Forim Iman Kristen
Hidup Kristiani => Saat teduh => Topic started by: rusdinech on June 21, 2012, 01:52:40 AM
-
sekedar sharing :):)
2 tahun yang lalu 2010, saat komsel kami pergi berkunjung ke rumah duka letaknya di Husada.
seperti biasa teman-teman berbaur dengan orang lain, duduk dan ngobrol-ngobrol, berhubung saya tidak betah saya pun keluar dari ruangan dan jalan-jalan di sekitar nya.
ada yang menarik perhatian saya, saat seorang satpam membawa nasi yang Sangat Banyak, menurut saya ini ukuran nasi padang 2x.. saya pun penasaran terus memandang ke arah satpam tersebut. Ia pun mulai mengeluarkan lauk nya, cuma 2 kaki ayam beserta kuah nya..
Satpam tersebut makan dengan lahap nya, dan terlihat sangat menikmatinya.
sampai ludes nasi nya, kaki dan kuah nya..
dan saya menyadari bahwa bersyukur itu bukan sekedar ber terima kasih.
tapi bersyukur juga dapat menikmati apa yang telah di terima.
tapi cara nya bagaimana ? karena berbicara dan berpikir lebih mudah dari pada melakukannya..
barusan saya dalam keadaan lapar.
lalu saya memasak mie 2 bungkus, eh ternyata indomie tersebut berlainan rasa.
tapi pada akhirnya tetap saya masak karena bumbu nya sudah terlanjur di keluarkan.
saya tahu rasanya akan jadi sangat aneh. saya pun mulai menggerutu, lalu saya teringat bila di bandingkan sewaktu dahulu saya kecil, dimana makan mie terbatas, beli permen tidak punya uang, coklat atau ice cream baru bisa di nikmati saat ada saudara yang memberi.. Alangkah beruntungnya saya sekarang ini bisa makan 2 indomie sekaligus..
dan akhirnya saya memakan 2 mie yang berlainan rasa tersebut dengan nikmat dan tanpa menggerutu..
saya baru tahu bahwa inilah kurang lebih yang satpam itu rasakan
yaitu saat kita menerima sesuatu yang tidak sempurna tapi kita dapat menikmatinya dengan sempurna.
Gbu
-
Ada yang pernah berkata kepada saya, dulu. Bahwa untuk hidup mewah tidak perlu latihan, dalam sekejab saja orang sudah terbiasa untuk hidup mewah. Yang sulit dan perlu latihan adalah hidup sederhana. Dan ternyata memang benar.
Begitu pula saat berkecimpung dalam dunia manajemen di perusahaan. Ada pendapat bahwa mengikat karyawan bisa dilakukan dengan cara menaikan gaji. Dan ada pendapat yang justru menentangnya. Karena seorang karyawan yang mndapat kenaikan gaji, akan segera menaikan taraf hidupnya, dan akan segera berada pada tahap pas-pasan lagi. Sehingga disarankan bukan sekedar menaikan gaji, karena hanya berefek jangka pendek.
Syalom
-
sekedar sharing :):)
2 tahun yang lalu 2010, saat komsel kami pergi berkunjung ke rumah duka letaknya di Husada.
seperti biasa teman-teman berbaur dengan orang lain, duduk dan ngobrol-ngobrol, berhubung saya tidak betah saya pun keluar dari ruangan dan jalan-jalan di sekitar nya.
ada yang menarik perhatian saya, saat seorang satpam membawa nasi yang Sangat Banyak, menurut saya ini ukuran nasi padang 2x.. saya pun penasaran terus memandang ke arah satpam tersebut. Ia pun mulai mengeluarkan lauk nya, cuma 2 kaki ayam beserta kuah nya..
