Forim Iman Kristen

Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Kristen => Topic started by: hanhalim2 on September 15, 2012, 03:29:55 PM

Title: Dibenarkan karena Iman
Post by: hanhalim2 on September 15, 2012, 03:29:55 PM
om sering mendengar kalimat Dibenarkan karena Iman
dan om sering kali merenungkan kalimat itu
kemudian kesimpulan om adalah bahwa perbuatan itu sebenarnya salah /dosa tapi karena iman kita bilang perbuatan itu tidak dosa, maka perbuatan yang salah itu bisa dibenarkan karena iman

betulkah begitu ?

Tuhan Yesus memberkati

Han
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: John Paul III on September 16, 2012, 07:25:46 PM
Mungkin maksud kalimat itu adalah : Keselamatan manusia didapat karena ber-iman.

“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yakobus 2:26)

Matius 7:21–27 ”Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan ......"

Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Husada on September 18, 2012, 05:38:34 PM
Merenungkan Dibenarkan karena Iman, dari yang di atas, saya lebih condong ke pemahaman JP III daripada Han.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: hello kitty on September 18, 2012, 06:06:42 PM
hmmm..dosa akan tetap dosa meski punya iman. justru aneh kalau dosa menjadi tidak dosa karena iman.
konsepnya nanti jadi kacau..

saya cenderung menangkap bahwa kita punya natur berdosa, tapi diselamatkan bila percaya kepada Tuhan dan senantiasa berusaha melakukan firman-Nya :think:
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: St Yopi on September 18, 2012, 09:28:42 PM
Menurut Alkitab, ada beberapa kisah seperti Raja Daud dkk yang berdosa, namun selamat karena iman
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Djo on September 19, 2012, 04:32:21 PM
ikutan ya...

menurut saya, semua orang di dunia ini sudah nggak ada yg benar. Tidak ada perbuatan manusia yg bisa digunakan sbg tameng pembelaan mereka atas segala dosa2 mereka.  Jadi dilihat dan dinilai dari segi manapun, manusia itu pasti dosa & bersalah.

Sampai suatu ketika, mereka bisa mengimani Tuhan Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri dan tanpa cacat cela sbg manusia.

Maka ada 1 hal yg bisa menghapus segala dosa kesalahan mereka, bahkan mereka malah bisa disebut sbg orang2 benar. Bukan karena perbuatan mereka, tapi karena iman mereka.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Husada on September 19, 2012, 06:11:35 PM
ikutan ya...

menurut saya, semua orang di dunia ini sudah nggak ada yg benar. Tidak ada perbuatan manusia yg bisa digunakan sbg tameng pembelaan mereka atas segala dosa2 mereka.  Jadi dilihat dan dinilai dari segi manapun, manusia itu pasti dosa & bersalah.

Sampai suatu ketika, mereka bisa mengimani Tuhan Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri dan tanpa cacat cela sbg manusia.

Maka ada 1 hal yg bisa menghapus segala dosa kesalahan mereka, bahkan mereka malah bisa disebut sbg orang2 benar. Bukan karena perbuatan mereka, tapi karena iman mereka.
Sepakat, dengan tambahan, imannya diimplementasikan dalam sikap dan perkataan. :afro:  :pray3:  :signofcross:
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: ond32lumut on September 19, 2012, 10:31:45 PM
om sering mendengar kalimat Dibenarkan karena Iman
dan om sering kali merenungkan kalimat itu
kemudian kesimpulan om adalah bahwa perbuatan itu sebenarnya salah /dosa tapi karena iman kita bilang perbuatan itu tidak dosa, maka perbuatan yang salah itu bisa dibenarkan karena iman

betulkah begitu ?

Tuhan Yesus memberkati

Han
sepemahaman saya..

bahwa dibenarkan oleh iman itu berarti bahwa dosa2 kita tidak lagi diperhitungkan Tuhan, jikalau kita beriman.

dosa tetaplah dosa, namun manakala iman itu lebih besar dari dosa2 yg kita lakukan, maka kita tetap akan dibenarkan alias selamat.

di rujuk dan mencoba menelaah dari pencetus pembenaran oleh iman saja:
http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/letsinsbe.txt , lihat nomor 13,

“…Be a sinner, and let your sins be strong, but let your trust in Christ be stronger…. No sin can separate us from Him, even if we were to kill or commit adultery thousands of times each day…”

iman yang berarti keyakinan.. maka yang terpenting adalah bukan perbuatan baik atau tidaknya.. melainkan yakin atau tidaknya..

bukan seberapa baik dan benar perbuatan kita, namun seberapa besar keyakinan kita.

oleh karenanya, menjadikan sebuah ciri khas dari pengamalnya bahwa setiap hari, setiap saat orang2 ini akan berusaha terus meyakin2 kan diri, yg dalam hal ini berarti mempertebal imannya akan kristus.

setiap minggu, setiap kesempatan.. terus diyakinkan.. dengan semangat yang besar.. dengan hentakan emosi yg kuat.. dengan berlinangan air mata, dengan bersorak sorai, dengan bertepuk tangan, sebagai bukti dan usaha untuk menggetarkan jiwa sehingga keyakinan akan kristus kembali bergelora, dan semakin bergelora dalam dada.

atau dengan bersyukur dan berbakti sebagai wujud dari keyakinan mereka yg telah dibenarkan.. suatu usaha pengkondisian, penanaman mind set guna meyakinkan diri kembali, mempertebal iman umat Allah tersebut.

seberapa yakin anda, dan bukan seberapa benar anda, itulah keselamatan!
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 20, 2012, 01:52:23 AM
sepemahaman saya..

bahwa dibenarkan oleh iman itu berarti bahwa dosa2 kita tidak lagi diperhitungkan Tuhan, jikalau kita beriman.

dosa tetaplah dosa, namun manakala iman itu lebih besar dari dosa2 yg kita lakukan, maka kita tetap akan dibenarkan alias selamat.

di rujuk dan mencoba menelaah dari pencetus pembenaran oleh iman saja:
http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/letsinsbe.txt , lihat nomor 13,

“…Be a sinner, and let your sins be strong, but let your trust in Christ be stronger…. No sin can separate us from Him, even if we were to kill or commit adultery thousands of times each day…”

iman yang berarti keyakinan.. maka yang terpenting adalah bukan perbuatan baik atau tidaknya.. melainkan yakin atau tidaknya..

bukan seberapa baik dan benar perbuatan kita, namun seberapa besar keyakinan kita.

oleh karenanya, menjadikan sebuah ciri khas dari pengamalnya bahwa setiap hari, setiap saat orang2 ini akan berusaha terus meyakin2 kan diri, yg dalam hal ini berarti mempertebal imannya akan kristus.

setiap minggu, setiap kesempatan.. terus diyakinkan.. dengan semangat yang besar.. dengan hentakan emosi yg kuat.. dengan berlinangan air mata, dengan bersorak sorai, dengan bertepuk tangan, sebagai bukti dan usaha untuk menggetarkan jiwa sehingga keyakinan akan kristus kembali bergelora, dan semakin bergelora dalam dada.

atau dengan bersyukur dan berbakti sebagai wujud dari keyakinan mereka yg telah dibenarkan.. suatu usaha pengkondisian, penanaman mind set guna meyakinkan diri kembali, mempertebal iman umat Allah tersebut.

seberapa yakin anda, dan bukan seberapa benar anda, itulah keselamatan!

Bila seperti itu pemahaman Anda, maka pemahaman Anda sepertinya salah.

Karena dari orang yang sama (Martin Luther) tercetus tulisan:

  Instead, faith is God's work in us, that changes us and gives new birth from God. (John 1:13). It kills the Old Adam and makes us completely different people. It changes our hearts, our spirits, our thoughts and all our powers. It brings the Holy Spirit with it. Yes, it is a living, creative, active and powerful thing, this faith. Faith cannot help doing good works constantly. It doesn't stop to ask if good works ought to be done, but before anyone asks, it already has done them and continues to do them without ceasing.  Anyone who does not do good works in this manner is an unbeliever. ...

Faith is a living, bold trust in God's grace, so certain of God's favor that it would risk death a thousand times trusting in it. Such confidence and knowledge of God's grace makes you happy,       joyful and bold in your relationship to God and all creatures. The Holy Spirit makes this happen through faith. Because of it, you freely, willingly and joyfully do good to everyone, serve everyone, suffer all kinds of things, love and praise the God who has shown you such grace. Thus, it is just as impossible to separate faith and works as it is to separate heat and light from fire!

http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/luther-faith.txt (http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/luther-faith.txt)

So...please check and re-check your data before throwing a verdict, or sarcasm. Dari website yang sama lho... :D


Btw, pencetus pembenaran hanya oleh iman bukan Martin Luther, tapi Roh Kudus melalui rasul Paulus. (Dan Roh Kudus juga --melalui Yakobus--- yang mencetuskan pembedaan antara iman yang benar dan iman yang palsu yang cuma "teriak-teriak")



Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: ond32lumut on September 20, 2012, 09:58:19 AM
Bila seperti itu pemahaman Anda, maka pemahaman Anda sepertinya salah.

Karena dari orang yang sama (Martin Luther) tercetus tulisan:

  Instead, faith is God's work in us, that changes us and gives new birth from God. (John 1:13). It kills the Old Adam and makes us completely different people. It changes our hearts, our spirits, our thoughts and all our powers. It brings the Holy Spirit with it. Yes, it is a living, creative, active and powerful thing, this faith. Faith cannot help doing good works constantly. It doesn't stop to ask if good works ought to be done, but before anyone asks, it already has done them and continues to do them without ceasing.  Anyone who does not do good works in this manner is an unbeliever. ...

Faith is a living, bold trust in God's grace, so certain of God's favor that it would risk death a thousand times trusting in it. Such confidence and knowledge of God's grace makes you happy,       joyful and bold in your relationship to God and all creatures. The Holy Spirit makes this happen through faith. Because of it, you freely, willingly and joyfully do good to everyone, serve everyone, suffer all kinds of things, love and praise the God who has shown you such grace. Thus, it is just as impossible to separate faith and works as it is to separate heat and light from fire!

http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/luther-faith.txt (http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/luther-faith.txt)

So...please check and re-check your data before throwing a verdict, or sarcasm. Dari website yang sama lho... :D


Btw, pencetus pembenaran hanya oleh iman bukan Martin Luther, tapi Roh Kudus melalui rasul Paulus. (Dan Roh Kudus juga --melalui Yakobus--- yang mencetuskan pembedaan antara iman yang benar dan iman yang palsu yang cuma "teriak-teriak")



Salam
terimakasih confirmnya bro..

dulu di sebuah forum, saya pernah melemparkan pemahaman saya ini, dan saya sangat di setujui oleh rekan protestan saya..

ya..maaf kalau masih salah memahami protestanisme.. (setidaknya menurut anda)

so, kalau begitu apakah orang dengan perbuatan yg tidak baik adalah orang tidak beriman? atau beriman palsu/kosong/mati?

ini dalam rangka mencoba menelaah tulisan martin luther tersebut.. :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Phooey on September 20, 2012, 11:52:19 AM
Bila seperti itu pemahaman Anda, maka pemahaman Anda sepertinya salah.

Karena dari orang yang sama (Martin Luther) tercetus tulisan:

  Instead, faith is God's work in us, that changes us and gives new birth from God. (John 1:13). It kills the Old Adam and makes us completely different people. It changes our hearts, our spirits, our thoughts and all our powers. It brings the Holy Spirit with it. Yes, it is a living, creative, active and powerful thing, this faith. Faith cannot help doing good works constantly. It doesn't stop to ask if good works ought to be done, but before anyone asks, it already has done them and continues to do them without ceasing.  Anyone who does not do good works in this manner is an unbeliever. ...

Faith is a living, bold trust in God's grace, so certain of God's favor that it would risk death a thousand times trusting in it. Such confidence and knowledge of God's grace makes you happy,       joyful and bold in your relationship to God and all creatures. The Holy Spirit makes this happen through faith. Because of it, you freely, willingly and joyfully do good to everyone, serve everyone, suffer all kinds of things, love and praise the God who has shown you such grace. Thus, it is just as impossible to separate faith and works as it is to separate heat and light from fire!

http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/luther-faith.txt (http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/luther-faith.txt)

So...please check and re-check your data before throwing a verdict, or sarcasm. Dari website yang sama lho... :D


Btw, pencetus pembenaran hanya oleh iman bukan Martin Luther, tapi Roh Kudus melalui rasul Paulus. (Dan Roh Kudus juga --melalui Yakobus--- yang mencetuskan pembedaan antara iman yang benar dan iman yang palsu yang cuma "teriak-teriak")



Salam

Bro Pinoq.....
Mau berdiskusi lebih lanjut.

Saya bikin fiktif saja.
Ada 2 orang hamba Tuhan anggap saja si A dan si B.

Si A memberikan penjelasan yang intinya ajaran si B salah dst dst dst.
Tetapi Penghasilan si A, ia menabung sehingga memiliki rumah, mobil dst.
Charity nya kepada sesama yang berkesusahan hampir dikatakan tidak ada.

Si B sendiri, dalam pengajarannya bersifat netral.
Dan ia banyak mencurahkan penghasilannya untuk membantu sesama.
Sehingga rumah maupun mobil bukan miliknya sendiri.
Charity nya kepada sesama yang berkesusahan hampir dikatakan 90% dari miliknya.

Dari kedua contoh diatas, apakah dapat diambil kesimpulan bahwa si A imannya palsu (tidak beriman) dan si B beriman yang benar ?

GBU
 :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: cadangdata on September 20, 2012, 12:05:49 PM
setuju dgn mas Jon Paul..

intinya:
berbuat lebih penting daripada omdo..
Yakin dengan tindakan kita lebih penting daripada meyakinkan orang lain bahwa keyakinannya keliru..

salam,
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: St Yopi on September 20, 2012, 12:44:26 PM
Yakin dengan tindakan kita lebih penting daripada meyakinkan orang lain bahwa keyakinannya keliru..
Ada penemuan baru mas bro, namanya "Pewartaan Kristus, Injil dan Gereja-Nya"

GBU
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: cadangdata on September 20, 2012, 12:49:23 PM
Ada penemuan baru mas bro, namanya "Pewartaan Kristus, Injil dan Gereja-Nya"

GBU
hehe....
tepat sekali mas...
terjemahan dalam bahasa jawa nya: Jualan Gereja..
kalau bahasa jermannya: Industri Doa..

salam,
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Husada on September 20, 2012, 07:43:09 PM
hehe....
tepat sekali mas...
terjemahan dalam bahasa jawa nya: Jualan Gereja..
kalau bahasa jermannya: Industri Doa..

salam,
Mungkin bahasa Londonya : Perbuatlah kepada sesamamu sebagaimana engkau inginkan diperbuat kepadamu.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 21, 2012, 01:26:55 AM
terimakasih confirmnya bro..

dulu di sebuah forum, saya pernah melemparkan pemahaman saya ini, dan saya sangat di setujui oleh rekan protestan saya..

ya..maaf kalau masih salah memahami protestanisme.. (setidaknya menurut anda)

so, kalau begitu apakah orang dengan perbuatan yg tidak baik adalah orang tidak beriman? atau beriman palsu/kosong/mati?

ini dalam rangka mencoba menelaah tulisan martin luther tersebut.. :)
Saya kutip lagi di sini ya:

Instead, faith is God's work in us, that changes us and gives new birth from God. (John 1:13). It kills the Old Adam and makes us completely different people. It changes our hearts, our spirits, our thoughts and all our powers. It brings the Holy Spirit with it. Yes, it is a living, creative, active and powerful thing, this faith. Faith cannot help doing good works constantly. It doesn't stop to ask if good works ought to be done, but before anyone asks, it already has done them and continues to do them without ceasing.  Anyone who does not do good works in this manner is an unbeliever. ...

Faith is a living, bold trust in God's grace, so certain of God's favor that it would risk death a thousand times trusting in it. Such confidence and knowledge of God's grace makes you happy,       joyful and bold in your relationship to God and all creatures. The Holy Spirit makes this happen through faith. Because of it, you freely, willingly and joyfully do good to everyone, serve everyone, suffer all kinds of things, love and praise the God who has shown you such grace. Thus, it is just as impossible to separate faith and works as it is to separate heat and light from fire!

Pertanyaan bro onde: apakah orang dengan perbuatan yg tidak baik adalah orang tidak beriman? atau beriman palsu/kosong/mati?

Yg saya tangkap dari tulisan Luther itu, orang yang tidak beriman adalah "anyone who does not do good works in this manner" Saya lihat di situ penekanannya adalah "in this manner". Apa yang dimaksud dng "in this manner"? Dapat kita lijat di beberapa kalimat sebelumnya: "Faith cannot help doing good works constantly. It doesn't stop to ask if good works ought to be done, but before anyone asks, it already has done them and continues to do them without ceasing." Jadi, perbuatan baik orang beriman adalah perbuatan yang bersumber dari imannya. Perbuatan baik orang beriman adalah "wajah" dari imannya.

Jadi, perbuatan baik adalah perbuatan yang merupakan ekspresi dari iman. Perbuatan yang tidak baik adalah perbuatan yang bukan ekspresi dari iman. JAdi, orang yang melakukan perbuatan tidak baik adalah orang yang mengekspresikan yang-bukan-iman. Apakah orang tsb punya iman? Ya, bisa punya, bisa tidak. Orang yang punya iman toh juga bisa melakukan perbuatan yang bukan ekspresi imannya (perbuatan tidak baik). Sementara, orang yang tidak punya iman berarti tidak mungkin melakukan perbuatan baik.

Yesus pernah didatangi seorang pemuda yang katanya telah melakukan perbuatan2 baik dari 10 perintah Allah (termasuk mencintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri). Tapi setelah diulik sedikit, ternyata terungkap bahwa pemuda tsb melakukan perbuatan2 baik tsb bukan sebagai ekspresi imannya, karena ketika Yesus memerintahkannya untuk nurut dan ikut Dia, pemuda itu malah kabur.

Jadi keutamaan ada pada iman kepada Allah dan perbuatan2 baik lahir darinya.


Salam

Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 21, 2012, 01:35:47 AM
Bro Pinoq.....
Mau berdiskusi lebih lanjut.

Saya bikin fiktif saja.
Ada 2 orang hamba Tuhan anggap saja si A dan si B.

Si A memberikan penjelasan yang intinya ajaran si B salah dst dst dst.
Tetapi Penghasilan si A, ia menabung sehingga memiliki rumah, mobil dst.
Charity nya kepada sesama yang berkesusahan hampir dikatakan tidak ada.

Si B sendiri, dalam pengajarannya bersifat netral.
Dan ia banyak mencurahkan penghasilannya untuk membantu sesama.
Sehingga rumah maupun mobil bukan miliknya sendiri.
Charity nya kepada sesama yang berkesusahan hampir dikatakan 90% dari miliknya.

Dari kedua contoh diatas, apakah dapat diambil kesimpulan bahwa si A imannya palsu (tidak beriman) dan si B beriman yang benar ?

GBU
 :)

Bisa diambil kesimpulan begitu.

Tapi bisa juga iman si B sama palsunya dengan iman si A (yakni apabila charity-nya kepada sesama tidak berangkat dari iman kepada Allah, melainkan berangkat dari dirinya sendiri ---> ada motif egosentris "supaya aku bisa masuk surga" seperti yg dimiliki oleh seorang pemuda di Mat 19:16).


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Phooey on September 21, 2012, 06:56:59 AM
Bisa diambil kesimpulan begitu.

Tapi bisa juga iman si B sama palsunya dengan iman si A (yakni apabila charity-nya kepada sesama tidak berangkat dari iman kepada Allah, melainkan berangkat dari dirinya sendiri ---> ada motif egosentris "supaya aku bisa masuk surga" seperti yg dimiliki oleh seorang pemuda di Mat 19:16).


Salam

Bro Pinoq....kalau boleh lanjut diskusinya.

Adalah susah mengetahui hati ataupun iman seseorang.

Lanjut contoh kasus.
Ada hamba Tuhan si C....dia punya mobil, rumah dst.

Kemudian ada seseorang si D membutuhkan uang yang sangat banyak demi hidup mati anaknya (operasi cangkok ginjal).
Kemudian ia menemui si C memohon pertolongan biaya operasi.
Bila si C menolak menjual harta bendanya demi menolong si D  tersebut apakah berarti dapat disimpulkan iman si C tersebut palsu.

Karena berdasarkan cerita pemuda di Mat 19:16, untuk dapat mengikuti Tuhan Yesus (beriman yang benar) ia seharusnya dapat melepaskan diri dari ikatan dunia ini. (Menyangkal diri dan memikul salib Mat 16:24)

Dan dengan membantu sesama seperti diatas, ada kemungkinan mendapatkan tentangan dari keluarga karena itu Tuhan Yesus telah memperingatkan pada Mat 10:34.

 34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.  35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,  36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.  37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.  38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.  39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Mat 10:34-39 ITB)

Apakah Bro Pinoq setuju dengan kesimpulan saya diatas.

GBU
 :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: hanhalim2 on September 21, 2012, 07:49:54 PM

[/quote]

Kembali ke topic :

Ibrani  11
11:31 Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.

Nah 1)apakah Rahab itu seorang yang benar  ??
atau
 2) apakah rahab itu seorang yang Beriman ?

atau

3)  Apakah Rahab itu seorang yang dibenarkan karena iman ??

Tuhan Yesus memberkati

Han
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 21, 2012, 11:15:03 PM
Bro Pinoq....kalau boleh lanjut diskusinya.

Adalah susah mengetahui hati ataupun iman seseorang.

Iya, buat kita sesama manusia memang susah. Tapi, ngga pa pa lah. Kita memang nggak perlu repot2 cari tahu kok.Toh yang harus kita jalani adl mengasihi semua orang, bukan cuma mengasihi sesama orang beriman (kayak yg diajarkan di agama tetangga).

Quote
Lanjut contoh kasus.
Ada hamba Tuhan si C....dia punya mobil, rumah dst.

