Author Topic: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus  (Read 1507 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Heylene

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 30
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katholik
Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« on: January 22, 2013, 09:31:13 AM »
Halo, jumpa lagi. Kali ini aku mencoba merangkut dari berbagai sumber ttg perayaan Ekaristi (nanti bila tulisannya selesai akan aku tulis sumber-sumbernya). Tulisan ini akan aku update, karena memang belum selesai semuanya ^^ semoga menambah penghayatan kita yang berpusat dalam Ekaristi.
===================================================================================

Menyusuri Kitab Suci Melalui Ekaristi


Bagi orang Katolik, Misa merupakan pusat kehidupan. Misa adalah “Pemecahan Roti” yang di temukan di sepanjang Kisah Para Rasul dan dikenali sebagai tanda kehidupan Kristiani yang membedakan dengan jelas (Kis 2:42). Misa adalah “korban sajian yang tahir” yang dinubuatkan oleh Nabi Maleakhi (Mal 1:11). Misa adalah pemenuhan dari perintah yang dinyatakan Yesus dalam Perjamuan Malam Terakhir (Luk 22:19)

Tidaklah benar bila ada pengecam yang mengatakan bahwa Misa adalah “penemuan abad keempat” atau “tidak alkitabiah”, “ Dalam Misa orang-orang katolik memanjatkan doa-doa yang sudah dibakukan, yang bersifat ritual. Mengapa Anda tidak berbicara kepada Allah sebagai seorang sahabat dan berdoa kepadaNya dari hati Anda? Ibadat kita hendaknya didasarkan pada Kitab Suci, mengapa Misa mempertahankan semua ritual dan tradisi buatan manusia itu? Mengapa orang katolik menyebut Misa itu suatu korban? Bukankah Kristus sudah mati satu kali untuk selama-lamanya, tidak perlu mengorbankan Dia berulang-ulang kali.”

Tuduhan-tuduhan  ini sungguh-sungguh absurd sehingga orang Katolik yang tidak siap nyaris tidak mengerti dari mana akan memberi penjelasan. Ada cara untuk memberi jawaban:

1.   Misa sarat dengan Kitab Suci
2.   Kitab Suci sarat dengan Misa

Mudah untuk memahami mengapa orang Katolik menanggapi dengan perasaan tidak percaya ketika ada yang mengatakan Misa tidak Alkitabiah. Pengalaman mereka justru sungguh-sungguh berlawanan dengan tuduhan itu. Realitas Misa lain sekali dengan apa yang dituduhkan itu.

Konstitusi Liturgi (SC No. 56) menegaskan bahwa perayaan Ekaristi yang dikenal sebagai Misa terdiri dari dua bagian utama:

A.   Liturgi Sabda – diawali dengan Ritus Pembuka
-   Tiga bacaan (PL, PB diluar Injil, Injil)
-   Mazmur Tanggapan
-   Aleluia
-   Bait Pengantar Injil
-   Homili
-   Kredo
-   Doa Umat
B.   Liturgi Kurban Ekaristi – diakhiri dengan ritus penutup
-   Persiapan Bahan Persembahan
-   Doa Syukur Agung
-   Komuni (dari Bapa Kami sampai doa sesudah Komuni)
 


Tidak lebih dari 100 orang di USA yang membenci Katholik, tetapi ada berjuta-juta orang yang membenci karena kesalahpahaman mereka mengenai Gereja Katholik - Ven. Archbishop Fulton Sheen

Offline Heylene

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 30
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katholik
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #1 on: January 22, 2013, 09:56:44 AM »
Ritus Pembuka

a. Perarakan Masuk dan Nyanyian Pembuka (Umat berdiri)
Perarakan meriah memiliki simbol-simbol tertentu yang dalam sebuah upacara:  Salib adalah simbol Kristus yang datang, Kitab Suci sebagai SabdaNya yang dibawa oleh seorang lektor atau diakon, lilin bernyala yang adalah Sang Cahaya, dupa-kemenyan sebagai tanda keluhuran dan penghormatan kepada Yang Mahatinggi.

Tujuan pastoral Nyanyian Pembuka adalah mengajak umat untuk mengarahkan perhatian kepada perayaan yang akan dimulai, membina kesatuan umat yang berhimpun, menghantar masuk dalam misteri masa liturgi atau pesta yang dirayakan dan mengiringi perarakan imam berserta pelayan- pelayan lainnya.
   
Susunannya menjadi:
•   Pelayan yang membawa pedupaan yang berasap
•   Pelayan-pelayan yang membawa lilin bernyala mengapit pembawa salib
•   Akolit dan pelayan-pelayan lain
•   Lektor/diakon yang membawa Kitab Injil (Evangelorium) dengan sedikit diangkat dan bukan Buku Bacaan Misa (Lectionarium)
•   Imam selebran utama
•   Kalau memakai dupa, maka sebelum perarakan dimulai, imam membubuhkan kemenyan  ke dalam pedupaan dan memberkatinya dengan salib tanpa mengucapkan apa-apa 

 
b.   Penghormatan Altar dan Salam kepada Umat
Pemimpin upacara (imam) menundukkan kepala ke altar, “inclinat caput da altarem” tanpa ucapan doa khusus. Sikap menundukkan kepala menjadi pernyataan tobat atas dosa-dosa pribadi imam, kemudian imam naik ke panti imam dan mencium altar. Imam mengajak dan bersama umat menandai diri dengan 1Tanda Salib. Kemudian Imam mengucapkan salam dengan beberapa variasi (dipilih salah satu):
•   Salam 1 -
     (I): 2Tuhan bersamamu. (U): Dan bersama rohmu
     (I): Tuhan sertamu. (U) Dan sertamu juga
•   Salam 2 – 2Kor 13:13
     (I): Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersertamu.
     (U): Dan sertamu juga
•   Salam 3 – 1Kor 1:3
     (I): Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan kita, Yesus Kristus, bersertamu.
     (U): Dan sertamu juga
•   Salam 4 – 2Yoh 3
     (I): Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari PuteraNya, Yesus Kristus, bersertamu.
     (U): Dan sertamu juga
•   Salam 5 –Rm 15:5-6
     (I): Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, mempersatukan saudara-saudari.
     (U): Sekarang dan selama-lamanya
•   Salam 6 – Ekaristi Arwah
     (I): (Semoga) Allah yang telah membangkitkan Yesus dari alam maut, melimpahkan penghiburan iman kepada saudara-saudari.
     (U): Sekarang dan selama-lamanya.
•   Salam 7 – Khusus untuk uskup
     (I): Damai bersamamu atau Damai sertamu
     (U): Dan bersama rohmu atau Dan sertamu juga

Setelah dilanjut dengan kata pengantar yang bertujuan mengarahkan/menuntun umat untuk dapat memahami secara lebih dalam makna upacara kudus agar melibatkan diri dengan sepenuh hati. Kata pengantar ini singkat dan tidak bertele-tele.


c.   Pernyataan Tobat dan Tuhan Kasihanilah Kami   
Imam mengajak umat untuk mengakui dosa. Rumusan tobat yang paling umum adalah “Saya Mengaku” (Confiteor):
   
I+U: Saya mengaku kepada Allah yang MahaKuasa dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran
        dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya
        mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada saudara sekalian supaya mendoakan
        saya kepada Allah, Tuhan Kita.
(I):   Semoga Allah yang MahaKuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
(U):  Amin
   
Variasi lainnya: Mzm 32 (ditanggapi umat dengan “Berbahagialah orang bila dosanya diampuni), Mzm 51 (ditanggapi umat dengan “ Kasihanilah aku, ya Allah), Mzm 103 dan Flp 2 (ditanggapi umat dengan “ Tuhan itu pengasih dan penyayang), 1Ptr 2:20-21, 24 (mengulangi kata-kata terakhir Imam dengan seruan “Tuhan kasihanilah kami, Kristus kasihanilah kami, Tuhan kasihanilah kami)

Menurut kesaksian Eteria, seorang rahib-peziarah, di Yerusalem sekitar tahun 400, pada bagian akhir Ibadat Sore seorang diakon memanjatkan doa-doa permohonan yang dijawab oleh sekelompok muda-mudi dengan seruan: Kyrie eleison!
Dalam perkembangan selanjutnya, 3Tuhan Kasihanilah Kami (Kyrie eleison) ditempatkan pada awal perayaan Ekaristi sebagai ungkapan lanjutan dari pernyataan tobat (Confiteor) sebagai seruan kepada Tuhan dan memohon belas kasihanNya.