Satpam tersebut makan dengan lahap nya, dan terlihat sangat menikmatinya.
sampai ludes nasi nya, kaki dan kuah nya..
dan saya menyadari bahwa bersyukur itu bukan sekedar ber terima kasih.
tapi bersyukur juga dapat menikmati apa yang telah di terima.
tapi cara nya bagaimana ? karena berbicara dan berpikir lebih mudah dari pada melakukannya..
barusan saya dalam keadaan lapar.
lalu saya memasak mie 2 bungkus, eh ternyata indomie tersebut berlainan rasa.
tapi pada akhirnya tetap saya masak karena bumbu nya sudah terlanjur di keluarkan.
saya tahu rasanya akan jadi sangat aneh. saya pun mulai menggerutu, lalu saya teringat bila di bandingkan sewaktu dahulu saya kecil, dimana makan mie terbatas, beli permen tidak punya uang, coklat atau ice cream baru bisa di nikmati saat ada saudara yang memberi.. Alangkah beruntungnya saya sekarang ini bisa makan 2 indomie sekaligus..
dan akhirnya saya memakan 2 mie yang berlainan rasa tersebut dengan nikmat dan tanpa menggerutu..
saya baru tahu bahwa inilah kurang lebih yang satpam itu rasakan
yaitu saat kita menerima sesuatu yang tidak sempurna tapi kita dapat menikmatinya dengan sempurna.
Gbu
hmm, mengubah pola pikirku tentang apa itu bersyukur...
-
hmm, mengubah pola pikirku tentang apa itu bersyukur...
Terinspirasi dari kejadian di Husada, ya? Hmmm... :):)
-
Terinspirasi dari kejadian di Husada, ya? Hmmm... :):)
iya nih.. hahaha... :wink:
-
Terinspirasi dari kejadian di Husada, ya? Hmmm... :):)
ya.
-
sekedar sharing :):)
2 tahun yang lalu 2010, saat komsel kami pergi berkunjung ke rumah duka letaknya di Husada.
seperti biasa teman-teman berbaur dengan orang lain, duduk dan ngobrol-ngobrol, berhubung saya tidak betah saya pun keluar dari ruangan dan jalan-jalan di sekitar nya.
ada yang menarik perhatian saya, saat seorang satpam membawa nasi yang Sangat Banyak, menurut saya ini ukuran nasi padang 2x.. saya pun penasaran terus memandang ke arah satpam tersebut. Ia pun mulai mengeluarkan lauk nya, cuma 2 kaki ayam beserta kuah nya..
Satpam tersebut makan dengan lahap nya, dan terlihat sangat menikmatinya.
sampai ludes nasi nya, kaki dan kuah nya..
dan saya menyadari bahwa bersyukur itu bukan sekedar ber terima kasih.
tapi bersyukur juga dapat menikmati apa yang telah di terima.
tapi cara nya bagaimana ? karena berbicara dan berpikir lebih mudah dari pada melakukannya..
barusan saya dalam keadaan lapar.
lalu saya memasak mie 2 bungkus, eh ternyata indomie tersebut berlainan rasa.
tapi pada akhirnya tetap saya masak karena bumbu nya sudah terlanjur di keluarkan.
saya tahu rasanya akan jadi sangat aneh. saya pun mulai menggerutu, lalu saya teringat bila di bandingkan sewaktu dahulu saya kecil, dimana makan mie terbatas, beli permen tidak punya uang, coklat atau ice cream baru bisa di nikmati saat ada saudara yang memberi.. Alangkah beruntungnya saya sekarang ini bisa makan 2 indomie sekaligus..
dan akhirnya saya memakan 2 mie yang berlainan rasa tersebut dengan nikmat dan tanpa menggerutu..
saya baru tahu bahwa inilah kurang lebih yang satpam itu rasakan
yaitu saat kita menerima sesuatu yang tidak sempurna tapi kita dapat menikmatinya dengan sempurna.
Gbu
Nice my bro..
-
ya.
Saya duga, Ykoo sudah sangat kenal dengan Husada yang rumah sakit itu to? Kerna, menurut 'penerawangan' saya, Ykoo ini sangat serius dengan pilihannya menjadi dokter, maka tentu juga akan mengenali yang dekat-dekat dengan kedokteran. Nah, itu patut disyukuri seperti judul trit, Bersyukur ala Ykoo.
-
Saya duga, Ykoo sudah sangat kenal dengan Husada yang rumah sakit itu to? Kerna, menurut 'penerawangan' saya, Ykoo ini sangat serius dengan pilihannya menjadi dokter, maka tentu juga akan mengenali yang dekat-dekat dengan kedokteran. Nah, itu patut disyukuri seperti judul trit, Bersyukur ala Ykoo.
husada = rumah sakit.. :grin2: