Author Topic: Our Daily Bread / RBC Indonesia  (Read 769 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Our Daily Bread / RBC Indonesia
« on: April 01, 2015, 06:30:03 AM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Sakit yang Mulia
01/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/01-770x425.jpg

Baca Sekarang: Yohanes 16:17-24 | Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-Hakim 13–15 ;Lukas 6:27-49
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=YOH.%2016:17-24
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=HAK.%2013%E2%80%9315
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%206:27-49

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-01.mp3


[Yesus berkata,] “Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.” -Yohanes 16:22

Saya bertanya pada beberapa teman tentang pengalaman tersulit dan menyakitkan dalam hidup mereka. Jawaban mereka mencakup peperangan, perceraian, operasi, dan wafatnya orang yang mereka kasihi. Jawaban istri saya, “Kelahiran anak pertama kita.” Saat itu, persalinan di sebuah rumah sakit militer yang sepi tersebut berlangsung lama dan berat. Namun saat mengingat hal itu, ia merasa sangat bersukacita “karena rasa sakitnya punya maksud yang mulia.”

Sebelum Yesus disalib, Dia memberitahukan kepada para murid-Nya bahwa mereka akan mengalami masa-masa yang penuh penderitaan dan kesusahan. Tuhan membandingkan pengalaman yang akan menimpa mereka itu dengan pengalaman seorang ibu saat melahirkan; penderitaannya berubah menjadi sukacita ketika bayinya lahir (Yoh. 16:20-21). “Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu” (ay.22).

Kesusahan selalu saja ada di sepanjang jalan hidup kita. Namun Yesus, “yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia” (Ibr. 12:2), telah membayar lunas pengampunan dan kebebasan bagi setiap orang yang membuka hati kepada-Nya. Pengorbanan-Nya dalam penderitaan telah menggenapi maksud kekal Allah untuk memungkinkan kita menjalin persahabatan dan persekutuan dengan-Nya.

Sukacita Juruselamat kita, saat mengatasi penderitaan-Nya, sama seperti sukacita dari-Nya saat mengatasi penderitaan kita.

Ya Bapa, Yesus, Anak-Mu yang mulia memilih untuk menderita bagiku. Terima kasih atas pengorbanan-Nya untuk menggantiku. Terima kasih karena penderitaanku pun bisa Engkau pakai untuk menjadikanku serupa dengan-Nya.

Penderitaan dapat semakin menarik orang Kristen mendekat kepada Kristus.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #1 on: April 02, 2015, 06:10:24 AM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Menikmati Perjamuan-Nya
02/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/02-770x425.jpg

Baca Sekarang: 1 Korintus 11:23-34 | Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-Hakim 16–18 ; Lukas 7:1-30
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1KOR.%2011:23-34
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=HAK.%2016%E2%80%9318;
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%207:1-30

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-02.mp3


Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! -1 Korintus 11:24

Ini bukan soal bentuk mejanya, persegi atau bundar. Bukan soal bahan kursinya—dari plastik atau dari kayu. Bukan juga soal hidangannya, meski akan lebih indah jika itu dimasak dengan kasih. Kenikmatan suatu jamuan makan akan dialami ketika kita mematikan televisi dan telepon seluler agar bisa memberikan perhatian kepada orang-orang yang sedang makan bersama kita.

Saya senang berkumpul bersama di sekeliling meja, menikmati percakapan yang menyenangkan tentang berbagai topik dengan teman-teman dan keluarga. Hanya saja, teknologi masa kini yang serba instan telah membuat hal itu sulit dilakukan. Adakalanya kita lebih menaruh perhatian pada apa yang dikatakan orang lain—yang mungkin berada jauh dari kita—daripada apa yang sedang diucapkan oleh seseorang yang berada di depan kita.