Tidak lebih dari 100 orang di USA yang membenci Katholik, tetapi ada berjuta-juta orang yang membenci karena kesalahpahaman mereka mengenai Gereja Katholik - Ven. Archbishop Fulton Sheen

Offline Heylene

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 30
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katholik
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #2 on: January 22, 2013, 09:57:33 AM »
d.   Madah Kemuliaan (Gloria)
4Kemuliaan (Gloria) merupakan madah pujian meriah, pujian kepada Allah Bapa yang menurunkan rahmat dan berkat, kemuliaan dan kedamaian bagi manusia yang dicintaiNya. Gloria merupakan permenungan mengenai Sang Putra yang duduk di sisi kanan Bapa yang Mahatinggi. Roh Kudus disebut pada bagian akhir, tetapi menjiwai seluruh pujian ini.

Gloria merupakan komposisi paling tua di dalam tradisi Gereja. Dalam liturgi Byzantin, Gloria dinyanyikan dalam Ibadat Pagi. Gloria juga dinyanyikan di Yerusalem dalam Abad V. Satu-satunya indikasi jelas dari Paus Leo Agung (440-461) Gloria dinyanyikan secara istimewa pada perayaan Natal. Pada awal abad VI dan seterusnya Gloria dipakai pada setiap Hari Minggu dan perayaan para martir, dalam perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup dan perayaan meriah lainnya. Hal ini dipraktekkan terutama di Perancis sejak abad VIII. Pada abad XIII kita menemukan aturan yang membatasi Gloria hanya pada masa liturgi tertentu dan dalam jenis perayaan tertentu.
“Kemuliaan adalah madah yang sangat dihormati dari zaman Kristen kuno. Lewat madah ini Gereja yang berkumpul atas dorongan Roh Kudus memuji Allah Bapa dan Anak Domba Allah serta memohon belas kasihanNya. Teks madah ini tidak boleh diganti dengan teks lain.
Kemuliaan dilagukan atau diucapkan pada hari-hari raya dan pesta, pada perayaan-perayaan meriah dan pada Hari Minggu di luar Masa Adven dan Masa Prapaskah” – PUMR No. 53

Berikut madah Kemuliaan (Gloria):
Kemuliaan kepada Allah di Surga, dan damai dibumi kepada orang yang berkenan padaNya. Kami memuji Dikau, kami meluhurkan Dikau, kami menyembah Dikau, kami memuliakan Dikau. Kami bersyukur kepadaMu, karena kemuliaanMu yang besar. Ya Tuhan Allah, Raja Surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang Tunggal. Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putra Bapa. Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami. Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami. Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami. Karena hanya Engkaulah Kudus. Hanya Engkaulah Tuhan. Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus, bersama dengan Roh Kudus, dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin


e.   Doa Pembuka (Collecta)
Doa Pembuka adalah doa persiapan untuk masuk ke dalam Liturgi Sabda, untuk mendengar dan mewujudkan Sabda yang dinantikan. Berdasarkan istilah “Collecta” (Colligere orationes) maka ada beberapa hipotesis yang muncul. Pada dasarnya hipotesis-hipotesis ini mengatakan bahwa pada awalnya doa pembuka merupakan doa hening yang dilakukan oleh setiap orang yang hadir dalam Ekaristi yang kemudian dipadukan (dikumpulkan jadi satu) oleh pemimpin perayaan dengan ajakan awal: “Oremus” (Marilah berdoa). Hal ini sudah menjadi kebiasaan di dalam komunitas biara-biara dimana pemimpin mengakhiri doa hening komunitas dengan ajakan untuk berdoa bersama yang diwakilkan olehnya.
Doa Pembuka diarahkan kepada Allah Bapa dengan menyebutNya sebagai Yang Mahakuasa, Mahaabadi, Maharahim dan selalu ditutup dengan konklusi panjang, sebuah rumusan yang berdimensi trititaris: Demi Yesu Kristus, PutraMu yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus Allah, kini dan sepanjang masa.
Dengan demikian, Gereja mengarahkan doa kepada Bapa, melalui Kristus dan dalam Roh Kudus. Isi doa pembuka lebih bercorak teologis yang menjadi ajaran resmi Gereja dan lebih kristologis seperti pada zaman Paus Leo Agung. Isi doa pembuka dianggap perlu disesuaikan dengan isi bacaan sehingga tampak kesatuan tematis serta demi pertimbangan pastoral.
===================================================
Rangkuman:
Tanda Salib (Mat 28:19)   
Salam Apostolik (2Kor 13:13, 1Kor 1:3, 2Yoh 3, Rm 15:5-6)
Amin (1Taw 16:36)
Tuhan Sertamu (Kel 3:12, Luk 1:28, 2 Tes 3:16, Rut 2:4Mat 28:20, Yos 1:5, Luk 1:28, Kel 3:12)
Tuhan Kasihanilah kami (Mat 17:15, 20:31, Mzm 123:3)
Kemuliaan (Luk 2:14 + Wahyu)
Tidak lebih dari 100 orang di USA yang membenci Katholik, tetapi ada berjuta-juta orang yang membenci karena kesalahpahaman mereka mengenai Gereja Katholik - Ven. Archbishop Fulton Sheen