Kemudian ada seseorang si D membutuhkan uang yang sangat banyak demi hidup mati anaknya (operasi cangkok ginjal).
Kemudian ia menemui si C memohon pertolongan biaya operasi.
Bila si C menolak menjual harta bendanya demi menolong si D  tersebut apakah berarti dapat disimpulkan iman si C tersebut palsu.

Karena berdasarkan cerita pemuda di Mat 19:16, untuk dapat mengikuti Tuhan Yesus (beriman yang benar) ia seharusnya dapat melepaskan diri dari ikatan dunia ini. (Menyangkal diri dan memikul salib Mat 16:24)

Dan dengan membantu sesama seperti diatas, ada kemungkinan mendapatkan tentangan dari keluarga karena itu Tuhan Yesus telah memperingatkan pada Mat 10:34.

 34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.  35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,  36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.  37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.  38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.  39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Mat 10:34-39 ITB)

Apakah Bro Pinoq setuju dengan kesimpulan saya diatas.

Iya, bisa jadi iman si C itu palsu, yakni apabila ia lebih mengasihi harta daripada sesamanya. Dan, bisa jadi juga iman si C itu palsu karena walaupun ia sudi menjual harta bendanya, melawan kehendak keluarganya, untuk menolong si D tapi ternyata perbuatan2 itu dilakukannya demi "membeli" surga (motif egosentris "biar aku masuk surga"), bukan karena iman kepada Allah.


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 21, 2012, 11:21:18 PM
Kembali ke topic :

Ibrani  11
11:31 Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.

Nah 1)apakah Rahab itu seorang yang benar  ??
atau
 2) apakah rahab itu seorang yang Beriman ?

atau

3)  Apakah Rahab itu seorang yang dibenarkan karena iman ??

Rahab adalah orang berdosa yang dibenarkan oleh sebab imannya. Rahab adalah orang yang berdosa namun diselamatkan Allah sehingga ia mempunyai iman yg benar (terwujud dalam perbuatan2nya-->Yak 2:25).

Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: hanhalim2 on September 21, 2012, 11:30:14 PM
Ya tiga-tiganya, om.

Rahab itu seorang yang benar karena ia beriman yang benar (terwujud dalam perbuatan-->Yak 2:25). Rahab yang adalah seorang pelacur menjadi orang benar karena ia dibenarkan oleh sebab imannya itu.

Salam

 menurut om tidaklah demikian  karena :
apakah menjadi pelacur adalah perbuatan orang Benar  ??
apakah melacur itu perbuatan orang ber-iman  ? bukankah dengan iman bisa mengalahkan ke-inginan daging  ??

Tuhan Yesus memberkati

han
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 22, 2012, 12:25:32 AM
menurut om tidaklah demikian  karena :
apakah menjadi pelacur adalah perbuatan orang Benar  ??
apakah melacur itu perbuatan orang ber-iman  ? bukankah dengan iman bisa mengalahkan ke-inginan daging  ??

Tuhan Yesus memberkati

han

Jadi, maksud saya status benarnya adalah karena imannya itu, bukan dari dianya sendiri. Kalo dari dianya sendiri ya tetap orang berdosa. Karena beriman, maka ia dibenarkan.

Btw, post saya di atas sudah saya edit supaya lebih jelas, om.

Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 22, 2012, 02:05:02 AM
menurut om tidaklah demikian  karena :
apakah menjadi pelacur adalah perbuatan orang Benar  ??
apakah melacur itu perbuatan orang ber-iman  ? bukankah dengan iman bisa mengalahkan ke-inginan daging  ??

Tuhan Yesus memberkati

han
Oom...
Kalo menurut saya siii ... iman itu bertumbuh, om.

Orang ber-iman, --imo-- tidak serta merta artinya kedagingannya pasti selalu bisa dia kalahkan.

Dan mengenai status pelacur, dalam khayalan saya --- sekalipun misalnya dia belum mengenal Allah yang benar --- namun kemungkinan setiap malam dikala dia berangkat tidur, dia menangis beruraian air mata akan kondisinya sebagi pelacur yg dia sendiri tau bhw itu suatu hal yg tidak baik namun dia sendiri tidak kuasa utk tidak menjalankannya (hiks!...jadi sedih ngebayangin-nya). Faktor isi perut misalnya --- atopun faktor ngegedein anak, misalnya.

Maka sekali lagi, hanya Allah-lah yang bisa menilai isi hati sso --- sekalipun dia seorang pelacur.

Ya itu cuma menurut khayalan saya aja siii ... :)

salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: John Paul III on September 22, 2012, 06:39:53 AM
Rahab adalah orang berdosa yang dibenarkan oleh sebab imannya. Rahab adalah orang yang berdosa namun diselamatkan Allah sehingga ia mempunyai iman yg benar (terwujud dalam perbuatan2nya-->Yak 2:25).

Salam

numpang koment ya.
Rahab diselamatkan karena PERBUATAN

Yakobus 2 :

(25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

dan lebih lanjut ayat tsb. semakin jelas di ayat setelahnya:

(26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

apalagi kalau balik lagi ke ayat sebelumnya:

(24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.


---------


Saya rasa jelas sekali bahwa Ibrani 11:31 bukan berkata tentang Iman , tetapi perbuatan.

Bukti dari beriman adalah BERBUAT.

Contoh lagi.

Ayah berkata pada anak (yg pengetahuannya masih sedikit sekali) : "Nak, jangan pegang kompor yaa, nanti kebakar"

Anak : "Kenapa pak"

Ayah : "Lakukan saja perintah Ayah, jangan bertanya, toh kamu belum mengerti"



Ketika sang anak terus menjalankan perintah ayah, itu berarti anak dikatakan terus percaya.
Hasilnya : ya si anak tidak kebakar tangannya.

Ketika sang anak pada suatu saat melanggar perintah ayah, berarti anak dikatakan sudah tidak percaya
hasilnya : tangan si anak kebakar.


Sepertinya jelas sekali di sini bahwa IMAN SAJA itu TIDAK CUKUP untuk dibenarkan.
Iman harus BERSAMA-SAMA dengan perbuatan = dibenarkan.

salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Phooey on September 22, 2012, 07:29:47 AM
numpang koment ya.
Rahab diselamatkan karena PERBUATAN

Yakobus 2 :

(25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

dan lebih lanjut ayat tsb. semakin jelas di ayat setelahnya:

(26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

apalagi kalau balik lagi ke ayat sebelumnya:

(24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.


---------


Saya rasa jelas sekali bahwa Ibrani 11:31 bukan berkata tentang Iman , tetapi perbuatan.

Bukti dari beriman adalah BERBUAT.

Contoh lagi.

Ayah berkata pada anak (yg pengetahuannya masih sedikit sekali) : "Nak, jangan pegang kompor yaa, nanti kebakar"

Anak : "Kenapa pak"

Ayah : "Lakukan saja perintah Ayah, jangan bertanya, toh kamu belum mengerti"



Ketika sang anak terus menjalankan perintah ayah, itu berarti anak dikatakan terus percaya.
Hasilnya : ya si anak tidak kebakar tangannya.

Ketika sang anak pada suatu saat melanggar perintah ayah, berarti anak dikatakan sudah tidak percaya
hasilnya : tangan si anak kebakar.


Sepertinya jelas sekali di sini bahwa IMAN SAJA itu TIDAK CUKUP untuk dibenarkan.
Iman harus BERSAMA-SAMA dengan perbuatan = dibenarkan.

salam.

Salam Damai.

Contoh diatas terlalu hitam putih.
Mohon pendapatnya untuk contoh dibawah ini :

Dalam suatu komunitas Kristiani, terdapat orang tua bernama A.
Ia cukup lama diabaikan familinya dan dalam kondisi sakit2an yang membutuhkan biaya perawatan rutin yang tidak sedikit. Kebetulan familinya tidak termasuk dalam komunitas Kristiani ini.

Suatu ketika si A sakit dan membutuhkan perawatan yang cukup lama di rumah sakit.
Didalam komunitas ini timbul pandangan bahwa bila mereka turun tangan membantu perawatan si A maka akan terbeban cukup berat dan mereka merasa lebih baik bila perawatan tersebut diberikan kepada familinya (yang belum tentu mau turun tangan membantu).
Kalaupun komunitas Kristiani ini membantu, pada suatu waktu pasti tidak lah cukup biaya yang harus dipersiapkan.


Pertanyaannya, apakah komunitas ini dapat dikatakan beriman dengan benar ?


GBU
 :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 22, 2012, 09:32:38 AM
Contoh diatas terlalu hitam putih.
Mohon pendapatnya untuk contoh dibawah ini :

Dalam suatu komunitas Kristiani, terdapat orang tua bernama A.
Ia cukup lama diabaikan familinya dan dalam kondisi sakit2an yang membutuhkan biaya perawatan rutin yang tidak sedikit. Kebetulan familinya tidak termasuk dalam komunitas Kristiani ini.

Suatu ketika si A sakit dan membutuhkan perawatan yang cukup lama di rumah sakit.
Didalam komunitas ini timbul pandangan bahwa bila mereka turun tangan membantu perawatan si A maka akan terbeban cukup berat dan mereka merasa lebih baik bila perawatan tersebut diberikan kepada familinya (yang belum tentu mau turun tangan membantu).
Kalaupun komunitas Kristiani ini membantu, pada suatu waktu pasti tidak lah cukup biaya yang harus dipersiapkan.

Pertanyaannya, apakah komunitas ini dapat dikatakan beriman dengan benar ?

Ikutan jawab yah.

Komunitas tsb bisa beriman dengan benar apabila komunitas tersebut melakukan perbuatan (menolong si A) yang dilandaskan kepada imannya kepada Allah

Komunitas tsb beriman bohongan/palsu/mati apabila komunitas tsb melakukan perbuatan (menolong A atau tidak menolong A) yang dilandaskan kepada imannya kepada yang non-Allah (mis: diri mereka sendiri).

Salam

Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 22, 2012, 10:05:27 AM
Sepertinya jelas sekali di sini bahwa IMAN SAJA itu TIDAK CUKUP untuk dibenarkan.
Iman harus BERSAMA-SAMA dengan perbuatan = dibenarkan.
John,
IMO, tidak bisa dipukul rata.

Dalam contoh Rahab, apakah artinya perbuatan melacurnya dibenarkan ? Apalagi sepertinya dari ayat bisa menuntun ke kesimpulan bhw perbuatan Rahab dalam ngumpetin kedua orang tsb demi mendapatkan imbalan.

Perbuatan - bisa di nilai manusia.
Iman - tidak akan ada manusia yg bisa menilai, hanya Allah.

Sso yg berIman, tidak serta merta segala perbuatannya akan pasti selalu sejalan dgn kehendakNYA. Kalo gak salah ada ayat yg kira kira : "kehendak ingin berbuat anu yg baik, namun kenyataannya perbuatan-nya tidak mencerminkan apa yg dikehendaki" ?

Iman bertumbuh, sampai menjelang titik taraf kesempurnaan namun terus bertumbuh.
Dan titik ini, gak banyak orang bisa mencapainya --- jenis orang2 yg mencapai titik ini (mungkin) , misalnya spt mother Theressa, para Kudus / Santo/Santa, dlsb.

Apakah para manusia pada umumnya mempunyai taraf iman " = setinggi" para Kudus tsb ? Saya rasa sih nggak deh ...  :giggle:.

:)
salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: hanhalim2 on September 22, 2012, 10:36:12 AM
hmmm..dosa akan tetap dosa meski punya iman. justru aneh kalau dosa menjadi tidak dosa karena iman.
konsepnya nanti jadi kacau..



Bagaimana jika seandainya ada perampok, dan  karena kita kebetulan bawa pistol lalu kita dor dari pada kita di dor,
kemudian iman kita bilang bahwa kita tidak salah melakukan  , karena perbuatan itu terpaksa dilakukan  .
apakah ini yang disebut dibenarkan karena iman  ??

TuhanYesus Memberkati

Han
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: hanhalim2 on September 22, 2012, 10:42:54 AM

Dan mengenai status pelacur, dalam khayalan saya --- sekalipun misalnya dia belum mengenal Allah yang benar --- namun kemungkinan setiap malam dikala dia berangkat tidur, dia menangis beruraian air mata akan kondisinya sebagi pelacur yg dia sendiri tau bhw itu suatu hal yg tidak baik namun dia sendiri tidak kuasa utk tidak menjalankannya (hiks!...jadi sedih ngebayangin-nya). Faktor isi perut misalnya --- atopun faktor ngegedein anak, misalnya.


salam.

He he he , bro O"Dad
kalau yang begini om rasa bukan dibenarkan karena iman, tapi  DIBENARKAN KARENA ALASAN
karena iman dia sebenarnya sudah tau kalu itu salah tapi dilakukan lagi dan lagi.

Tuhan Yesus memberkati

Han
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 22, 2012, 11:27:58 AM
He he he , bro O"Dad
kalau yang begini om rasa bukan dibenarkan karena iman, tapi  DIBENARKAN KARENA ALASAN
karena iman dia sebenarnya sudah tau kalu itu salah tapi dilakukan lagi dan lagi.

Tuhan Yesus memberkati

Han
Nggak Oom... contoh saya ttg pelacur tsb, dibenarkan BUKAN karena alasan atopun perbuatan, tetapi sekali lagi dibenarkan karena iman.

Entahlah, kayaknya saya merasa cukup yakin --- apabila pelacur tsb dgn beruraian air mata (bukan aer mata buaya loh, namun tulus dari kedalaman hatinya) dan pada suatu saat "berseru" kepadaNYA ato bahkan mungkin tidak jemu2nya "berseru" kepadaNYA plus juga melakukan usaha utk keluar dari lembah yg berlumpur dan bernoda tsb (kok jadi kayak lagu Kris Biantoro ? :)) misal dgn tanya sana sini lowongan pekerjaan yg layak --- atopun misalnya secara tiba2 ada orang nawarin pekerjaan layak dan segera disambut gembira oleh pelacur ini --- saya yakin Allah mendengar dia.

Dasar penilaian utama "mendengar"nya Allah itu, BUKAN krn yg coklat --- tetapi krn yg ijo, yang lalu tercermin pada yg coklat.

btw, itu pendapat saya secara spiritual loh oom... kalo secara kelogisan SebabAkibat, laen lagi ceritanya... hehehe... :).

salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 22, 2012, 11:34:21 AM
Bagaimana jika seandainya ada perampok, dan  karena kita kebetulan bawa pistol lalu kita dor dari pada kita di dor,
kemudian iman kita bilang bahwa kita tidak salah melakukan  , karena perbuatan itu terpaksa dilakukan  .
apakah ini yang disebut dibenarkan karena iman  ??

TuhanYesus Memberkati

Han
maap nyelak...
IMO, iman yang benar ---apapun alasannya--- pasti akan merasa bersalah apabila telah menghabisi nyawa sso ... akan ada rasa penyesalan deep inside his heart/mind.

Nah... mungkin (mungkin loh), yg ungu itulah --- yang hanya Allah dan ybs yang bisa tau, dimana Allah-lah yg menilainya.

:)
salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: John Paul III on September 22, 2012, 06:57:28 PM
John,
IMO, tidak bisa dipukul rata.

Dalam contoh Rahab, apakah artinya perbuatan melacurnya dibenarkan ? Apalagi sepertinya dari ayat bisa menuntun ke kesimpulan bhw perbuatan Rahab dalam ngumpetin kedua orang tsb demi mendapatkan imbalan.


Kan yg namanya iman itu berbicara tentang perbuatan baik.  Jadi perbuatan pelacurannya sudah ngga relevan dong bro , ya ngga ?
Asumsinya kan si raham udah meninggalkan pelacuran dan BERIMAN pada Tuhan milik orang2 yg disembunyikan itu.


Perbuatan - bisa di nilai manusia.
Iman - tidak akan ada manusia yg bisa menilai, hanya Allah.

iya iman yg menilai itu Allah dan manusia yg memiliki iman itu sendiri.

Dan kita bicara mengenai iman kita sendiri.

Apakah benar kita harus juga menambahkan perbuatan untuk memperoleh keselamatan.

Sso yg berIman, tidak serta merta segala perbuatannya akan pasti selalu sejalan dgn kehendakNYA. Kalo gak salah ada ayat yg kira kira : "kehendak ingin berbuat anu yg baik, namun kenyataannya perbuatan-nya tidak mencerminkan apa yg dikehendaki" ?

Iman bertumbuh, sampai menjelang titik taraf kesempurnaan namun terus bertumbuh.
Dan titik ini, gak banyak orang bisa mencapainya --- jenis orang2 yg mencapai titik ini (mungkin) , misalnya spt mother Theressa, para Kudus / Santo/Santa, dlsb.

Apakah para manusia pada umumnya mempunyai taraf iman " = setinggi" para Kudus tsb ? Saya rasa sih nggak deh ...  :giggle:.

:)
salam.

Jadi begini bro.

Iman bertumbuh. Iya saya setuju.
Ngga ada iman yg seperti santo. Iya saya setuju.
Iman tidak serta merta sejalan dengan perbuatan. Iya saya setuju. *ayatnya mungkin : roh itu kuat, tetapi daging lemah*.

Semuanya ini bisa dirangkum menjadi suatu kata : Ber-usaha.

Kita ingin seperti santo , ya kita harus ber-usaha.
Kita ingin perbuatan sejalan dengan iman , ya kita harus ber-usaha.

Jadi semua itu kembali pada USAHA.

Permasalahannya di sini adalah, ada ajaran yang mengatakan : USAHA itu tidak perlu. 
Mereka berkata : CUKUP beriman saja maka engkau akan selamat.

CUKUP beriman saja itu diartikan mereka sebagai (CMIIW) : tanpa berusaha.



Begitu kira-kira.

SAlam
:)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 22, 2012, 08:06:37 PM
Semuanya ini bisa dirangkum menjadi suatu kata : Ber-usaha.

Kita ingin seperti santo , ya kita harus ber-usaha.
Kita ingin perbuatan sejalan dengan iman , ya kita harus ber-usaha.

Jadi semua itu kembali pada USAHA.
Siip dah john...  :afro:.
Saya udah nangkep maksudnya john sekarang, dan saya sependapat ...  :deal:

:)
salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 23, 2012, 12:08:47 AM
Semuanya ini bisa dirangkum menjadi suatu kata : Ber-usaha.

Kita ingin seperti santo , ya kita harus ber-usaha.
Kita ingin perbuatan sejalan dengan iman , ya kita harus ber-usaha.

Jadi semua itu kembali pada USAHA.

Permasalahannya di sini adalah, ada ajaran yang mengatakan : USAHA itu tidak perlu. 
Mereka berkata : CUKUP beriman saja maka engkau akan selamat.

CUKUP beriman saja itu diartikan mereka sebagai (CMIIW) : tanpa berusaha.

Saya percaya bahwa keselamatan adalah sepenuhnya anugerah Allah (tidak ada turut campur usaha manusia).

Tapi, saya juga percaya bahwa usaha itu tetap perlu, bahkan harus (Filipi 2:12). Namun, dalam kepercayaan saya, usaha yang diperlukan dan diharuskan ini tidak ada sangkut pautnya dengan wacana "memperoleh keselamatan", melainkan bersangkut paut dengan wacana "mengerjakan keselamatan" (Filipi 2:12).

Artinya, keselamatan sudah diperoleh duluan (iman sudah ada duluan), yakni sebagai anugerah Allah. Keselamatan/iman ini kemudian mengekspresikan usaha/perbuatan2. Usaha/perbuatan2 ini adalah untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Itu sebabnya iman tanpa perbuatan2 adalah iman yang palsu/mati. Sebab, iman yang benar pasti menghasilkan perbuatan2, yakni usaha untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus.

Contoh dari usaha adalah: bertobat, percaya, berubah dalam akal budi, mengamalkan kasih, dll. Semua ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak/belum diselamatkan (tidak/belum beriman).


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: bruce on September 23, 2012, 11:30:47 AM
Saya percaya bahwa keselamatan adalah sepenuhnya anugerah Allah (tidak ada turut campur usaha manusia).

Tapi, saya juga percaya bahwa usaha itu tetap perlu, bahkan harus (Filipi 2:12). Namun, dalam kepercayaan saya, usaha yang diperlukan dan diharuskan ini tidak ada sangkut pautnya dengan wacana "memperoleh keselamatan", melainkan bersangkut paut dengan wacana "mengerjakan keselamatan" (Filipi 2:12).

Artinya, keselamatan sudah diperoleh duluan (iman sudah ada duluan), yakni sebagai anugerah Allah. Keselamatan/iman ini kemudian mengekspresikan usaha/perbuatan2. Usaha/perbuatan2 ini adalah untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Itu sebabnya iman tanpa perbuatan2 adalah iman yang palsu/mati. Sebab, iman yang benar pasti menghasilkan perbuatan2, yakni usaha untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus.

Contoh dari usaha adalah: bertobat, percaya, berubah dalam akal budi, mengamalkan kasih, dll. Semua ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak/belum diselamatkan (tidak/belum beriman).


Salam

Sepertinya anda rancu/bingung dengan pemrakarsa dan persyaratan, bro.
Kalau dikatakan bahwa pemrakarsa keselamatan adalah Allah, saya percaya sepenuhnya.
Tetapi untuk mendapat keselamatan, butuh persyaratan, berupa perbuatan manusia, itu adalah suatu keniscayaan. Dan akan menjadi tidak tepat jika dikatakan bahwa keselamatan sudah diberikan oleh Allah. Karena Allah bukan memberikan keselamatan, tetapi JALAN untuk memperoleh keselamatan. Seperti juga dikatakan oleh Jesus. Akulah jalan, Akulah pintu, Akulah gembala yang baik. Disitu sangat jelas, bahwa untuk memperoleh keselamatan PERLU melalui Jesus sebagai jalan, PERLU melalui Jesus untuk masuk kepada keselamatan, PERLU mematuhi Jesus untuk selamat.

