odading :
Nah itu.... yang bold itu dah yang terus terang saya masih gak ngerti karena menimbulkan pertanyaan di benak sbb : dari mana diketahui bahwa Adam tidak cenderung berbuat dosa sementara lewat cuma bbrp pasal di kitab Kejadian diketahui kisahnya Adam berbuat dosa ?
medice :
Pembuktiannya bukan lagi pada kisah Adam, melainkan pada kondisi/kriteria menjelang Adam diciptakan Allah.
How come ? yang diciptakan sangat baik, yang se-image dengan Allah, yang diberkati Allah ...
Apakah saya bener nangkepnya begini, medice ? sbb :
berangkat dari pertanyaan :
Begimana mungkin Adam yg diciptakan sangat baik - seimage dgn Allah cenderung berbuat dosa ?maka jawabannya :
Adam yg diciptakan sangat baik - seimage dgn Allah tidak mungkin cenderung berbuat dosa.
Setelah Adam makan buah, barulah dia cenderung berbuat dosa.Kalo emang bener begitu maksud medice, (imo) kalimat "setelah Adam makan buah" --- ini gpp kalo saya ganti dengan kalimat "setelah Adam berbuat dosa" --->so, kalimatnya menjadi :
Setelah Adam berbuat dosa, barulah dia cenderung berbuat dosaKalo emang gpp di pov medice, maka yang menarik buat saya adalah :
yg "seimage dgn Allah" itu maksudnya begimana ?
apakah maksudnya adalah HANYA roh-nya Adam itu yg se-image dengan Allah ?
Agak susah saya mencerna alur mu, bro.
Jika itu menaikkan probabilitas orang melakukan tindak kejahatan===> imo... itu sesuatu yang jahat.
sulit juga saya menjelaskan-nya medice.... hehehe...
coba ilustrasi laen secara pertanyaan :
Pestol itu sesuatu yg jahat ato nggak, kalo menurut medice ?
Saya jawab dulu :
Pestol bukan sesuatu yg jahat, namun biar bagaimanapun pestol menaikkan probabilitas kejahatan.
Taroh kata nggak ada pestol, kejahatan tetep didalam posibilitas.
ilustrasi,
sebelon ada pestol - kejahatan yg eksis pake batu, centong, tali, dlsb.
setelah ada pestol - kejahatan yg eksis pake batu, centong, tali, dlsb PLUS pestol
.
Sebelum ada HP dan setelah ada HP mestinya tidak berpengaruh kepada kecenderungan berbuat dosa.
Karena esensi dari kejahatan/dosa itu tidak turut berkurang atau bertambah seiring dengan kemunduran atau kemajuan teknologi.
secara didalam ranah keinginan ---> "saya ingin HP" ---> pada asumsi ybs belon/tidak mampu membeli HP, kalo menurut saya disitulah yg membuka peluang baru atas terjadinya kejahatan yg dimana terwujud dgn mencuri HP misalnya.
Dalam kondisi "every imagination and intention of all human thinking was only evil " [Gen 6:5], yap, generally, tidak eksis itu orang bekerja keras, berhemat dan menabung agar bisa punya mobil ketika pilihan korupsi atau encuri ada.
maap, saya tidak/belon nangkep maksud kalimat diatas.
IMO, kalimat di ayat tsb aplikasinya ya saat itu, saat Nuh hidup ..... bukan utk segala jaman.
Maksud saya begini :
saat itu yg Allah liat adalah ungu minus Nuh ---> dgn demikian (imo) tidak sertamerta artinya di setiap saat Allah melihat bumi (s/d akhir jaman), ya disetiap saat itulah yg Allah dapati ungu.
Secara ilustrasi misal, pada hari ini ketika saya ngetik ... Allah ngliat bumi ---> ini belon tentu yg Allah dapati pasti ungu, melainkan ungu minus si X Y Z adalah posibilitas.
Balita tidak tepat jadi analogi disini. Sebab dosa 'gak berlaku' bagi balita.
Saya pernah dapet pengetahuan (dr baca2 internet) bhw pada jaman dulu itu kayaknya dosa berlaku bagi balita ? Yg dimana ada pandangan kalo gak di baptis maka mereka masuk neraka ?
Adam belum dikatakan 'cenderung' saat memakan buah yang dilarang Allah utk dimakan itu. Dia 'cenderung' setelahnya.
hehehe... saya masih tidak mengerti dengan kalimat diatas, med.
Begimana itu ceritanya kita bisa bilang bhw person Adam itu sebelon makan buah state-nya tidak cenderung berbuat dosa --- segera setelah Adam makan buah state-nya jadi cenderung berbuat dosa, sementara kita sendiri tidak mempunyai data bhw setelah makan buah - Adam ada bbrp kali lagi melakukan perbuatan dosa ?
Kalopun misal perihal "cenderung" ini di acu ke hanya dua titik : Yes - No ---> maka (imo) hal hal yg menyulut "cenderung" itu adalah eksternal, bukan internal.
Misal koin (sisi A dan sisi B) dilempar.
Koin jatoh di sisi A atopun di sisi B adalah posibilitas.
Penyebab koin cenderung jatoh di sisi A adalah faktor eksternal, misal koin B ditempelin sesuatu shg lebih berat, dlsb.
Misal "jangan makan buah" di dua titik : Yes patuh - No tidak patuh.
Maka penyebab jatoh di No and/or jatoh di Yes (imo) ini eksternal.
Terkait kisah di Eden, penyebab eksternal-nya misal :
1. uler menggoda
2. Hawa sendiri didalam posibilitas tergoda
tanpa uler krn Hawa sudah timbul pikiran bhw buah itu keliatannya enak dimakan. Tanpa adanya kalimat "jangan makan buah" pun (imo) point-2 itu eksis karena PBJ itu sendiri ada di Eden.
kalo menurut medice begimana ?
Jika "data" adalah keharusan.... maka saya menyerah. Sebab saya gak bisa memberikannya.
Yang bisa kita dapat dari Alkitab adalah 'informasi' dan logika dari 'kejadian/kisah' nya.
Nah itu medice. Maksud saya disini adalah "informasi" yg kita dapati (imo) tidak/belon cukup utk bisa menyatakan spt orange diatas.
(kalimat saya ini pada asumsi memang begitulah orange yg medice maksudkan)Berdasarkan informasi dari Alkitab, Dosa turunan itu ada dan nyata.
Bold, maksud medice :
A. oleh karena itu bayi yg keburu mati masuk neraka kalo nggak di baptis ?
ataukah :
B. bayi yg keburu mati tidak masuk neraka sekalipun tidak/belon di baptis ?
Berdasarkan informasi dari Alkitab, kecenderungan berdosa itu benar dan nyata.
karena itu nyata, bisa tolong medice kasih ilustrasi-nya ?
salam.