Offline Heylene

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 30
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katholik
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #3 on: January 22, 2013, 10:02:27 AM »
1Tanda Salib: Tanda Yang Diragakan dan Diucapkan


Marilah kita mulai dengan ritual paling dasariah yang dilaksanakan pada pembuka dan penutup setiap Misa: tanda salib.
Tanda Salib adalah gerakan yang paling mendasar. Itu adalah iman Kristiani yang diringkas di dalam satu gerakan.  Ketika untuk pertama kalinya menjadi katolik, pada saat pembaptisan, kita ditandai dengan Tanda Salib, yakni ketika imam membuat Tanda Salib Kristus pada tubuh kita. Dengan kata-kata, kita mengakui iman Trinitas di mana di dalamnya kita dibaptis:“ Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. “
 
Dengan tangan kita, kita mengakui penebusan kita oleh Salib Yesus Kristus. Dosa terbesar dalam sejarah manusia—penyaliban Putra Allah—menjadi tindakan agung oleh belas kasih dan kuasa Ilahi. Salib adalah tanda, yang olehnya kita diselamatkan, dimana kita boleh mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2 Ptr 1:4).
Dengan membuat tanda salib, kita melaksanakan tindakan biblis yang suci. Kita sedang menyebut nama Tuhan.

Dalam Kitab Suci, kapan saja seseorang menyebut nama Tuhan, saat itu adalah saat yang penuh kekuatan. Di seluruh sejarah keselamatan, apabila umat Allah mengikat atau membarui perjanjian mereka dengan Allah, mereka selalu menyebut nama kudus Allah. Dengan ini, mereka mengundang Allah untuk bertindak dalam kehidupan mereka dan mereka sendiri mengungkapkan komitmen untuk hidup dalam perjanjian dengan Dia (Kej 4:26, 12:8, 26:25, 1Raj 18:24, 32).
Mengikuti pendekatan biblis terhadapa ibadat ini, orang katolik memulai setiap Misa dengan menyebut nama Allah yang Esa: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Dengan berbuat demikian, kita mengundang Allah yang mahakuasa masuk ke dalam kehidupan kita, dan kita menyerahkan semua yang kita lakukan dalam Misa kepada nama kudusNya.

Dalam kitab Yehezkiel, suatu simbol berbentuk salib memiliki fungsi sebagai tanda perlindungan Ilahi. Kepada Yehezkiel, Allah memperlihatkan penghakiman yang akan ditimpakan atas Yerusalem karena penyembahan berhala yang dilakukan. Dalam penglihatan ini, orang-orang Yahudi akan ditandai dengan abjad Ibrani taw pada dahinya akan diselamatkan apabila hari pembalasan itu tiba (Yeh9:4). Yang sungguh penting untuk topik kita adalah bahwa abjad Ibrani taw ini berbentuk salib (T). Jadi sudah dalam PL, dalam kitab Yehezkiel, tanda salib pada dahi melambangkan ikatan perjanjian dengan Allah dan perlindungan Ilahi.

Tema ini dilanjutkan dalam PB. Dengan menarik gambaran Yehezkiel, Kitab Wahyu juga melukiskan hamba-hamba Allah yang setia dalam PB ditandai dengan suatu materi pada dahinya. Dengan tanda ini mereka dikhususkan menjadi umat Allah dan dilindungi dari penghakiman Ilahi yang akan ditimpakan atas bumi (Why 7:3)

Umat Kristen perdana menganggap membuat Tanda Salib adalah ekspresi iman yang paling umum. Sering ditemukan di dalam dokumen-dokumen pada masa itu. Di hampir seluruh tempat, kebiasaannya adalah untuk membuat tanda salib di dahi. Beberapa penulis (St. Hieronimus dan St. Agustinus) menjelaskan bahwa umat Kristen membuat tanda-tanda salib di dahi, di bibir  kemudian di dada— seperti yang diperbuat oleh umat katolik sebelum pembacaan Injil.

