Author Topic: Ulama Afganistan belajar PANCASILA  (Read 386 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Siganteng

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 180
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Ulama Afganistan belajar PANCASILA
« on: September 20, 2013, 10:52:27 AM »
memang Pancasila sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada Indonesia yang multi etnis dan Kultur.

http://ugm.ac.id/id/berita/8233-ulama.afganistan.belajar.pancasila


YOGYAKARTA – Sebanyak 12 ulama terkemuka dari 12 provinsi di Afganistan berkunjung ke Kampus UGM untuk mempelajari Pancasila secara lebih mendalam. Kedatangan mereka yang dipimpin dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini berdiskusi dengan para pakar UGM untuk mengetahui lebih jauh perkembangan kehidupan toleransi antar umat beragama di Indonesia.
 
Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc mengatakan kunjungan delegasi dari Afganistan ini memang sengaja untuk mempelajari Pancasila dan kehidupan multikultural masyarakat Indonesia yang bisa hidup rukun dan damai. “Sebagai negara penduduk muslim terbesar, masyarakat muslim Indonesia bisa berdampingan dengan non muslim. Bahkan Borobudur dan Prambanan adalah  peninggalan agama Budha dan Hindu di sini,” kata Pratikno saat menerima kunjungan delegasi Afganistan di ruang multimedia, Kamis (19/9).
 
Seraya menerangkan keberadaan UGM sebagai kampus yang menampung anak-anak muda dari berbagai agama, suku, dan budaya, memiliki mandat untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan bangsa. Lebih dari itu, UGM juga diberi mandat menjaga kebudayaan, toleransi dan multikultural. “Karena itu di sini ada Pusat Studi Pancasila, Program Studi Lintas Agama dan Budaya, dan Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian,” katanya.
 
Peneliti Senior Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM, Prof. Dr. Sutaryo, mengatakan Indonesia dan Afganistan sama-sama memiliki mayoritas penduduk muslim. Bedanya, Indonesia memiliki lebih dari 8000 jenis ragam budaya dan 5000 bahasa yang dapat dipersatukan lewat Pancasila. “Di Afganistan, bukan perkara agama, tapi kondisi politik dan sosial yang membuat mereka terbelah,” imbuhnya.
 
Dr. Fazal Gahani, salah seorang ketua tim delegasi afganistan mengatakan kondisi Afganistan saat ini tidak seperti yang diberitakan oleh media asing yang menyebutkan di Afganistan masih adanya perang, bom bunuh diri dan konflik antar kelompok bertikai. Padahal menurutnya setiap ulama di Afganistan dalam setiap ceramahnya selalu menyampaikan pesan pentingnya menjaga perdamaian. “Sesama ulama kita selalu mengajak semua ulama bersatu dan memberi pengertian agat rakyat juga ikut bersatu,” ujarnya.
 
Dia menambahkan, mayoritas  rakyat Afganistan cinta damai, namun masuknya negara asing yang menjadikan konflik antar kolompok di Afganistan tidak pernah usai. Bahkan negara luar tersebut berkompetisi memperebutkan sumber ladang minyak dan gas bumi. “Banyak tambang minyak dan gas bumi yang belum dieksplorasi karena masalah keamanan,” imbuhya.
 
Selain mengajak ormas islam dan akademisi UGM ikut berkontribusi merealisasikan perdamaian di Afganistan, ia juga berharap UGM juga membantu pendidikan di Afganistan. Pasalnya negara ini masih kekurangan tenaga pengajart. “Kami masih kekurangan dosen dan guru, saya kira Indoneia bisa bantu dosen dan guru belajar di sini,” harapnya.
 
Hal senada juga disampaikan Shafiullah sahfi, ulama dari propinsi Nooristan yang berharap ormas Islam segera bergerak membantu perdamaian di negaranya. “Tahun 2014 tentara asing akan keluar dari Afganistan. Banyak rakyat yang senang, tapi ada juga khawatir jika tentara asing keluar, Afganistan jadi tidak aman,” katanya.
 
