang berlangsung - kurun hidup manusia di bumi.
So ... logik yang ada dari kisah AdamHawa terlepas apakah kisah AdamHawa itu literal ato bukan :
- 1. Tuhan memberi tau AdamHawa jangan makan buah = Kasih
- 2. AdamHawa keluar dari Eden = LawNYA berjalan = Adil.
Saya mengertikan secara tidak sakelek, leterlek, bleketek tulisan ayat "Allah MENGUSIR"
mohon jangan diambil ati yah, Gavin :D.
:)
salam.
-
@Odading.
Wah kalau nurut saya, Tuhan memberitahu adam-hawa supaya jangan makan buah itu bukanlah kasih melainkan perintah.
Perintah Tuhan itu juga sebenarnya memiliki tujuan tersendiri, yaitu mau nge-test si adam.
Apakah adam percaya atau tidak.
Jika percaya, dia selamat lahir-batin-jasmani-rohani.
Jika tidak, dia tidak selamat.
Tanpa adanya perintah, adam-hawa tidak akan pernah berdosa (ya karena emang engga ada yang dilarang).
-----
Sekarang kembali lagi ke persoalan.
Tuhan maha kasih atau maha adil.
Ini saya mau bahas dalam konteks masa sekarang (setelah perjanjian baru).
APakah orang yang berbuat dosa (dalam arti, orang itu mengetahui bahwa itu dilarang tetapi tetap diperbuat juga kesalahan itu), tetap akan diampuni Tuhan dan masuk surga. Yang pada akhirnya membuat Tuhan terlihat tidak adil.
-
Kl mnrt saya,
Keadilan Tuhan di dunia ini dijalankan oleh hukum legal yg berlaku di negara.
Kl org mbunuh/mcuri, maka negara akan mhukumnya sesuai dengan hikmat yg berlaku di negara tsb.
Jika negara somehow gagal mhukum ksalahan warganya, maka ksalahan itu ada di negaranya.
Jd sisi keadilan Tuhan sbetulnya dlaksanakan oleh negara dan itu tanpa pandang muka dan berlaku efektif (segera).
Kl kita bicara soal 'dosa' manusia thd Tuhan, maka sptnya Tuhan mnetapkan sistem hitungan waktu.
Keadilan mnuntut agar dosa/ksalahan harus diganjar setimpal, tetapi kasih Tuhan mengulurkan waktu ganjarannya itu supaya pelaku punya waktu utk btobat.
-
Wah kalau nurut saya, Tuhan memberitahu adam-hawa supaya jangan makan buah itu bukanlah kasih melainkan perintah.
Baiklah Gavin, mungkin nanti ini enaknya saya bikin thread sendiri ya... :)
Sekarang kembali lagi ke persoalan.
Tuhan maha kasih atau maha adil.
Ini saya mau bahas dalam konteks masa sekarang (setelah perjanjian baru)
maap saya gak ngerti ... ini maksudnya :
A. karakteristik Allah itu sendiri yang MahaKasih/MahaAdil itu berbeda sebelum PB dengan setelah PB di pov keKristenan ?
ataukah
B. pov manusia-nya itu sendiri yg cara mengertikannya berbeda antara sebelum PB dengan setelah PB thdp karakteristik MahaKasih/MahaAdil-nya Allah, ya ?
APakah orang yang berbuat dosa (dalam arti, orang itu mengetahui bahwa itu dilarang tetapi tetap diperbuat juga kesalahan itu), tetap akan diampuni Tuhan dan masuk surga.
IMO, pabila ybs sempet bertobat sekalipun menjelang waktu nafas penghabisannya - ya dia akan diampuni - namun tetep dosa2 yang ybs lakukan semasa hidupnya, nanti diperhitungkan.
Yang pada akhirnya membuat Tuhan terlihat tidak adil.
IMO, di keKatolikan ada purgatori --- tidakkah ini menunjukan Tuhan terlihat adil ?
:)
salam.
-
Jaman PL, tertulis di ayat yg menuntun ke kesimpulan punishment duniawi (termasuk death penalty) adalah punishment personally dari Allah.
Untunglah PL udah dibatasi masa berlakunya oleh lukas
(Lukas 16:16)
Tuhan jesus memberkati
Han
-
Kalau hukum negara saya sudah paham,
tapi yang ini saya belum paham :
Kl kita bicara soal 'dosa' manusia thd Tuhan, maka sptnya Tuhan mnetapkan sistem hitungan waktu.
Keadilan mnuntut agar dosa/ksalahan harus diganjar setimpal, tetapi kasih Tuhan mengulurkan waktu ganjarannya itu supaya pelaku punya waktu utk btobat.
Maksudnya gimana nih ?
APakah selama Tuhan memberi waktu manusia yang berdosa itu lebih lama hidup di dunia agar bisa membayar dosanya dengan kepahitan hidup (musibah, dll... a.k.a neraka dunia).... atau bagaimana, bisa dijelaskan, sis/bro?
-
Baiklah Gavin, mungkin nanti ini enaknya saya bikin thread sendiri ya... :)
maap saya gak ngerti ... ini maksudnya :
A. karakteristik Allah itu sendiri yang MahaKasih/MahaAdil itu berbeda sebelum PB dengan setelah PB di pov keKristenan ?
ataukah
B. pov manusia-nya itu sendiri yg cara mengertikannya berbeda antara sebelum PB dengan setelah PB thdp karakteristik MahaKasih/MahaAdil-nya Allah, ya ?
IMO, pabila ybs sempet bertobat sekalipun menjelang waktu nafas penghabisannya - ya dia akan diampuni - namun tetep dosa2 yang ybs lakukan semasa hidupnya, nanti diperhitungkan.
IMO, di keKatolikan ada purgatori --- tidakkah ini menunjukan Tuhan terlihat adil ?
:)
salam.
Jadi begini bro oda.
Dosa itu kan beda-beda.
Dosa secara kelalaian (quilty by ommision), ada juga dosa karena "udah tau dosa tapi tetep dilakuin". Yang terakhir inilah yang saya maksudkan.
Dosa yang secara sadar dilakukan. Dan dosanya dosa 10 perintah Allah.
Menurut ajaran, dosa seperti ini tidak bisa dihapuskan (tolong dibenarkan kalau saya salah).
Itu berarti, kalau Tuhan membuat pengecualian (dengan cara mengampuni si pembuat dosa), berarti Tuhan sepertinya tidak adil.
Tetapi jika tidak mengampuni, terlihat Tuhan tidak lagi maha kasih.
Bagaimana ini..
-
Jadi begini bro oda.
Dosa itu kan beda-beda.
Dosa secara kelalaian (quilty by ommision), ada juga dosa karena "udah tau dosa tapi tetep dilakuin". Yang terakhir inilah yang saya maksudkan.
Dosa yang secara sadar dilakukan. Dan dosanya dosa 10 perintah Allah.
Menurut ajaran, dosa seperti ini tidak bisa dihapuskan (tolong dibenarkan kalau saya salah).
waduh gavin... saya gak tau juga mengenai hal tsb :blush:.... Mungkin nanti temen2 laen yg bisa bantu ...
Kalo boleh saya kasih komentar mengenai quote gavin yg sbb :
ada juga dosa karena "udah tau dosa tapi tetep dilakuin"
menurut saya sih ya.... kalu itu mengenai dosa berzinah, mencaci ortu, membunuh, iri, saksi dusta (berbohong), mencuri ---> ini semua orang pd asumsi menginjak remaja dan tidak mengalami cacat mental tau bhw itu dosa. So diketika melakukannya (imo) si pelaku juga udah nyadar bhw itu dosa. Namun... himpitan2 duniawi, desakan2 ego, rasio, dlsb menurut saya terlibat juga didalamnya disitu - dan kita semua manusia karena terhimpit hal2 ungu demikian possible keputusan akhirnya adalah terwujudnya perbuatan2 tsb.
So di pov saya, statementnya yg pas bagi saya adalah :
udah tau dosa dan sudah dilakukan - namun tetep bersikeras berpendapat bhw itu bukan dosa/kesalahan dan apa yg dia telah lakukan tsb adalah benar. ---> so, event orange yg kayak gini yg menurut saya yang gak di maafkan Allah.
Itu berarti, kalau Tuhan membuat pengecualian (dengan cara mengampuni si pembuat dosa), berarti Tuhan sepertinya tidak adil.