Syalom
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Husada on September 23, 2012, 11:33:08 AM
Yap. Keselamatan ditawarkan. Siapa mau selamat, ambil keselamatan yang ditawarkan itu, dan patuhi syaratnya. :drool: :drool: :drool:
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 23, 2012, 12:56:25 PM
Karena Allah bukan memberikan keselamatan, tetapi JALAN untuk memperoleh keselamatan.
  :afro: ya... sependapat  :deal:.

Di dunia ini, ada dua jalan ... lebar dan sempit --- mana kau pilih ?
(hehehe...jadi inget lagu kesukaan saya...  :giggle:).

:)
salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Phooey on September 23, 2012, 11:56:34 PM
Sepertinya anda rancu/bingung dengan pemrakarsa dan persyaratan, bro.
Kalau dikatakan bahwa pemrakarsa keselamatan adalah Allah, saya percaya sepenuhnya.
Tetapi untuk mendapat keselamatan, butuh persyaratan, berupa perbuatan manusia, itu adalah suatu keniscayaan. Dan akan menjadi tidak tepat jika dikatakan bahwa keselamatan sudah diberikan oleh Allah. Karena Allah bukan memberikan keselamatan, tetapi JALAN untuk memperoleh keselamatan. Seperti juga dikatakan oleh Jesus. Akulah jalan, Akulah pintu, Akulah gembala yang baik. Disitu sangat jelas, bahwa untuk memperoleh keselamatan PERLU melalui Jesus sebagai jalan, PERLU melalui Jesus untuk masuk kepada keselamatan, PERLU mematuhi Jesus untuk selamat.

Syalom

Salam Damai.

Woowww, setuju sekali dengan tulisan Bro Bruce yang di Bold Merah diatas.    :deal:
Dalam pandangan saya seperti dibawah ini :
Atas anugerah Allah terbentang jalan keselamatan yang harus dilalui oleh manusia.
Bukan diantar jemput "paksa" oleh Allah, sehingga tanpa bertindak apa2, tiba2 selamat sampai tujuan.

GBU
 :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 24, 2012, 12:34:32 AM
Sepertinya anda rancu/bingung dengan pemrakarsa dan persyaratan, bro.
Kalau dikatakan bahwa pemrakarsa keselamatan adalah Allah, saya percaya sepenuhnya.
Tetapi untuk mendapat keselamatan, butuh persyaratan, berupa perbuatan manusia, itu adalah suatu keniscayaan. Dan akan menjadi tidak tepat jika dikatakan bahwa keselamatan sudah diberikan oleh Allah. Karena Allah bukan memberikan keselamatan, tetapi JALAN untuk memperoleh keselamatan. Seperti juga dikatakan oleh Jesus. Akulah jalan, Akulah pintu, Akulah gembala yang baik. Disitu sangat jelas, bahwa untuk memperoleh keselamatan PERLU melalui Jesus sebagai jalan, PERLU melalui Jesus untuk masuk kepada keselamatan, PERLU mematuhi Jesus untuk selamat.Syalom

"Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." (Yoh 14: 5-6)

Jadi, betul kata bro bruce bahwa untuk memperoleh keselamatan ("datang kepada Bapa") maka orang PERLU datang kepada Yesus. Yesus adalah jalan keselamatan.

Seandainya seluruh orang dibumi diberitahu soal hal ini, niscaya seluruh orang akan berbondong-bondong datang kepada Yesus. Tapi, apakah yang terjadi setelah itu? Ternyata datang kepada Yesus, tidak semua orang menerimaNya. Seperti yang terjadi dengan seorang pemuda yang tidak rela melakukan perintah Yesus untuk menjual harta bendanya dan membantu orang miskin dan pergi mengikuti Yesus (Lukas 18:22). Mereka sudah diberitahu ttg Jalan itu, tapi tetap saja ada yang "bersungut-sungut".

Apa penjelasan Yesus ttg hal ini?

"Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku,.." (Yoh 6:43)

Jadi, Allah adalah pemrakarsa keselamatan, dalam artian bahwa Allah bukan hanya menyediakan Jalan (Yesus) tetapi sekaligus mewujudkannya (Bapa). Prakarsa Allah, dengan demikian, complete dan comprehensive.

Saya TIDAK mengatakan bahwa keselamatan tidak ada syaratnya. Yohanes 3:16 dengan jelas menyebutkan syarat itu ("setiap orang yang percaya...). Yesus pun mengungkapkan bahwa percaya yang Ia maksud bukan sekedar percaya "omong doang" (dalam bhs inggris 'believe'), melainkan percaya yang segenap hati, segenap pikiran dan segenap kekuatan (dlm bhs inggris "believe in"). Kitab Yakobus menjelaskan juga bahwa iman yang menyelamatkan itu bukan sekedar iman yang "omong doang", melainkan iman yng terwujud dalam perbuatan2. Jadi, saya pun percaya bahwa keselamatan itu ada syaratnya.

Dan, yang memenuhi persyaratan itu adalah Allah. Di Yoh 6:43 di atas, Yesus mengungkapkan hal tsb. Karya keselamatan adalah proyek Allah. Di dalam proyek ini, iblis dihancurkan dan umatNya dibebaskan dari kuasa dosa. Ketika umatNya terbebas dari kuasa dosa, Allah hadir dan bertahta di dalam diri umatNya (Roh Kudus) dan bekerja dalam diri umatNya.

Filipi 2:13 " karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu...." Dari ayat tsb, kita tahu bahwa Allah sudah berada di dalam orang ybs. Artinya, orang ybs sudah berada dalam status selamat. Orang ybs sudah diberi "materai" selamat. (Efesus 1:13). Jadi, pekerjaan Allah dalam konteks ayat Filipi ini bukan dalam wacana "menyelamatkan", melainkan "mendidik" orang-orang yang telah diselamatkanNya. Ayat ini bicara soal anugerah, tapi bukan irresistible saving grace (anugerah yang menyelamatkan), melainkan collaborative educational grace (anugerah yang mendidik, yang menuntut kerjasama manusia).

(Note: istilah2 grace itu buatan saya sendiri. JAdi jangan disangkutkan dengan dng TULIPnya sinode Dort)



Salam


Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: bruce on September 24, 2012, 07:00:43 AM
Quote
"Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku,.." (Yoh 6:43)

Jadi, Allah adalah pemrakarsa keselamatan, dalam artian bahwa Allah bukan hanya menyediakan Jalan (Yesus) tetapi sekaligus mewujudkannya (Bapa). Prakarsa Allah, dengan demikian, complete dan comprehensive.

Apa pengertian 'jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku,.' ?
Ialah Allah memanggil, bukan dibuat untuk percaya.
Dapatkah orang yang sudah ditarik oleh Bapa, menolak panggilan itu, YA dan banyak sekali.
Bahkan Jesus sendiri mengatakan, bahwa banyak yang diundang, tetapi sedikit yang datang.

Syalom
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Phooey on September 24, 2012, 10:33:29 AM

---cut---

Filipi 2:13 " karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu...." Dari ayat tsb, kita tahu bahwa Allah sudah berada di dalam orang ybs. Artinya, orang ybs sudah berada dalam status selamat. Orang ybs sudah diberi "materai" selamat. (Efesus 1:13). Jadi, pekerjaan Allah dalam konteks ayat Filipi ini bukan dalam wacana "menyelamatkan", melainkan "mendidik" orang-orang yang telah diselamatkanNya. Ayat ini bicara soal anugerah, tapi bukan irresistible saving grace (anugerah yang menyelamatkan), melainkan collaborative educational grace (anugerah yang mendidik, yang menuntut kerjasama manusia).

(Note: istilah2 grace itu buatan saya sendiri. JAdi jangan disangkutkan dengan dng TULIPnya sinode Dort)

Salam

ITB  Luke 13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.  2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?  3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.  4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?  5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."  6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.  7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!  8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,  9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Luk 13:1-9 ITB)

Bro Pinoq..........Mau ikutan diskusi
Menurut saya, untuk yang dibold merah tidak berlaku sepenuhnya.
Sebagai contoh untuk perumpamaan tentang pertobatan diatas.
Tuan pemilik anggur memberikan kesempatan....akan tetapi juga tergantung dari Pohon anggurnya.
Tidak melulu terpusat pada Tuan pemilik  anggur.

Memang dikerjakan didalam nama Tuan pemilik anggur akan tetapi juga mengikut sertakan faktor pohon anggurnya juga.

GBU
 :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 24, 2012, 11:03:20 AM
Apa pengertian 'jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku,.' ?
Ialah Allah memanggil, bukan dibuat untuk percaya.
Dapatkah orang yang sudah ditarik oleh Bapa, menolak panggilan itu, YA dan banyak sekali.
Bahkan Jesus sendiri mengatakan, bahwa banyak yang diundang, tetapi sedikit yang datang.

Syalom

 14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." 14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. 14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. 14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. 14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. 14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. 14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. 14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. 14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. 14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."

Tidak ada seorangpun yg diundang akan menikmati jamuan. Siapa yg menikmati jamuan? Mereka yg ditarik Bapa (ayat 21 & 23).

Ditarik tidak sama dengan diundang.


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 24, 2012, 11:16:35 AM
ITB  Luke 13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.  2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?  3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.  4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?  5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."  6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.  7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!  8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,  9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Luk 13:1-9 ITB)

Bro Pinoq..........Mau ikutan diskusi
Menurut saya, untuk yang dibold merah tidak berlaku sepenuhnya.
Sebagai contoh untuk perumpamaan tentang pertobatan diatas.
Tuan pemilik anggur memberikan kesempatan....akan tetapi juga tergantung dari Pohon anggurnya.
Tidak melulu terpusat pada Tuan pemilik  anggur.

Memang dikerjakan didalam nama Tuan pemilik anggur akan tetapi juga mengikut sertakan faktor pohon anggurnya juga.

GBU
 :)

Ya, Allah akan mencek apakah iman sso adl iman yg menyelamatkan atau iman yg mati, seperti pohon ara itu. Iman yg menyelamatkan adl bagaikan pohon yg tumbuh dan berbuah. Iman yg palsu/mati bagaikan pohon yg tak berbuah seperti pohon ara itu.

Btw, ayat yg sayabold merah di post saya itu tidak bicara soal keselamatan, melainkan kehidupan orang didunia setelah memperoleh keselamatan.

Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: bruce on September 24, 2012, 07:11:10 PM
Quote
Tidak ada seorangpun yg diundang akan menikmati jamuan. Siapa yg menikmati jamuan? Mereka yg ditarik Bapa (ayat 21 & 23).

Ditarik tidak sama dengan diundang.

Jadi, ditarik itu 'semacam' diikat dan diseret serta wajib mau, begitu bro?

 :oO
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: St Yopi on September 25, 2012, 09:07:21 AM
14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." 14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. 14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. 14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. 14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. 14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. 14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. 14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. 14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. 14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."

Tidak ada seorangpun yg diundang akan menikmati jamuan. Siapa yg menikmati jamuan? Mereka yg ditarik Bapa (ayat 21 & 23).

Ditarik tidak sama dengan diundang.


Salam
Ada yang ditawarkan/diundang

Ada yang ditarik/dipaksa

Itulah keselamatan dalam Alkitab!

Barangsiapa menang maka akan masuk Surga, karena akan dihakimi menurut perbuatan masing-masing!

Amin?
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: ond32lumut on September 25, 2012, 10:43:19 AM
Saya kutip lagi di sini ya:
Instead, faith is God's work in us, that changes us and gives new birth from God. (John 1:13). It kills the Old Adam and makes us completely different people.

It changes our hearts, our spirits, our thoughts and all our powers. It brings the Holy Spirit with it. Yes, it is a living, creative, active and powerful thing, this faith. Faith cannot help doing good works constantly. It doesn't stop to ask if good works ought to be done, but before anyone asks, it already has done them and continues to do them without ceasing.  Anyone who does not do good works in this manner is an unbeliever. ...

Faith is a living, bold trust in God's grace, so certain of God's favor that it would risk death a thousand times trusting in it. Such confidence and knowledge of God's grace makes you happy,       joyful and bold in your relationship to God and all creatures. The Holy Spirit makes this happen through faith. Because of it, you freely, willingly and joyfully do good to everyone, serve everyone, suffer all kinds of things, love and praise the God who has shown you such grace.

Thus, it is just as impossible to separate faith and works as it is to separate heat and light from fire!

Pertanyaan bro onde: apakah orang dengan perbuatan yg tidak baik adalah orang tidak beriman? atau beriman palsu/kosong/mati?

Yg saya tangkap dari tulisan Luther itu, orang yang tidak beriman adalah "anyone who does not do good works in this manner" Saya lihat di situ penekanannya adalah "in this manner". Apa yang dimaksud dng "in this manner"? Dapat kita lijat di beberapa kalimat sebelumnya: "Faith cannot help doing good works constantly. It doesn't stop to ask if good works ought to be done, but before anyone asks, it already has done them and continues to do them without ceasing."

Jadi, perbuatan baik orang beriman adalah perbuatan yang bersumber dari imannya. Perbuatan baik orang beriman adalah "wajah" dari imannya.

Jadi, perbuatan baik adalah perbuatan yang merupakan ekspresi dari iman. Perbuatan yang tidak baik adalah perbuatan yang bukan ekspresi dari iman. JAdi, orang

yang melakukan perbuatan tidak baik adalah orang yang mengekspresikan yang-bukan-iman. Apakah orang tsb punya iman? Ya, bisa punya, bisa tidak. Orang yang punya iman toh juga bisa melakukan perbuatan yang bukan ekspresi imannya (perbuatan tidak baik). Sementara, orang yang tidak punya iman berarti tidak mungkin melakukan perbuatan baik.
ok bro, thx..

luther mengatakan: "Faith cannot help doing good works constantly"
lalu disisi lain luther juga berkata: "Thus, it is just as impossible to separate faith and works as it is to separate heat and light from fire! "

seperti yang bro simpulkan bahwa:
orang beriman itu bisa berbuat baik, juga bisa berbuat tidak baik. namun perbuatan baik pastilah keluar dari iman.

luther: "iman tidak dapat menjamin seseorang selalu berbuat baik, namun perbuatan baik itu pastilah keluar dari iman."

rada aneh memang manakala orang beriman masih bisa berbuat tidak baik.. :) orang beriman punya kebaikan dan keburukan.

well....
jika kita kaitkan dengan roma 3:28 bahwa manusia dibenarkan karena (hanya: by luther)iman: (SOLAFIDE), maka orang beriman yang berbuat tidak baik ("Faith cannot help doing good works constantly") tidaklah berpengaruh pada keselamatan orang beriman itu. perbuatan tidak baik seorang beriman tidak diperhitungkan. karena jika diperhitungkan maka rumusnya menjadi iman+perbuatan baik. atau beriman harus lah berbuat baik jika mau selamat. atau iman yg hidup, yaitu iman yang harus mewujud dalam perbuatan.

maka benarlah bahwa secara ekstrim martin luther mengungkapkan bahwa: “…Be a sinner, and let your sins be strong, but let your trust in Christ be stronger…. No sin can separate us from Him, even if we were to kill or commit adultery thousands of times each day…”

setelah orang menerima Yesus (beriman), maka tak peduli apapun yang dilakukannya (perbuatan tidak diperhitungkan), (sekalipun) entah ia membunuh atau berzinah

beribu-ribu kali sehari, pasti akan tetap selamat. MANUSIA DIBENARKAN OLEH IMAN SAJA (SOLAFIDE)

luther tidak memisahkan perbuatan baik dan iman. namun luther memisahkan perbuatan tidak baik dan iman. maka secara kosnsepsi luther telah memisahkan antara perbutan dan iman.

kosep luther ini kemudian "dikembangkan" lagi oleh calvin,
calvin lebih menekankan keketatan logisnya terhadap konsepsi SOLAFIDE ini.

calvin berpendapat bahwa orang beriman itu pastilah berbuat baik. dan perbuatan baik itu pastilah dari iman. orang beriman tidak bisa berbuat tidak baik, demikian sebaliknya. bisa kita lihat dalam point P pada TULIP (Perseverance of the Saints).jadi jika orang tidak berbuat baik, maka sesungguhnya dia adalah orang tidak beriman.


kembali kepada solafide luther:

bahwa perbuatan baik hanyalah sebuah ekspresi yang secara rela dan tulus kepada Tuhan, sebagai ucapan syukur, wujud balas budi, namun tentu saja tidak mempengaruhi keselamatan seseorang beriman. perbuatan tidak diperhitungkan, namun imanlah yg diperhitungkan.

jika faktanya iman dan perbuatan itu dipisahkan.
maka saya rasa tepatlah yang saya tulis di awal. definisi iman itu adalah sebuah keyakinan. sehingga yg utama dan satu2nya yang harus ditekankan dalam protestanisme SOLAFIDE ini adalah, keyakinan.. dimana orang harus terus meyakin2kan dirinya.. segala bentuk perbadatan, KKR, Pujian, dan sejenisnya adalah cara menuju penebalan keyakinan(penebalan iman) hal penyembuhan, mukjizat, bahasa roh, dan sejjenisnya.. dan tanpa kita sadari pula, bahwa dalam rangka memperkuat keyakinan itu, maka ekpresi pengkothbah protestanisme itu umumnya ber api2.. untuk menggelorakan jiwa, menebalkan keyakinan.. keyakinan yg bergelora.. semangat dipompa setiap saat.. keyakinan dijaga hingga akhir hayat. itulah iman protestan menurut sepengetahuan saya. pengamal ini saya pikir kharismatik paling pas.. hehehe....

Yesus pernah didatangi seorang pemuda yang katanya telah melakukan perbuatan2 baik dari 10 perintah Allah (termasuk mencintai orang lain seperti mencintai

dirinya sendiri). Tapi setelah diulik sedikit, ternyata terungkap bahwa pemuda tsb melakukan perbuatan2 baik tsb bukan sebagai ekspresi imannya, karena ketika Yesus memerintahkannya untuk nurut dan ikut Dia, pemuda itu malah kabur.

Jadi keutamaan ada pada iman kepada Allah dan perbuatan2 baik lahir darinya.


Salam
namun tidak harus orang beriman melahirkan perbuatan baik.. :D

iman yang hidup haruslah mewujud dalam perbuatan.. tidak terpisahkan antara perbuatan dan iman.
demikian juga perbuatan tidak dapat menyelamatkan jika tanpa iman.

gereja katolik selalu mengajarkan: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.(yak 2:18)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 25, 2012, 12:06:11 PM
14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." 14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. 14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. 14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. 14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. 14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. 14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. 14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. 14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan PAKSA-lah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. 14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."
pinoq,

Menurut saya, ayat tsb ttg parabel yg menyangkut bbrp unsur : bangsa2 (mereka2 yg di undang, dgn kata lain mereka2 yg telah mendengar ttg Yesus) - bangsa2 (mereka yg di "paksa" utk datang ke perjamuan, dgn kata lain orang2 yg tidak/belum tau ttg Yesus) dan PI (Pekabar Injil, hamba2 yg melakukan "pemaksaan" tsb).

Dan kata "paksa" disitu ---imo--- bukan dalam pengertian di ikat, di seret atopun dgn kekerasan.
"Paksa" disitu --- lebih bersifat/bertujuan "memaksa" ke si hamba2 utk menyatakan "undangan" tsb.
Ibarat PI sampe ke pelosok2 hutan rimba utk dikabarkan kepada orang2 drh situ ---> disitulah maksudnya bahwa orang2 penghuni hutan rimba tsb "dipaksa" utk mendengarkan kabar Injil.

Quote
Tidak ada seorangpun yg diundang akan menikmati jamuan.
Ya... tetapi hukum SebabAkibatnya kan bukan : "Karena tidak ada yang diundang, maka tidak seorangpun menikmati jamuan" --- melainkan "Karena yang diundang TIDAK-MAU, maka tidak seorangpun menikmati jamuan". :)

:)
salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 25, 2012, 07:58:25 PM
Jadi, ditarik itu 'semacam' diikat dan diseret serta wajib mau, begitu bro?

 :oO

Bukan, bro.

Saya tidak menyamakan istilah "paksa" di ayat 23 itu dengan istilah "ditarik Bapa" dari Yoh 6:44. Sebab, pemaksaan yang terjadi di Lukas 14:23 itu dilakukan oleh hamba-hamba, bukan Allah langsung. Sementara, penarikan yg di Yoh 6:44 dilakukan oleh Bapa.

Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 25, 2012, 08:48:49 PM
luther tidak memisahkan perbuatan baik dan iman. namun luther memisahkan perbuatan tidak baik dan iman. maka secara kosnsepsi luther telah memisahkan antara perbutan dan iman.

---cut---
kembali kepada solafide luther:

bahwa perbuatan baik hanyalah sebuah ekspresi yang secara rela dan tulus kepada Tuhan, sebagai ucapan syukur, wujud balas budi, namun tentu saja tidak mempengaruhi keselamatan seseorang beriman. perbuatan tidak diperhitungkan, namun imanlah yg diperhitungkan.

jika faktanya iman dan perbuatan itu dipisahkan.
maka saya rasa tepatlah yang saya tulis di awal. definisi iman itu adalah sebuah keyakinan. sehingga yg utama dan satu2nya yang harus ditekankan dalam protestanisme SOLAFIDE ini adalah, keyakinan..
--cut--

Ooo begitu. Ya tentu saja bro onde bisa berkesimpulan demikian karena bro onde punya presaposisi yang saya cetak tebal itu.

Masalahnya, apakah orang-orang protestan punya presaposisi yang sama? Wallahualam...

(Kasus ini sama seperti beberapa orang protestan yang kekeuh nuduh bahwa orang Katholik menyembah patung. Meski sudah dijelaskan oleh orang Katholik sendiri bahwa mereka tidak menyembah patung, orang-orang protestan tsb tetep kekeuh nuduh.)

Quote
luther tidak memisahkan perbuatan baik dan iman. namun luther memisahkan perbuatan tidak baik dan iman. maka secara kosnsepsi luther telah memisahkan antara perbutan dan iman.

kosep luther ini kemudian "dikembangkan" lagi oleh calvin, calvin lebih menekankan keketatan logisnya terhadap konsepsi SOLAFIDE ini. calvin berpendapat bahwa orang beriman itu pastilah berbuat baik. dan perbuatan baik itu pastilah dari iman. orang beriman tidak bisa berbuat tidak baik,....