Kita juga telah diundang untuk menghadiri sebuah perjamuan lain di sebuah meja saat kita datang bersama di satu tempat untuk merayakan Perjamuan Tuhan. Perjamuan itu tidak tergantung pada seberapa besar atau kecilnya gereja yang menyelenggarakannya. Bukan pula soal jenis roti yang disantap. Perjamuan Tuhan adalah saatnya kita mengalihkan pikiran kita dari segala kekhawatiran dan kegelisahan kita untuk memusatkan perhatian kepada Yesus.

Kapan terakhir kalinya kita menikmati Perjamuan Tuhan? Apakah kita menikmati kehadiran-Nya, atau apakah kita lebih memikirkan yang terjadi di tempat lain? Hal itu penting, “sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor. 11:26).

Ajarlah kami, ya Tuhan, saat kami duduk di depan meja Perjamuan-Mu untuk memusatkan diri hanya pada kasih dan pengorbanan-Mu yang agung bagi kami. Mampukan kami untuk menikmati persekutuan bersama umat-Mu sembari mengenang karya Yesus bagi kami di Kalvari.

Mengenang kematian Kristus memberi kita keberanian untuk hari ini dan harapan untuk masa depan.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #2 on: April 03, 2015, 01:06:15 PM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Anda pun Tertawa
03/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/03-770x425.jpg

Baca Sekarang: 2 Korintus 5:1-8 | Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 19–21; Lukas 7:31-50
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=2KOR.%205:1-8
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=HAK.%2019%E2%80%9321
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%207:31-50

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-03.mp3


Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat [Allah] menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. -2 Korintus 5:21

Bising. Getaran. Tekanan. Bola Api. Chris Hadfield, astronot asal Kanada, menggunakan kata-kata tersebut untuk menggambarkan pengalamannya saat diluncurkan ke luar angkasa. Saat roketnya meluncur menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional, tekanan gravitasi pun meningkat dan ia menjadi sulit bernapas. Pada saat ia menyangka akan pingsan, roket itu menerobos masuk ke dalam suatu keadaan tanpa bobot. Alih-alih pingsan, ia justru tertawa lepas.

Penggambarannya itu mengingatkan saya pada hari-hari menjelang meninggalnya ibu saya. Ibu memikul beban hidup yang semakin berat hingga ia tidak lagi mempunyai kekuatan untuk bernapas. Kemudian ia terlepas dari penderitaannya dan masuk ke surga yang “tanpa bobot”. Saya membayangkan Ibu pun tertawa saat bertemu pertama kalinya dengan Yesus.

Pada hari Jumat yang kita sebut “agung” itu, hal yang serupa terjadi pada Yesus. Allah menimpakan kepada-Nya beban dosa seluruh dunia—dosa masa lampau, masa kini, dan masa depan—sampai Dia tak mampu lagi bernapas. Kemudian Dia berkata, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Luk. 23:46). Setelah menderita karena dosa-dosa kita, Yesus menerima kembali dari Allah hidup yang dipercayakan kepada-Nya dan kini Dia hidup di tempat di mana dosa dan maut tidak lagi berkuasa. Setiap orang yang percaya kepada Kristus kelak akan tinggal bersama-Nya, dan pada saat itu kita akan bersukacita karena telah lepas dari kehidupan kita sekarang.

Bapa di surga, tak ada kata yang mampu menggambarkan syukur kami untuk Anak-Mu, Yesus, yang telah menanggung beban dosa kami. Terima kasih karena begitu kami terlepas dari tubuh fana yang berbeban berat ini, kami akan tinggal bersama-Mu selamanya.

Pengorbanan Yesus membawa kita menikmati sukacita surgawi.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #3 on: April 04, 2015, 12:55:18 PM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Pohon Kasih
04/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/04-770x425.jpg

Baca Sekarang: Matius 27:27-35 | Bacaan Alkitab Setahun: Rut 1–4 ; Lukas 8:1-25
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=MAT.%2027:27-35
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Rut%201%E2%80%934
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%208:1-25

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-04.mp3


[Yesus] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib.-1 Petrus 2:24

Pohon gandarusa besar di halaman belakang rumah kami telah berdiri teguh selama lebih dari 20 tahun. Pohon itu telah menaungi keempat anak kami ketika mereka bermain di halaman. Pohon itu juga menyediakan tempat tinggal bagi tupai-tupai yang berkeliaran di sekitar rumah kami. Namun ketika suatu musim semi tiba dan pohon itu tidak terbangun dari tidur musim dinginnya, itulah waktu yang tepat untuk menebangnya.