Santo-santo besar ini bersaksi akan kuasa yang sangat besar mengenai tanda salib. St. Siprianus dari Kartago, pada abad ke-3 menulis: “di dalam...Tanda Salib terdapat seluruh kebajikan dan kuasa...Di dalam Tanda Salib ini ada keselamatan bagi semua orang yang menandainya pada dahi mereka. (referensi untuk Why 7: 3 dan 14:1). Satu abad kemudian, St. Athanasius menyatakan bahwa “oleh Tanda Salib semua ilmu sihir berhenti, dan semua ilmu tenung tidak berkerja”. Iblis menjadi tidak berkuasa di hadapan Salib Yesus Kristus.

Trinitas, inkarnasi, penebusan—seluruh syahadat dapat ditangkap dalam sekejap. Di Timur gerakannya lebih kaya, umat Kristen membuat Tanda Salib dengan menyatukan tiga jarinya (jempol, telunjuk, jari tengah), terpisah dari dua jari lainnya (jari manis, kelingking). Tiga jari yang disatukan melambangkan kesatuan Trinitas, dua jari yang disatukan melambangkan kesatuan dari Kristus yang mempunyai dua kodrat: manusia dan Ilahi.

Ini bukan saja sekadar gerakan dalam ibadat. Tapi juga mengingatkan siapa kita ini. “Bapa, Putra dan Roh Kudus) mencerminkan hubungan keluarga, kehidupan batiniah dan persekutuan abadi dari Allah. Allah sendiri adalah “keluarga kekal”, tetapi oleh baptisan kita, Dia adalah keluarga kita juga.

Baptisan adalah sakramen, yang berasal dari kata Latin untuk sumpah (sacramentum), dan oleh sumpah kita diikat di dalam keluarga Allah. Dengan membuat tanda salib, kita memulai Misa Kudus dengan mengingatkan bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Kita juga memperbarui janji baptis kita. Membuat Tanda Salib, sama dengan bila kita bersumpah di atas Kitab Suci di suatu pengadilan hukum. Kita berjanji bahwa kita menghadiri Misa Kudus untuk memberikan kesaksian. Dengan demikian, kita bukanlah penonton dalam ibadat, kita adalah peserta yang aktif, kita adalah saksi-saksi, dan kita bersumpah untuk mengatakan kebenaran, seluruh kebenaran, dan hanyalah kebenaran semata.

Oleh karena itu, kapan saja kita mengulangi tata gerak dasariah dalam Misa ini, kita sedang menerakan tanda salib yang sama yang diterakan pada kita di awal kehidupan dalam Kristus (melalui pembaptisan). Dengan berbuat demikian, kita mengingatkan diri kita bahwa kita telah disendirikan oleh Kristus, dan kita membarui komitmen kita untuk hidup dalam kesatuan dengan Dia. Seperti pada masa Yehezkiel, Tanda Salib mengungkapkan perjanjian kita dengan Allah dan perlindungan Allah atas kehidupan kita. Semoga Allah menolong kita.
Tidak lebih dari 100 orang di USA yang membenci Katholik, tetapi ada berjuta-juta orang yang membenci karena kesalahpahaman mereka mengenai Gereja Katholik - Ven. Archbishop Fulton Sheen

Offline Heylene

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 30
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katholik
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #4 on: January 22, 2013, 10:07:10 AM »
Perutusan Mustahil?: 2Tuhan Bersamamu


Banyak orang katolik begitu terbiasa dengan kalimat ini sehingga tidak menyadari sepenuhnya kekuatan apa yang ada di dalam kata-kata ini. Ini bukanlah sekadar salam saleh atau cara religius, “Selamat Datang!” Juga bukan sekadar isyarat bagi kaum awam untuk memberikan tanggapan “Dan bersama rohmu”. Dari cakrawala Kitab Suci, kata-kata ini menyatakan panggilan Allah, suatu undangan kepada Allah untuk membantu kita di saat menghadapi perkerjaan yang menakutkan. Andaikata kita ini orang Yahudi kuno yang memahami apa artinya kata-kata “Tuhan bersamamu” barangkali kita selalu gemetar dan terpesona setiap kali kita mendengar kata-kata ini diucapkan dalam Misa.