Yang saya cetak tebal itu.... :D :D :D....check & re-check dulu aja bro... :D
Soalnya, yang saya baca di Commentary on Romans-nya Calvin beda banget dengan kesimpulan bro onde tsb.

Quote
gereja katolik selalu mengajarkan: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.(yak 2:18)

Amin.

(buat saya pribadi, yang warna merah itu yang penting.   :))


Salam bro onde
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 25, 2012, 09:07:57 PM
Ya... tetapi hukum SebabAkibatnya kan bukan : "Karena tidak ada yang diundang, maka tidak seorangpun menikmati jamuan" --- melainkan "Karena yang diundang TIDAK-MAU, maka tidak seorangpun menikmati jamuan". :)

Yap betul. Mereka tidak-mau. Mereka tidak menganggap penting undangan itu. Mereka memilih 'dunia' daripada 'surga'.
Oleh sebab itu, "Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku"

Btw, perumpamaan ini diungkapkan lebih detil di Matius 22:1-14.


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: ond32lumut on September 25, 2012, 09:40:17 PM
Ooo begitu. Ya tentu saja bro onde bisa berkesimpulan demikian karena bro onde punya presaposisi yang saya cetak tebal itu.

Masalahnya, apakah orang-orang protestan punya presaposisi yang sama? Wallahualam...

(Kasus ini sama seperti beberapa orang protestan yang kekeuh nuduh bahwa orang Katholik menyembah patung. Meski sudah dijelaskan oleh orang Katholik sendiri bahwa mereka tidak menyembah patung, orang-orang protestan tsb tetep kekeuh nuduh.)
waduuh... jangan seperti itulah... masak saya seperti itu?? jadi seperti apa?

orang beriman pasti baik, atau orang beriman bisa berbuat tidak baik?

saya coba mengikuti alur pikir anda lho.. saya juga berusaha mengulas tulisan martin luther..
saya copas lagi tulisan anda:

Jadi, perbuatan baik adalah perbuatan yang merupakan ekspresi dari iman. Perbuatan yang tidak baik adalah perbuatan yang bukan ekspresi dari iman. JAdi, orang yang melakukan perbuatan tidak baik adalah orang yang mengekspresikan yang-bukan-iman. Apakah orang tsb punya iman? Ya, bisa punya, bisa tidak. Orang yang punya iman toh juga bisa melakukan perbuatan yang bukan ekspresi imannya (perbuatan tidak baik). Sementara, orang yang tidak punya iman berarti tidak mungkin melakukan perbuatan baik.
kalau tulisan anda sejelas itu, apakah saya masih menyimpulkan salah?salahnya dimana? kalau iya salahnya dimana? saya tidak pingin jadi orang yang "pokoknya" kok.. saya ingin mendengar lebih.. :D

preposisi itu sekuat daya saya mengerti tulisan luther.. dan secermat mkn menelaah tulisan anda.. :D
coba kalau berkenan, anda simplekan konsespsi anda itu...

mungkin saja konsepsi anda tidak sama dengan konsepsi luther..

coba anda bantu memberitahu saya letak kekeliruan saya memahami konsepsi luther ataupun konsepsi anda.. :)

Yang saya cetak tebal itu.... :D :D :D....check & re-check dulu aja bro... :D
Soalnya, yang saya baca di Commentary on Romans-nya Calvin beda banget dengan kesimpulan bro onde tsb.
apa bisa di share kan?? :)

Amin.

(buat saya pribadi, yang warna merah itu yang penting.   :))


Salam bro onde
kok cocok dengan GK ya? :)

one more, mari ditelaah lebih dalam konsespsi solafide itu.. :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 26, 2012, 01:02:32 AM
waduuh... jangan seperti itulah... masak saya seperti itu?? jadi seperti apa?
orang beriman pasti baik, atau orang beriman bisa berbuat tidak baik?
saya coba mengikuti alur pikir anda lho.. saya juga berusaha mengulas tulisan martin luther..saya copas lagi tulisan anda:

kalau tulisan anda sejelas itu, apakah saya masih menyimpulkan salah?salahnya dimana? kalau iya salahnya dimana? saya tidak pingin jadi orang yang "pokoknya" kok.. saya ingin mendengar lebih.. :D

preposisi itu sekuat daya saya mengerti tulisan luther.. dan secermat mkn menelaah tulisan anda.. :D coba kalau berkenan, anda simplekan konsespsi anda itu... mungkin saja konsepsi anda tidak sama dengan konsepsi luther..coba anda bantu memberitahu saya letak kekeliruan saya memahami konsepsi luther ataupun konsepsi anda.. :)

Waduh saya nggak bilang bro onde keliru lho. Saya cuma bilang bahwa bila bro onde berangkat dari presuposisi (sebelumnya saya salah tulis 'presaposisi' --> emangnya sapo tahu wkwkwk...), maka bro onde akan hanya melihat inti sola fide dalam hal memupuk keyakinan saja.

Dan, itu tidak keliru. Sola Fide-nya Luther memang bilang soal memupuk keyakinan. Dia bilang begini di Treatise On Good Works-nya: " for if he finds his heart confident that it pleases God, the work is good, even if it were so small a thing as picking up a straw. If confidence is absent, or if he doubts, the work is not good, although it should raise all the dead and the man should give himself to be burned."

Tapi Sola Fide-nya Luther bukan bicara soal memupuk keyakinan saja. Sola Fide-nya Luther bicara pertama-tama ttg good works. Treatise On Good Works berisi ttg good works itu apa, dan dibuka dengan kalimat : "We ought first to know that there are no good works except those which God has commanded, even as there is no sin except that which God has forbidden. Therefore whoever wishes to know and to do good works needs nothing else than to know God's commandments."

Jadi, sola fide (hanya iman) bukan bicara melulu iman atau melulu yakin saja, melainkan ada dalam konteks melakukan good works, yakni melakukan perintah2 Allah. Jadi, sungguh Luther tidak melakukan pemisahan antara iman dan perbuatan. Iman itu ada, perbuatan (good works) itu ada. Dan keduanya berhubungan melekat tak terpisahkan. Hubungan itu adalah bahwa setiap good work yang dilakukan sudah semestinya dilakukan atas dasar iman saja (sola fide), bukan atas dasar suatu keyakinan bahwa mengerjakan good work akan menghasilkan imbalan (keselamatan).

Kalau good works (perintah2 Allah) dilakukan atas dasar keyakinan bahwa mengerjakan good work akan menghasilkan imbalan (keselamatan), maka good works itu akan menjadi not good works alias sin. Dia mendasarkan konsepsinya ini dari tulisan Paulus: "This is the teaching of St. Paul, Romans xiv: "Whatsoever is not done of or in faith is sin."

Jadi begitulah konsepsi Luther ttg hubungan antara iman dan perbuatan baik (melakukan perintah2 Allah).

Jadi, apakah melakukan good works itu penting? Bukan hanya penting, melainkan harus karena itu adalah perintah2 Allah. Atas dasar apa orang Kristen mengerjakan good works itu? Apakah semata-mata karena itu adalah perintah dari Allah? Apakah supaya Allah tidak marah, atau supaya Allah beri imbalan? Bukan. Orang Kristen melakukan good works atas dasar iman bahwa apa yang dikerjakannya menyenangkan hati Allah.

Luther memberikan contoh hubungan iman dan perbuatan baik dari kehidupan sehari-hari. Bayangkan sepasang kekasih. Si pria melakukan perbuatan baik kepada si wanita karena ia percaya bahwa si wanita menyukai perbuatan baiknya itu, bukan karena si pria ingin diberi imbalan oleh si wanita. Apapun yang dilakukannya (besar atau kecil) adalah karena ia percaya bahwa itu semua menyenangkan hati pasangannya.

"In this faith all works become equal, and one is like the other; all distinctions between works fall away, whether they be great, small, short, long, few or many. For the works are acceptable not for their own sake, but because of the faith which alone is, works and lives in each and every work without distinction, however numerous and various they are, just as all the members of the body live, work and have their name from the head, and without the head no member can live, work and have a name."

Waktu Luther bilang "all works become equal" di situ, itu bukan berarti 'membunuh' = 'menolong orang miskin'. (note: dari awal Luther sedang bicara menjalankan perintah Allah). Yang di maksud dng all works adalah semua hal yang dilakukan manusia (bekerja, berdagang, belajar, makan, minum, tidur, jalan, dll)

This we may see in a common human example. When a man and a woman love and are pleased with each other, and thoroughly believe in their love, who teaches them how they are to behave, what they are to do, leave undone, say, not say, think? Confidence alone teaches them all this, and more. They make no difference in works: they do the great, the long, the much, as gladly as the small, the short, the little, and vice versa; and that too with joyful, peaceful, confident hearts, and each is a free companion of the other. But where there is a doubt, search is made for what is best; then a distinction of works is imagined whereby a man may win favor; and yet he goes about it with a heavy heart, and great disrelish; he is, as it were, taken captive, more than half in despair, and often makes a fool of himself.

Begitu, bro. Jadi, bro onde nggak keliru kok, cuma sedikit kurang lengkap. :D

(Note: kutipan2 di atas dicopas dari http://www.ccel.org/ccel/luther/good_works.v.html (http://www.ccel.org/ccel/luther/good_works.v.html))

Quote
apa bisa di share kan?? :)

Bro onde bilang: calvin berpendapat bahwa orang beriman itu pastilah berbuat baik. dan perbuatan baik itu pastilah dari iman. orang beriman tidak bisa berbuat tidak baik,....

Nah, yang saya cetak tebal itu membuat saya bertanya2. Terus saya cek. Dan saya menemukan di  Commentary on Romans Calvin bilang:

"...as long as we are children of Adam, and nothing more than men, we are in bondage to sin, that we can do nothing else but sin; but that being grafted in Christ, we are delivered from this miserable thraldom; not that we immediately cease entirely to sin, but that we become at last victorious in the contest."

dan sebelumnya dia bilang:

"the death of Christ is efficacious to destroy and demolish the depravity of our flesh, and his resurrection, to effect the renovation of a better nature, and that by baptism we are admitted into a participation of this grace. This foundation being laid, Christians may very suitably be exhorted to strive to respond to their calling."

Dari yang saya garis bawahi, kita bisa melihat bahwa Calvin tidak berpikir bahwa orang beriman tidak bisa berbuat tidak baik, melainkan bahwa orang beriman bisa berbuat baik (melakukan kehendak Bapa) dan bisa berbuat tidak baik. --> kalo nggak salah, jauh sebelum CAlvin St Agustine pernah mengemukakan hal yang serupa.

Dari kutipan yang terakhir, Calvin menyatakan bahwa karena seseorang telah diselamatkan, maka nasihat2 untuk berbuat baik yang diberikat kepada orang tsb menjadi tidak sia-sia. Sebab, dengan diselamatkan berarti orang didamaikan dengan Allah; orang bukan lagi seteru Allah; orang kembali menikmati hubungan yang baik dengan Allah sehingga perbuatan-perbuatan baiknya memiliki makna (menyenangkan hati Allah). Kalau belum diselamatkan, perbuatan-perbuatan baik orang tidak menyenangkan hati Allah.

Begitu, bro. 


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 27, 2012, 12:47:00 PM
Yap betul. Mereka tidak-mau. Mereka tidak menganggap penting undangan itu. Mereka memilih 'dunia' daripada 'surga'.
Ya, sependapat.
Jadi disini ADA unsur keterlibatan natural manusia ---> yaitu antara mau atau tidak-mau.

Quote
Btw, perumpamaan ini diungkapkan lebih detil di Matius 22:1-14.
terimakasih atas masukan ayat dari pinoq, barusan saya membacanya.

Dalam kisah Matius tsb, ---apabila saya memposisikan pendapat spt pinoq ---yaitu "memberi tahu" ttg ada pesta ke semua orang itu BUKAN dalam pengertian ttg Penarikan--- saya tidak/ masihbelum melihat kisah tsb mengandung unsur Penarikan.

Orang2 lain yg "dipaksa" datang dan akhirnya hadir di pesta tsb, ADA yg datang mengenakan baju pesta dan ada pula yg tidak mengenakan baju pesta. Dan pada akhir ayat : (14) Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.. Jadi yg dipilih adalah orang orang yg hadir berpakaian pesta ---> jadi disini ada keterlibatan unsur natural manusia.

Saya baru bisa mengerti (ataupun berpendapat) terdapat unsur Penarikan apabila di ayat Matius tsb, dikisahkan misal sbb : Semua orang yang hadir di pesta tsb, tidak mengenakan pakaian pesta --- oleh karena itu, tuan rumah mengenakan baju pesta ke sebagian kelompok dari orang2 tsb. Setelah sebagian kelompok mengenakan baju pesta (karena di kenakan oleh si tuan rumah) dan sebagian kelompok tidak mengenakan baju pesta (karena tuan rumah tidak mengenakan baju pesta ke kelompok ini) --- maka tuan rumah mengikat dan mencampakan orang2 yang tuan rumah tidak kenakan baju pesta.

JUGA,
apabila di ayat Matius tsb dikisahkan misal sbb : tuan rumah menyuruh hamba-hambanya agar saat "memaksa" orang lain tsb (orang2 diluar yg telah menerima undangan) untuk berkata ke sebagian yang "dipaksa" : 'saat datang ke pesta kenakanlah baju pesta', dan ke sebagian yang lain TIDAKdisampaikan kalimat tsb --- sehingga tentu disaat orang orang ini hadir di pesta, sebagian kelompok ada yg memakai baju pesta, sebagian lagi tidak berbaju pesta --- barulah saya bisa mengertikan (atopun berpendapat) bhw di kisah tsb ada unsur Penarikan.

Nah, kalo menurut pinoq --- dimanakah adanya unsur Penarikan di kisah Matius tsb ?
Apakah disaat kisah menyatakan : tuan rumah memilih yg berbaju pesta dan mencampakkan yg tidak berbaju pesta ? (please CMIIW)

Apabila jawabannya YA, bukankah artinya disitu memang ada terdapat unsur SebabAkibat yg berkaitan antar pihak si pengundang yaitu si tuan rumah dgn pihak yg hadir di pesta ? (yg berbaju pesta dipilih ikut perjamuan, yg tidak berbaju pesta dicampakkan).

:)
salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on September 28, 2012, 01:09:18 AM
Ya, sependapat.
Jadi disini ADA unsur keterlibatan natural manusia ---> yaitu antara mau atau tidak-mau.
 terimakasih atas masukan ayat dari pinoq, barusan saya membacanya.

Bila kita membaca perumpamaan tsb, maka terlihat jelas bahwa unsur keterlibatan manusia itu TIDAK digambarkan dengan adanya tamu undangan yang mau dan yang tidak mau. Yang digambarkan adalah tamu undangan yang TIDAK MAU. Dengan demikian, Yesus menggambarkan kondisi natural manusia setelah jatuh dalam dosa, yakni TIDAK MAU alias MENOLAK karena mereka memiliki sesuatu yang lebih mereka kasihi daripada Allah.

Dengan demikian, yang jadi fokus dalam perumpamaan ini bukan metode Allah menyelamatkan manusia (diundang atau dipaksa), melainkan fakta ttg kondisi natural manusia setelah jatuh dalam dosa, yakni TIDAK MAU alias MENOLAK Allah.

Kalau sudah begitu, apakah Allah masih akan menggunakan metode “undangan” atau “tawaran” dalam menyelamatkan manusia? Jelas sekali ditunjukan di perumpamaan tsb bahwa ketika keselamatan itu ditawarkan (metode “undangan”) maka tidak ada yang mau.

Quote
Orang2 lain yg "dipaksa" datang dan akhirnya hadir di pesta tsb, ADA yg datang mengenakan baju pesta dan ada pula yg tidak mengenakan baju pesta. Dan pada akhir ayat : (14) Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.. Jadi yg dipilih adalah orang orang yg hadir berpakaian pesta ---> jadi disini ada keterlibatan unsur natural manusia.

Pada bagian ini, telah jelas bahwa metode penyelamatan Allah bukan metode “undangan” atau “tawaran”. Orang-orang yang kemudian hadir memenuhi hall pesta adalah orang-orang yg  “diciduk” dari jalanan. Ini seperti yang ada dalam perumpamaan pukat (Mat 13:47)

13:47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.

Orang-orang yang “diciduk” dari jalanan itu bagaikan berbagai jenis ikan-ikan yang terjaring pukat. Dan, sama seperti ikan-ikan itu, orang-orang itu tidak ditawari dan tidak berkeputusan.

Sekarang, siapakah yang “diciduk” oleh hamba-hamba Allah? Orang2 miskin dan cacat dan lumpuh dari jalanan dan lorong2 kota. Apakah mereka tipe orang yang punya baju pesta? Apakah mereka tipe orang yang bisa beli baju pesta? Tidak. Mereka bukan tipe orang yang punya atau bisa punya baju pesta.

Quote
Saya baru bisa mengerti (ataupun berpendapat) terdapat unsur Penarikan apabila di ayat Matius tsb, dikisahkan misal sbb : Semua orang yang hadir di pesta tsb, tidak mengenakan pakaian pesta --- oleh karena itu, tuan rumah mengenakan baju pesta ke sebagian kelompok dari orang2 tsb. Setelah sebagian kelompok mengenakan baju pesta (karena di kenakan oleh si tuan rumah) dan sebagian kelompok tidak mengenakan baju pesta (karena tuan rumah tidak mengenakan baju pesta ke kelompok ini) --- maka tuan rumah mengikat dan mencampakan orang2 yang tuan rumah tidak kenakan baju pesta.

Well, Yesus tidak mengatakan di perumpamaanNya tsb bahwa si raja memberikan baju pesta kepada orang-orang yang “diciduk” itu.

Quote
JUGA,
apabila di ayat Matius tsb dikisahkan misal sbb : tuan rumah menyuruh hamba-hambanya agar saat "memaksa" orang lain tsb (orang2 diluar yg telah menerima undangan) untuk berkata ke sebagian yang "dipaksa" : 'saat datang ke pesta kenakanlah baju pesta', dan ke sebagian yang lain TIDAKdisampaikan kalimat tsb --- sehingga tentu disaat orang orang ini hadir di pesta, sebagian kelompok ada yg memakai baju pesta, sebagian lagi tidak berbaju pesta --- barulah saya bisa mengertikan (atopun berpendapat) bhw di kisah tsb ada unsur Penarikan.

Yang ini juga tidak dikatakn Yesus dalam perumpamaanNya tsb.

Quote
Nah, kalo menurut pinoq --- dimanakah adanya unsur Penarikan di kisah Matius tsb ?
Apakah disaat kisah menyatakan : tuan rumah memilih yg berbaju pesta dan mencampakkan yg tidak berbaju pesta ? (please CMIIW)

Saya melihat unsur “penarikan Allah” itu di bagian ini:
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

Ada satu orang di antara kerumunan, yang diidentifikasi sebagai orang yang tidak layak hadir di pesta tsb hanya oleh si raja, yakni hanya setelah si araja sendiri yang menilik ke orang-orang yang hadir.

Seperti apakah orang itu? Siapakah dia? Mengapa hanya si raja yang mengidentifikasi ketidaklayakannya?

Ingat, orang-orang yang “diciduk” itu adalah orang-orang miskin semua, yakni orang-orang yang naturally pakai baju khas orang miskin (compang-camping, dekil, kumal, bau, dll). Satu orang ini langsung terlihat bedanya oleh si raja karena ia pakai baju yang beda dari yang lain, yang mungkin menurut dia adalah baju yang layak untuk dipakai ke pesta raja.

Orang ini bukan bagian dari orang-orang yang “diciduk” hamba-hamba si raja. Orang ini datang dengan  niatnya sendiri, merasa dirinya pasti diterima di pesta tsb. Mengapa? Kita lihat.

Kata raja “Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?” Kata “saudara” di situ berarti comrade atau friend. Jadi, orang ini adalah orang yang familiar dengan lingkungan kerajaan. Itu sebabnya hamba-hamba si raja mempersilahkan dia masuk tanpa pikir dua kali karena toh orang ini adalah seorang comrade, rekan, teman. Hanya si raja yang melihat ketidaklayakan orang itu.

Namun, si raja melihat sampai ke hati. Baju yang dipakai orang itu tidak menutupi pandangan raja, meskipun bajunya itu beda sendiri dari yang lain, baju yang ia pikir sebagai baju pantas utk pesta. Namun, justru BUKAN baju itu yang disebut oleh si raja sebagai baju pesta. Si raja berkehendak untuk menjamu orang-orang miskin, cacat, lumpuh, yakni orang-orang yang bajunya compang-camping. Itu sebabnya si raja langsung mengenali orang tsb di antara kerumunan orang banyak di hall pesta tsb.

“Hey, Anda yang pakai jas...kok Anda bisa masuk?” kata si raja. Ini versi vulgar saya. “O o o, Anda pikir Anda layak hadir di pesta ini, ya? Mampus sana!”

Jadi, baju pesta yang sesungguhnya adalah baju yang si raja mau lihat, bukan baju yang orang pikir pantas sebagai baju pesta. Orang yang diselamatkan Allah adalah orang yang Allah mau selamatkan, bukan orang yang berusaha pantas untuk diselamatkan tapi dengan usahanya itu malah jadi tidak sesuai dengan kemauan Allah.

Baju itu adalah Kristus (Roma 13:14; Gal 3:27.). Satu orang itu adalah orang yang berada dalam lingkungan umatNya (Gereja), melakukan pekerjaan-pekerjaan pelayanan layaknya pekerjaan umat Allah, berseru2 Tuhan! Tuhan!, bernubuat demi namaNya, mengusir setan demi namaNya, mengadakan banyak mujizat demi nama-Nya, tapi ia tidak pernah dikenal Allah (Matius 7:21-23). Mengapa? Karena “baju pesta” yang Allah mau lihat tidak ada padanya, yakni Kristus.