Pada asumsi kasusnya seperti event saya yg orange, (imo) di pov manusia memang adalah nggak logik kalo si pelaku tsb ternyata memang dilolosin Allah masuk surga.
Tapi karena saya manusia, ya mungkin2 aja pabila Allah ngampunin si pelaku yg didalam kasus spt orange. Toh saya bisanya cuma berpikir secara logik : KALAU ---- sementara bener/tidaknya saya nggak tau, wong saya bukan Tuhan... hehehe :D.
Tetapi jika tidak mengampuni, terlihat Tuhan tidak lagi maha kasih.
juga pada asumsi kasusnya seperti event saya yg orange, maka di kasus pelaku yg didalam state even orange - logiknya emang gak diampuni ---> so (imo) ini BUKAN didalam ranah Kasih ... namun didalam ranah Adil ---> Law-NYA adil kalo si pelaku gak diampuni.
:)
salam.
-
Tampaknya keduanya saling bertolak belakang.
Kalau kita berdosa tentu kita akan dihukum, tetapi Tuhan maha kasih yang artinya dosa dimaafkan.
Tapi kalau dosa dimaafkan berarti Tuhan tidak adil. Kalau membiarkan umat dihukum Tuhan menjadi kehilangan sifat maha pemaaf
Gimana ini ?
maha kasih kan belum tentu tidak memberikan hukuman.
ibarat anak kecil main korek api, dimaafkan. Tapi tetap dijewer telinga nya spy tidak berbuat kesalahan yang sama
-
maha kasih kan belum tentu tidak memberikan hukuman.
ibarat anak kecil main korek api, dimaafkan. Tapi tetap dijewer telinga nya spy tidak berbuat kesalahan yang sama
bagaimana dengan Firman ini Kung,
Yoh 8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
Yoh 8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
:giggle:
-
bagaimana dengan Firman ini Kung,
Yoh 8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
Yoh 8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
:giggle:
:giggle: :lol:
Nyerah deh saya.....
Nunggu komentar teman2 yang lain saja
:whistle:
-
Tampaknya keduanya saling bertolak belakang.
Kalau kita berdosa tentu kita akan dihukum, tetapi Tuhan maha kasih yang artinya dosa dimaafkan.
Tapi kalau dosa dimaafkan berarti Tuhan tidak adil. Kalau membiarkan umat dihukum Tuhan menjadi kehilangan sifat maha pemaaf
Gimana ini ?
Hint:
An indulgence = a remission before God of the temporal punishment due to sins whose guilt has already been forgiven (CoCC #1471)
:)
-
bagaimana dengan Firman ini Kung,
Yoh 8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
Yoh 8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
:giggle:
Kata "menghukum" dalam ayat 11 ini dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah "katakrino".
Katakrino sendiri artinya adalah: to condemn, to give judgement.
Terjemahan yg tepat sebetulnya adalah "Aku pun tidak akan menghakimi engkau".
Ya, dosa2 wanita itu telah diampuni Yesus, tetapi konsisten dengan ajaranNya dalam Mat 5 : 26, 18 : 34, Luk 12 : 59, tentunya wanita itu tetap harus melunasi sisa hukuman dari dosa yg telah diampuni itu, sama seperti analogi dari Phooey ttg anak kecil yang dijewer.
-
Kata "menghukum" dalam ayat 11 ini dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah "katakrino".
Katakrino sendiri artinya adalah: to condemn, to give judgement.
Terjemahan yg tepat sebetulnya adalah "Aku pun tidak akan menghakimi engkau".
Ya, dosa2 wanita itu telah diampuni Yesus, tetapi konsisten dengan ajaranNya dalam Mat 5 : 26, 18 : 34, Luk 12 : 59, tentunya wanita itu tetap harus melunasi sisa hukuman dari dosa yg telah diampuni itu, sama seperti analogi dari Phooey ttg anak kecil yang dijewer.
Terima kasih pencerahannya Mod Jenova....
Mana ini Sis Lily ....
:onion15:
-
Kata "menghukum" dalam ayat 11 ini dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah "katakrino".
Katakrino sendiri artinya adalah: to condemn, to give judgement.
Terjemahan yg tepat sebetulnya adalah "Aku pun tidak akan menghakimi engkau".
Ya, dosa2 wanita itu telah diampuni Yesus, tetapi konsisten dengan ajaranNya dalam Mat 5 : 26, 18 : 34, Luk 12 : 59, tentunya wanita itu tetap harus melunasi sisa hukuman dari dosa yg telah diampuni itu, sama seperti analogi dari Phooey ttg anak kecil yang dijewer.
Mat 5: 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Ayat ini merujuk pada Purgatory, saya setuju dengan pemahaman mengenai Purgatory.
namun pertanyaan saya, siapa yang menentukan seseorang itu masuk neraka atau Surga (tentu saja sebagian besar masuk Purgatory terlebih dahulu), siapa yang membuat orang / jiwa tersebut berhutang, Allahkah atau siapa atau apa?
Apalagi Allah sudah bersadba, " katakrino " kepada anak-anakNya.
:swt:
-
Terima kasih pencerahannya Mod Jenova....
Mana ini Sis Lily ....
:onion15:
ehm, kalo Firman ini bagaimana artinya Kung, siapa yang "menghukum" orang kaya tsb dan mengapa si kaya merasa 5 saudaranya masih bisa diselamatkan dari siksaan sengsara alam maut
Luk 16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Luk 16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
Luk 16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Luk 16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Luk 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
Luk 16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
Luk 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Luk 16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
Luk 16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
Luk 16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
:giggle:
-
ehm, kalo Firman ini bagaimana artinya Kung, siapa yang "menghukum" orang kaya tsb dan mengapa si kaya merasa 5 saudaranya masih bisa diselamatkan dari siksaan sengsara alam maut
Luk 16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Luk 16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
Luk 16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Luk 16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Luk 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
Luk 16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
Luk 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Luk 16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
Luk 16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
Luk 16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
:giggle:
Yang menghukum Allah......
Ke 5 saudaranya kan masih hidup ...
:D
-
Jeno dan temen2 laen, saya numpang tanya yah ...
Kata "menghukum" dalam ayat 11 ini dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah "katakrino".
Katakrino sendiri artinya adalah: to condemn, to give judgement.
Terjemahan yg tepat sebetulnya adalah "Aku pun tidak akan menghakimi engkau".
timbul pertanyaan2 di benak saya :
disaat Yesus berkata demikian (bold), itu :
1. Yesus dalam "kapasitas" sebagai apa yah ? manusia ataukah Allah ?
2. kalimat bold itu sendiri aplikasi-nya secara begimana ? duniawi/jasmani ? ataukah rohani ?
Ya, dosa2 wanita itu telah diampuni Yesus, tetapi konsisten dengan ajaranNya dalam Mat 5 : 26, 18 : 34, Luk 12 : 59, tentunya wanita itu tetap harus melunasi sisa hukuman dari dosa yg telah diampuni itu
saya gak ngerti disini maksud dari kalimat bold. Apakah maksudnya sbb ? :
1. Pada kata "dosa" ---> apakah di kalimat bold disitu maksudnya ngerujuk event spesifik , yakni dosa yang baru dilakukan si perempuan ? (yakni berzinah).
2. berdasarkan ungu - hukuman2nya ada banyak dan terjadi beberapa kali di bumi.
3. Salah satu hukuman2 yg ada banyak ini (atas ungu) - diampuni Yesus ... jadi perempuan itu gak menderita penghukuman jasmani dari Yesus saat itu.
4. Namun tidak sertamerta artinya perempuan ini lolos dari sisa hukuman lain (atas ungu).
5. So : "wanita itu tetap harus melunasi sisa hukuman dari dosa yg telah diampuni itu"
sama seperti analogi dari Phooey ttg anak kecil yang dijewer.
ketika anak di jewer, itu tentu kan karena atas suatu event spesifik dimana si anak melakukan kesalahan. Nah, bukankah disini artinya bapa si anak itu didalam state menghakimi (skala kecil) yg lalu ditindak lanjuti dgn melakukan aksi hukuman (menjewer) ?
Mohon pencerahan dari Jeno atopun temen2 disini :D.
:)
salam.
-
Barusan tak baca Matius 5:26.