Setiap hari sepanjang satu minggu saya sibuk dengan pohon itu—pertama-tama untuk menebangnya dan kemudian memotong batang kayu yang berusia dua dekade itu menjadi potongan-potongan kecil yang mudah dibawa. Pengalaman tersebut membuat saya mempunyai banyak waktu untuk berpikir tentang pepohonan.

Saya berpikir tentang pohon pertama, yaitu pohon yang buah terlarangnya dimakan oleh Adam dan Hawa (Kej. 3:6). Allah menggunakan pohon itu untuk menguji kesetiaan dan kepercayaan mereka. Kemudian ada pohon dalam Mazmur 1 yang mengingatkan kita pada buah-buah yang indah dari kehidupan yang saleh. Lalu dalam Amsal 3:18, hikmat diibaratkan bagai pohon kehidupan.

Namun ada satu kayu pohon yang paling penting dari segalanya, yakni kayu kasar di Kalvari yang diperoleh dari sebatang pohon yang kokoh. Pada kayu tersebut, Juruselamat kita tergantung di antara dunia dan surga demi memikul setiap dosa manusia dari setiap generasi di dalam tubuh-Nya. Kayu salib itu berdiri menjulang melebihi segala pohon yang ada sebagai lambang kasih, pengorbanan, dan keselamatan.

Di Kalvari, Anak Tunggal Allah menderita kematian yang luar biasa di atas kayu salib. Salib itulah pohon kehidupan kita.

Bapa, pada hari ini, antara Jumat Agung dan Minggu Paskah, kami bersyukur untuk salib dan untuk Anak-Mu yang telah mati menyerahkan nyawa-Nya agar kami memperoleh hidup. Terima kasih.

Salib Kristus menyingkapkan pekatnya dosa manusia sekaligus puncak dari kebesaran kasih Allah.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #4 on: April 05, 2015, 12:50:27 PM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Datanglah Kepada-Ku
05/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/05-770x425.jpg

Baca Sekarang: Yohanes 20:24-31 | Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 1–3 ; Lukas 8:26-56
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=YOH.%2020:24-31
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1SAM.%201%E2%80%933
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%208:26-56

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-05.mp3


Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. -Yohanes 20:29

Charlotte Elliott menulis himne “Just As I Am” (Meski Tak Layak Diriku—Kidung Jemaat, no. 27) pada tahun 1834. Saat itu Elliott telah menjadi cacat selama bertahun-tahun, dan ia terlalu sakit untuk membantu penggalangan dana bagi sebuah sekolah bagi kaum wanita. Elliott merasa begitu tidak berguna dan penderitaan batinnya ini mulai membuatnya meragukan imannya kepada Kristus. Ia menulis himne itu sebagai tanggapan atas keraguannya. Siksaan batinnya mungkin terungkap paling jelas dalam kata-kata berikut:

Terombang-ambing, berkeluh,

Gentar di kancah kemelut,

Ya Anak domba Allahku,

‘Ku datang kini pada-Mu.

Tiga hari setelah kematian dan penguburan-Nya, Yesus bangkit dari kematian dan mengundang seorang murid yang dalam sejarah dijuluki dengan nama “Tomas yang tidak percaya” untuk memeriksa bekas luka penyaliban-Nya (Yoh. 20:27). Ketika Tomas menyentuh luka pada tubuh Yesus, ia pun akhirnya percaya akan kebangkitan-Nya. Kristus berkata kepadanya, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (ay.29).