Lalu, di mana unsur penarikannya? Kembali pada bagaimana orang bisa datang kepada Kristus. Tidak ada orang yang datang kepada Kristus, kalau Bapa tidak menariknya kepadaNya.

Quote
Apabila jawabannya YA, bukankah artinya disitu memang ada terdapat unsur SebabAkibat yg berkaitan antar pihak si pengundang yaitu si tuan rumah dgn pihak yg hadir di pesta ? (yg berbaju pesta dipilih ikut perjamuan, yg tidak berbaju pesta dicampakkan)

Ya, ada prinsip sebab-akibat. Kalau mengenakan Kristus, selamat. Kalau tidak mengenakan Kristus, tidak selamat.


salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on September 29, 2012, 04:10:05 PM
Dengan demikian, Yesus menggambarkan kondisi natural manusia setelah jatuh dalam dosa, yakni TIDAK MAU alias MENOLAK karena mereka memiliki sesuatu yang lebih mereka kasihi daripada Allah.
Nah... pertanyaannya :
Kenapa parabel menyatakan ada yg di undang dan ada yg tidak di undang ?
Sementara/Padahal SEMUA (baik yg diundang maupun yg tidak diundang) pinoq katakan PASTI MENOLAK ?

(3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu.

Quote
Dengan demikian, yang jadi fokus dalam perumpamaan ini bukan metode Allah menyelamatkan manusia (diundang atau dipaksa), melainkan fakta ttg kondisi natural manusia setelah jatuh dalam dosa, yakni TIDAK MAU alias MENOLAK Allah.
Sekali lagi, berdasarkan yg menurut pinoq adalah sebuah fakta --- kenapa Yesus menggunakan parabel : ada yg diundang dan ada yg tidak diundang ?

(3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu.

Saya memposisikan diri dalam berpendapat = pinoq :
Kenapa mengundang orang orang yg kata pinoq berdasarkan fakta TIDAK MAU hadir ?

Quote
Jelas sekali ditunjukan di perumpamaan tsb bahwa ketika keselamatan itu ditawarkan (metode “undangan”) maka tidak ada yang mau.
yg merah... ---imo--- tidak... tidak jelas sama sekali loh pinoq. Karena didalam parabel : "yang tidak mau" itu adalah orang orang YANG DI UNDANG. ---> dan ini tidak menuntun utk bisa berpendapat bahwa : "baik yg diundang maupun yg tidak diundang" TIDAK MAU hadir.

Quote
Orang-orang yang kemudian hadir memenuhi hall pesta adalah orang-orang yg  “diciduk” dari jalanan. Ini seperti yang ada dalam perumpamaan pukat (Mat 13:47)

Orang-orang yang “diciduk” dari jalanan itu bagaikan berbagai jenis ikan-ikan yang terjaring pukat. Dan, sama seperti ikan-ikan itu, orang-orang itu tidak ditawari dan tidak berkeputusan.

Quote
Sekarang, siapakah yang “diciduk” oleh hamba-hamba Allah? Orang2 miskin dan cacat dan lumpuh dari jalanan dan lorong2 kota.
saya tidak menemukan ke-sinkronan antara "berbagai jenis ikan" dgn "orang orang miskin/lumpuh".
Apakah saat menciduk ikan, penciduk itu secara otomatis memilah milah jenis ikan yg segar2 saja ? :)

Tidak pula ada dinyatakan di ayat bhw yg "dipaksa" tsb adalah orang orang miskin, cacat dan lumpuh. Dimana ayat yg menyatakan bhw yg tidak di undang tsb adalah yg ungu di Matius 22:1-14 tsb ?

Bahkan, pada Matius disini --- "undangan" kembali lagi disebut oleh tuan rumah. ----> "(9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana".

Bahkan pula, pada Matius disini --- orang2 yg hadir di pesta tsb terdiri dari orang baik dan orang jahat. ---> orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.

Quote
Apakah mereka tipe orang yang punya baju pesta? Apakah mereka tipe orang yang bisa beli baju pesta? Tidak. Mereka bukan tipe orang yang punya atau bisa punya baju pesta.
Sekali lagi, bisa tolong cantumkan ayat Matius 22:1-14 yg berisi bhw yg diciduk itu HANYA terdiri dari orang orang miskin/cacat/lumpuh, dan mereka bukan tipe yg bisa punya baju pesta ?

Quote
Ingat, orang-orang yang “diciduk” itu adalah orang-orang miskin semua, yakni orang-orang yang naturally pakai baju khas orang miskin (compang-camping, dekil, kumal, bau, dll).
Bagaimana saya mengingatnya pinoq, wong di ayatnya kalimat yg bisa menuntun ke pengertian bhw yg hadir adalah miskin semua saja tidak ada  --- apalagi kalimat eksplisitnya ... :)

Quote
Orang ini bukan bagian dari orang-orang yang “diciduk” hamba-hamba si raja. Orang ini datang dengan niatnya sendiri, merasa dirinya pasti diterima di pesta tsb.
Sirkular pinoq - nggak sinkron.
Di awal kamu bilang SEMUA TIDAK MAU datang, namun disini kamu nyatakan yg bold merah. :)

Quote
Si raja berkehendak untuk menjamu orang-orang miskin, cacat, lumpuh, yakni orang-orang yang bajunya compang-camping.
Basis ayatnya di Matius 22:1-14 tsb ?

Tarolah saya sepakat dgn quote diatas,
Bukankah ini menunjukan KARENA orang2 yang .... (natural manusia), MAKA si raja mengundang mereka ?

Quote
Orang yang diselamatkan Allah adalah orang yang Allah mau selamatkan, bukan orang yang berusaha pantas untuk diselamatkan tapi dengan usahanya itu malah jadi tidak sesuai dengan kemauan Allah.
Jadi sekarang ceritanya, yang si raja mau selamatkan adalah orang2 YANG miskin/cacat/lumpuh dan berbaju compang-camping ? (dalam kisah di Matius 22:1-14 versi pinoq :)

Sungguh saya nggak ngerti, jelas jelas ayat menyatakan :
Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?

Kok pinoq jadi berkesimpulan si raja itu berkehendak yang hadir dipesta tsb berpakaian compang-camping oleh karena yg diciduk itu orang orang miskin ???

Quote
Saya melihat unsur “penarikan Allah” itu di bagian ini:
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
---> ya... jadi berarti tergantung dari orang yg "berpakaian pesta" atau kagak.

Quote
Ya, ada prinsip sebab-akibat. Kalau mengenakan Kristus, selamat. Kalau tidak mengenakan Kristus, tidak selamat.
Dan dalam parabel di Matius 22:1-14, si raja TIDAK mengenakan baju pesta ke semua yg hadir tetapi satu orang. Melainkan yang hadir tsb datang dengan mengenakan baju pesta, tetapi satu orang.

Prinsip SebabAkibat disitu adalah :
Karena yg hadir berbaju pesta, Maka si raja menerimanya ... BUKAN Karena si raja mengenakan baju pesta kepada yg hadir disitu, Maka si raja menerimanya.

Lalu dimana model unsur "Penarikan Allah" versi pinoq ? versi pinoq : "semua manusia mati, gak bisa ngapa2in lagi - kalo tidak ditarik Allah"

Dimana ke-paralelan-nya antara "semua manusia mati" dgn "para hadirin di yg terdiri dari orang2 baik dan jahat di pesta tsb" ?

:)
salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Iceng on September 29, 2012, 10:49:09 PM
He he he , bro O"Dad
kalau yang begini om rasa bukan dibenarkan karena iman, tapi  DIBENARKAN KARENA ALASAN
karena iman dia sebenarnya sudah tau kalu itu salah tapi dilakukan lagi dan lagi.

Tuhan Yesus memberkati

Han
yap, jika karena alasan ini itu, bukan karna iman.

klo menurut saya yang jelas contohnya ini :

 23:39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!  "

 23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah. c "

23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja. d " 23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus 1 . e "

yang dicetak tebal, itulah iman.  atau contoh rasul thomas, setelah dia melihat dia percaya, ini bukan iman. makan tertulis berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya, ini Iman. :)

tapi kalo model penjahat diatas, itukan seperti bonus, karna hidup pada jaman itu, kalau jaman sekarang sih, agak konyol kalo mau ikut seperti itu :)

Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: ond32lumut on September 30, 2012, 05:22:07 PM
Jadi, sola fide (hanya iman) bukan bicara melulu iman atau melulu yakin saja, melainkan ada dalam konteks melakukan good works, yakni melakukan perintah2 Allah. Jadi, sungguh Luther tidak melakukan pemisahan antara iman dan perbuatan. Iman itu ada, perbuatan (good works) itu ada. Dan keduanya berhubungan melekat tak terpisahkan. Hubungan itu adalah bahwa setiap good work yang dilakukan sudah semestinya dilakukan atas dasar iman saja (sola fide), bukan atas dasar suatu keyakinan bahwa mengerjakan good work akan menghasilkan imbalan (keselamatan).

Kalau good works (perintah2 Allah) dilakukan atas dasar keyakinan bahwa mengerjakan good work akan menghasilkan imbalan (keselamatan), maka good works itu akan menjadi not good works alias sin. Dia mendasarkan konsepsinya ini dari tulisan Paulus: "This is the teaching of St. Paul, Romans xiv: "Whatsoever is not done of or in faith is sin."

Jadi begitulah konsepsi Luther ttg hubungan antara iman dan perbuatan baik (melakukan perintah2 Allah).

Jadi, apakah melakukan good works itu penting? Bukan hanya penting, melainkan harus karena itu adalah perintah2 Allah. Atas dasar apa orang Kristen mengerjakan good works itu? Apakah semata-mata karena itu adalah perintah dari Allah? Apakah supaya Allah tidak marah, atau supaya Allah beri imbalan? Bukan. Orang Kristen melakukan good works atas dasar iman bahwa apa yang dikerjakannya menyenangkan hati Allah.

Luther memberikan contoh hubungan iman dan perbuatan baik dari kehidupan sehari-hari. Bayangkan sepasang kekasih. Si pria melakukan perbuatan baik kepada si wanita karena ia percaya bahwa si wanita menyukai perbuatan baiknya itu, bukan karena si pria ingin diberi imbalan oleh si wanita. Apapun yang dilakukannya (besar atau kecil) adalah karena ia percaya bahwa itu semua menyenangkan hati pasangannya.

"In this faith all works become equal, and one is like the other; all distinctions between works fall away, whether they be great, small, short, long, few or many. For the works are acceptable not for their own sake, but because of the faith which alone is, works and lives in each and every work without distinction, however numerous and various they are, just as all the members of the body live, work and have their name from the head, and without the head no member can live, work and have a name."

Waktu Luther bilang "all works become equal" di situ, itu bukan berarti 'membunuh' = 'menolong orang miskin'. (note: dari awal Luther sedang bicara menjalankan perintah Allah). Yang di maksud dng all works adalah semua hal yang dilakukan manusia (bekerja, berdagang, belajar, makan, minum, tidur, jalan, dll)

This we may see in a common human example. When a man and a woman love and are pleased with each other, and thoroughly believe in their love, who teaches them how they are to behave, what they are to do, leave undone, say, not say, think? Confidence alone teaches them all this, and more. They make no difference in works: they do the great, the long, the much, as gladly as the small, the short, the little, and vice versa; and that too with joyful, peaceful, confident hearts, and each is a free companion of the other. But where there is a doubt, search is made for what is best; then a distinction of works is imagined whereby a man may win favor; and yet he goes about it with a heavy heart, and great disrelish; he is, as it were, taken captive, more than half in despair, and often makes a fool of himself.

Begitu, bro. Jadi, bro onde nggak keliru kok, cuma sedikit kurang lengkap. :D

(Note: kutipan2 di atas dicopas dari http://www.ccel.org/ccel/luther/good_works.v.html (http://www.ccel.org/ccel/luther/good_works.v.html))

Bro onde bilang: calvin berpendapat bahwa orang beriman itu pastilah berbuat baik. dan perbuatan baik itu pastilah dari iman. orang beriman tidak bisa berbuat tidak baik,....

Nah, yang saya cetak tebal itu membuat saya bertanya2. Terus saya cek. Dan saya menemukan di  Commentary on Romans Calvin bilang:

"...as long as we are children of Adam, and nothing more than men, we are in bondage to sin, that we can do nothing else but sin; but that being grafted in Christ, we are delivered from this miserable thraldom; not that we immediately cease entirely to sin, but that we become at last victorious in the contest."

dan sebelumnya dia bilang:

"the death of Christ is efficacious to destroy and demolish the depravity of our flesh, and his resurrection, to effect the renovation of a better nature, and that by baptism we are admitted into a participation of this grace. This foundation being laid, Christians may very suitably be exhorted to strive to respond to their calling."

Dari yang saya garis bawahi, kita bisa melihat bahwa Calvin tidak berpikir bahwa orang beriman tidak bisa berbuat tidak baik, melainkan bahwa orang beriman bisa berbuat baik (melakukan kehendak Bapa) dan bisa berbuat tidak baik. --> kalo nggak salah, jauh sebelum CAlvin St Agustine pernah mengemukakan hal yang serupa.

Dari kutipan yang terakhir, Calvin menyatakan bahwa karena seseorang telah diselamatkan, maka nasihat2 untuk berbuat baik yang diberikat kepada orang tsb menjadi tidak sia-sia. Sebab, dengan diselamatkan berarti orang didamaikan dengan Allah; orang bukan lagi seteru Allah; orang kembali menikmati hubungan yang baik dengan Allah sehingga perbuatan-perbuatan baiknya memiliki makna (menyenangkan hati Allah). Kalau belum diselamatkan, perbuatan-perbuatan baik orang tidak menyenangkan hati Allah.

Begitu, bro. 


Salam
thx bro panjang lebarnya lagi..

wah.. itu iman yg ideal, dan saya sepakat sejah ini.. :D

tapi mari kita bicara ttg iman yang tidak ideal..
anda percaya ada orang beriman yang perbuatannya tidak baik? setidak2nya saya yakin luther pun mengakui itu.. karena luther menemukan bahwa dirinya seketat apapun tidak bisa melepaskan diri dari perbuatan dosa.

jadi yang saya tanyakan, bagaimana dosa2 orang beriman itu diperhitungkan?

kita kembali bicara apa yg dimaksud "dibenarkan" oleh iman itu bukan bro?? :)

dan apakah salah, jika saya katakan perbuatan baik itu hanyalah sebagai balas jasa, ataupun wujud syukur karena kebaikan Tuhan yg telah menyelamatkan umat manusia? ataukah perbuatan baik merupakan SYARAT manusia dalam mengimani Yesus?

saya pikir anda cukup berbeda dengan protestan kebanyakan bro... mungkin saja yg anda imani itu bukan solafide protestan.. karena kebetulan solafide versi katolik itu juga ada.. dan hampir mirip seperti pendapat anda itu.. :D

Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on October 01, 2012, 01:17:28 AM
Nah... pertanyaannya :
Kenapa parabel menyatakan ada yg di undang dan ada yg tidak di undang ?
Sementara/Padahal SEMUA (baik yg diundang maupun yg tidak diundang) pinoq katakan PASTI MENOLAK ?
Quote
(3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu.
 Sekali lagi, berdasarkan yg menurut pinoq adalah sebuah fakta --- kenapa Yesus menggunakan parabel : ada yg diundang dan ada yg tidak diundang ?

Sorry, sepertinya saya belum sepenuhnya paham dengan maksud dari pertanyaan bro oda tsb. Tolong jelaskan lagi ya.

Quote
Saya memposisikan diri dalam berpendapat = pinoq :
Kenapa mengundang orang orang yg kata pinoq berdasarkan fakta TIDAK MAU hadir ?
Menurut saya karena dua alasan:
1. Si raja mengundang orang-orang karena si raja mau mengundang mereka. Karena si raja ini orangnya baik, maka ia mau merayakan pesta bersama dengan orang-orang yang dekatnya (teman-teman si raja, atau tetangga, atau rekan bisnis, atau semacamnya). Saya pikir ini adalah fenomena yang wajar. Kalo orang punya hajatan, maka ia akan mengundang orang-ornag dekatnya, kan?
2. Undangan diberikan bukan berdasarkan fakta bahwa orang yg diundang tidak mau datang. Yang berlaku adalah sebaliknya, fakta bahwa orang yang diundang tidak mau datang didasarkan pada adanya undangan tsb. Undangan tsb mengungkapkan/membuktikan (testifies) penolakan manusia. Hal ini paralel dng perihal pemberian Hukum Taurat. Hukum Taurat berisi undangan bagi manusia untuk hidup benar di hadapan Allah. Namun, setelah manusia jatuh dalam dosa, posisi Hukum Taurat menjadi bukti bahwa manusia telah menolak undangan tsb. Berikut ayat referensinya:

"Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."Roma 3:20
   
"Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak  tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!" Roma 7:7

"..., tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran." Roma 4:15

Quote
yg merah... ---imo--- tidak... tidak jelas sama sekali loh pinoq. Karena didalam parabel : "yang tidak mau" itu adalah orang orang YANG DI UNDANG. ---> dan ini tidak menuntun utk bisa berpendapat bahwa : "baik yg diundang maupun yg tidak diundang" TIDAK MAU hadir.

Ya, benar. Yang tidak mau hadir adalah mereka yang punya undangan. Sementara, orang yg tidak punya undangan tidak bisa dibilang tidak mau hadir, melainkan tidak bisa hadir.

“Tidak mau hadir” dan “tidak bisa hadir” → intinya sama “tidak hadir”--> mati

Tapi, orang yang tidak bisa hadir itu kemudian dibuat hadir oleh si raja. Dari catatan Lukas, kita melihat bahwa ketika raja mengundang kelompok yang kedua (yang miskin, cacat, lumpuh), undangannya tsb bersifat imperatif via hamba-hambanya (membawa (eisago) dan memaksa (anagkazo) ).

Jadi, masalahnya sekarang adalah bukan soal undangan lagi (Sebab, dikatakan bahwa tidak ada seorangpun yang punya undangan mau hadir). Masalahnya sekarang adalah apakah yang hadir itu berpakaian pesta atau tidak.


--bersambung di bawah---
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on October 01, 2012, 01:20:39 AM
sambungan @odading

Quote
saya tidak menemukan ke-sinkronan antara "berbagai jenis ikan" dgn "orang orang miskin/lumpuh".Apakah saat menciduk ikan, penciduk itu secara otomatis memilah milah jenis ikan yg segar2 saja ? :)

13:47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 13:48 Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.”

Quote
Tidak pula ada dinyatakan di ayat bhw yg "dipaksa" tsb adalah orang orang miskin, cacat dan lumpuh. Dimana ayat yg menyatakan bhw yg tidak di undang tsb adalah yg ungu di Matius 22:1-14 tsb ?

Tidak dicatat oleh Matius, tapi dicatat oleh Lukas (Luk 14:21 -23)

Quote
Bahkan, pada Matius disini --- "undangan" kembali lagi disebut oleh tuan rumah. ----> "(9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana".

Matius memang hanya mencatat bahwa perintah raja adalah mengundang, Namun, Lukas mencatat secara lebih spesifik bahwa undangan yang kali ini bersifat imperatif (membawa (eisago) dan memaksa (anagkazo) ). Jadi, sifatnya berbeda dengan undangan yang pertama. Bila undangan yang pertama bisa ditolak, undangan yang kedua (yang diperintahkan si raja) bersifat tak dapat ditolak (itu sebabnya saya pakai kata di”ciduk” ---> seperti para gelandangan, pelacur, preman diciduk pamong praja).

Quote
Sekali lagi, bisa tolong cantumkan ayat Matius 22:1-14 yg berisi bhw yg diciduk itu HANYA terdiri dari orang orang miskin/cacat/lumpuh, dan mereka bukan tipe yg bisa punya baju pesta ?

Tidak dicatat oleh Matius, tetapi dicatat oleh Lukas (14:21-23)

“Orang-orang yang jahat dan orang-orang yang baik” → catatan Matius
“Orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh + orang-orang yang ada di semua jalan dan lintasan” → catatan Lukas

Artinya: orang-orang yang di”ciduk” adalah mereka yang diperlakukan sebagai “sampah masyarakat”.

Quote
Sirkular pinoq - nggak sinkron. Di awal kamu bilang SEMUA TIDAK MAU datang, namun disini kamu nyatakan yg bold merah. :)

Kalo bro oda perhatikan, ketika saya berbicara ttg orang yang tidak mau datang di post saya sebelumnya, saya sedang berbicara ttg orang-orang yang mendapat undangan. Saya tidak bicara ttg semua orang. DI post saya tsb, saya bilang: “Yang digambarkan adalah tamu undangan yang TIDAK MAU” dan “Kalau sudah begitu, apakah Allah masih akan menggunakan metode “undangan” atau “tawaran” dalam menyelamatkan manusia? Jelas sekali ditunjukan di perumpamaan tsb bahwa ketika keselamatan itu ditawarkan (metode “undangan”) maka tidak ada yang mau.

Sementara itu, orang-orang yang hadir adalah orang-orang yang di”ciduk” (imperatif). Artinya, kalau tidak di'ciduk', ya mereka tidak bisa datang.
 
Quote
Tarolah saya sepakat dgn quote diatas, Bukankah ini menunjukan KARENA orang2 yang .... (natural manusia), MAKA si raja mengundang mereka ?

Kurang tepat, bro. Faktor sebabnya adalah kehendak si raja yang memerintahkan hamba-hambanya untuk men”ciduk” orang-orang. Orang-orang itu di”ciduk” karena ada perintah si raja, bukan karena mereka punya sesuatu pada diri mereka yang membuat mereka bisa hadir di pesta raja, 

Quote
Jadi sekarang ceritanya, yang si raja mau selamatkan adalah orang2 YANG miskin/cacat/lumpuh dan berbaju compang-camping ? (dalam kisah di Matius 22:1-14 versi pinoq :)

Ya. Si raja mau menyelamatkan orang-orang yang tidak bisa hadir karena tidak punya undangan. Yang punya undangan justru dimusnahkan raja (karena tidak ada seorangpun yang telah diundang –thus punya undangan-- mau datang).