Saya ke ayat2 yg sebelonnya :
(23) Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, (24) tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (25) Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
secara ilustrasi :
Cuplis saat mau pergi ke gereja, dia teringat orang lain (mr.X) ada kesal pada Cuplis krn Cuplis sempet berbuat salah kepada mr.X .... Yesus bilang : agar sebelum ke gereja, Cuplis mesti meminta maaf dulu ke mr.X ... dengan demikian dengan hati lapang Cuplis pergi ke gereja. Dilain sisi, ini juga supaya mr.X jangan ampe ngelaporin kesalahan Cuplis tsb ke polisi, lalu masuk ke persidangan, Cuplis dinyatakan bersalah oleh hakim lalu masuk penjara sekian bulan.
apakah penangkepan saya sampe sini kira2 begitu ?
(26) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Disini saya juga gak ngerti.
kelanjutan dari ilustrasi Cuplis pada asumsi Cuplis ini dilaporin mr.X, masuk ke persidangan, Cuplis dinyatakan bersalah oleh hakim lalu masuk penjara tiga bulan.
Nah, pada kata "hutang" dari kalimat merah ... apakah itu maksudnya ngerujuk ke keputusan hakim penjara 3 bulan ?
So, pabila "hutang" Cuplis yg 3 bulan dipenjara itu belon "lunas" - ya artinya Cuplis belon bisa keluar dari penjara.
ataukah :
kesalahan Cuplis itu misal nipu/ngutang gak bayar2 kepada mr.X.
Dengan demikian, selama Cuplis di penjara - entah sodara/teman Cuplis di luar penjara ngebayarin utang-nya Cuplis ke mr.X ampe lunas ... setelah lunas barulah Cuplis bisa keluar penjara ?
Mohon pencerahan :D.
:)
salam.
-
sekarang yang di Matius 18:34
(34) Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
secara ilustrasi :
Bokapnya Cuplis telah memaafkan Cuplis dan gak ngitung2 lagi kesalahan yg Cuplis lakukan. Cuplis sama sekali nggak dihukum jeweran atopun sabetan sapu lidi oleh bokapnya. Eh.... suatu ketika adik Cuplis ada melakukan kesalahan ke Cuplis dan Cuplis gak terima - dimana lalu Cuplis meninju adeknya ampe mimisan. Ayah mengetahui hal ini. Ayah melaporkan kepada ibu mengenai hal ini, ibu menghukum Cuplis dengan meninju idung Cuplis ampe mimisan.
Apakah sampe sini kira2 bener begitu ?
(35) Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
(pada asumsi "BapaKU = bokapnya Cuplis) pertanyaannya pada kalimat merah :
itu aksi perbuatan "demikian" tsb --- aplikasinya dimana ? di bumi/jasmani ? ataukah NANTI setelah mati ?
Mohon pencerahan :D
:)
salam.
-
Yang menghukum Allah......
Ke 5 saudaranya kan masih hidup ...
:D
Nop, Allah tidak akan menghakimi, apalagi menghukum kita.
yang menghukum orang / jiwa tsb adalah perbuatan orang tsb sendiri selama hidup di dunia,
andaikata si kaya tidak sombong, mau berbagi, penuh kasih dll, tentu tempatnya tidak di situ.
andaikata si kaya bertobat dan membalas kasih Tuhan, tentu dia selamat.
Pada hari akhir, Tuhan hanya bertindak sebagai hakim yang adil,
perbuatan x (berdosa / lalai di mata Allah) maka "hukuman" rohaninya sekian y.
nah tinggal orang tsb seberapa sering berbuat dosa sehingga tinggal dijumlah, harus tinggal berapa lama untuk melunasi hutang2nya.
Luk 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
jadi yang menghukum bukan Allah, tapi perbuatan kita sendiri,
kita harus bermawas diri, seperti lagu pada rohani anak-anak ini :
Hati-hati gunakan tanganmu,
karena Bapa di Surga melihat ke bawah...
:swt: :)
-
Nop, Allah tidak akan menghakimi, apalagi menghukum kita.
yang menghukum orang / jiwa tsb adalah perbuatan orang tsb sendiri selama hidup di dunia,
andaikata si kaya tidak sombong, mau berbagi, penuh kasih dll, tentu tempatnya tidak di situ.
andaikata si kaya bertobat dan membalas kasih Tuhan, tentu dia selamat.
Pada hari akhir, Tuhan hanya bertindak sebagai hakim yang adil,
perbuatan x (berdosa / lalai di mata Allah) maka "hukuman" rohaninya sekian y.
nah tinggal orang tsb seberapa sering berbuat dosa sehingga tinggal dijumlah, harus tinggal berapa lama untuk melunasi hutang2nya.
Luk 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
jadi yang menghukum bukan Allah, tapi perbuatan kita sendiri,
kita harus bermawas diri, seperti lagu pada rohani anak-anak ini :
Hati-hati gunakan tanganmu,
karena Bapa di Surga melihat ke bawah...
:swt: :)
Lily,
bold :afro: :deal: :afro:
:D,
salam.
-
Hukumannya bersifat fisik atau bersifat rohani?
-
Mat 5: 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Ayat ini merujuk pada Purgatory, saya setuju dengan pemahaman mengenai Purgatory.
namun pertanyaan saya, siapa yang menentukan seseorang itu masuk neraka atau Surga (tentu saja sebagian besar masuk Purgatory terlebih dahulu), siapa yang membuat orang / jiwa tersebut berhutang, Allahkah atau siapa atau apa?
Apalagi Allah sudah bersadba, " katakrino " kepada anak-anakNya.
:swt:
Jeno dan temen2 laen, saya numpang tanya yah ...
timbul pertanyaan2 di benak saya :
disaat Yesus berkata demikian (bold), itu :
1. Yesus dalam "kapasitas" sebagai apa yah ? manusia ataukah Allah ?
2. kalimat bold itu sendiri aplikasi-nya secara begimana ? duniawi/jasmani ? ataukah rohani ?
saya gak ngerti disini maksud dari kalimat bold. Apakah maksudnya sbb ? :
1. Pada kata "dosa" ---> apakah di kalimat bold disitu maksudnya ngerujuk event spesifik , yakni dosa yang baru dilakukan si perempuan ? (yakni berzinah).
2. berdasarkan ungu - hukuman2nya ada banyak dan terjadi beberapa kali di bumi.
3. Salah satu hukuman2 yg ada banyak ini (atas ungu) - diampuni Yesus ... jadi perempuan itu gak menderita penghukuman jasmani dari Yesus saat itu.
4. Namun tidak sertamerta artinya perempuan ini lolos dari sisa hukuman lain (atas ungu).
5. So : "wanita itu tetap harus melunasi sisa hukuman dari dosa yg telah diampuni itu"
ketika anak di jewer, itu tentu kan karena atas suatu event spesifik dimana si anak melakukan kesalahan. Nah, bukankah disini artinya bapa si anak itu didalam state menghakimi (skala kecil) yg lalu ditindak lanjuti dgn melakukan aksi hukuman (menjewer) ?
Mohon pencerahan dari Jeno atopun temen2 disini :D.
:)
salam.
Sus lily & bro oda,
Gereja Katolik mengajarkan bahwa hukuman sementara yang tertinggal dari dosa yang telah diampuni, BUKAN datang dari Allah, seperti yg dinyatakan dalam KGK #1472:
Kedua bentuk siksa ini tidak boleh dipandang sebagai semacam dendam yang Allah kenakan dari luar, tetapi sebagai sesuatu yang muncul dari kodrat dosa itu sendiri. Satu pertobatan yang lahir dari cinta yang bernyala-nyala, dapat mengakibatkan penyucian pendosa secara menyeluruh, sehingga tidak ada siksa dosa lagi yang harus dipikul
Ilustrasinya begini:
Jenova punya hutang 1juta rupiah ke oda. Tapi karena Jenova tidak mampu membayar, Oda yang merasa kasihan akhirnya menghapus hutang itu.
Jenova tentu saja merasa tidak enak hati, dan berusaha sebisa mungkin membayar hutang itu dengan cara lain.
Nah, sampai Jenova merasa sudah membayar dengan impas kebaikan oda, tentu Jenova merasa "tersiksa", tetapi "siksaan" ini kan tidak pernah Jenova anggap sebagai penderitaan, melainkan Jenova tanggung dan lakukan dengan senang hati dan secara suka rela dari inisiatif Jenova sendiri.
-
Hukumannya bersifat fisik atau bersifat rohani?