Wakil Sekjen PBNU, Abdul Munim, mengatakan 12 ulama dari Afganistan ini sengaja didatangkan ke Indonesia untuk mengetahui lebih jauh tentang Pancasila yang diyakini sebagai pemersatu kehidupan masyarakat Indonesia yang terkenal majemuk. “Mereka tahu Indonesia bisa rukum karena Pancasila. Mereka ingin belajar, karena mereka yang hanya punya satu agama saja tidak bisa rukun dan saling bertengkar,” kata Munim ditemui disela-sela memimpin kunjungan rombongan ulama Afganistan.
 
Selain berkunjung ke UGM, kata Munim, rombongan ulama Afganistan ini juga berkunjung ke lokasi pesantren di Surabaya dan Yogyakarta serta bertemu tokoh agama.  (Humas UGM/Gusti Grehenson)
neng neng nong neng..

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Ulama Afganistan belajar PANCASILA
« Reply #1 on: September 20, 2013, 12:41:00 PM »

Sementara orang Indonesia sendiri lebih suka dasar negara berjudul 'Syariah Islam' ?
Memang dunia ini aneh ya....

Syalom

Offline MNIA

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 36
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Gereja-Nya
Re: Ulama Afganistan belajar PANCASILA
« Reply #2 on: September 20, 2013, 05:33:54 PM »
aku baru denger ajaran NKRI - Bersyariah..
dulu jaman sekolah dulu tidak ada ajaran NKRI - bersyariah, yang ada NKRI berpancasila..
apa dalam ajaran sekarang sudah ada ajaran NKRI bersyariah di buku2 sekolah ??

kalau tidak ini sama saja MAKAR !!!

Payah pemerintahan sby..

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Ulama Afganistan belajar PANCASILA
« Reply #3 on: September 20, 2013, 05:37:55 PM »
aku baru denger ajaran NKRI - Bersyariah..
dulu jaman sekolah dulu tidak ada ajaran NKRI - bersyariah, yang ada NKRI berpancasila..
apa dalam ajaran sekarang sudah ada ajaran NKRI bersyariah di buku2 sekolah ??

kalau tidak ini sama saja MAKAR !!!

Payah pemerintahan sby..


Uuuups, tentu saja bukan berdasarkan NKRI, bro.
Makar? Bagi mereka adalah mengembalikan sesuai tujuan nabi mereka koq, he he he.

Syalom

Offline MNIA

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 36
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Gereja-Nya
Re: Ulama Afganistan belajar PANCASILA
« Reply #4 on: September 20, 2013, 05:41:52 PM »

Uuuups, tentu saja bukan berdasarkan NKRI, bro.
Makar? Bagi mereka adalah mengembalikan sesuai tujuan nabi mereka koq, he he he.

Syalom

urusan nabi menurut saya itu pandangan subjektif kepercayaan individu.
tapi kalau sudah kehidupan bernegara mencetuskan idiology baru (NKRI Bersyariah) ini sudah makar.
dalam undang-undang idiologi NKRI adalah Pancasila bukan syariah.

dan parahnya lagi koq pemerintah diam saja dgn upaya menganti idiologi, apa harus ada kesaktian pancasila jilid 2 setelah thn 1965 ?

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Ulama Afganistan belajar PANCASILA
« Reply #5 on: September 20, 2013, 05:49:08 PM »
urusan nabi menurut saya itu pandangan subjektif kepercayaan individu.
tapi kalau sudah kehidupan bernegara mencetuskan idiology baru (NKRI Bersyariah) ini sudah makar.
dalam undang-undang idiologi NKRI adalah Pancasila bukan syariah.

dan parahnya lagi koq pemerintah diam saja dgn upaya menganti idiologi, apa harus ada kesaktian pancasila jilid 2 setelah thn 1965 ?

Maka jangan pilih parpol berazaskan bukan Pancasila saat pemilu 2014 nanti, juga jangan golput, karena merugikan Pancasila.

Syalom