Quote
Sungguh saya nggak ngerti, jelas jelas ayat menyatakan :Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?

Kok pinoq jadi berkesimpulan si raja itu berkehendak yang hadir dipesta tsb berpakaian compang-camping oleh karena yg diciduk itu orang orang miskin ???

Saya berkesimpulan seperti itu karena Lukas mencatat bahwa yang hadir adalah orang-orang miskin. Dan, by logic, orang-orang miskin tidak punya pakaian pesta. Lantas, sebodoh itukah seorang raja bahwa ketika ia menhadirkan orang-orang miskin maka ia mengharapakan orang-orang miskin itu berpakaian pesta layaknya tamu-tamu raja?

 
Quote
---> ya... jadi berarti tergantung dari orang yg "berpakaian pesta" atau kagak.
 Dan dalam parabel di Matius 22:1-14, si raja TIDAK mengenakan baju pesta ke semua yg hadir tetapi satu orang. Melainkan yang hadir tsb datang dengan mengenakan baju pesta, tetapi satu orang.

Ya, Dan, si raja sudah expect bahwa tamu-tamunya bakal berpakaian layaknya orang miskin berpakaian. Pakaian macam inilah yang kemudian diakui raja sebagai pakaian pesta. Dan, ketika si raja masuk ke hall pesta, ia langsung mengidentifikasi satu orang. Mengapa? Karena satu orang tsb tidak berpakaian layaknya orang miskin, yg telah diakui oleh raja sebagai pakaian pesta.

Pada post saya sebelumnya, saya bilang bahwa “pakaian pesta” adalah Kristus. Nah, bila digambarkan sebagai pakaian pesta, maka pakaian pesta macam apa Kristus itu? Apakah ia adalah pakaian pesta yang layaknya diakui oleh dunia sebagai pakaian pesta? Tidak, kan? Sebab, keberadaan Kristus sendiri adalah sebuah keberadaan yang berbeda, yang kontras dengan ekspektasi dunia, yang singular dan particular. Seperti apa pakaian pesta yang singular dan particular itu? Yang bukan sesuai dengan ekspektasi dunia, melainkan sesuai dengan ekspektasi pengutusNya (Allah).

Saya mengakurkan interpretasi saya soal pakaian pesta tsb dengan wacana panggilan orang Kristen di dunia, seperti yang terungkap dalam ayat: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan  kepada Allah dan yang sempurna.” (Rm 12:2) ---> pakaian pesta yang dikenan raja bukan pakaian pesta yang diakui dunia.

Quote
Prinsip SebabAkibat disitu adalah : Karena yg hadir berbaju pesta, Maka si raja menerimanya ... BUKAN Karena si raja mengenakan baju pesta kepada yg hadir disitu, Maka si raja menerimanya.

Kurang tepat, bro. Sebab, pada saat ini sikap si raja bukan soal “mau menerima yang mana”. Pada saat ini, si raja sudah memerintahkan untuk menghadirkan. Sikap raja pada bagian ini adalah “mau mengusir yang mana” (bahkan, membasmi yang mana).

Prinsip sebab-akibatnya pun menjadi: “Karena ada orang yang tidak berpakaian pesta spt yang dikenan si raja, maka orang tsb diusir/dibasmi”. Ini tidak sama dengan “Karena berpakaian pesta spt dikenan raja, maka raja menerima mereka”. Sebab, si raja sudah menerima mereka duluan (yakni ketika ia memerintahkan hamba-hambanya untuk men”ciduk” mereka). Penerimaan si raja bukan disebabkan oleh keputusan orang-orang yang hadir, melainkan oleh karena kehendak si raja sendiri ketika ia memberika perintah itu.

Quote
Lalu dimana model unsur "Penarikan Allah" versi pinoq ? versi pinoq : "semua manusia mati, gak bisa ngapa2in lagi - kalo tidak ditarik Allah"

Dimana ke-paralelan-nya antara "semua manusia mati" dgn "para hadirin di yg terdiri dari orang2 baik dan jahat di pesta tsb" ?

Semua orang yang diundang tidak mau datang ---> tidak hadir ---> mati
Orang yang tidak punya undangan tidak bisa datang ---> tidak hadir ---> mati
Jadi, semua orang (yang punya undangan + yg tidak punya undangan) mati.

Orang yg kemudian hadir di pesta itu adalah orang2 yang di”ciduk” Allah.


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on October 01, 2012, 01:40:01 AM
thx bro panjang lebarnya lagi..

wah.. itu iman yg ideal, dan saya sepakat sejah ini.. :D

tapi mari kita bicara ttg iman yang tidak ideal..
anda percaya ada orang beriman yang perbuatannya tidak baik? setidak2nya saya yakin luther pun mengakui itu.. karena luther menemukan bahwa dirinya seketat apapun tidak bisa melepaskan diri dari perbuatan dosa.

jadi yang saya tanyakan, bagaimana dosa2 orang beriman itu diperhitungkan?

kita kembali bicara apa yg dimaksud "dibenarkan" oleh iman itu bukan bro?? :)

dan apakah salah, jika saya katakan perbuatan baik itu hanyalah sebagai balas jasa, ataupun wujud syukur karena kebaikan Tuhan yg telah menyelamatkan umat manusia? ataukah perbuatan baik merupakan SYARAT manusia dalam mengimani Yesus?

Yang namanya dosa pasti mendapat hukuman. Semua orang akan diadili Allah, baik yang percaya maupun yang tidak percaya. Yang percaya akan hidup kekal, yang tidak percaya akan mati kekal. Tapi, perbuatan orang yang percaya akan mendapat ganjarannya. Begitulah kesimpulan saya setelah saya baca 1 Korintus 3:

3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Apakah perbuatan baik orang beriman adalah balas jasa? Ya, bukanlah, bro. Mana ada yang bisa membalas jasa Tuhan Yesus? Perbuatan baik orang beriman itu syukur (persembahan) dan ibadah. Ini saya ambil dari nasihat Paulus di Roma 12:1. "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."

Quote
saya pikir anda cukup berbeda dengan protestan kebanyakan bro... mungkin saja yg anda imani itu bukan solafide protestan.. karena kebetulan solafide versi katolik itu juga ada.. dan hampir mirip seperti pendapat anda itu.. :D

Kalo gitu bro onde boleh menyebut saya katholik.  :D

Apakah saya protestan? Apakah saya Katholik? Saya tidak tahu. Waktu orang berpikir ttg protestan atau ttg katholik, mau nggak mau orang merujuk kepada suatu wacana historis yang di dalamnya terdapat perseteruan. Saya tidak suka perseteruan. Saya ingin melepaskan diri dari wacana historis tsb, tetapi saya tahu saya tidak bisa melakukannya karena saya sendiri berada dalam history. Kekristenan saya akan selalu dibaca orang dalam suatu konteks sejarah; orang akan menempatkan saya sebagai protestan atau katholik atau yang lain, lantas menempatkan saya pada satu pihak dalam perseteruan itu  :shrug: Jadi, saya berada dalam semacam dilema.

Tapi, saya tidak mau dipusingkan oleh dilema itu. Saya berkata pada diri saya sendiri “Ya sudahlah terserah orang mau melabeli saya apa. Yang penting saya tetap beriman kepada Tuhan Yesus dan mempertanggungjawabkan iman saya itu dalam kehidupan sehari-hari saya”. Itu sebabnya di profil saya tertulis “denominasi: belum pasti”. Itu karena saya memang enggan melabeli diri saya sendiri dan tidak mau melabeli orang lain. Sampai sekarang saya masih belum tahu apa gunanya label-label semacam itu.

Kalau memang label itu diperlukan, saya akan buat label saya sendiri (dan itu berarti sebuah label yg tidak official). Saya akan menyebut diri saya a reading christian. Sebab, saya menjadi kristen melalui membaca. Saya memupuk iman kristen saya juga melalui membaca dan saya tidak membatasi pembacaan saya. Tapi, saya tahu, saya mungkin hanya akan disebut sebagai “pelawak” bila saya mengajukan label yg unofficial tsb. Jadi, ya sudah saya diam saja, dan menyerahkan kepada orang lain urusan label-label itu. Mau dilabeli “pelawak” juga ga pa pa sih, mengingat pelawak adalah pekerjaan mulia hehehe... :D

Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: ond32lumut on October 01, 2012, 08:06:45 AM
Yang namanya dosa pasti mendapat hukuman. Semua orang akan diadili Allah, baik yang percaya maupun yang tidak percaya. Yang percaya akan hidup kekal, yang tidak percaya akan mati kekal. Tapi, perbuatan orang yang percaya akan mendapat ganjarannya. Begitulah kesimpulan saya setelah saya baca 1 Korintus 3:

3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
kira-kira ganjaran seperti apakah yang dimaksudkan bro?
bagaimanakah ketika seseorang beriman kemudian meninggal dalam keadaan masih mempunyai dosa? apakah yang terjadi? apakah dosanya diampuni tanpa perhitungan?
dan sampai disini saya masih belum paham dengan istilah dibenarkan oleh iman.
kemudian mengenai ayat yang bro kutip, saya jadi tertarik.. disitu mengatakan bahwa pekerjaannnya akan terbakar, namun Paulus tetep saja menyatakan walau ia menderita kerugian, namun orang itu tetep akan diselamatkan..  tetapi seperti dari dalam api.

Apakah perbuatan baik orang beriman adalah balas jasa? Ya, bukanlah, bro. Mana ada yang bisa membalas jasa Tuhan Yesus? Perbuatan baik orang beriman itu syukur (persembahan) dan ibadah. Ini saya ambil dari nasihat Paulus di Roma 12:1. "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."
ya tentu saja bukan balas jasa secara berimbang.. itu semacam rasa syukur atau trimakasih.. penghargaan, dan sejenisnya.. pokoknya feedback (balasan) positif atas jasa-jasa atau pemberian yg sudah diberikan.

yang saya tau kebanyakan iman protestan adalah begitu. maka dari itu mereka menyebut ibadahnya sebagai kebaktian. saat mereka menerima Yesus sebagai juru selamat, mereka percaya bahwa mereka TELAH diselamatkan. pada protestan bukan calvinis, mereka menekankan bahwa keselamatan yang telah mereka terima harus dijaga.. tentu saja dengan menjaga iman mereka akan Yesus kristus. untuk itulah mempertebal iman itu diperlukan seumur hidup mereka. jika mereka sudah diselamatkan oleh iman (tentu saja tanpa memperhitungkan perbuatan mereka sebelum percaya), maka hal yg paling rasional yg dapat mereka lakukan adalah menjaga iman mereka. tulisan luther yg kita bahas sebenernya sudah begitu jelas menggambarkan solafide protestan. atau mungkin anda bisa mendiskusikan hal ini secara mendalam dengan orang protestan.. :)

bro, ada yg berbeda dengan istilah bukti, buah, dan syarat
perbuatan baik sebagai buah iman
perbuatan baik sebagai bukti iman
dan perbuatan baik sebagai syarat iman.

mkn protestan masih bisa setuju dengan buah atau bahkan bukti, namun makala di perketan dengan syarat, saya kira itu akan bertentangan dengan pengajar solafide protestan.

iman tidak menjamin perbuatan orang selalu baik. tapi iman menjamin keselamatan. itu inti dari solafide martin luther bro.. mkn kita bisa telaah lagi.. :)

Kalo gitu bro onde boleh menyebut saya katholik.  :D

Apakah saya protestan? Apakah saya Katholik? Saya tidak tahu. Waktu orang berpikir ttg protestan atau ttg katholik, mau nggak mau orang merujuk kepada suatu wacana historis yang di dalamnya terdapat perseteruan. Saya tidak suka perseteruan. Saya ingin melepaskan diri dari wacana historis tsb, tetapi saya tahu saya tidak bisa melakukannya karena saya sendiri berada dalam history. Kekristenan saya akan selalu dibaca orang dalam suatu konteks sejarah; orang akan menempatkan saya sebagai protestan atau katholik atau yang lain, lantas menempatkan saya pada satu pihak dalam perseteruan itu  :shrug: Jadi, saya berada dalam semacam dilema.

Tapi, saya tidak mau dipusingkan oleh dilema itu. Saya berkata pada diri saya sendiri “Ya sudahlah terserah orang mau melabeli saya apa. Yang penting saya tetap beriman kepada Tuhan Yesus dan mempertanggungjawabkan iman saya itu dalam kehidupan sehari-hari saya”. Itu sebabnya di profil saya tertulis “denominasi: belum pasti”. Itu karena saya memang enggan melabeli diri saya sendiri dan tidak mau melabeli orang lain. Sampai sekarang saya masih belum tahu apa gunanya label-label semacam itu.

Kalau memang label itu diperlukan, saya akan buat label saya sendiri (dan itu berarti sebuah label yg tidak official). Saya akan menyebut diri saya a reading christian. Sebab, saya menjadi kristen melalui membaca. Saya memupuk iman kristen saya juga melalui membaca dan saya tidak membatasi pembacaan saya. Tapi, saya tahu, saya mungkin hanya akan disebut sebagai “pelawak” bila saya mengajukan label yg unofficial tsb. Jadi, ya sudah saya diam saja, dan menyerahkan kepada orang lain urusan label-label itu. Mau dilabeli “pelawak” juga ga pa pa sih, mengingat pelawak adalah pekerjaan mulia hehehe... :D

Salam
tentu saja ada banyak faktor yg harus dipenuhi untuk mendefinisikan seseorang beriman katolik atau protestan.
saya belum menyimpulkan demikian.

dalam hal iman, mkn saja anda mirip katolik, tapi saya rasa bukan hanya itu untuk dapat kesimpulan bahwa seseorang beriman katolik.

mengenai label.. saya rasa itu adalah sebuah identitas, pendefinisian.. segmentasi.. sama seperti ketikan umur kita masih 17 tahun, maka kita akan di beri label Remaja. itulah keniscayaan budaya kita.. manusia butuh definisi.

kalau tidak beda, kenapa bermasalah..
kalau perbedaan itu tidak bermasalah, kenapa harus "bercerai"?
ya, sebuah hal prinsipil memang membuat murid kristus berpisah. saya tidak mau menafikan adanya perpecahan.. maka setelah kita dapat menerima kenyataan seperti itu, masing masing pihak yang mempunyai semangat untuk memenuhi harapan kristus akan berusaha untuk berdialog, berusaha untuk kembali bersatu dalam Kristus.

IMHO, namun manakala kita sudah menafikan perbedaan yang ada, selain mengingkari kenyataan, hal yg kelihatan baik itu hanyalah semacam obat penghilang rasa sakit, namun tidak mengobati luka.

salam...
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on October 01, 2012, 08:38:09 PM
2. Hal ini paralel dng perihal pemberian Hukum Taurat. Hukum Taurat berisi undangan bagi manusia untuk hidup benar di hadapan Allah. Namun, setelah manusia jatuh dalam dosa, posisi Hukum Taurat menjadi bukti bahwa manusia telah menolak undangan tsb.
Nah... bagaimana dgn "hukum" (Firman) yg disampaikan kepada AdamHawa ? Bukankah artinya AdamHawa yang manusia itu telah menolak "undangan" tsb ?

Bagaimana pula aplikasinya dgn KainHabil ?
Siapakah yg "diundang" dari kedua orang tsb ?

Quote
“Tidak mau hadir” dan “tidak bisa hadir” → intinya sama “tidak hadir”--> mati
Nggak sama pinoq. Pesta belum dimulai ... apabila pesta telah dimulai dan tidak ada satupun hadirin, barulah bisa dikatakan "tidak hadir"... :)

Quote
undangannya tsb bersifat imperatif via hamba-hambanya (membawa (eisago) dan memaksa (anagkazo) ).
jadi maksudnya para hamba2 tsb mengikat dan menyeret orang2 tsb ke ruang pesta ? please CMIIW.

bersambung.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on October 01, 2012, 08:38:30 PM
Bila undangan yang pertama bisa ditolak, undangan yang kedua (yang diperintahkan si raja) bersifat tak dapat ditolak (itu sebabnya saya pakai kata di”ciduk” ---> seperti para gelandangan, pelacur, preman diciduk pamong praja).
pinoq, saya menjadi bingung dgn penjelasan pinoq. Karena apa yg saya baca dari http://bible.cc/luke/14-23.htm (http://bible.cc/luke/14-23.htm) ---> tidak meng-indikasikan seperti yg di bold pada quote pinoq diatas.

He commands his servants, his ministers, to "urge" them to come, to "press" on them the salvation of the gospel, and to use all the means in their power to bring into heaven poor and needy sinners

Compel them to come in - αναγκασον, Prevail on them by the most earnest entreaties. The word is used by Matthew, Matthew 14:22, and by Mark, Mark 6:45; in both which places, when Christ is said, αναγκαζειν, to constrain his disciples to get into the vessel, nothing but his commanding or persuading them to do it can be reasonably understood. The Latins use cogo, and compello, in exactly the same sense, i.e. to prevail on by prayers, counsels, entreaties, etc. See several examples in Bishop Pearce, and in Kypke. No other kind of constraint is ever recommended in the Gospel of Christ; every other kind of compulsion is antichristian, can only be submitted to by cowards and knaves, and can produce nothing but hypocrites, See at the end of the chapter.

to which they are to be compelled, not by outward force, BUT by forcible words, by powerful arguments, and by the strength of persuasion; which expresses the nature of the Gospel ministry

Anyway, post saya sebelumnya :
Quote
Menurut saya, ayat tsb ttg parabel yg menyangkut bbrp unsur :
1. bangsa2 (mereka2 yg di undang, dgn kata lain mereka2 yg telah mendengar ttg Yesus) - 2. bangsa2 (mereka yg di "paksa" utk datang ke perjamuan, dgn kata lain orang2 yg tidak/belum tau ttg Yesus) dan 3. PI (Pekabar Injil, hamba2 yg melakukan "pemaksaan" tsb).
setelah saya cross-check barusan di bible.cc, sepertinya quote saya tsb nggak melenceng jauh jauh amat ...:)

Dimana No.1 di bible.cc tsb di asumsikan sbg bgs Yahudi, bgs yg dibawah hukum Taurat, bgs yg dipilih utk "diundang" atopun saat Yesus hidup itu berkesempatan mendengar ajaranNYA. No.2 adalah para gentile dan No.3 adalah Pekabar Injil.

Quote
Tidak dicatat oleh Matius, tetapi dicatat oleh Lukas (14:21-23)
Ya... saya minta maap.... ternyata di Lukas ada catetan ttg hal ini ... hehehe  :blush:

Quote
Artinya: orang-orang yang di”ciduk” adalah mereka yang diperlakukan sebagai “sampah masyarakat”.
Memang, di Lukas ada dinyatakan orang2 miskin, cacat, dlsb --- namun IMO, tidak serta merta artinya bhw yang di "paksa" tsb HANYA orang orang miskin atopun “sampah masyarakat”.

Logisnya kan, PI itu pengabarannya tidak ditujukan melulu dan hanya kepada "sampah masyarakat" ? Ataukah jangan2 emang begitu ? Pekabaran Injil mengabarkan HANYA kepada "sampah masyarakat" ?? (saya tidak tau honestly, namun --imo-- logisnya yg ijo ... BUKAN yg coklat)

Quote
DI post saya tsb, saya bilang: “Yang digambarkan adalah tamu undangan yang TIDAK MAU” dan “Kalau sudah begitu, apakah Allah masih akan menggunakan metode “undangan” atau “tawaran” dalam menyelamatkan manusia? Jelas sekali ditunjukan di perumpamaan tsb bahwa ketika keselamatan itu ditawarkan (metode “undangan”) maka tidak ada yang mau.
---> Jadi, dimulai sejak kapan itu Keselamatan ditawarkan ? Seperti apa bentuk "tawaran" tsb ?

Quote
Sementara itu, orang-orang yang hadir adalah orang-orang yang di”ciduk” (imperatif). Artinya, kalau tidak di'ciduk', ya mereka tidak bisa datang.
Mari kita jangan masukkan pengertian hal ini secara blek-plek seperti kisah yg terdpt di ayat yg kita bahas.

Kita lihat dari segi para hamba sbg para PekabarInjil dan orang orang yg "dipaksa" sbg para Gentile (atopun nonK) ... dimana isi beritanya ttg kabar ada pesta sbg kabar "kesukaan" (Gospel) --> apakah pinoq sependapat pada alinea ini ?

Quote
Yang punya undangan justru dimusnahkan raja
Bagi saya, terus terang saya agak berhati hati tentang hal ini --- karena --imo-- kisah di ayat2 ybs aplikasinya di saat  sekarang ini masih berupakan suatu kontinuitas - belum final ---> "pesta" masih dipersiapkan dan BELUM diselenggarakan, "undangan" masih terus disebarkan, "paksaan" (PI) masih terus dilakukan :).

bersambung
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on October 01, 2012, 08:38:54 PM
Quote
Lantas, sebodoh itukah seorang raja bahwa ketika ia menhadirkan orang-orang miskin maka ia mengharapakan orang-orang miskin itu berpakaian pesta layaknya tamu-tamu raja?
Lalu, kenapa Yesus menggunakan parabel baju-pesta kalo yg dimaksudkan adalah baju compang-camping ?

Pinoq, saya tidak mengambil pengertian baju-pesta pada parabel disitu adalah baju mewah, gemerlap blink blink ... namun baju-pesta disitu adalah baju yg ybs pikir pantas/layak utk ke pesta. Sso yg miskin, semiskin miskin-nya pun --- apabila mendapat "anugerah" di suruh datang ke pesta presiden, tidak akan datang dengan baju compang camping apalagi sekena-kenanya :).