Bisa hukuman fisik, bisa hukuman rohani, bisa juga keduanya, bro salt. :)
Gereja kuno dulu memberikan penitensi yg "berat" untuk seseorang memperoleh indulgensi yg melunasi sisa hukuman dosa sementara ini, seperti berjalan tanpa alas kaki di bukit berbatu sambil melaksanakan devosi jalan salib, berdiri selama berjam2 di depan gereja sambil menyerukan bahwa dia pendosa, dsb.
Gereja sekarang "mengurangi hukuman" indulgensi ini, karena Gereja menyadari bahwa jasa2 (merit) Kristus dan para kudus, yang disimpan oleh Gereja dan dapat dibagikan kepada pendosa2 yg memiliki hutang hukuman dosa sementara, simpanan jasa ini sangat sangat sangat melimpah sehingga hukuman yg relatif lebih ringan sudah cukup untuk membebaskan pendosa dari seluruh hutang hukuman dosa sementara.
Melanjutkan analogi Jenova berhutang kepada Oda, di sini Gereja diibaratkan memiliki "simpanan harta" yg berlimpah2 berkat jasa Kristus dan para kudus, sehingga Gereja membantu Jenova membayar impas hutang yg telah dihapus itu, sehingga Jenova terbebas dari "penderitaan" beban untuk melunasi hutang kepada Oda.
-
Nop, Allah tidak akan menghakimi, apalagi menghukum kita.
yang menghukum orang / jiwa tsb adalah perbuatan orang tsb sendiri selama hidup di dunia,
andaikata si kaya tidak sombong, mau berbagi, penuh kasih dll, tentu tempatnya tidak di situ.
andaikata si kaya bertobat dan membalas kasih Tuhan, tentu dia selamat.
Pada hari akhir, Tuhan hanya bertindak sebagai hakim yang adil,
perbuatan x (berdosa / lalai di mata Allah) maka "hukuman" rohaninya sekian y.
nah tinggal orang tsb seberapa sering berbuat dosa sehingga tinggal dijumlah, harus tinggal berapa lama untuk melunasi hutang2nya.
Luk 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
jadi yang menghukum bukan Allah, tapi perbuatan kita sendiri,
kita harus bermawas diri, seperti lagu pada rohani anak-anak ini :
Hati-hati gunakan tanganmu,
karena Bapa di Surga melihat ke bawah...
:swt: :)
Rupanya Sis Lily ngetest ya :o :o :o
Sudah tahu jawabannya kog masih nanya :giggle:
Kalo gitu tolong dijelasin pula mengenai perikop orang yang buta sejak lahir....
-
Hukumannya bersifat fisik atau bersifat rohani?
IMHO hukuman dari dosa2 kita bersifat rohani.
Yang nantinya didalam purgatory
-
Melanjutkan analogi Jenova berhutang kepada Oda, di sini Gereja diibaratkan memiliki "simpanan harta" yg berlimpah2 berkat jasa Kristus dan para kudus, sehingga Gereja membantu Jenova membayar impas hutang yg telah dihapus itu, sehingga Jenova terbebas dari "penderitaan" beban untuk melunasi hutang kepada Oda.
Dengan kata lain, bilamana saya berbuat dosa kemudian saya melakukan sakramen pengakuan dosa, hutang2 sudah lunas sehingga tidak perlu dimurnikan di purgatory ?
-
Rupanya Sis Lily ngetest ya :o :o :o
Sudah tahu jawabannya kog masih nanya :giggle:
Kalo gitu tolong dijelasin pula mengenai perikop orang yang buta sejak lahir....
... wani piro .... :giggle:
-
Melanjutkan analogi Jenova berhutang kepada Oda, di sini Gereja diibaratkan memiliki "simpanan harta" yg berlimpah2 berkat jasa Kristus dan para kudus, sehingga Gereja membantu Jenova membayar impas hutang yg telah dihapus itu, sehingga Jenova terbebas dari "penderitaan" beban untuk melunasi hutang kepada Oda.
Dengan kata lain, bilamana saya berbuat dosa kemudian saya melakukan sakramen pengakuan dosa, hutang2 sudah lunas sehingga tidak perlu dimurnikan di purgatory ?
hmm, gitu ya
enak donk bisa berbuat dosa sebanyak-banyaknya toh udah ada yg menanggung dan membayar lunas
hidup senang-senang di dunia menuruti keinginan daging, lalu sering2 ngaku dosa aja, nga usah bertobat dari hati yg terdalam, nanti mati langsung masuk Surga lewat jalan tol
mau... mauu... :drool:
-
Dengan kata lain, bilamana saya berbuat dosa kemudian saya melakukan sakramen pengakuan dosa, hutang2 sudah lunas sehingga tidak perlu dimurnikan di purgatory ?
hmm, gitu ya
enak donk bisa berbuat dosa sebanyak-banyaknya toh udah ada yg menanggung dan membayar lunas
hidup senang-senang di dunia menuruti keinginan daging, lalu sering2 ngaku dosa aja, nga usah bertobat dari hati yg terdalam, nanti mati langsung masuk Surga lewat jalan tol
mau... mauu... :drool:
Trims sis lily sudah menjelaskan apa yg saya ingin utarakan.
Pertanyaan saya itu sebenarnya berkisar seperti itu.
Roh kuat tapi daging lemah. Kita sudah tau itu dosa tapi masih melakukannya, lalu minta ampun dan diampuni, lalu melakukan lagi hal yang sama. Ketika mati, apakah dosa kita tersebut diperhitungkan ?
Kalau Ya berarti Tuhan benar maha adil, tetapi tidak maha kasih.
Sebaliknya kalau Tidak, berarti Tuhan benar maha kasih, tetapi tidak maha adil.
-
Trims sis lily sudah menjelaskan apa yg saya ingin utarakan.
Pertanyaan saya itu sebenarnya berkisar seperti itu.
Roh kuat tapi daging lemah. Kita sudah tau itu dosa tapi masih melakukannya, lalu minta ampun dan diampuni, lalu melakukan lagi hal yang sama.
manusia selalu punya sisi kelemahan di samping kelebihan yang dimilikinya, sisi lemah itulah yang biasanya membuat kita jatuh dalam dosa.
kelemahan itu biasanya sudah bawaan, kita tidak bisa menghapusnya sama sekali, hanya bisa meminimalkan.
kalau sudah tahu titik kelemahan kita, malah kita tergolong tidak kreatif dalam berbuat dosa, ya jatuhnya di dosa yang itu itu juga walaupun sudah sering mengaku dosa yang sama tapi lagi2 khilaf dan jatuh ke lubang yang sama.
Ketika mati, apakah dosa kita tersebut diperhitungkan ?
ya
Kalau Ya berarti Tuhan benar maha adil, tetapi tidak maha kasih.
Tuhan tetap maha adil dan maha kasih
maha adil karena kita tetap harus bertanggung jawab atas dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat sendiri selama hidup di dunia
maha kasih karena walau kita datang kepada Tuhan dengan dosa2 yang tidak sepenuhnya bisa dibersihkan karena kelemahan kita, Tuhan tetap mau menerima kita kembali, lewat Sakramen Tobat atau kita diberi kesempatan untuk menyucikan diri di Purgatory.
syukur Tuhan kita murah hati dan lemah lembut, kita yang berdosa (ringan) ini tidak serta merta dilemparkan ke dalam kegelapan neraka.
hati yang hancur tidak dipandangNya hina, yang dilihat Tuhan adalah bagaimana perjuangan kita melawan kelemahan daging [i.e : bagaimana usaha kita memperbaiki diri, apakah kita lebih kuat bila dihadapkan pada godaan yg lebih besar, bagaimana kemajuan kehidupan rohani kita dst], hasil akhirnya … tentu saja kita serahkan kepada kerahiman Tuhan.
Sebaliknya kalau Tidak, berarti Tuhan benar maha kasih, tetapi tidak maha adil.
semoga bisa dipahami, sifat yang kelihatannya bertentangan, tapi sebenarnya sangat harmonis dan sangat manusiawi bagi anak2Nya.
:)
-
Dengan kata lain, bilamana saya berbuat dosa kemudian saya melakukan sakramen pengakuan dosa, hutang2 sudah lunas sehingga tidak perlu dimurnikan di purgatory ?
hmm, gitu ya
enak donk bisa berbuat dosa sebanyak-banyaknya toh udah ada yg menanggung dan membayar lunas
hidup senang-senang di dunia menuruti keinginan daging, lalu sering2 ngaku dosa aja, nga usah bertobat dari hati yg terdalam, nanti mati langsung masuk Surga lewat jalan tol
mau... mauu... :drool:
Kalo gitu apa bendanya, berdosa tanpa melakukan sakramen pengakuan dosa dengan berdosa dengan melakukan sakramen pengakuan dosa.