Sebagai pengikut Kristus dewasa ini, kita termasuk mereka yang tidak melihat tetapi tetap percaya. Meskipun demikian, terkadang keadaan di atas bumi ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan sulit dalam jiwa kita. Akan tetapi kita dapat berseru, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” (Mrk. 9:24). Yesus menyambut kita untuk datang kepada-Nya sebagaimana adanya kita.

Yesusku, mampukan aku untuk mempercayai-Mu saat hidup terasa tak masuk akal. Angkatlah setiap keraguanku dan gantikan dengan iman yang makin teguh di dalam-Mu.

Kristus yang bangkit membuka jalan agar Anda dapat memperoleh kepenuhan hidup.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #5 on: April 13, 2015, 01:23:16 PM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Berdoa Dahulu
13/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/13-770x425.jpg

Baca Sekarang: 1 Samuel 23:1-5 | Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 22–24 ; Lukas 12:1-31
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1SAM.%2023:1-5
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1SAM.%2022%E2%80%9324
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%2012:1-31

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-13.mp3


Bertanyalah Daud kepada Tuhan.

Manakala saya dan suami mengawasi latihan piano putra kami, kami biasa memulainya dengan meminta Allah supaya menolong kami. Kami berdoa terlebih dahulu karena kami berdua sama sekali tidak bisa memainkan piano. Kami bertiga sama-sama belajar untuk memahami serba-serbi dalam musik, seperti arti istilah “staccato” dan “legato” dan waktu yang tepat untuk memainkan bilah-bilah hitam pada piano.

Doa menjadi prioritas ketika kita menyadari bahwa kita memerlukan pertolongan Allah. Daud membutuhkan pertolongan Allah dalam suatu situasi yang berbahaya ketika ia mempertimbangkan untuk bertempur melawan orang Filistin di Kehila. Sebelum mulai bertempur, “bertanyalah Daud kepada Tuhan: ‘Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?’” (1Sam. 23:2). Allah memberikan persetujuan-Nya. Namun anak buah Daud mengakui bahwa kekuatan musuh telah membuat mereka gentar. Sekali lagi, sebelum mengangkat pedang melawan orang Filistin, Daud berdoa. Allah menjanjikan kemenangan yang kemudian memang diraihnya (ay.4).

Apakah doa menjadi penuntun hidup kita ataukah justru menjadi pilihan terakhir ketika kesulitan menerpa? Kita pun kadang terbiasa untuk membuat rencana terlebih dahulu, baru kemudian meminta Allah untuk memberkati rencana itu, atau berdoa hanya pada saat kita telah putus asa. Allah memang ingin kita datang kepada-Nya di saat-saat kita membutuhkan pertolongan, tetapi Dia juga ingin kita mengingat bahwa kita memerlukan-Nya setiap saat (Ams. 3:5-6).

Ya Allah, pimpinlah aku dalam menjalani hidup ini. Tolong aku untuk tidak bertindak menurut hikmatku sendiri, tetapi kiranya aku mencari kehendak-Mu dalam setiap situasi yang kuhadapi.

Allah ingin kita berdoa sebelum melakukan apa pun. OSWALD CHAMBERS

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #6 on: April 14, 2015, 06:22:06 AM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Jangan Khawatir!
14/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/14-770x425.jpg

Baca Sekarang: 1 Petrus 5:1-11 | Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 25–26 ; Lukas 12:32-59
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1PTR.%205:1-11
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1SAM.%2025%E2%80%9326
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%2012:32-59

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-14.mp3


Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. -1 Petrus 5:7

George Burns, seorang aktor dan humoris asal Amerika Serikat, berkata, “Kalau Anda bertanya, ‘Apakah kunci utama untuk hidup panjang umur?’ Saya akan menjawab: jangan khawatir, stres, dan tegang. Kalau pun Anda tidak bertanya kepada saya, saya tetap akan mengatakannya.” Burns, yang hidup hingga usia 100 tahun, suka sekali membuat orang lain tertawa, dan rupanya ia mengikuti nasihatnya sendiri.