Di seluruh Kitab Suci, apabila Allah memanggil seseorang untuk suatu peran penting dalam rencana keselamatanNya, Ia selalu memberikan jaminan bahwa Ia akan menyertai orang itu:
1.   Ketika Musa dipanggil untuk menghadap Firaun dan menuntun umat keluar dari perbudakan di Mesir. Musa merasa takut, merasa tidak yakin akan kemampuannya sendiri, dan berusaha  membujuk Allah untuk memilih orang lain saja untuk tugas itu. Tetapi, Allah bertahan pada perutusan Musa dan berkata kepadanya, “Aku akan menyertai engkau” (Kel 3:12).
2.   Demikian juga ketika mengutus Yosua untuk menuntun umat memasuki Tanah Terjanji, Allah berkata kepadanya, “Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau” (Yos 1:5).
3.   Ketika Allah memanggil Gideon untuk membela orang-orang Israel dari musuh-musuh asing yang kuat, malaikat berkata kepadanya, “Tuhan menyertai engkau” (Hak 6:12)
4.   Ketika Allah memanggil Perawan Maria yang masih belia untuk melaksanakan peran yang luar biasa yakni menjadi ibu Mesias, Malaikat Gabriel berkata kepadanya, “Tuhan menyertai engkau” (Luk 1:28)
5.   Ketika Yesus mengutus para rasul untuk memaklumkan Injil ke seluruh dunia, Ia berkata, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir jaman.” (Mat 28:20)

Di seluruh sejarah keselamatan, kata-kata kudus ini (“Tuhan menyertai engkau”) diucapkan ketika Allah memanggil umatNya untuk perutusan yang sulit yang melampaui kekuatan mereka. Mereka benar-benar terpojokkan sampai mereka sungguh-sungguh sadar bahwa tidak dapat lagi mengandalkan talenta, kekuatan dan kemampuan sendiri. Oleh karena itu mereka menyadari pada tingkat yang lebih mendalam betapa mereka sungguh membutuhkan Allah. Maka Tuhan berkata bahwa Ia akan memberikan kepada mereka satu hal yang paling mereka butuhkan: kehadiranNya bersama mereka ketika mereka menghadapi banyak pencobaan dan penderitaan.

Kata-kata biblis yang sama berulang kali diucapkan kepada kita dalam seluruh Misa. Apabila kita mendengar “Tuhan sertamu”, kita harus sadar bahwa kita pun dipanggil untuk melaksanakan suatu perutusan penting. Seperti Musa, Maria dan para rasul, kita sebagai orang-orang Kristiani dipanggil untuk melayani rencana keselamatan Allah dengan memaklumkan Injil kepada dunia di sekitar kita. Tugas ini tidaklah mudah. Sebagai warga negara, kita dipanggil untuk mengubah negara kita menjadi pantas bagi Kristus, kaum awan dihdarapkan membawa nilai-nilai Kristiani ke dalam tempat kerja, para orangtua harus membesarkan anak-anak yang saleh, atau orang-orang yang menikah harus mengasihi pasangan mereka dengan sabar, penuh maaf dan kasih yang tulus
Sementara melakukan semua itu, kita kadang-kadang merasa tidak mampu, tak berdaya, tidak cukup “ terampil” untuk melaksanakan tugas panggilan kita sebagaimana yang kita kehendaki. Tetapi, sepanjang Misa, kita diingatkan bahwa dalam menghadapi tantangan perutusan itu kita tidak sendirian. Berulang kali kita diingatkan akan satu hal yang akan paling menolong kita untuk memenuhi panggilan kita – Tuhan menyertai kita.
Tidak lebih dari 100 orang di USA yang membenci Katholik, tetapi ada berjuta-juta orang yang membenci karena kesalahpahaman mereka mengenai Gereja Katholik - Ven. Archbishop Fulton Sheen

Offline Heylene

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 30
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katholik
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #5 on: January 22, 2013, 10:12:53 AM »
3”Tuhan, Kasihanilah Kami”: Kuasa dari Kyrie

Dalam ritus pembuka Misa, kita mendaraskan Kyrie eleison (=Yun, Tuhan Kasihanilah Kami). Mengapa kita memohon belas kasih Allah tiga kali pada awal Misa? Pertama, kita harus menyadari bahwa menyebut Allah untuk memohon belas kasihanNya merupakan suatu kebiasaan biblis yang sudah tua. Sejumlah mazmur berseru memohon belas kasih Allah pada saat-saat penderitaan (Mzm 119:77, 123:3). Mazmur-mazmur lain memohon belas kasih Allah untuk mengampuni dosa-dosa umat. Misalnya, sesudah melakukan perzinahan dengan Batsyeba dan membunuh suaminya, Raja Daud dengan rendah hati mengakui kesalahannya. Ia mengakui tindakannya yang mengerikan dan menyesal, memohon pengampunan Allah dengan mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan, “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setiaMu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! (Mzm 51:3-4)

Dalam PB, orang juga memohon belas kasih Allah dalam pribadi Yesus Kristus. Misalnya:
1.   Dua orang buta dengan penuh iman menghampiri Yesus sambil memohon kesembuhan untuk hidup mereka, dengan berkata, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud” (Mat 9:27, 20:30, 31)
2.   Orang-orang datang kepada Yesus dan memohon belas kasihNya bagi orang-orang yang mereka kasihi yang sedang menderita, dengan berkata, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita” (Mat 15:22)
3.   atau, “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita” (Mat 17:15)

Dalam setiap kejadian, setiap kali orang memohon belas kasihNya, Yesus serta merta menanggapi dan melakukan mukjizat dalam kehidupan umat.