:D
-
Kalo gitu apa bedanya, berdosa tanpa melakukan sakramen pengakuan dosa dengan berdosa dengan melakukan sakramen pengakuan dosa.
:D
mungkin ... beban jiwa (dalam ranah spiritual) ybs di"angkat" Tuhan setelah melakukan sakramen pengakuan dosa.
Mengkali loh ya, phooey :D
-
Sus lily & bro oda,
Gereja Katolik mengajarkan bahwa hukuman sementara yang tertinggal dari dosa yang telah diampuni, BUKAN datang dari Allah, seperti yg dinyatakan dalam KGK #1472:
Kedua bentuk siksa ini tidak boleh dipandang sebagai semacam dendam yang Allah kenakan dari luar, tetapi sebagai sesuatu yang muncul dari kodrat dosa itu sendiri. Satu pertobatan yang lahir dari cinta yang bernyala-nyala, dapat mengakibatkan penyucian pendosa secara menyeluruh, sehingga tidak ada siksa dosa lagi yang harus dipikul
Dengan begitu, pendapat saya mengenai quote saya sbb dibawah ini -
IMO, dosa dimaafkan namun tetep diperhitungkan NANTI. Mungkin ini yang secara pov keKatolikan yg di istilahkan Purgatori ?
kira2 bisa dibilang gak salah donk yah... hehehe... :)
Bisa hukuman fisik, bisa hukuman rohani
Nah yang sepertinya kita gak sama pengertiannya adalah mengenai hukuman duniawi. IMO, "hukuman" Allah itu bersifat rohani ... bukan causal duniawi. Yang duniawi, ini menjadi man-made Law. Manusia diberi kuasa dalam hal ini olehNYA. Man-made Law didalam posibilitas berubah.
Gereja kuno dulu memberikan penitensi yg "berat" untuk seseorang memperoleh indulgensi yg melunasi sisa hukuman dosa sementara ini, seperti berjalan tanpa alas kaki di bukit berbatu sambil melaksanakan devosi jalan salib, berdiri selama berjam2 di depan gereja sambil menyerukan bahwa dia pendosa, dsb.
Gereja sekarang "mengurangi hukuman" indulgensi ini, karena Gereja menyadari bahwa jasa2 (merit) Kristus dan para kudus, yang disimpan oleh Gereja dan dapat dibagikan kepada pendosa2 yg memiliki hutang hukuman dosa sementara, simpanan jasa ini sangat sangat sangat melimpah sehingga hukuman yg relatif lebih ringan sudah cukup untuk membebaskan pendosa dari seluruh hutang hukuman dosa sementara.
berubah... contohnya diatas :peace:
Makasih atas masukan2 Jenova.
:)
salam.
-
Kalo gitu apa bendanya, berdosa tanpa melakukan sakramen pengakuan dosa dengan berdosa dengan melakukan sakramen pengakuan dosa.
:D
normalnya, orang sakit pasti akan mencari dokter.
kalo nekad tidak mencari kesembuhan, bisa2 penyakitnya makin parah, atau mungkin menjalar ke organ-organ tubuh yang lainnya, dan kemungkinan besar akan berakhir pada kematian.
Mrk 2:17 Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
demikian pula dengan dosa, dosa adalah suatu penyakit rohani.
bila seseorang berdosa ringan (venial sin), namun tidak mau menerima Sakramen Tobat, maka akan menimbulkan kebiasaan berbuat dosa / jahat, menimbulkan perbuatan dosa yang lainnya, menjadi keras hati dan merasa tidak perlu mengakui Allah seperti Firaun, dan lama kelamaan mengarah ke dosa berat (mortal sin) yaitu membenci Tuhan ( Mrk 3 : 29) alias tidak ada lagi kasih di dalam hati orang tsb. bila sudah tidak ada kasih, maka Tuhan tidak bisa bertahta di hati orang itu lagi.
dosa merusak hubungan kita dengan Allah, membuat batin kita tertekan, menyebabkan kita kehilangan hak-hak sebagai anak Allah. Oleh karena itu diperlukan free will dan kerendahan hati untuk mengaku dosa, dan hanya dengan dibantu rahmat Tuhan lah [i.e melalui Sakramen Tobat] maka kita bisa terbebas dari belenggu dosa.
dengan menerima Sakramen Tobat maka penyakit orang itu disembuhkan, hubungan dengan Allah menjadi baik kembali, dan jiwanya menjadi makin Kudus. orang yg yang makin Kudus maka akan menyadari keadaan diri sendiri, dan akan lebih kuat rohaninya untuk melawan dosa dan meninggalkan kedagingan menuju ke tujuan akhir yaitu Tuhan.
bila kita mau menghampiri Allah, semuanya dikaruniakan lagi kepada kita seperti lambang pemberian Jubah (lambang Kristus sebagai senjata perang rohani), Cincin (martabat sebagai Anak Allah) dan Sepatu (Rahmat Tuhan yang menguatkan kita) pada kisah anak hilang dalam Lukas 15 : 11-32.
beda Kung, kalo telor ayam dierami bisa bertransformasi menjadi ayam goreng; lah kalo dosa dierami maka akan berbuah maut. :swt: :doh:
-
Dengan kata lain, bilamana saya berbuat dosa kemudian saya melakukan sakramen pengakuan dosa, hutang2 sudah lunas sehingga tidak perlu dimurnikan di purgatory ?
hmm, gitu ya
enak donk bisa berbuat dosa sebanyak-banyaknya toh udah ada yg menanggung dan membayar lunas
hidup senang-senang di dunia menuruti keinginan daging, lalu sering2 ngaku dosa aja, nga usah bertobat dari hati yg terdalam, nanti mati langsung masuk Surga lewat jalan tol
mau... mauu... :drool:
Waduh.... gawat itu sis... :'o
Udah termasuk kategori dosa menghujat Roh Kudus tuh... Dosa seperti ini tidak dapat diampuni baik di dunia sekarang atau setelah kematian (Mat 12 : 31, Mrk 3 : 29, Luk 12 : 10).
Pemikiran semacam ini, jika sampai ajal menjemput tidak bertobat, ya pengakuan dosa yg dilakukan di dunia ini justru menjadi dosa yang tidak terampuni dunia akherat... :'o
-
Dengan begitu, pendapat saya mengenai quote saya sbb dibawah ini -
kira2 bisa dibilang gak salah donk yah... hehehe... :)
Nah yang sepertinya kita gak sama pengertiannya adalah mengenai hukuman duniawi. IMO, "hukuman" Allah itu bersifat rohani ... bukan causal duniawi. Yang duniawi, ini menjadi man-made Law. Manusia diberi kuasa dalam hal ini olehNYA. Man-made Law didalam posibilitas berubah.
berubah... contohnya diatas :peace:
Makasih atas masukan2 Jenova.
:)
salam.
Hmm... kok aku masih merasa kurang tepat ya, bro oda...
Kalo kita bilang "dosa diampuni tapi tetap diperhitungkan" kok kesannya Allah itu perhitungan sekali, kontradiksi dengan kasih Allah yang tidak terbatas itu.
IMHO, tepatnya kita bilang, dosa sudah diampuni, tetapi kodrat dari dosa itu tidak dapat dihilangkan.
Allah tidak memperhitungkan dosa2 kita yang telah diampuni, tetapi kodrat dosa itu lah yg tidak dapat dihilangkan Allah, dan kodrat dosa itu sendirilah yang meninggalkan hukuman yang tersisa.
Seperti analogi hutang Jenova ke Oda, kan Oda ga perhitungan lagi setelah menghapus hutang Jenova. Tetapi kodrat hutang itu sendiri, meskipun telah dihapus, tetap meninggalkan beban buat Jenova melunasinya.
Terus pelunasan itu sendiri tidak selalu dilunasi di purgatory (setelah kematian). Jika pelunasan itu sudah diselesaikan di masa hidupnya, ya seseorang bisa langsung ke surga tanpa melewati purgatory lagi.
