Author Topic: Kontroversi seputar Konstantin  (Read 1429 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Kontroversi seputar Konstantin
« on: August 21, 2012, 12:55:52 PM »
Saya import dari seberang. Sayang kalo dikotorin disana.
-------------------------

Begitu banyak kontroversi dalam Kekristenan yang berada seputar Kaisar Konstantin. Di Barat, Konstantin dihormati. Di Timur malah dijadikan Santo. Sedangkan bagi sebagian umat Protestan (yang nota bene termasuk Barat juga) seringkali dituduh sebagai biang kerok penyesatan.

Silakan dibahas disini. Saya ambil sumbernya dari orthodoxwiki dan wikipedia supaya berimbang.

http://orthodoxwiki.org/Constantine_the_Great

Agama dari Konstantin Agung, sementara secara umum dianggap Kristen dari pandangan kebijakan pro-Kristen beliau, sampai kini masih diperselisihkan oleh beberapa sejarawan sekuler, namun Gereja dari sejak awalnya  telah menganggapnya sebagai orang Kristen Orthodox yang taat.

Salah satu aspek kehidupan Konstantin yang dipakai oleh para sejarawan sekuler untuk menunjukkan penerimaan Konstantin yang tidak utuh terhadap Kekristenan (dari sudut pandang modern) adalah kekejamannya yang terkenal: dia mengeksekusi istrinya sendiri (Fausta) serta anak tertuanya (Krispus) pada tahun 326. Dia juga membuat Licinius, Kaisar Romawi Timur, dicekik setelah kekalahannya, sesuatu yang dia janjikan sendiri secara terbuka untuk tidak dilakukan. Namun perlu dicatat bahwa istri Konstantin (Fausta)  mencoba merayu anak Konstantin (anak tirinya, Krispus) dan ketika dia menolak untuk terus berlanjut, isterinya (Fausta) menuduhnya (Krispus) memperkosanya. Hukuman karena melakukan ini kepada seorang Ratu adalah hukuman mati, seperti setiap tindakan yang dianggap pengkhianatan. Kemudian,  Konstantin menemukan kebenarannya dan menitahkan supaya istrinya dieksekusi. Licinius, dalam kebencian yang begitu pahit terhadap Konstantin dan Kekristenan, mulai menganiaya Gereja pada paruh Timur Kekaisaran. Konstantin akhirnya tidak tahan terhadap kekejaman Licinius dan membebaskannya dari pemerintahan bersama Kekaisaran.

Kontroversi yang seputar baptisan Konstantin didasarkan atas legenda yang timbul dari dokumen yang diskreditkan bernama "Donasi Konstantin", sebuah dokumen palsu yang bertanggal dari sekitar pertengahan abad kedelapan. Kisah dalam Donasi Konstantin dibangun di atas sebuah legenda yang muncul pada abad keempat di Gereja Barat yang berpendapat bahwa tidak pantaslah Konstantin bisa dibaptis di tempat tidur kematiannya oleh uskup yang ke-orthodox-annya dipertanyakan dan dengan demikian merupakan tindakan yang tidak jelas terhadap otoritas Paus. Legenda tersebut menyajikan sebuah kisah bahwa sebelumnya di awal karir Konstantin, Uskup Sylvester I dari Roma telah membaptis Konstantin setelah sang Uskup menyembuhkan dia dari penyakit lepra. Eusebius dari Kaisarea mencatat bahwa para uskup "melakukan upacara-upacara suci sesuai dengan adat" saat Konstantin dibaptis pada bulan Mei 337 oleh seorang uskup Arian,  Eusebius dari Nikomedia sebelum kematian Konstantin pada 22 Mei, 337 pada usia 65 tahun.