Dalam Misa, pada saat Kyrie, sambil berdiri seturut tradisi biblis, kita memohon belas kasih Allah untuk kehidupan kita sendiri dan kehidupan orang-orang lain. Dalam mendaras aklamasi-aklamasi liturgis, “Tuhan kasihanilah kami...Kristus kasihanilah kami...Tuhan kasihanilah kami” kita menjadi seperti Daud yang menyesali dosa-dosa kita dan memohon pengampunan Allah. Kita menjadi seperti orang-orang buta yang memohon agar Kristus menyembuhkan kelemahan dan kebutaan rohani kita. Kita menjadi seperti ayah dalam Injil, yang memohon perkenan Yesus untuk bertindak dalam kehidupan orang-orang yang kita kasihi. Dalam Misa, dengan mengatakan Kyrie eleison, dengan rendah hati kita memasrahkan seluruh hidup kita—segala kelemahan, dosa, ketakutan dan penderitaan kita—dan kehidupan orang-orang yang kita kasihi, kepada Hati Kristus yang Maharahim. *Ingatlah, berkat pembaptisan, kita diangkat menjadi imam, dan salah satu tugas kita sebagai imam adalah berdoa bagi orang lain yang tidak atau tidak dapat berdoa bagi dirinya sendiri
[*catatan: Thomas Howard, If Your Mind Wanders at Mass, Steubenville, OH: Franciscan University Press, 1995, 61)]

Penyerahan mistik inilah yang kita lakukan setiap kali kita mendaras Kyrie dalam Misa. Dalam Kyrie, kita menyerahkan seluruh umat manusia dan sungguh seluruh ciptaan kepada belas kasih Kristus yang tiada batasnya.

Bila kita berada di posisi sebagai saksi, lalu siap yang diadili:? Ritus pertobatan membuatnya jelas: kita. Panduan liturgi kuno kita, Didache, mengatakan bahwa pengakuan dosa harus mendahului keikutsertaan kita dalam perayaan Ekaristi. Yang indah tentang Misa Kudus adalah tidak seorangpun yang bangkit untuk menuduh kita selain diri kita sendiri. “Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa...bahwa saya telah berdosa....” karena kesalahan saya sendiri.

Kita telah berdosa. Kita tidak dapat mengingkarinya. “Jika kita berkata bahwa, ‘kita tidak berdosa’, maka kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita” (1 Yoh 1:8). Selanjutnya, KS mengatakan, orang benar pun jatuh dalam dosa tujuh kali sehari (Ams 24:16). Kitapun tak terkecuali, dan kejujuran menuntut kita untuk mengakui kesalahan kita. Dosa kecil kita pun adalah hal yang serius, karena setiap dosa adalah pelanggaran terhadap Allah yang KebesaranNya tidak dapat diukur. Maka di dalam Misa Kudus, kita mohon pengampuan dan menyerahkan diri kita pada kemurahan pengadilan Surga. Di dalam Kyrie, kita memohon kemurahan dari ketiga pribadi Ilahi di dalam Trinitas: “Tuhan kasihanilah kami, Kristus kasihanilah kami, Tuhan kasihanilah kami”. Kita tidak mencari-cari alasan atau rasionalisasi. Kita memohon pengampunan dan kita mendengar pesan kemurahan hatiNya. Bila dapat diungkapkan dengan satu kata, arti Misa Kudus adalah “kemurahan”.