-
manusia selalu punya sisi kelemahan di samping kelebihan yang dimilikinya, sisi lemah itulah yang biasanya membuat kita jatuh dalam dosa.
kelemahan itu biasanya sudah bawaan, kita tidak bisa menghapusnya sama sekali, hanya bisa meminimalkan.
kalau sudah tahu titik kelemahan kita, malah kita tergolong tidak kreatif dalam berbuat dosa, ya jatuhnya di dosa yang itu itu juga walaupun sudah sering mengaku dosa yang sama tapi lagi2 khilaf dan jatuh ke lubang yang sama.
ya
Tuhan tetap maha adil dan maha kasih
maha adil karena kita tetap harus bertanggung jawab atas dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat sendiri selama hidup di dunia
maha kasih karena walau kita datang kepada Tuhan dengan dosa2 yang tidak sepenuhnya bisa dibersihkan karena kelemahan kita, Tuhan tetap mau menerima kita kembali, lewat Sakramen Tobat atau kita diberi kesempatan untuk menyucikan diri di Purgatory.
syukur Tuhan kita murah hati dan lemah lembut, kita yang berdosa (ringan) ini tidak serta merta dilemparkan ke dalam kegelapan neraka.
hati yang hancur tidak dipandangNya hina, yang dilihat Tuhan adalah bagaimana perjuangan kita melawan kelemahan daging [i.e : bagaimana usaha kita memperbaiki diri, apakah kita lebih kuat bila dihadapkan pada godaan yg lebih besar, bagaimana kemajuan kehidupan rohani kita dst], hasil akhirnya … tentu saja kita serahkan kepada kerahiman Tuhan.
semoga bisa dipahami, sifat yang kelihatannya bertentangan, tapi sebenarnya sangat harmonis dan sangat manusiawi bagi anak2Nya.
:)
Oke. sekarang langsung aja ke contoh soal ya sis lili.
Mencuri atau merampok.
Mencuri itu dosa. Ya kan...?
Pada suatu saat kita dihadapkan pada keadaan dimana jika kita tidak mencuri, maka kita akan mati.
(saya buat extrim spt. itu buat memperjelas).
Kalau para rasul dulu itu akan lebih memilih mati dari pada berbuat dosa.
Daniel lebih baik menemui singa daripada disuruh sujud raja nebukadnezar.
Tapi kita ini bukan seperti rasul,.. masih jauh..
Nah dalam situasi spt. ini, kita terpaksa berbuat dosa. Dosa Yang dilakukan secara sadar.
Jika Tuhan maha adil, kita harusnya masuk ke neraka. Karena ketidakpercayaan kita itu.
binun enggak
-
Tuhan itu maha kasih dan adil bila menciptakan manusia dengan free will tapi will nya ke arah tidak berdosa
:D
-
Hmm... kok aku masih merasa kurang tepat ya, bro oda...
Kalo kita bilang "dosa diampuni tapi tetap diperhitungkan" kok kesannya Allah itu perhitungan sekali, kontradiksi dengan kasih Allah yang tidak terbatas itu.
Nah itu .... disini kita beda lagi, Jeno.
Berkaitan dgn thread saya yg di board nonK, saya tidak sedang didalam pengertian bahwa itu person Allah yg itang-itung timbang-menimbang, ibarat diketika seorang ayah mendapatkan anaknya berbohong ... "disabet sapu lidi ato dijewer aja yah ?" Law-lah yang "perhitungan" (dgn tanda petik), If___Then___ .
IMHO, tepatnya kita bilang, dosa sudah diampuni, tetapi kodrat dari dosa itu tidak dapat dihilangkan.
Allah tidak memperhitungkan dosa2 kita yang telah diampuni, tetapi kodrat dosa itu lah yg tidak dapat dihilangkan Allah, dan kodrat dosa itu sendirilah yang meninggalkan hukuman yang tersisa.
Itu dah Jeno... coba deh kita perhatiin bersama pada kalimat Jeno yg bold. Kan bukankah bisa jadi timbul pertanyaan : "emangnya person Allah gak mampu / gak bisa / gak dapat menghilangkan kodrat dosa manusia ?" ?
Saya tidak sedang me"nyalahkan" kalimat bold tsb ... namun saya mengertikannya secara berbeda.
So mengenai pertanyaan yg timbul tsb, maka jawabannya benak saya : "itu bukan ttg person Allah mampu / gak mampu (dapat/tidak dapat) menghilangkan kodrat dosa manusia ... tetapi itu ada Law-NYA tersendiri ... Kalau___Maka___, dan kita tidak bisa tau secara mutlak 100% kesemuaan Law/rancangan tsb".
Seorang kepneg tirani otoriter bisa/dapat/mampu tidak mengeluarkan Law yg dikasih tau ke penduduknya.
Tanpa Law, kepneg ini mampu/bisa/dapat bertindak sesuka-sukanya. If Cuplis ngebunuh Then person kepneg ini tidak berkeinginan menghukum ... dilain sisi If Unyil ngebunuh Then person kepneg ini berkeinginan menghukum. If Meilan memberi sedekah ke seseorang Then person kepneg ini bisa saja menghukum Meilan .... dilain sisi If pak Raden berbuat yang sama spt Meilan Then person kepneg ini bisa saja tidak menghukum pak Raden. Tidak ada Order - tidak pula ada Law, apalagi bisa dikasih tau ke penduduknya.
Once there is a Law and Order, maka yang "bekerja" adalah Law/Order tsb.
Misal, If tidak suci (yg Jeno sebut kodrat dosa manusia) tidak bisa masuk surga Then agar bisa masuk surga liwat purgatori dulu.
Terus pelunasan itu sendiri tidak selalu dilunasi di purgatory (setelah kematian).
Maksudnya, seseorang semasa hidupnya bisa melunasi hutang2nya kepada Allah, ya ?
Apapun jawaban dari Jeno, ya itu termasuk juga Law :D.
If yg tidak suci itu "utang2"nya sudah lunas semasa dia bernafas di bumi Then bisa langsung masuk surga tanpa liwat purgatori, Else ___
saya lanjut dengan quote gavin sbb yah, Jeno : (utk sbg ilustrasi)
Pada suatu saat kita dihadapkan pada keadaan dimana jika kita tidak mencuri, maka kita akan mati.
(saya buat extrim spt. itu buat memperjelas).
Kalau para rasul dulu itu akan lebih memilih mati dari pada berbuat dosa.
Daniel lebih baik menemui singa daripada disuruh sujud raja nebukadnezar.
Tapi kita ini bukan seperti rasul,.. masih jauh..
Nah dalam situasi spt. ini, kita terpaksa berbuat dosa. Dosa Yang dilakukan secara sadar.
Jika Tuhan maha adil, kita harusnya masuk ke neraka. Karena ketidakpercayaan kita itu.
Cuplis mencuri (di sikon yg paling ekstrim) utk ngisi perutnya = berdosa.
Setelah mencuri, Cuplis menyadari bhw itu sebenernya dosa ... Cuplis memohon ampun kepada Tuhan mengenai perbuatan yang baru2 itu dia lakukan ... tetapi, Cuplis keburu mati - dia belon sempet "ngelunasin" dosa mencuri tsb (sementara dosa2 yg sebelum2nya, udah Cuplis akui dan kebetulan emang udah lunas) ---> dengan demikian di alam barkah, Cuplis mengalami purgatori utk dosa mencurinya tsb yg sempet diakui-nya namun belon sempet dia lunasi semasa hidupnya.
Dari situ bukankah sebenernya bisa keliatan bhw itu Law ?
Antara orange dan ungu, koneksinya pada ilustrasi Cuplis mencuri diatas :
If if yg ungu tidak terpenuhi Then orange :D.
Apakah kira2 bener penangkepan saya dalam hal ini ?
:)
salam.
btw, penjahat disalib mengalami purgatori ato nggak yah ?
-
Nah itu .... disini kita beda lagi, Jeno.
Berkaitan dgn thread saya yg di board nonK, saya tidak sedang didalam pengertian bahwa itu person Allah yg itang-itung timbang-menimbang, ibarat diketika seorang ayah mendapatkan anaknya berbohong ... "disabet sapu lidi ato dijewer aja yah ?" Law-lah yang "perhitungan" (dgn tanda petik), If___Then___ .
Saya setuju banget dengan pendapat Om Jenova.
Dosa yang kita lakukan melukai kodrat kita.
Yang nantinya setelah manusia meninggal .... secara otomatis kodrat yang luka tersebut disucikan didalam purgatory.
Itu dah Jeno... coba deh kita perhatiin bersama pada kalimat Jeno yg bold. Kan bukankah bisa jadi timbul pertanyaan : "emangnya person Allah gak mampu / gak bisa / gak dapat menghilangkan kodrat dosa manusia ?" ?