Quote
Ya, Dan, si raja sudah expect bahwa tamu-tamunya bakal berpakaian layaknya orang miskin berpakaian. Pakaian macam inilah yang kemudian diakui raja sebagai pakaian pesta. Dan, ketika si raja masuk ke hall pesta, ia langsung mengidentifikasi satu orang. Mengapa? Karena satu orang tsb tidak berpakaian layaknya orang miskin, yg telah diakui oleh raja sebagai pakaian pesta.
coba pinoq cross-check di bible.cc deh kalo pinoq ada kesempatan.
Apa yg pinoq quote diatas, tidak di-indikasikan seperti itu adanya di website tsb ttg parabel tsb... :).

Quote
Pada post saya sebelumnya, saya bilang bahwa “pakaian pesta” adalah Kristus. Nah, bila digambarkan sebagai pakaian pesta, maka pakaian pesta macam apa Kristus itu? Apakah ia adalah pakaian pesta yang layaknya diakui oleh dunia sebagai pakaian pesta? Tidak, kan? Sebab, keberadaan Kristus sendiri adalah sebuah keberadaan yang berbeda, yang kontras dengan ekspektasi dunia, yang singular dan particular. Seperti apa pakaian pesta yang singular dan particular itu? Yang bukan sesuai dengan ekspektasi dunia, melainkan sesuai dengan ekspektasi pengutusNya (Allah).
Ya... saya sependapat ... :).

Anyway, orang yg berbaju-pesta pada parabel ayat2 ybs adalah orang2 yg hidup sesuai dgn jalan Kebenaran Yesus, sedang orang yg tidak berbaju-pesta adalah orang yg hidup tidak sesuai dgn jalan Kebenaran Yesus.

Quote
Prinsip sebab-akibatnya pun menjadi: “Karena ada orang yang tidak berpakaian pesta spt yang dikenan si raja, maka orang tsb diusir/dibasmi”. Ini tidak sama dengan “Karena berpakaian pesta spt dikenan raja, maka raja menerima mereka”. Sebab, si raja sudah menerima mereka duluan (yakni ketika ia memerintahkan hamba-hambanya untuk men”ciduk” mereka).
Apakah : "karena buah tidak dimakan, maka AdamHawa tidak mati" TIDAK SAMA dengan "karena buah dimakan, maka AdamHawa mati" ???

Apabila murid2 sudah diterima disekolah anu, sebagian dari murid tsb rajin belajar, maka guru senang --TIDAK SAMA dengan ada murid yg tidak rajin belajar, maka guru jadi tidak senang ? Sama aja-lah, pinoq ... :).

Hukum SebabAkibat itu pasti selalu sepadan dengan kebalikannya --- dan maknanya akan selalu sama.

Quote
Semua orang yang diundang tidak mau datang ---> tidak hadir ---> mati
Orang yang tidak punya undangan tidak bisa datang ---> tidak hadir ---> mati
Jadi, semua orang (yang punya undangan + yg tidak punya undangan) mati.
Kalo pinoq bilang adalah fakta semua manusia setelah AdamHawa semua sudah mati --- Mengapa raja mengundang orang2 mati ? Dan kenapa sebagian saja orang mati yg di undang ?  :think1:

:)
salam.

Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: Phooey on October 02, 2012, 03:32:43 PM


Jadi bagaimana kesimpulannya antara Dibenarkan dengan iman dengan parable Matius 22:1-14.


Sepengetahuan saya, Matius 22:1-14 dipadankan dengan Yesaya 25:6-9

6 Tuhan semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.  7 Dan di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa.  8 Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan Allah akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya.  9 Pada waktu itu orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!" (Isa 25:6-9 ITB)

Apakah yang dibold biru diatas dapat dikategorikan pernyataan "Dibenarkan karena Iman"  ??

GBU
 :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on October 03, 2012, 02:16:54 AM
kira-kira ganjaran seperti apakah yang dimaksudkan bro?
bagaimanakah ketika seseorang beriman kemudian meninggal dalam keadaan masih mempunyai dosa? apakah yang terjadi? apakah dosanya diampuni tanpa perhitungan?
dan sampai disini saya masih belum paham dengan istilah dibenarkan oleh iman.

Kalo soal ganjaran, saya mendapat info dari 1 Korintus 13 tsb. Saya kutip lagi di sini ya:

3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Ketika orang beriman melakukan perbuatan2 yang tidak baik, maka orang tsb akan menderita kerugian, pekerjaannya akan jadi sia-sia. Ia juga tidak akan mendapat upah.

Yang saya nggak ngerti adalah pertanyaan bro onde yang ini: "bagaimanakah ketika seseorang beriman kemudian meninggal dalam keadaan masih mempunyai dosa?

Saya nggak ngerti karena saya pikir: kalo orang sudah meninggal, bagaimana ia bisa dibilang masih punya sesuatu? Jadi, karena belum paham benar, saya belumbisa jawab nih, bro. :blush:

Yang saya tahu dari pembacaan saya atas Alkitab:
Orang berdosa ---> mati
Orang percaya kepada Tuhan Yesus ---> hidup

Lalu Alkitab bilang bahwa setelah kematian badani, semua orang akan dibangkitkan untuk diadili berdasarkan perbuatannya. Jadi:

Orang Kristen adalah orang berdosa yang percaya kepada Tuhan Yesus: mati badani --> diadili --> mendapatkan pengampunan --> hidup (kekal)

Orang non-Kristen adalah orang berdosa dan tidak percaya Tuhan Yesus: mati badani --> diadili --> tidak mendapat pengampunan --> mati aja terus (kekal)

Quote
mengenai label.. saya rasa itu adalah sebuah identitas, pendefinisian.. segmentasi.. sama seperti ketikan umur kita masih 17 tahun, maka kita akan di beri label Remaja. itulah keniscayaan budaya kita.. manusia butuh definisi.

kalau tidak beda, kenapa bermasalah..
kalau perbedaan itu tidak bermasalah, kenapa harus "bercerai"?
ya, sebuah hal prinsipil memang membuat murid kristus berpisah. saya tidak mau menafikan adanya perpecahan.. maka setelah kita dapat menerima kenyataan seperti itu, masing masing pihak yang mempunyai semangat untuk memenuhi harapan kristus akan berusaha untuk berdialog, berusaha untuk kembali bersatu dalam Kristus.

IMHO, namun manakala kita sudah menafikan perbedaan yang ada, selain mengingkari kenyataan, hal yg kelihatan baik itu hanyalah semacam obat penghilang rasa sakit, namun tidak mengobati luka.

Ya, kita memang butuh definisi, atau label2. Kalo nggak gitu, kita nggak bisa hidup dng wajar. Tapi, mbok ya label itu jangan dijadikan alat perseteruan. Berbeda nggak pa pa, tapi mbok ya perbedaan itu jangan dijadikan ajang perseteruan.

Masalahnya, label2 itu sudah dijadikan alat perseteruan dan perbedaan jadi ajang perseteruan. Kalo sudah begitu, saya menolak label2 semacam itu. Boro2 jadi penyembuh luka, atau penghilang rasa sakit, label2 itu malah dijadikan penambah rasa sakit dan luka2 baru. Hiii...nggak mau ah.  :D


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on October 03, 2012, 03:29:30 AM
Nah... bagaimana dgn "hukum" (Firman) yg disampaikan kepada AdamHawa ? Bukankah artinya AdamHawa yang manusia itu telah menolak "undangan" tsb ? Bagaimana pula aplikasinya dgn KainHabil ? Siapakah yg "diundang" dari kedua orang tsb ?

Firman kepada Adam dan Hawa di Kej 2 itu ya? Itu undangan juga. Dan, ya Adam dan Hawa menolak undangan tsb.

Kain termasuk tamu yang diundang dan menolak → Kain tahu ttg persembahan kurban yg benar tapi tidak melakukannya.
Habil termasuk tamu yang di'ciduk' → Habil tahu ttg persembahan kurban dan melakukannya.

Quote
Nggak sama pinoq. Pesta belum dimulai ... apabila pesta telah dimulai dan tidak ada satupun hadirin, barulah bisa dikatakan "tidak hadir"... :)

Lho, bukannya di perumpamaan tsb dikatakan bahwa “Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.” (Mat 22:3)

Pesta memang belum dikatakan mulai, tapi orang-orang itu sudah dijemput.

Quote
jadi maksudnya para hamba2 tsb mengikat dan menyeret orang2 tsb ke ruang pesta ? please CMIIW.

Waduh nggak dijelaskan sejauh itu sih, bro. Tapi yang jelas mereka dibuat datang.

Kalo dari arti kata-katanya sih nggak melibatkan unsur kekerasan macam itu, melainkan melibatkan dorongan yang meyakinkan. (Mis: “Hey, kamu mau makan enak dan gratis sama raja? Kamu bisa makan sepuasmu, lho. Ayo datang dan bawa teman-temanmu sekalian. Ini raja sendiri lho yang mau. Percaya deh. Kalo aku bohong, ntar aku traktir kamu”)

Quote
Memang, di Lukas ada dinyatakan orang2 miskin, cacat, dlsb --- namun IMO, tidak serta merta artinya bhw yang di "paksa" tsb HANYA orang orang miskin atopun “sampah masyarakat”.

Logisnya kan, PI itu pengabarannya tidak ditujukan melulu dan hanya kepada "sampah masyarakat" ? Ataukah jangan2 emang begitu ? Pekabaran Injil mengabarkan HANYA kepada "sampah masyarakat" ?? (saya tidak tau honestly, namun --imo-- logisnya yg ijo ... BUKAN yg coklat)

Oww, saya cuma pake kata2 “sampah masyarakat” dalam tanda kutip, bro. Jadi bukan untuk mengatakan bahwa PI hanya untuk sampah masyarakat.

Yang jelas, Lukas mencatat bahwa tamu kloter kedua itu terdiri dari orang2 miskin, cacat, lumpuh, dsb.

Quote
Jadi, dimulai sejak kapan itu Keselamatan ditawarkan ? Seperti apa bentuk "tawaran" tsb ?
Dari sejak Adam dan Hawa. Dalam bentuk Hukum yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Quote
Kita lihat dari segi para hamba sbg para PekabarInjil dan orang orang yg "dipaksa" sbg para Gentile (atopun nonK) ... dimana isi beritanya ttg kabar ada pesta sbg kabar "kesukaan" (Gospel) --> apakah pinoq sependapat pada alinea ini ?
Hamba2 sbg para pekabar injil, ok. Tapi, tamu2 yang “diciduk” sbg para Gentile, tidak ok bro. Sebab, ketika Allah menggunakan metode “diciduk”, Ia sudah tidak lagi membedakan mana 'teman dekat' (spt tamu2 kloter pertama yg punya undangan tapi nggak mau datang)dan mana orang asing.

Paulus pun menjelaskan bahwa anak-anak Allah bukan hanya orang Yahudi saja, tetapi juga non-Yahudi.

Quote
Bagi saya, terus terang saya agak berhati hati tentang hal ini --- karena --imo-- kisah di ayat2 ybs aplikasinya di saat  sekarang ini masih berupakan suatu kontinuitas - belum final ---> "pesta" masih dipersiapkan dan BELUM diselenggarakan, "undangan" masih terus disebarkan, "paksaan" (PI) masih terus dilakukan

Masalhnya, perumpamaan tsb kan bicara ttg suatu momen final. Jadi, begitulah adanya: yang punya undangan memang bakal gak mau datang (mati), tapi yang di'ciduk' bakal hadir (hidup).

Quote
Pinoq, saya tidak mengambil pengertian baju-pesta pada parabel disitu adalah baju mewah, gemerlap blink blink ... namun baju-pesta disitu adalah baju yg ybs pikir pantas/layak utk ke pesta. Sso yg miskin, semiskin miskin-nya pun --- apabila mendapat "anugerah" di suruh datang ke pesta presiden, tidak akan datang dengan baju compang camping apalagi sekena-kenanya

Hmmm, sebenarnya bisa juga lho kalo bro oda menginterpretasikan seperti itu.

Jadi, sewaktu hamba2 si raja menciduk orang-orang itu, mereka sekalian bawain baju pesta buat orang-orang itu. Katakanlah baju pesta itu berupa seragam sehingga orang-orang itu pake baju yang sama semua (semua mengenakan Kristus). Lalu, ada satu orang yang nyelip masuk. Dia pake baju pesta juga, tapi baju pestanya nggak sama (bukan Kristus). Baju pestanya adalah baju pesta jahitan sendiri (usahanya sendiri).

Hmmm... bisa juga tuh, bro oda :D

Quote
Apakah : "karena buah tidak dimakan, maka AdamHawa tidak mati" TIDAK SAMA dengan "karena buah dimakan, maka AdamHawa mati" ???

Apabila murid2 sudah diterima disekolah anu, sebagian dari murid tsb rajin belajar, maka guru senang --TIDAK SAMA dengan ada murid yg tidak rajin belajar, maka guru jadi tidak senang ? Sama aja-lah, pinoq ...

Hukum SebabAkibat itu pasti selalu sepadan dengan kebalikannya --- dan maknanya akan selalu sama.

Dalam prinsip sebab-akibat yang dikatakan bro oda tsb, kalo dibolak-balik memang sama.

Tapi, prinsip sebab-akibat bro oda tsb tidak sama dengan prinsip sebab-akibat yang sedang saya bicarakan lho. Coba cek lagi. Saya bilang begini:

“Prinsip sebab-akibatnya pun menjadi: “Karena ada orang yang tidak berpakaian pesta spt yang dikenan si raja, maka orang tsb diusir/dibasmi”. Ini tidak sama dengan “Karena berpakaian pesta spt dikenan raja, maka raja menerima mereka”. Sebab, si raja sudah menerima mereka duluan (yakni ketika ia memerintahkan hamba-hambanya untuk men”ciduk” mereka).”

Yang saya bold menunjukan usaha orang untuk memenuhi keinginan raja. Hal ini tidak dikatakan dalam perumpamaan. Yang dikatakan adalah si raja menghadirkan orang-orang, bukan orang-orang yang berpakaian pesta, atau yang bisa berpakaian pesta.

Jadi, bukan “karena berpakaian pesta yg dikenan raja, maka raja menerima”, melainkan “karena raja menerima mereka, maka mereka berpakaian pesta yg dikenan raja”.

Memang njilmet, yah? Tapi, kalo kita pake interpretasi bro oda yang saya jelaskan di atas, kita nggak perlu njlimet begini :D

Quote
Kalo pinoq bilang adalah fakta semua manusia setelah AdamHawa semua sudah mati --- Mengapa raja mengundang orang2 mati ? Dan kenapa sebagian saja orang mati yg di undang ?
“Kartu Undangan” Allah, yang masih bener-bener efektif sebagai undangan, memang hanya diberikan sekali, yakni pada Kej 2. Dan, manusia telah menolaknya.

Setelah di tolak, “kartu undangan” itu masih ada, tapi kali ini sudah tidak lagi efektif sebagai undangan, melainkan sebagai bukti/dakwaan bahwa manusia telah menolak.

“Kartu undangan” yang mendakwa ini tidak hanya dipegang oleh orang Yahudi (berupa Hukum tertulis), tapi juga oleh orang non-Yahudi (berupa Hukum tak tertulis).

Supaya pestaNya tetap berjalan, Allah nggak mau lagi pake kartu undangan itu. Allah pakai “baju pesta” yang dikenanNya (Kristus). Orang-orang yang ditarikNya pasti akan mengenakan “baju pesta” itu. Yang tidak pakai “baju pesta” itu, Ia tolak.


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on October 03, 2012, 06:12:36 PM
Kain termasuk tamu yang diundang dan menolak → Kain tahu ttg persembahan kurban yg benar tapi tidak melakukannya.
Habil termasuk tamu yang di'ciduk' → Habil tahu ttg persembahan kurban dan melakukannya.
ih...sebel deh !... kadang saya bingung ama pinoq ini... hehehe... (tuh lebih baik saya terus terang aja - jadi plong kalo ama temen)

Lalu kenapa Kain diundang - Habil gak diundang ? gitu loh pinoq.
Kenapa setelah Kain menolak undangan tsb, maka barulah Habil yg di "paksa" datang ? (sesuai parabel kan ? :)).

Quote
Quote
“Tidak mau hadir” dan “tidak bisa hadir” → intinya sama “tidak hadir”--> mati
Lho, bukannya di perumpamaan tsb dikatakan bahwa “Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.” (Mat 22:3)
Selama pesta belum dimulai, tidak bisa dikatakan yg intinya sama “tidak hadir”, pinoq.

Apabila pesta telah dimulai, dan tidak ada seorangpun datang --- maka baru bisa dikatakan yang merah dan yg ijo "tidak hadir" ..:).

Quote
Waduh nggak dijelaskan sejauh itu sih, bro. Tapi yang jelas mereka dibuat datang.
tapi sudah cukup jelas kan dari link yg saya kasih tsb ? :)

Quote
Dari sejak Adam dan Hawa. Dalam bentuk Hukum yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
sependapat ... :)  :deal:

Quote
Hamba2 sbg para pekabar injil, ok. Tapi, tamu2 yang “diciduk” sbg para Gentile, tidak ok bro.
Sementara bible.cc menyatakan interpretasi ayat tsb bhw yg "dipaksa" adalah Gentile, yg tidak berkesempatan mendengar ajaran Yesus semasa Dia hidup, atopun nonK di jaman sekarang ini ---dimana---  menurut pinoq itu nggak Oke punya... jadi menurut pinoq, siapa/model/orang orang kayak gimana donk ? Para miskin/cacat dan "sampah masyarakat" saja ?  :P

Quote
Sebab, ketika Allah menggunakan metode “diciduk”, Ia sudah tidak lagi membedakan mana 'teman dekat' (spt tamu2 kloter pertama yg punya undangan tapi nggak mau datang)dan mana orang asing.
Siapa sii ? yg "teman dekat" bagi Allah, dan yg orang asing bagi Allah ?

Quote
Paulus pun menjelaskan bahwa anak-anak Allah bukan hanya orang Yahudi saja, tetapi juga non-Yahudi.
Di bible.cc --- non-Yahudi itu juga dianggap Gentile, pinoq ... :).

Quote
Masalhnya, perumpamaan tsb kan bicara ttg suatu momen final. Jadi, begitulah adanya: yang punya undangan memang bakal gak mau datang (mati),

saya bandingkan dgn ini :
Quote
ya Adam dan Hawa menolak undangan tsb

Konsistennya adalah : AdamHawa tidak akan hadir pada pesta tsb.
100% pinoq yakin ?

Quote
tapi yang di'ciduk' bakal hadir (hidup).
Loh ? bukankah semua yang hadir disitu adalah yg di "paksa" (tentu "dipaksa" ini dalam pengertian yg di bible.cc) --- tanpa terkecuali ?

Quote
Jadi, sewaktu hamba2 si raja menciduk orang-orang itu, mereka sekalian bawain baju pesta buat orang-orang itu. Katakanlah baju pesta itu berupa seragam sehingga orang-orang itu pake baju yang sama semua (semua mengenakan Kristus). Lalu, ada satu orang yang nyelip masuk. Dia pake baju pesta juga, tapi baju pestanya nggak sama (bukan Kristus). Baju pestanya adalah baju pesta jahitan sendiri (usahanya sendiri).
Ya betul pinoq... saya sempet juga baca salah satu masukan2 interpretasi dari bible.cc tsb yg meng-indikasi-kan spt yg saya bold ungu pada quote pinoq ...  :afro:

Quote
“Prinsip sebab-akibatnya pun menjadi: “Karena ada orang yang tidak berpakaian pesta spt yang dikenan si raja, maka orang tsb diusir/dibasmi”. Ini tidak sama dengan “Karena berpakaian pesta spt dikenan raja, maka raja menerima mereka”. Sebab, si raja sudah menerima mereka duluan (yakni ketika ia memerintahkan hamba-hambanya untuk men”ciduk” mereka).”
ih .. sebel ! ... sama-lah pinoq. Gak ada bedanya Oom ... :).
Termasuk tetep masuk akal pada yg bold ungu diatas diterapkan.
Karena yg datang menggunakan baju-pesta, maka diterima raja.
Karena yg datang tidak menggunakan baju-pesta, maka tidak diterima raja.

Quote
“Kartu Undangan” Allah, yang masih bener-bener efektif sebagai undangan, memang hanya diberikan sekali, yakni pada Kej 2. Dan, manusia telah menolaknya.

Setelah di tolak, “kartu undangan” itu masih ada, tapi kali ini sudah tidak lagi efektif sebagai undangan, melainkan sebagai bukti/dakwaan bahwa manusia telah menolak.
interpretasi bible.cc tidak mengindikasikan seperti itu pinoq ... :).

Quote
Yang saya bold menunjukan usaha orang untuk memenuhi keinginan raja.
yg ini tanya pribadi ke pribadi yaaa.... :).
Pinoq, kenapa sih kesannya (maap saya mengambil kesimpulan sendiri) --- kamu sangat kuatir/takut/anti utk melandasi spiritual-mu bhw ada usaha manusia utk memenuhi kehendak Tuhan ? Apakah ini karena pinoq gak mau nanti Allah men"cap" kualat ? atopun manusia sombong ? :).

Kalo menurut saya sih, kita kan manusia --- tentu naturally sebagai manusia ada usaha. Mosok SEMUA kita anggap Tuhan yg ngerjain di diri kita ? Lalu kita ngapain ? :).

Tuhan menopang, membimbing, menolong, membantu, dlsb dan itu semua berkolaborasi dgn iman dan usaha sso naturally sebagai manusia. Bagi saya, bukan menjadi hal momok (antipati) utk mengakui bahwa ada manusia yg memang berusaha utk hidup sesuai kehendakNYA. Dan adalah sombong, kalo manusia ini mengatakan itu semata mata karena usaha dirinya-sendiri, karena dia lupa bhw semua itu juga yg biru ... ---ato yg lebih global lagi---, karena semua itu dia masih mempunyai hidup bernafas.

Jadi ---imo--- bukanlah menjadi suatu hal yg sombong atopun kualat, apabila sso melakukan usaha naturally sebagai manusia --- selama tetep menyadari yg biru... :).

Mohon maap kalo pertanyaan pribadi ke pribadi saya menyinggung perasaan hati pinoq yaa... :).