Kata-kata “Tuhan, kasihanilah kami” sering muncul dalam KS, pada kedua Perjanjian (Mzm 6:2, 31:9, Mat 15:22, 17:15, 20:30). Perjanjian Lama berulang-ulang mengajarkan bahwa kemurahan adalah salah satu sifat Allah (Kej 34:6, Yun 4:2)

“Tuhan, kasihanilah kami” bertahan sejak liturgi Kristen kuno. Nyatanya, di negara-negara barat yang menggunakan liturgi Latin pun mempertahankannya bahkan dalam bentuk Yunani yang lebih kuno: Kyrie, eleison. Di dalam beberapa liturgi Timur, umat mengulangi Kyrie sebagai jawaban atas litani yang lebih panjang memohon pertolongan Tuhan. Di antara orang-orang Byzantin, permohonan-permohonan ini sebagian besar memohon bagi kedamaian: “Dalam damai, marilah kita berdoa kepada Tuhan...untuk damai yang dari Surga...untuk damai di seluruh bumi...”
Tidak lebih dari 100 orang di USA yang membenci Katholik, tetapi ada berjuta-juta orang yang membenci karena kesalahpahaman mereka mengenai Gereja Katholik - Ven. Archbishop Fulton Sheen

Offline Heylene

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 30
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katholik
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #6 on: January 22, 2013, 10:22:57 AM »
4Kemuliaan (Gloria): Bernyanyi Bersama Para Malaikat

Madah Gloria ini dimulai dengan kata-kata, “Kemuliaan kepada Allah di Surga, dan damai di bumi kepada orang yang berkenan padaNya”.
Kita berdoa untuk kedamaian, dan dalam beberapa saat kemudian kita berseru atas terkabulnya doa kita: “Kemuliaan kepada Allah di tempat yang tinggi dan damai kepada orang-orangNya di bumi.” Doa ini telah ada sekurang-kurangnya sejak abad kedua. Aklamasi pembukaannya diambil dari nyanyian para malaikat yang bernyanyi pada saat kelahiran Yesus (Luk 2:14). Kalimat berikutnya adalah gema dari pujian para malaikat akan kekuatan Allah yang diambil dari kitab Wahyu (Why 15:3-4)

Dengan segera kita memuji Tuhan atas berkat-berkat yang kita doakan. Itu adalah kesaksian kita tentang kekuatan Allah. Itu adalah kemuliaanNya. Yesus berkata, “Dan apapun juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.”

Kemuliaan diserukan dengan sukacita, penuh kepercayaan, dan harapan yang selalu menandai umat yang beriman. Di dalam Kemuliaan, Misa Kudus mengingatkan Perjanjian Lama Todah. Kurban kita adalah permohonan penting bagi pembebasan, tetapi pada saat yang sama, ini adalah perayaan dan ucapan syukur untuk pembebasan itu. Itulah iman seseorang yang mengenal perlindungan dan pemeliharaan Allah. Itulah Kemuliaan.

Jadi, setiap kali melagukan “Gloria” dalam Misa, kita tidak sedang melagukan madah yang biasa-biasa saja, kita memuji Allah. Kita sedang melagukan nyanyian para malaikat! Bahkan lebih lagi, kita bergabung dengan paduan suara para malaikat di surga dengan melagukan nyanyian pujian yang sama, yang mereka lambungkan untuk menyambut bayi Yesus di Betlehem. Dan ini tampaknya paling tepat, karena dalam perayaan Ekaristi, misteri Natal, dalam arti tertentu, diulangi. Allah yang sama, yang turun ke dunia dan dilahirkan sebagai bayi 2000 tahun lalu kini turun lagi ke bumi pada altar kita setiap Misa. Oleh karena itu, sementara menyiapkan Misa, tepat sekali kita berpartisipasi dalam pujian surgawi, yang aslinya dilambungkan untuk menyambut Allah Manusia di Betlehem. Pada bagian ini, kita mempersiapkan diri untuk menyambut Kristus yang sama, yang dengan rendah hati datang kepada kita dalam Komuni Kudus.


~Bersambung....~
Tidak lebih dari 100 orang di USA yang membenci Katholik, tetapi ada berjuta-juta orang yang membenci karena kesalahpahaman mereka mengenai Gereja Katholik - Ven. Archbishop Fulton Sheen

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #7 on: January 22, 2013, 09:46:46 PM »
wah bagus sekali.. ditunggu sambungannya..  :)
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline slamet

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 7
  • Reputation Power:
  • Denominasi: katolik
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #8 on: February 05, 2013, 03:59:13 PM »
Saya juga nunggu sambungan nya....

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #9 on: August 20, 2013, 04:37:20 PM »
Ikut menunggu sambungannya. :drool: :drool: :drool:
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: Mengenal bagian-bagian dari Misa Kudus
« Reply #10 on: August 20, 2013, 05:33:40 PM »
Ada antrian panjang pembagian sembako Gratis neh ????
ikutan Ah

Tuhan Yesus memberkati


Han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )