Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus In nomine Patris et Filii et Spiritus Sancti Bismil-Abb, wal-ibn, war-Rohil Quddus, Al-Ilahu-Ahad Amin
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
KOMPAS.com - Semua orang pasti pernah memiliki perasaan cemburu saat menyadari pasangannya menaruh perhatian pada orang lain. Bohong saja kalau Anda tidak pernah memiliki rasa cemas ketika Anda melihat rekan kantor si dia yang berpenampilan lebih menarik dari Anda. Atau, mungkin Anda merasa jauh lebih hebat daripada mantan kekasih Anda, jika Anda tak pernah merisaukan hal semacam itu.Bahkan ketika Anda dan pasangan sudah berpikir tentang masa depan pun, seringkali Anda masih mengungkit masa lalunya dan menjadikan hal itu sebagai hambatan dalam hubungan. Apa jadinya ketika perasaan cemburu itu terus terbawa perasaan, sehingga menyebabkan ketidakpastian masa depan Anda dan si dia nantinya?Beberapa pakar psikologi menjelaskan bagaimana cemburu dapat mengganggu hubungan Anda, dan bagaimana cara menghentikannya.Anda merasa harus tahu segala hal tentang si diaMenurut psikolog klinis yang berbasis di Australia, Dr Lissa Johnson, Anda mungkin memberitahu pasangan bahwa Anda hanya ingin tahu mengenai masa lalunya. Namun hal ini sebenarnya Anda tanyakan untuk mendapat kepastian mengenai cintanya pada Anda."Masih banyaknya hal yang tidak dibicarakan secara terbuka dengan Anda mengisyaratkan bahwa si dia membandingkan Anda dengan pasangan sebelumnya, dan mencari kelemahan Anda," ungkap Johnson. "Jadi, mencari informasi mengenai mantan kekasihnya, atau menginterogasinya tentang hubungan mereka dulu sebenarnya merupakan upaya untuk mendapat kepastian bahwa Anda istimewa untuk dirinya."Meskipun memuaskan rasa ingin tahu Anda itu bisa mengurangi kecemburuan dalam jangka pendek, Johnson mengatakan bahwa hal itu bisa memicu kekacauan dalam jangka panjang. Anda merasa menerima ancaman, dan berusaha melakukan sesuatu untuk meredakan kegelisahan yang Anda rasakan. Misalnya, Anda berpikir, "Aku yakin dia tidak mencintaiku sebesar cintanya pada mantannya, jadi aku harus menyelidiki hal ini." Dengan berpikir bahwa ancaman ini memang ada, rasa takut itu akan semakin kuat, dan semakin kuat pula keinginan Anda mencari kepastian.Perilaku seperti ini mungkin dapat menjadi ramalan yang Anda buat sendiri. "Mungkin saja pasangan sebenarnya memuja Anda, tapi capek dengan desakan Anda yang terus-menerus mengenai kepastian yang Anda inginkan," kata Johnson. "Lama-kelamaan, ia mungkin mulai menjauhkan diri secara emosional dari Anda, dan akhirnya menjauh secara fisik."Wajar saja sih, bila Anda menginginkan yang terbaik dari pasangan. Jarang sekali ada manusia yang tidak memiliki keraguan atau ketidaknyamanan mengenai hasratnya, demikian menurut Johnson. Hanya saja, ketimbang menghabiskan energi dengan mengorek-orek masa lalunya, lebih baik cari tahu apa yang Anda inginkan untuk menjadi pasangannya. Apa yang bisa Anda lakukan untuk melanggengkan hubungan Anda. Fokuslah pada hal-hal tersebut.Anda tidak mampu menerima ketika ia mengungkapkan kekagumannya pada orang lainMisalnya, si dia berkomentar tentang betapa seksinya kaki jenjang yang dimiliki para model, lalu membandingkan dengan kaki Anda yang berbulu. Si dia berbincang dalam waktu yang lama dengan seorang perempuan, dan Anda mulai berprasangka bahwa pasangan Anda punya maksud-maksud tertentu terhadap perempuan itu. Mengapa Anda bisa bereaksi begitu kuat terhadap pemandangan seperti ini?"Kecemburuan bisa menjadi suatu reaksi terhadap hasrat dan harapan yang tidak diakui dari orang yang cemburu itu," jelas Dr Matthew Bambling, psikolog klinis dan pengajar senior di Australian Catholic University.Orang yang cemburu seringkali tak mau mengakui bahwa mereka juga tertarik pada orang lain, atau berjuang dengan keterbatasan hubungan jangka panjang. Ketimbang mengakuinya, mereka mengalihkannya pada pasangan, kemudian menuduh pasangan melakukan hal-hal yang tidak mereka lakukan. Hal ini menjadi cara yang hebat, tapi merusak, untuk melenyapkan perasaan tidak diinginkan atau pikiran-pikiran bersalah.Nah, ketika Anda sudah semakin matang, seharusnya Anda sudah mampu mengendalikan keinginan untuk mengonfrontasi pasangan atas apa yang dilakukannya.Sumber: Madison MagEditor :DiniDikutip dari http://female.kompas.com/read/2011/10/12/17014694