Saya tidak sedang me"nyalahkan" kalimat bold tsb ... namun saya mengertikannya secara berbeda.
So mengenai pertanyaan yg timbul tsb, maka jawabannya benak saya : "itu bukan ttg person Allah mampu / gak mampu (dapat/tidak dapat) menghilangkan kodrat dosa manusia ... tetapi itu ada Law-NYA tersendiri ... Kalau___Maka___, dan kita tidak bisa tau secara mutlak 100% kesemuaan Law/rancangan tsb".
Seorang kepneg tirani otoriter bisa/dapat/mampu tidak mengeluarkan Law yg dikasih tau ke penduduknya.
Tanpa Law, kepneg ini mampu/bisa/dapat bertindak sesuka-sukanya. If Cuplis ngebunuh Then person kepneg ini tidak berkeinginan menghukum ... dilain sisi If Unyil ngebunuh Then person kepneg ini berkeinginan menghukum. If Meilan memberi sedekah ke seseorang Then person kepneg ini bisa saja menghukum Meilan .... dilain sisi If pak Raden berbuat yang sama spt Meilan Then person kepneg ini bisa saja tidak menghukum pak Raden. Tidak ada Order - tidak pula ada Law, apalagi bisa dikasih tau ke penduduknya.
Once there is a Law and Order, maka yang "bekerja" adalah Law/Order tsb.
Misal, If tidak suci (yg Jeno sebut kodrat dosa manusia) tidak bisa masuk surga Then agar bisa masuk surga liwat purgatori dulu.
Maksudnya, seseorang semasa hidupnya bisa melunasi hutang2nya kepada Allah, ya ?
Apapun jawaban dari Jeno, ya itu termasuk juga Law :D.
If yg tidak suci itu "utang2"nya sudah lunas semasa dia bernafas di bumi Then bisa langsung masuk surga tanpa liwat purgatori, Else ___
saya lanjut dengan quote gavin sbb yah, Jeno : (utk sbg ilustrasi)
Cuplis mencuri (di sikon yg paling ekstrim) utk ngisi perutnya = berdosa.
Setelah mencuri, Cuplis menyadari bhw itu sebenernya dosa ... Cuplis memohon ampun kepada Tuhan mengenai perbuatan yang baru2 itu dia lakukan ... tetapi, Cuplis keburu mati - dia belon sempet "ngelunasin" dosa mencuri tsb (sementara dosa2 yg sebelum2nya, udah Cuplis akui dan kebetulan emang udah lunas) ---> dengan demikian di alam barkah, Cuplis mengalami purgatori utk dosa mencurinya tsb yg sempet diakui-nya namun belon sempet dia lunasi semasa hidupnya.
Dari situ bukankah sebenernya bisa keliatan bhw itu Law ?
Antara orange dan ungu, koneksinya pada ilustrasi Cuplis mencuri diatas :
If if yg ungu tidak terpenuhi Then orange :D.
Apakah kira2 bener penangkepan saya dalam hal ini ?
:)
salam.
btw, penjahat disalib mengalami purgatori ato nggak yah ?
Disinilah peran Keadilan Allah. Bukan karena Allah tidak mampu.
IMHO penjahat yang disalib ............. :what:
-
Saya setuju banget dengan pendapat Om Jenova.
Kalo saya terus terang masih belon nangkep sepenuhnya pada kalimat sbb, phooey :
Terus pelunasan itu sendiri tidak selalu dilunasi di purgatory (setelah kematian).
Dosa yang kita lakukan melukai kodrat kita.
Yang nantinya setelah manusia meninggal .... secara otomatis kodrat yang luka tersebut disucikan didalam purgatory.
Lalu kalo pelunasannya sudah "beres" semasa hidup ybs ... apakah disini maksudnya ybs tidak lagi melalui purgatory setelah mati ?
Disinilah peran Keadilan Allah. Bukan karena Allah tidak mampu.
Ya sependapat.
Keadilan Allah itu secara perwujudannya ada di Law/rancangan.
IMHO penjahat yang disalib ............. :what:
maksud saya penjahat disalib yang diajak Yesus jalan2 ke Firdaus itu loh, phooey :D. Dia langsung masuk surga ? ato lewat purgatory dulu ?
:)
salam.
-
maksud saya penjahat disalib yang diajak Yesus jalan2 ke Firdaus itu loh, phooey :D. Dia langsung masuk surga ? ato lewat purgatory dulu ?
:)
salam.
Lha ya itu .... teori yang saya buat .... dimentahkan oleh Bro Oda melalui peristiwa penjahat yang disalib (st. Dismas)
:rofl:
-
Nah itu .... disini kita beda lagi, Jeno.
Berkaitan dgn thread saya yg di board nonK, saya tidak sedang didalam pengertian bahwa itu person Allah yg itang-itung timbang-menimbang, ibarat diketika seorang ayah mendapatkan anaknya berbohong ... "disabet sapu lidi ato dijewer aja yah ?" Law-lah yang "perhitungan" (dgn tanda petik), If___Then___ .
Itu dah Jeno... coba deh kita perhatiin bersama pada kalimat Jeno yg bold. Kan bukankah bisa jadi timbul pertanyaan : "emangnya person Allah gak mampu / gak bisa / gak dapat menghilangkan kodrat dosa manusia ?" ?
Saya tidak sedang me"nyalahkan" kalimat bold tsb ... namun saya mengertikannya secara berbeda.
So mengenai pertanyaan yg timbul tsb, maka jawabannya benak saya : "itu bukan ttg person Allah mampu / gak mampu (dapat/tidak dapat) menghilangkan kodrat dosa manusia ... tetapi itu ada Law-NYA tersendiri ... Kalau___Maka___, dan kita tidak bisa tau secara mutlak 100% kesemuaan Law/rancangan tsb".
Seorang kepneg tirani otoriter bisa/dapat/mampu tidak mengeluarkan Law yg dikasih tau ke penduduknya.
Tanpa Law, kepneg ini mampu/bisa/dapat bertindak sesuka-sukanya. If Cuplis ngebunuh Then person kepneg ini tidak berkeinginan menghukum ... dilain sisi If Unyil ngebunuh Then person kepneg ini berkeinginan menghukum. If Meilan memberi sedekah ke seseorang Then person kepneg ini bisa saja menghukum Meilan .... dilain sisi If pak Raden berbuat yang sama spt Meilan Then person kepneg ini bisa saja tidak menghukum pak Raden. Tidak ada Order - tidak pula ada Law, apalagi bisa dikasih tau ke penduduknya.
Once there is a Law and Order, maka yang "bekerja" adalah Law/Order tsb.
Misal, If tidak suci (yg Jeno sebut kodrat dosa manusia) tidak bisa masuk surga Then agar bisa masuk surga liwat purgatori dulu.
IMHO, ini bukan masalah Allah mampu atau tidak mampu menghapuskan kodrat dosa, tetapi masalahnya adalah Allah tidak mampu mengingkari naturNya sendiri yang adalah kudus.
Allah dapat menghapus dosa, tidak ada keraguan tentang hal ini. Tapi akibat dosa itu tidak pernah dapat Allah hilangkan dan dosa selalu meninggalkan noda di jiwa kita.
Karena Allah adalah kudus dan tidak dapat bersatu dengan yang tidak kudus, dan Allah tidak dapat mengingkari naturNya ini, maka kita yang masih kotor oleh sisa2 noda dosa yg telah diampuni itu, harus membersihkan diri sebelum dapat bersatu kembali dengan Allah.
Maksudnya, seseorang semasa hidupnya bisa melunasi hutang2nya kepada Allah, ya ?
Apapun jawaban dari Jeno, ya itu termasuk juga Law :D.
If yg tidak suci itu "utang2"nya sudah lunas semasa dia bernafas di bumi Then bisa langsung masuk surga tanpa liwat purgatori, Else ___
Yep, masa hidup di bumi juga dapat melunasi hutang2 akibat sisa2 dosa yang telah diampuni.
AFAIK, kemartiran adalah salah satu contoh pelunasan semua hukuman dosa. AFAIK, semua orang beriman yg meninggal sebagai martir diyakini telah menyelesaikan semua hutang dosanya dan dapat ke surga tanpa melalui purgatory.
saya lanjut dengan quote gavin sbb yah, Jeno : (utk sbg ilustrasi)
Cuplis mencuri (di sikon yg paling ekstrim) utk ngisi perutnya = berdosa.