:)
salam.
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: cadangdata on October 03, 2012, 06:28:10 PM
Apakah perbuatan baik orang beriman adalah balas jasa? Ya, bukanlah, bro. Mana ada yang bisa membalas jasa Tuhan Yesus? Perbuatan baik orang beriman itu syukur (persembahan) dan ibadah. Ini saya ambil dari nasihat Paulus di Roma 12:1. "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."

Kalo gitu bro onde boleh menyebut saya katholik.  :D

Apakah saya protestan? Apakah saya Katholik? Saya tidak tahu. Waktu orang berpikir ttg protestan atau ttg katholik, mau nggak mau orang merujuk kepada suatu wacana historis yang di dalamnya terdapat perseteruan. Saya tidak suka perseteruan. Saya ingin melepaskan diri dari wacana historis tsb, tetapi saya tahu saya tidak bisa melakukannya karena saya sendiri berada dalam history. Kekristenan saya akan selalu dibaca orang dalam suatu konteks sejarah; orang akan menempatkan saya sebagai protestan atau katholik atau yang lain, lantas menempatkan saya pada satu pihak dalam perseteruan itu  :shrug: Jadi, saya berada dalam semacam dilema.

Tapi, saya tidak mau dipusingkan oleh dilema itu. Saya berkata pada diri saya sendiri “Ya sudahlah terserah orang mau melabeli saya apa. Yang penting saya tetap beriman kepada Tuhan Yesus dan mempertanggungjawabkan iman saya itu dalam kehidupan sehari-hari saya”. Itu sebabnya di profil saya tertulis “denominasi: belum pasti”. Itu karena saya memang enggan melabeli diri saya sendiri dan tidak mau melabeli orang lain. Sampai sekarang saya masih belum tahu apa gunanya label-label semacam itu.

Kalau memang label itu diperlukan, saya akan buat label saya sendiri (dan itu berarti sebuah label yg tidak official). Saya akan menyebut diri saya a reading christian. Sebab, saya menjadi kristen melalui membaca. Saya memupuk iman kristen saya juga melalui membaca dan saya tidak membatasi pembacaan saya. Tapi, saya tahu, saya mungkin hanya akan disebut sebagai “pelawak” bila saya mengajukan label yg unofficial tsb. Jadi, ya sudah saya diam saja, dan menyerahkan kepada orang lain urusan label-label itu. Mau dilabeli “pelawak” juga ga pa pa sih, mengingat pelawak adalah pekerjaan mulia hehehe... :D

bro..
gue suka gaya lo.....

gue sependapat kok, bahwa label itu adalah identitas atau branding..
dalam konteks positif, branding digunakan untuk memupuk rasa persaudaraan, menambah kedekatan emosional & keintiman relasi..
tapi sayangnya... memang jauh lebih mudah & menggoda untuk menggunakan branding secara negatif... alias jualan.

misal untuk bikin musuh bersama, untuk nyalah2i yg
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on October 05, 2012, 01:30:40 AM
Brother oda,

Mohon maap saya ngga lanjutin diskusi soal perumpamaan perjamuan itu. Soalnya diskusi tsb sudah masuk ke topik yang sudah pernah kita diskusikan sebelumnya. Nggak pa pa ya, daripada ngulang-ulang lagi. :D

Nah, saya malah tertarik dng pertanyaan bro oda di bawah

Pinoq, kenapa sih kesannya (maap saya mengambil kesimpulan sendiri) --- kamu sangat kuatir/takut/anti utk melandasi spiritual-mu bhw ada usaha manusia utk memenuhi kehendak Tuhan ? Apakah ini karena pinoq gak mau nanti Allah men"cap" kualat ? atopun manusia sombong ? :).

Kalo menurut saya sih, kita kan manusia --- tentu naturally sebagai manusia ada usaha. Mosok SEMUA kita anggap Tuhan yg ngerjain di diri kita ? Lalu kita ngapain ? :).

Tuhan menopang, membimbing, menolong, membantu, dlsb dan itu semua berkolaborasi dgn iman dan usaha sso naturally sebagai manusia. Bagi saya, bukan menjadi hal momok (antipati) utk mengakui bahwa ada manusia yg memang berusaha utk hidup sesuai kehendakNYA. Dan adalah sombong, kalo manusia ini mengatakan itu semata mata karena usaha dirinya-sendiri, karena dia lupa bhw semua itu juga yg biru ... ---ato yg lebih global lagi---, karena semua itu dia masih mempunyai hidup bernafas.

Jadi ---imo--- bukanlah menjadi suatu hal yg sombong atopun kualat, apabila sso melakukan usaha naturally sebagai manusia --- selama tetep menyadari yg biru... :).

Mohon maap kalo pertanyaan pribadi ke pribadi saya menyinggung perasaan hati pinoq yaa... :).

Saya sama sekali nggak tersinggung, bro oda. Saya malah bingung mau jawab bagaimana karena pertanyaannya baik sekali. :D

Sebenarnya saya bisa memahami pandangan bahwa Allah menginginkan keselamatan sebagai hasil kolaborasi antara karya Kristus dan karya manusia. Tidak ada yang jelek dari pandangan tsb. Masalahnya, bagi saya, pandangan tsb dikatakan (oleh orang2) berasal dari Alkitab, sementara pembacaan Alkitab saya tidak menemukan pandangan begitu. Disiplin pembacaan Alkitab saya menyimpulkan hal yg berbeda. Saya percaya Alkitab adalah firman Allah. Sewaktu saya membaca firman Allah, saya menyimpulkan "X". Kalau saya tiba-tiba malah percaya dng "non-X", waduh itu sama saja menipu diri sendiri dong.. :D

Jadi nggak ada suatu ketakutan atau kekuatiran sama sekali. Kalau nanti di surga, Allah bilang ke saya kalau pembacaan saya salah, ya saya terima dan saya akan minta maaf. Namun, selama di dunia ini, saya percaya 100% bahwa pembacaan Alkitab saya tidak salah (berkaitan dng kesimpulan bahwa keselamatan adalah sepenuhnya anugerah Allah).

Kepercayaan saya tsb pun selalu diperkuat oleh pengalaman-pengalaman pribadi dan observasi2 atas sejarah kehidupan manusia. Misalnya: saya melihat bahwa manusia berada dalam kondisi yang lebih baik ketika ia hidup bukan "for something", melainkan "because of something". Mengaitkan dengan wacana keselamatan, saya melihat bahwa manusia berada dalam kondisi "state of the art" sebagai the image of God ketika ia melakukan kehendak Allah karena ia tahu dirinya bersama Allah (sudah diselamatkan), bukan ketika ia melakukannya karena ingin diselamatkan (contoh: Yesus).

Saya tahu bahwa etika macam ini berlawanan dengan prinsip "reward and punishment" dalam dunia psikologi. Tapi, saya katakan kepada penganut prinsip reward and punishment bahwa manusia sungguh lebih dari sekedar objek reward atau punishment, dan ada bukti-bukti nyata yang menunjukan hal tsb (contoh: wikipedia, linux, open source projects, pernikahan, volunteering projects, dll)

Untuk hal-hal yang sifatnya reguler atau rutin atau teknis, reward and punishment memang berlaku. Tapi, bila berkaitan dengan hal-hal yang lebih "mendalam", yang secara khusus berkaitan dengan fitrah manusia sebagai the image of God (misal: kreativitas dan cinta), maka prinsip reward and punishment malah jadi penghalang atau batu sandungan.

Kalau kehidupan iman hanya dijalankan sebatas "demi surga", maka saya akan setuju dng apa yang pernah dikatakan bro cadangdata di thread lain, bahwa agama adalah sebuah bentuk transaksi dan segala hal yang terjadi di dalam agama dapat ditranslasikan ke dalam bahasa "jualan". Tapi, thank God, dari pembacaan Alkitab saya, saya tahu bahwa agama Kristen tidak sesempit itu karena agama Kristen adalah kehidupan dng motif "karena sudah diselamatkan" bukan "demi diselamatkan".

Begitu bro oda curhat saya. :D


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on October 05, 2012, 01:36:06 AM
bro..
gue suka gaya lo.....

gue sependapat kok, bahwa label itu adalah identitas atau branding..
dalam konteks positif, branding digunakan untuk memupuk rasa persaudaraan, menambah kedekatan emosional & keintiman relasi..
tapi sayangnya... memang jauh lebih mudah & menggoda untuk menggunakan branding secara negatif... alias jualan.

misal untuk bikin musuh bersama, untuk nyalah2i yg

Thanks bro.

Saya juga gaya bro cadang yang selalu (at least AFAIK) men-translasi-kan kehidupan agama orang Kristen dengan bahasa "jualan". Tapi,kehidupan Kristen yang sesungguhnya lebih dari sekedar "jualan" lho bro :D

Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: ond32lumut on October 05, 2012, 03:11:50 PM
Kalo soal ganjaran, saya mendapat info dari 1 Korintus 13 tsb. Saya kutip lagi di sini ya:

3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Ketika orang beriman melakukan perbuatan2 yang tidak baik, maka orang tsb akan menderita kerugian, pekerjaannya akan jadi sia-sia. Ia juga tidak akan mendapat upah.
hanya sia2 atau tidak mendapat upah, atau terkena hukuman. alias upah dosa.. (saya mengistilahkan perbuatan tidak baik dengan dosa.)

Yang saya nggak ngerti adalah pertanyaan bro onde yang ini: "bagaimanakah ketika seseorang beriman kemudian meninggal dalam keadaan masih mempunyai dosa?

Saya nggak ngerti karena saya pikir: kalo orang sudah meninggal, bagaimana ia bisa dibilang masih punya sesuatu? Jadi, karena belum paham benar, saya belumbisa jawab nih, bro. :blush:
:)

maksud saya begini bro.. misal secara ekstrim, ada orang kristen yg meninggal dalam keadaan sedang mabuk, atau berselingkuh..

jadi sebelum sempat dia bertobat atau meminta ampun, dia sudah meninggal.. tentu saja ini terjadi di hampir semua kita yang hidup.. kita sebagai orang kristen, tentu saja mempunyai dosa-dosa selama hidup, baik yang disadari ataupun yang tidak. dan kita sebagai orang kristen mempunyai kemungkinan besar juga meninggal dalam keadaan belum suci bersih sempurna dari dosa bukan? apakah ada yang berani menjamin bahwa kelak anda atau saya meninggal dalam keadaan suci?

Yang saya tahu dari pembacaan saya atas Alkitab:
Orang berdosa ---> mati
Orang percaya kepada Tuhan Yesus ---> hidup

Lalu Alkitab bilang bahwa setelah kematian badani, semua orang akan dibangkitkan untuk diadili berdasarkan perbuatannya. Jadi:

Orang Kristen adalah orang berdosa yang percaya kepada Tuhan Yesus: mati badani --> diadili --> mendapatkan pengampunan --> hidup (kekal)

Orang non-Kristen adalah orang berdosa dan tidak percaya Tuhan Yesus: mati badani --> diadili --> tidak mendapat pengampunan --> mati aja terus (kekal)
kalau begini apa arti dibenarkan oleh iman??
toh perbuatan juga yang dihitung?
apakah tidak bisa dikatakan bahwa perbuatanlah yang menyelamatkan?

Ya, kita memang butuh definisi, atau label2. Kalo nggak gitu, kita nggak bisa hidup dng wajar. Tapi, mbok ya label itu jangan dijadikan alat perseteruan. Berbeda nggak pa pa, tapi mbok ya perbedaan itu jangan dijadikan ajang perseteruan.

Masalahnya, label2 itu sudah dijadikan alat perseteruan dan perbedaan jadi ajang perseteruan. Kalo sudah begitu, saya menolak label2 semacam itu. Boro2 jadi penyembuh luka, atau penghilang rasa sakit, label2 itu malah dijadikan penambah rasa sakit dan luka2 baru. Hiii...nggak mau ah.  :D


Salam
ya, itu yang saya heran bro..
jika label itu membuat luka, kenapa justru makin banyak label2..?
jika label itu membuat luka, tentu saja kita akan menghilangkan label2 itu.. tapi bukan dengan tutup mata saja tentunya.. hehehe...
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: pinoq on October 08, 2012, 01:29:31 AM
maksud saya begini bro.. misal secara ekstrim, ada orang kristen yg meninggal dalam keadaan sedang mabuk, atau berselingkuh..

jadi sebelum sempat dia bertobat atau meminta ampun, dia sudah meninggal.. tentu saja ini terjadi di hampir semua kita yang hidup.. kita sebagai orang kristen, tentu saja mempunyai dosa-dosa selama hidup, baik yang disadari ataupun yang tidak. dan kita sebagai orang kristen mempunyai kemungkinan besar juga meninggal dalam keadaan belum suci bersih sempurna dari dosa bukan? apakah ada yang berani menjamin bahwa kelak anda atau saya meninggal dalam keadaan suci?

Hmm saya mengerti maksud bro onde sekarang. Saya akan memberikan respon sekalian untuk pertanyaan bro onde yang ini ya:

Quote
kalau begini apa arti dibenarkan oleh iman??
toh perbuatan juga yang dihitung?
apakah tidak bisa dikatakan bahwa perbuatanlah yang menyelamatkan?

Ketika seorang dilahirbarukan oleh Allah, ia menjadi orang beriman. Iman tsb memampukannya untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Karena percaya, maka ia memperoleh hidup kekal. Artinya, ia diselamatkan (dari kematian kekal). Itulah artinya "dibenarkan oleh iman".

Selama hidup di dunia ini, orang ini masih bisa berbuat hal yang tidak baik (berdosa). Namun, dosanya itu sudah tidak diperhitungkan lagi oleh Allah sebagaimana dosa orang yang tidak percaya Tuhan Yesus. Sebab, ketika orang tsb dilahirbarukan, orang tsb mati bagi dosa dalam kematian Kristus dan bangkit kembali sebagai manusia baru dalam kebangkitan Kristus. (Saya memperoleh info ttg hal ini dari kitab Roma 5 dan Roma 6).

Manusia baru adalah manusia yang dalam keadaan baik di hadapan Allah (sudah diperdamaikan, sudah di-rekonsiliasi-kan). Ketika orang tsb menjadi manusia baru, artinya orang tsb tidak lagi berada dalam kuasa hukum dosa. Orang tsb kini bisa melawan dosa dan sugguh beneran melawan dosa. Ia menjadi seteru dosa. Ia nggak akur lagi sama dosa. Dosa dalam dirinya membuatnya gerah, sengsara, sakit, gila, dst, dst.

Nah, kalo ada orang yg ngaku Kristen tapi masih betah berdosa, atau nggak tahu kalau dia sedang melakukan suatu dosa, atau bahkan mencari pembenaran diri supaya nggak dibilang berdosa...Waduh sangat dipertanyakan ketulenan imannya itu. Tentu saja, orang lain cuma bisa bertanya-tanya. Anda dan saya cuma bisa bertanya-tanya, nggak pernah bisa pasti. Tapi, Tuhan tahu pasti.

Bila bicara soal manusia, maka kesucian bukanlah suatu kondisi yang tak berdosa (seperti Tuhan Yesus), melainkan suatu kesensitifan terbesar thd dosa terkecil dan selalu berusaha untuk melawannya. Usaha ini dilakukan bukan sbg upaya untuk memperoleh keselamatan melainkan sbg ekspresi kebenciannya thd dosa. Ia kesal dan benci pada dosa bukan karena dosa menghalanginya dari keselamatan, melainkan karena dosa menghalangi ekspresi cintanya kepada Allah yang sudah menyelamatkannya.

Quote
ya, itu yang saya heran bro..
jika label itu membuat luka, kenapa justru makin banyak label2..?
jika label itu membuat luka, tentu saja kita akan menghilangkan label2 itu.. tapi bukan dengan tutup mata saja tentunya.. hehehe...

Hehehe... benar. Yah, kalo saya sih menghadapi kenyataan tsb dengan satu jawaban klise: karena manusia suka luka. Mau membuat label2 semakin banyak atau menghilangkan label2, tetep intinya "manusia suka luka" (artinya: mudah terluka dan melukai).

Saya pribadi nggak mau terlibat dengan urusan label2, baik dalam usaha membuatnya semakin banyak ataupun menghilangkannya.


Salam
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: ond32lumut on October 11, 2012, 04:37:00 PM
Hmm saya mengerti maksud bro onde sekarang. Saya akan memberikan respon sekalian untuk pertanyaan bro onde yang ini ya:

Ketika seorang dilahirbarukan oleh Allah, ia menjadi orang beriman. Iman tsb memampukannya untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Karena percaya, maka ia memperoleh hidup kekal. Artinya, ia diselamatkan (dari kematian kekal). Itulah artinya "dibenarkan oleh iman".

Selama hidup di dunia ini, orang ini masih bisa berbuat hal yang tidak baik (berdosa). Namun, dosanya itu sudah tidak diperhitungkan lagi oleh Allah sebagaimana dosa orang yang tidak percaya Tuhan Yesus. Sebab, ketika orang tsb dilahirbarukan, orang tsb mati bagi dosa dalam kematian Kristus dan bangkit kembali sebagai manusia baru dalam kebangkitan Kristus. (Saya memperoleh info ttg hal ini dari kitab Roma 5 dan Roma 6).
jadi, dosa2 orang beriman tidak lagi diperhitungkan... dan jelas secara ektrim martin luther mengatakan bahwa tidak ada dosa yang mampu memisahkan kita dari kasih Allah, jika iman kita lebih besar dari dosa2 itu.

artinya sedosa apapun, jika iman kita (keyakinan kita) lebih besar dari dosa itu.. maka dosa itu tidak diperhitungkan lagi. alias ga masalah..

Manusia baru adalah manusia yang dalam keadaan baik di hadapan Allah (sudah diperdamaikan, sudah di-rekonsiliasi-kan). Ketika orang tsb menjadi manusia baru, artinya orang tsb tidak lagi berada dalam kuasa hukum dosa. Orang tsb kini bisa melawan dosa dan sugguh beneran melawan dosa. Ia menjadi seteru dosa. Ia nggak akur lagi sama dosa. Dosa dalam dirinya membuatnya gerah, sengsara, sakit, gila, dst, dst.
manusia baru adalah manusia yang sudah dibabtis?
walaupun, kadang kala orang ini bisa saja kalah dalam perlawanannya, untuk kemudian malahan jadi akrab dengan dosa.. :D

Nah, kalo ada orang yg ngaku Kristen tapi masih betah berdosa, atau nggak tahu kalau dia sedang melakukan suatu dosa, atau bahkan mencari pembenaran diri supaya nggak dibilang berdosa...Waduh sangat dipertanyakan ketulenan imannya itu. Tentu saja, orang lain cuma bisa bertanya-tanya. Anda dan saya cuma bisa bertanya-tanya, nggak pernah bisa pasti. Tapi, Tuhan tahu pasti.
artinya asal ada perasaan bersalah, berarti orang itu beriman kristen? tapi jujur yang bahaya dan paling membunuh adalah manakala orang mendapat pembenaran dan dalih2 untuk melakukan perbuatan yg sebenernya dilarang Tuhan (dosa). dan justru orang2 beriman yg "expert" ini rentan mendapat pembenaran...  :D

Bila bicara soal manusia, maka kesucian bukanlah suatu kondisi yang tak berdosa (seperti Tuhan Yesus), melainkan suatu kesensitifan terbesar thd dosa terkecil dan selalu berusaha untuk melawannya. Usaha ini dilakukan bukan sbg upaya untuk memperoleh keselamatan melainkan sbg ekspresi kebenciannya thd dosa. Ia kesal dan benci pada dosa bukan karena dosa menghalanginya dari keselamatan, melainkan karena dosa menghalangi ekspresi cintanya kepada Allah yang sudah menyelamatkannya.
yah...ok bro..

namun, ada juga orang yang benci seperti itu.. memang dia benci, tapi kok dilakukan terus.. :D
sekarang benci... bertobat nangis, nangis.. tapi besok diulangi lagi.. :D
dan yang namanya dosa itu biasanya memberi kenikmatan dan kepuasan bagi manusia, jadi betapa susahnya membenci dosa.. :D

Hehehe... benar. Yah, kalo saya sih menghadapi kenyataan tsb dengan satu jawaban klise: karena manusia suka luka. Mau membuat label2 semakin banyak atau menghilangkan label2, tetep intinya "manusia suka luka" (artinya: mudah terluka dan melukai).

Saya pribadi nggak mau terlibat dengan urusan label2, baik dalam usaha membuatnya semakin banyak ataupun menghilangkannya.


Salam
kalau yg seperti bro ini berkumpul, maka jadilah label tersendiri.. mkn label "golput" namanya.. :D
saya sih mikirnya:

anti label itu antonimnya pro persatuan
anti label = persatuan.

sama halnya

anti kapitalis = sosialis

salam.. :)
Title: Re: Dibenarkan karena Iman
Post by: odading on October 11, 2012, 10:17:10 PM
pinoq, nunda nunda nunda akhirnya ampe lupa ...
sorry saya baru respond, hehehe ... :).

Saya sama sekali nggak tersinggung, bro oda.
syukurlah... :).

Quote
Disiplin pembacaan Alkitab saya menyimpulkan hal yg berbeda. Saya percaya Alkitab adalah firman Allah. Sewaktu saya membaca firman Allah, saya menyimpulkan "X". Kalau saya tiba-tiba malah percaya dng "non-X", waduh itu sama saja menipu diri sendiri dong.. :D
Ya... saya mengerti --- dan itulah yg saya sedang mao belajar, mencoba belajar utk bisa mengerti akan pengertian orang laen ... :).

Quote
Begitu bro oda curhat saya. :D
Makasih pinoq atas curhatnya. Saya baca ampe beberapa kali utk bisa lebih "ngeresapi"-nya ... hehehe.

Anyway, karena sepertinya saya yg paling auban utk "nimpal2in" pengertian2/penjabaran2mu --- mudah2an kamu gak anggep saya sebagai musuh/oposisi-mu ya ... anggep aja, pinoq kebetulan lagi PI dan kebetulan dapet orang yg ngedableg kayak saya ... hehehe  :P.

:)
salam.