Namun bagaimana kita dapat menjauhi kekhawatiran, padahal hidup kita begitu tidak pasti, penuh dengan beragam masalah dan kebutuhan? Rasul Petrus memberi penguatan berikut kepada para pengikut Yesus yang terpaksa harus tersebar ke berbagai tempat di Asia pada abad pertama: “Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1Ptr 5:6-7).

Perintah Petrus tidak diberikan untuk menolong kita menghindari penderitaan (ay.9), tetapi supaya kita dapat menemukan kedamaian dan kekuatan untuk berdiri teguh dan menang menghadapi serangan Iblis (ay. 8-10). Alih-alih diliputi oleh kegelisahan dan kekhawatiran, kita telah dimerdekakan untuk menikmati kasih Allah kepada kita dan untuk menunjukkan kasih itu kepada satu sama lain.

Tujuan kita bukanlah untuk melihat berapa lama kita akan hidup, melainkan untuk hidup sepenuhnya dalam pelayanan kasih kepada Tuhan di sepanjang usia yang diberikan kepada kita.

Tuhan, aku mengakui bahwa aku suka mengandalkan diri sendiri dan menjadi khawatir. Hal itu membebani jiwaku dan terkadang membuatku tidak bisa tidur di waktu malam. Angkatlah beban itu dari hatiku saat aku bersandar pada-Mu.

Allah itu Bapaku, aku tak memikirkan lagi apa yang telah dilupakan oleh-Nya. Jadi, mengapa aku harus khawatir? Oswald Chambers

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #7 on: April 15, 2015, 06:20:51 AM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Terlalu Berat Bagiku
15/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/15-770x425.jpg

Baca Sekarang: Matius 26:36-46 | Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 27–29 ; Lukas 13:1-22
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Matius%2026:36-46
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1SAM.%2027%E2%80%9329;
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%2013:1-22

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-15.mp3


Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku. -Matius 26:39

Tuhan tak mungkin membebani kita lebih daripada yang dapat kita tanggung,” kata seseorang kepada seorang ayah yang baru saja kehilangan putranya yang berusia lima tahun karena kanker. Kata-kata tersebut dimaksudkan untuk menguatkan sang ayah, tetapi ternyata justru membuat ia tertekan dan menyebabkannya bertanya-tanya mengapa ia sama sekali tidak dapat “menanggung” rasa pedih dari kepergian putranya sendiri. Kepedihan itu begitu membebaninya, sehingga ia pun sulit bernapas. Ia menyadari bahwa kepedihan itu terlalu berat baginya dan ia sangat membutuhkan Allah untuk merengkuh dirinya erat-erat.

Ayat Alkitab yang dipakai orang untuk mendasari pernyataan “Tuhan tak pernah membebani kita lebih daripada yang dapat kita tanggung” tadi adalah 1 Korintus 10:13, “Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Akan tetapi, konteks dari ayat itu adalah tentang pencobaan, bukan penderitaan. Kita dapat memilih untuk keluar dari pencobaan melalui jalan yang telah Allah sediakan, tetapi kita tidak mempunyai pilihan untuk keluar dari penderitaan.

Yesus sendiri menginginkan jalan keluar dari penderitaan yang akan dialami-Nya ketika Dia berdoa, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. . . . Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (Mat. 26:38-39). Namun demikian, Dia tetap rela menanggung semuanya demi keselamatan kita.

Ketika beban hidup terasa terlalu berat untuk kita tanggung, itulah saatnya kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada belas kasihan Allah, dan Dia pasti akan merengkuh kita erat-erat.

Bapa, aku merasa rapuh dan lemah. Aku tahu Engkaulah perlindunganku dan kekuatanku, pertolonganku saat kesusahan. Aku berseru memanggil nama-Mu, Tuhan. Rengkuhlah diriku.