Setelah mencuri, Cuplis menyadari bhw itu sebenernya dosa ... Cuplis memohon ampun kepada Tuhan mengenai perbuatan yang baru2 itu dia lakukan ... tetapi, Cuplis keburu mati - dia belon sempet "ngelunasin" dosa mencuri tsb (sementara dosa2 yg sebelum2nya, udah Cuplis akui dan kebetulan emang udah lunas) ---> dengan demikian di alam barkah, Cuplis mengalami purgatori utk dosa mencurinya tsb yg sempet diakui-nya namun belon sempet dia lunasi semasa hidupnya.
Dari situ bukankah sebenernya bisa keliatan bhw itu Law ?
Antara orange dan ungu, koneksinya pada ilustrasi Cuplis mencuri diatas :
If if yg ungu tidak terpenuhi Then orange :D.
Apakah kira2 bener penangkepan saya dalam hal ini ?
Yep, kurang lebihnya gitu.
Kalo dalam masa hidupnya cuplis sudah melunasi sisa hukuman dari dosa yg diampuni, maka cuplis tidak perlu melewati purgatory.
Di sini dapat kita lihat juga manfaat dari sakramen pengakuan dosa (menurut iman katolik).
Dari sakramen pengakuan dosa, seorang katolik mendapat kepastian bahwa dosanya telah diampuni dan diberi kepastian bagaimana dia melunasi sisa hukuman dari dosa yg telah diampuni itu, misal: berdoa jalan salib atau doa 10x Bapa Kami sebagai hukumannya. Jika dia telah melunasinya, maka iman katolik percaya bahwa dosanya telah dihapus dan sisa hukuman telah dilunasi.
Jika dia tidak menerima sakramen pengakuan dosa, maka dia tidak dapat memperoleh kepastian apakah dosanya telah diampuni atau apakah sisa hukuman dosanya telah dilunasi.
btw, penjahat disalib mengalami purgatori ato nggak yah ?
Yang pasti penjahat itu tidak langsung menuju ke surga, melainkan masuk ke paradise.
Yesus belum naik ke surga sebelum 40 hari setelah kebangkitannya. Jadi penjahat yg dibawa Yesus pada hari itu juga ke paradise, dengan logika ini dapat diartikan bahwa dia tidak dibawa ke surga.
Paradise yang pasti bukan neraka juga, karena kalau paradise itu adalah neraka, maka sia2 lah pertobatan penjahat itu dan sia2 lah Yesus membawa penjahat itu ke paradise.
So... paradise adalah suatu tempat, bukan surga bukan pula neraka. Purgatory bukan mengacu pada tempat, tetapi mengacu pada suatu “state of condition”, yang dapat terjadi di mana saja selain surga dan neraka.
Penjahat itu telah diampuni dosanya, tetapi hanya memiliki sisa beberapa jam masa hidupnya setelah pertobatan itu. Kita tidak tahu apakah sisa penderitaannya itu dapat dijadikan silih utk membayar lunas sisa hukuman dosanya atau tidak. Jika dia masih memiliki sisa hukuman, IMHO penjahat itu melewati purgatory di paradise di mana Yesus membawanya.
-
Lha ya itu .... teori yang saya buat .... dimentahkan oleh Bro Oda melalui peristiwa penjahat yang disalib (st. Dismas)
:rofl:
Yang pasti penjahat itu tidak langsung menuju ke surga, melainkan masuk ke paradise.
Yesus belum naik ke surga sebelum 40 hari setelah kebangkitannya. Jadi penjahat yg dibawa Yesus pada hari itu juga ke paradise, dengan logika ini dapat diartikan bahwa dia tidak dibawa ke surga.
Paradise yang pasti bukan neraka juga, karena kalau paradise itu adalah neraka, maka sia2 lah pertobatan penjahat itu dan sia2 lah Yesus membawa penjahat itu ke paradise.
So... paradise adalah suatu tempat, bukan surga bukan pula neraka. Purgatory bukan mengacu pada tempat, tetapi mengacu pada suatu “state of condition”, yang dapat terjadi di mana saja selain surga dan neraka.
Penjahat itu telah diampuni dosanya, tetapi hanya memiliki sisa beberapa jam masa hidupnya setelah pertobatan itu. Kita tidak tahu apakah sisa penderitaannya itu dapat dijadikan silih utk membayar lunas sisa hukuman dosanya atau tidak. Jika dia masih memiliki sisa hukuman, IMHO penjahat itu melewati purgatory di paradise di mana Yesus membawanya.
Siipp..
Sudah dijawab Mimin Jenova
:deal:
-
Kalo saya terus terang masih belon nangkep sepenuhnya pada kalimat sbb, phooey :
Lalu kalo pelunasannya sudah "beres" semasa hidup ybs ... apakah disini maksudnya ybs tidak lagi melalui purgatory setelah mati ?
Betul sekali, Bro Oda
Kurang lebih, berikut adalah penggolongannya setelah kematian
A. Langsung ke Nereka
B. Langsung ke Surga
C. Melalui Purgatory baru ke Surga
Mereka yang bisa masuk ke surga adalah mereka yang sudah suci. Jika mereka belum sepenuhnya suci, maka harus disucikan dulu di purgatory.
T: Apakah semua orang harus melewati Purgatory dulu baru bisa masuk surga?
J: Tidak. Mereka yang sudah sepenuhnya suci/murni ketika masih hidup... tidak perlu melalui Purgatory, tapi langsung ke Surga
T: Lalu siapakah yang harus melalui Purgatory lebih dahulu sebelum masuk surga?
J: Mereka yang meninggal dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah tetapi belum sepenuhnya suci ketika dia masih hidup.
T: Kenapa bisa meninggal dalam rahmat dan persahabatan Allah tetapi tetap tidak sepenuhnya suci?
J: Konsekuensi dan akibat dari dosa.
T: Apakah proses pemurnian hanya ada/bisa di Purgatory
J: Tidak, ketika masih hidup pun seseorang kudu menyucikan diri dan sempurna.
T. Kemanakah akhirnya orang-orang/jiwa-jiwa yang di purgaoty?
J. ke Surga
T: Jika toh akhirnya bakal ke Surga juga... kenapa mesti mendoakan mereka yang di purgatory?
J: Kalau saya pribadi, yang terbersit di benak saya ketika mendoakan mereka, bukanlah supaya mereka cepat terbebas dari "hukuman/pelunasan hutang" melainkan supaya mereka segera bertemu dengan Sang Pencipta.
======
Salam,
-
jeno and medice,
terimakasih atas masukan penjelasan2nya.
Kurang lebih, berikut adalah penggolongannya setelah kematian
A. Langsung ke Nereka
B. Langsung ke Surga
C. Melalui Purgatory baru ke Surga
ini begitu juga pada orang2 PL yah, medice ?
Misal,
Abraham langsung ke Surga
ADA orang PL yg langsung ke Neraka
ADA orang PL yg masuk Purgatori dulu baru ke Surga.
T: Jika toh akhirnya bakal ke Surga juga... kenapa mesti mendoakan mereka yang di purgatory?
J: Kalau saya pribadi, yang terbersit di benak saya ketika mendoakan mereka, bukanlah supaya mereka cepat terbebas dari "hukuman/pelunasan hutang" melainkan supaya mereka segera bertemu dengan Sang Pencipta.
ato mungkin juga gak, supaya diri kita yang berdoa juga jadi nggak "gelisah" terus mikirin kalo gak di doain state of purgatory condition ybs kelamaan ?
:)
salam.
-
jeno and medice,
terimakasih atas masukan penjelasan2nya.
ini begitu juga pada orang2 PL yah, medice ?
Misal,
Abraham langsung ke Surga
ADA orang PL yg langsung ke Neraka
ADA orang PL yg masuk Purgatori dulu baru ke Surga.
Utk orang-orang PL, (sebelum kurban Anak Domba Allah)
A. Neraka
B. Pangkuan Abraham
C. Purgatory
===
Salam,
-
Utk orang-orang PL, (sebelum kurban Anak Domba Allah)
A. Neraka
B. Pangkuan Abraham
C. Purgatory
===
Salam,
Jadi apakah dapat disimpulkan bahwa Paradise hanya ada pada saat di Perjanjian Baru ?
Apakah paradise ada sampai saat ini ?
:think:
-
Firdaus?
Pada Perjanjian Lama juga sudah mengenal Firdaus, kan? Eh, Paradise itu bukan Firdaus, apa? :think1:
Damai, damai, damai.