Jika Allah berjaga di belakang kita dan lengan-Nya menopang kita, kita dapat menghadapi apa pun di hadapan kita.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #8 on: April 16, 2015, 06:10:06 AM »
 http://santapanrohani.org/2015/04/
Tempat Pemancingan Terbaik
16/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/16-770x425.jpg

Baca Sekarang: Wahyu 22:1-5 | Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 30–31 ; Lukas 13:23-35
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Wahyu%2022:1-5&mode=text
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1SAM.%2030%E2%80%9331;
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%2013:23-35&

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-16.mp3


Ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan. -2 Korintus 12:4

Teman saya, Gus, meninggal dunia beberapa bulan yang lalu. Gus adalah sesama pemancing ikan trout. Pada akhir pekan ia biasa berada di atas perahu kecilnya untuk memancing ikan di danau terdekat. Suatu hari saya menerima sepucuk surat dari Heidi, putrinya. Heidi menceritakan bahwa ia terus membicarakan tentang surga bersama cucu-cucunya sejak Gus berpulang ke rumah Bapa. Cucu lelaki Heidi yang berusia 6 tahun juga senang memancing dan ia mencoba untuk memberikan gambaran tentang surga dan apa yang sedang dilakukan Gus, kakek buyutnya di sana: “Surga pasti sangat indah,” ia membayangkan, “dan Yesus sedang menunjukkan tempat pemancingan terbaik dengan ikan yang paling banyak pada Kakek Gus.”

Ketika Paulus menceritakan penglihatan akan surga yang diberikan Allah kepadanya, ia tidak dapat melukiskannya dengan kata-kata. Paulus berkata, “Ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia” (2Kor. 12:4). Realitas surga tidak akan dapat terlukiskan oleh kata-kata—mungkin karena manusia memang tidak sanggup memahaminya.

Meskipun kita mungkin terhibur dengan mengetahui sedikit banyak tentang seluk-beluk surga, bukan pengetahuan itu yang memberi kita keyakinan, melainkan pengenalan akan Allah sendiri. Karena saya mengenal Allah dan mengetahui kebaikan-Nya yang besar, saya dapat meninggalkan dunia ini dan segala isinya dengan keyakinan teguh bahwa surga itu indah dan Yesus akan membawa saya ke “tempat pemancingan terbaik”—karena memang Allah sungguh amat baik!

Marilah memohon dan berdoa hari demi hari agar Allah semakin menyatakan diri-Nya kepada jiwa kita, menajamkan indera kita, memberi kita penglihatan dan pendengaran, cita rasa tentang kekekalan yang akan datang. John Henry Newman

Tidak ada sesuatu pun di bumi ini yang sebanding dengan keberadaan bersama Kristus di surga.

http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=2KOR.%2012:4&mode=text

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #9 on: April 17, 2015, 05:59:04 AM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Kita Satu Komunitas
17/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/17-770x425.jpg

Baca Sekarang: 1 Korintus 12:1-11 | Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 1–2 ; Lukas 14:1-24
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1%20Korintus%2012:1-11&mode=text
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=2%20Samuel%201%E2%80%932%20
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=%20Lukas%2014:1-24&mode=text

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-17.mp3


[Tuhan] yang memberikan . . . untuk memperleng-kapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. -Efesus 4:11-12

Ada istri seorang Pendeta yang didiagnosa menderita penyakit Parkinson. Kabar itu membuat keluarganya merasa kesulitan dan tertekan. Sang Pendeta tidak tahu bagaimana ia akan mampu merawat istrinya dengan baik, sementara ia masih bertanggung jawab atas jemaat gerejanya. Namun ternyata ia tidak perlu khawatir, karena sejumlah anggota jemaatnya menyediakan diri mereka untuk membantunya dalam menyiapkan makanan dan memenuhi kebutuhan istrinya.

Rasul Paulus menuliskan pada jemaat di Korintus tentang tujuan Tuhan dalam mem-berikan karunia rohani kepada mereka. Sebelum menuliskan daftar berbagai karunia rohani dalam 1 Korintus 12:8-10, ia mengingatkan bahwa “kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (ay.7). Allah tidak memberikan karunia rohani-Nya untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk melayani sesama, dan dengan demikian, kita juga melayani-Nya.

Kita semua diberi karunia rohani yang berbeda-beda untuk dipakai di saat yang berbeda dan dengan cara yang berbeda. Namun semuanya itu harus dipakai dalam kasih “bagi pembangunan tubuh Kristus” (Ef. 4:12). Di mana pun Allah menempatkan kita, kita dapat memakai apa yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita untuk melakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, sembari mengingat bahwa kita semua merupakan anggota dari gereja, yaitu tubuh Kristus (1Kor. 12:13-14).

Terima kasih, Bapa, untuk segala karunia indah yang telah Engkau berikan pada gereja-Mu. Tolong aku untuk mengerti bahwa Engkau sudah memberikannya kepadaku untuk menguatkan saudara seiman, dan untuk menyebarkan kabar tentang kasih-Mu pada dunia.

Gunakanlah karunia rohani Anda untuk memberi pelayanan bagi sesama.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread / RBC Indonesia
« Reply #10 on: April 18, 2015, 07:15:23 AM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Mengalahkan Cheetah
18/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/18-770x425.jpg

Baca Sekarang: Yesaya 40:6-11, 28-31 | Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 3–5 ; Lukas 14:25-35
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=YES.%2040:6-11,%2028-31&mode=text
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=2SAM.%203%E2%80%935
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%2014:25-35&mode=text

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-18.mp3


Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, . . . . tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. -Yesaya 40:7,31

Cheetah Afrika yang hebat diketahui bisa berlari hingga kecepatan 112 km/jam dalam waktu singkat, tetapi tidak mampu mempertahankan kecepatan itu untuk jarak yang jauh. Lewat tayangan kantor berita Inggris, BBC, dilaporkan bahwa empat penduduk dari desa di timur laut Kenya ternyata mampu mengalahkan dua ekor cheetah dalam lomba lari sejauh 6,5 km.

Kedua cheetah besar itu sebelumnya telah memangsa kambing dari desa mereka. Jadi keempat pria itu menyusun rencana untuk menghentikannya. Suatu hari, mereka telah menunggu hingga hari sedang panas-panasnya, lalu mereka mengejar kucing-kucing besar itu. Mereka berhasil mengejar kedua cheetah yang sudah tidak lagi mampu berlari itu. Kedua cheetah yang kelelahan tersebut dapat ditangkap dengan baik dan diserahkan pada dinas perlindungan satwa Kenya untuk dipindahkan.

Dapatkah kita melihat bayangan diri kita pada cheetah tersebut? Kekuatan kita mungkin awalnya mengesankan, tetapi itu tidak bertahan lama. Nabi Yesaya mengingatkan bahwa kita ini laksana bunga di padang yang segera layu di bawah panasnya matahari (40:6-8).

Namun ketika kita tidak berdaya itulah, Allah menawarkan penghiburan bagi kita. Kejutan akan dialami oleh mereka yang menantikan Tuhan. Pada waktu dan cara yang ditentukan-Nya, Dia dapat memperbarui kekuatan kita. Oleh Roh-Nya, Dia memampukan kita untuk terbang bagai rajawali dengan “kekuatan sayapnya” atau “berlari dan tidak menjadi lesu, . . . berjalan dan tidak menjadi lelah” (ay.31).

Tuhan, ampuni kami karena sering mengandalkan kekuatan kami yang tidak bertahan lama. Tolong kami untuk melihat bahwa semua karunia yang baik itu berasal dari-Mu, dan bahwa Engkaulah sumber kekuatan, harapan, dan sukacita yang tidak pernah mengecewakan.

Ketika kita mendekat kepada Allah, pikiran kita disegarkan dan kekuatan kita diperbarui.

http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Yesaya%2040:6-8&mode=text
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Yesaya%2040:31&mode=text