Dari wikipedia,

http://en.wikipedia.org/wiki/Constantine_the_Great

Eksekusi Krispus dan Fausta

Pada beberapa tanggal sekitar 15 Mei dan 17 Juni 326, Konstantinus menyuruh supaya Krispus anak tertuanya, melalui Minervina, ditangkap dan dihukum mati dengan meminum "racun dingin" di Pola (Pula, Kroasia).  Pada bulan Juli, Konstantinus menitahkan supaya istrinya, Ratu Fausta, dibunuh atas perintah sang ibu, Helena. Fausta dibiarkan mati dalam pemandian yang dipanaskan secara berlebihan. Nama-nama mereka dihapus dari banyak prasasti, referensi tentang kehidupan mereka dihapus dari berbagai literatur, dan ingatan tentang keduanya mendapat kutukan. Eusebius, misalnya, mengedit pujian yang ditujukan kepada Krispus dari salinan terkemudian Historia Ecclesiastica, dan Vita Constantini nya tidak menyebutkan Fausta atau Krispus sekalipun.Hanya beberapa sumber kuno yang bersedia untuk membahas kemungkinan motif dari kejadian tersebut; beberapa diantaranya yang menawarkan alasan yang tidak meyakinkan, berasal dari waktu terkemudian, dan umumnya tidak bisa diandalkan. Pada saat eksekusi-eksekusi tersebut, itu biasanya diyakini bahwa Ratu Fausta sedang menjalani hubungan gelap dengan Krispus, ataupun sedang menyebarkan kabar burung tentangnya. Sebuah mitos yang populer muncul, dimodifikasi mengutip legenda Hippolytus-Phaedra, dengan usulan bahwa Konstantinus membunuh Krispus dan Fausta oleh karena tindakan amoral mereka. Salah satu sumber, Sengsara Artemius yang sebagian besar merupakan fiksi, mungkin ditulis pada abad kedelapan oleh Yohanes dari Damaskus, yang membuat hubungan legendaris tersebut menjadi eksplisit. Sebagai interpretasi dari eksekusi tersebut, mitos itu berlandaskan hanya pada "bukti terkecil": sumber-sumber yang menyinggung hubungan antara Krispus dan Fausta ditulis jauh sesudahnya dan tidak dapat diandalkan, dan saran modern bahwa keterkaitan antara dekrit "saleh" Konstantin di tahun 326 dan ketidak jelasan tentang Krispus didasarkan tanpa bukti sama sekali.

Meskipun Konstantin membuat ahli warisnya bergelar "Caesars", mengikuti pola dari Diokletianus, ia memberikan kepada kreasinya sifat turun-temurun, yang asing bagi sistem tetrarchic: Gelar Caesar Konstantin itu disimpan dalam harapan naik ke Kekaisaran, dan sepenuhnya tunduk kepada Augustus  mereka, selama dia masih hidup.  Oleh karena itu, penjelasan alternatif bagi eksekusi Krispus, barangkali, adalah keinginan Konstantin untuk menjaga calon ahli warisnya,  -- dan keinginan Fausta supaya anak laki-lakinyalah yang mewarisi bukannya saudara tiri mereka --  ini cukup menjadi alasan untuk membunuh Krispus, eksekusi berikutnya Fausta, bagaimanapun, mungkin dimaksudkan sebagai pengingat untuk anak-anak Fausta bahwa Konstantin tidak akan ragu untuk "membunuh saudara sendiri ketika ia merasa hal tersebut diperlukan".


Ma'af, terjemahan rada morat-marit. Bisa dibaca sendiri aslinya dalam link diatas jika belum jelas.

bruce

  • Guest
Re: Kontroversi seputar Konstantin
« Reply #1 on: August 21, 2012, 01:08:30 PM »
Sebagai pihak yang memilih beragama Kristen sekarang ini, lepas dari siapa Konstantin, lepas dari apakah dia dulu kejam atau apapun, kita wajib dan patut menghormatinya. Sebagai kaisar Romawi, yang adalah kekuasaan tertinggi sat itu, perannya karena ia memilih memeluk Kristen sangat besar bagi Kekristenan itu sendiri. Dengan menadi Kristen, maka penganut Kristen yang sebelumnya dikejar kejar dan dibunuh, menjadi terlindungi. Agama Kristen justru berkembang sejak Konstantin menerima agama Kristen.

Belum lagi perannya pada saat agama Kristen berhasil menyelenggarakan konsili Nisea, sebuah konsili ekumenis pertama bagi Kristen, yang sangat penting dalam merumuskan doktrin ajaran Kristen itu sendiri. Maka, jika kita bisa menerima seorang pembunuh orang Kristen seperti Paulus sebagai rasul dan penulis Alkitab, mengapa kita harus menolak Konstantin yang juga terbukti berjasa mengembagkan Kekristenan? Apa karena kebetulan dia adalah seorang Kaisar?

Syalom

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: Kontroversi seputar Konstantin
« Reply #2 on: August 21, 2012, 01:13:50 PM »
Kontroversi seputar Konstantin


1. Konstantin adalah penyembah matahari sampai sebelum meninggalnya.

Fakta:
Menurut sejarawan Eusebius, dalam laporannya, The Conversion of Constantine,

http://www.fordham.edu/halsall/source/conv-const.asp

ayah Konstantin, yaitu Konstantius Khlorus, adalah seorang Kristen.

"reviewing, I (Eusebius) say, all these considerations, he (Konstantin) judged it to be folly indeed to join in the idle worship of those who were no gods, and, after such convincing evidence, to err from the truth; and therefore felt it incumbent on him to honor his father's (Konstantius Khlorus) God alone.

Dalam wikipedia, penuturan Eusebius ini dianggap legenda.

http://en.wikipedia.org/wiki/Constantius_Chlorus

Christian legends

As the father of Constantine, a number of Christian legends have grown up around Constantius. Eusebius's Life of Constantine claims that Constantius was himself a Christian, although he pretended to be a pagan, and while Caesar under Diocletian, took no part in the Emperor's persecutions. His first wife, Helena, found the True Cross.

Fakta yang tidak terbantahkan adalah bahwa Helena, sang ibu, dianggap sebagai orang suci tidak hanya oleh Gereja Katolik Roma, namun juga oleh Orthodox Timur, Orthodox Oriental, Koptik, Anglikan, dan Lutheran.

http://en.wikipedia.org/wiki/Helena_of_Constantinople

Dan oleh karena Helena akhirnya diceraikan oleh Konstantius, Konstantin lah yang akhirnya hidup bersamanya sampai akhir hayatnya. Konstantin dikenal sangat menyayangi ibunya. Dari kenyataan inilah tampaknya amat sangat kecil kemungkinan (jika ada) bahwa Konstantin menjadi penyembah matahari sampai sebelum akhir hayatnya.

Tambahan dari situs ini,

http://www.bible.ca/trinity/trinity-history-constantine.htm

Ketika Konstantin datang ke bukit Bait Allah di Yerusalem, dia menghancurkan kuil Jupiter yang telah dibangun pada 135 Masehi oleh Hadrian. Saat membangun "Gereja Makam Kudus" pada tahun 325 Masehi,  Eusebius mencatat bagaimana Konstantin bahkan menyingkirkan tanah di lokasi tersebut dan membuangnya jauh-jauh. Hadrianus telah membangun sebuah kuil Venus di lokasi dan Konstantin menghancurkan serta menghapus setiap jejak dari penyembahan berhala dari tempat itu. Bukti ini menunjukkan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa memang sengaja menggambarkan Konstantin sebagai penyembah berhala.

Eusebius menulis pada tahun 325: "Bagaimana Konstantin memerintahkan bahan bangunan penyusun kuil berhala tersebut, dan bahkan tanahnya, disingkirkan jauh-jauh: tidak juga semangat Kaisar berhenti sampai disitu, tetapi ia memberi perintah lebih lanjut bahwa bahan-bahan apa saja yang dihancurkan, entah itu batu dan kayu, harus disingkirkan dan dibuang sejauh mungkin dari tempat itu, dan perintah ini juga secepatnya dilaksanakan. Namun, Kaisar tidak puas hanya sampai sejauh itu: sekali lagi, terbakar dengan semangat suci, dia mengarahkan bahwa tanah itu sendiri harus digali sampai kedalaman yang cukup, dan tanah yang telah tercemar oleh kotoran penyembahan berhala diangkut ke tempat yang jauh."
(Eusebius , The Life of the Blessed Emperor Constantine, book 3, ch 27)

http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf201.iv.vi.iii.xxvii.html


2. Konstantin meng-invent Tritunggal.

Diakui oleh sejarah Gereja maupun sekuler bahwa tokoh yang berada di balik kata "Tritunggal" adalah Athanasius, yang sewaktu hadir dalam Konsili Nikea, masih berusia muda dan hanya setingkat archdeacon, suatu posisi yang ada dibawah archimandrit Arius.

http://en.wikipedia.org/wiki/Arius

At this First Council of Nicaea twenty-two bishops, led by Eusebius of Nicomedia, came as supporters of Arius. But when some of Arius's writings were read aloud, they are reported to have been denounced as blasphemous by most participants.[19]   Those who upheld the notion that Christ was co-eternal and consubstantial with the Father were led by the young archdeacon Athanasius.

Fakta menarik adalah ditamparnya Arius oleh St.Nicholas dari Myra (yang kemudian dikenal sebagai Santa Claus dalam dunia modern) dalam debat yang panas dengan kubu Arius. :)

Perlu diperhatikan bahwa sebelum Konsili Nikea diadakan, Arius sudah cukup banyak mendapat dukungan. Istilah "Athanasius contra mundum" sendiri menggambarkan bagaimana banyaknya dukungan terhadap Arius. Konstantin sendiri, yang memimpin langsung jalannya Konsili, tampaknya dibelakang hari lebih cenderung kepada ajaran Arius.

Still committed to pacifying the conflict between Arians and Trinitarians, Constantine gradually became more lenient toward those whom the Council of Nicaea had exiled.  Though he never repudiated the council or its decrees, the emperor ultimately permitted Arius (who had taken refuge in Palestine) and many of his adherents to return to their homes, once Arius had reformulated his Christology to mute the ideas found most objectionable by his critics.

Historians report that Constantine, who had never been baptized as a Christian during his lifetime, was baptized on his deathbed by the Arian bishop, Eusebius of Nicodemia.

Constantius II, who succeeded Constantine, was an Arian sympathizer who openly encouraged the Arians by appointing Eusebius of Nicomedia, another sympathizer to Arianism, as Bishop ("Patriarch", in the Eastern Church) of Constantinople. Constantius exiled pro-Nicean prelates, including even Pope Liberius.


Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa Konstantin lebih "menyayangi" Arius daripada Athanasius.  Bahkan penerusnya, Konstantius II pun demikian. Jadi dari manakah datangnya pendapat bahwa Konstantin menciptakan doktrin Tritunggal?  :)

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: Kontroversi seputar Konstantin
« Reply #3 on: August 21, 2012, 01:17:22 PM »
Berikut ini adalah tulisan DR Ben Witherington, seorang Injili yang terdidik, Profesor spesialis Perjanjian Baru, tentang Konstantin.

http://www.patheos.com/community/bibleandculture/2011/05/03/defending-constantine-part-one/

DR Witherington adalah seorang penulis buku laris "Apa yang Telah Mereka Lakukan pada Yesus?" yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia.

Dibawah ini CV beliau.

http://benwitherington.com/cv.html

Dan dibawah ini saya terjemahkan tulisan beliau mengenai Konstantin, yang tampaknya belum selesai ditulis tahap keduanya.

-----------------

"Dalam beberapa tahun terakhir ini Konstantin telah cukup banyak menerima sejumlah kritik yang sangat berat. Di satu sisi ia telah dituduh memaksakan agama Kristen atas kekaisaran yang enggan menerimanya dan sebagian besar terdiri dari penyembah berhala. Di sisi lain ia telah dituduh mencemari Kekristenan, dan bahkan tidak menjadi seorang Kristen sejati. Di satu sisi lainnya ia telah dituduh hanya menjadi pemain politik yang cerdik dan mendukung kuda yang tepat (yaitu agama Kristen) tanpa dirinya sendiri pernah benar-benar menjadi seorang Kristen, dan di sisi lain ia telah dituduh membentuk kanon Kristen, membantu untuk mendikte istilah kunci dalam pengakuan iman Nikea, dan banyak hal lainnya. Di satu sisi ia telah dituduh begitu keras secara moral dan sesuatu yang memalukan juga. Di sisi lain ia telah dituduh membunuh istrinya sendiri dan anaknya, dan menikahi wanita lain setelah itu. Seorang mahasiswa sejarah yang frustasi  memiliki hak untuk berteriak - 'Konstantin yang asli silahkan berdiri'.

Para kritikus Konstantin, seperti Craig Carter (lihat bukunya Politik Salib), John Howard Yoder (banyak bukunya - lihat misalnya Kerajaan Imam), Jacob Burkhardt (Zaman Konstantin Agung) dan Ramsay MacMullen (Konstantin, dan juga lihat Voting atas Allah) telah melakukan yang terbaik untuk membuat Konstantin tampak seperti seorang yang benar-benar jahat ketika menyangkut kekristen dan hubungannya dengan kekaisaran. Ke dalam barisan ini telah masuk pula Peter Leithart, dan sebagai yang ditunjukkan oleh judul posting ini, ia mengambil sudut pandang yang berbeda, paling tidak."

....... (maaf, sampai disini saja terjemahan saya. Jika anda bisa berbahasa Inggris, atau setidaknya berniat untuk memiliki pengetahuan yang lebih, ada baiknya membaca langsung di link yang saya berikan.)

-------

Seperti yang saya katakan di awal thread ini, dan juga sebagai judul thread ini, banyak hal mengenai Konstantin masih menjadi kontroversi. Saya tidak sedang membela Konstantin karena saya tahu, jikalaupun saya hidup dalam zamannya, saya harus berpikir berkali-kali untuk  berurusan dengan orang semacam beliau. Konstantin sudah melakukan tugasnya, yaitu memberikan tempat bagi Kekristenan dalam kekaisaran Roma.

"Pada saat inilah, agama Kristen mulai tumbuh dan berkembang di Roma. Tidak seperti agama-agama sebelumnya, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai ciri-ciri budaya suatu bangsa, agama Kristen secara aktif mempertobatkan mereka yang belum percaya. Agama Kristen bermula dari Timur Tengah dan menyebar hingga ke Yunani dan Mesir. Para utusan Injil Kristen terutama murid Yesus, Petrus (?-67 Masehi), perintis penyebaran agama Kristen, bersama-sama Saulus dari Tarsus (5-67 Masehi), kini dikenal sebagai Paulus, memberitakan agama yang baru itu ke seluruh wilayah Kekaisaran dan bahkan sampai ke Roma.
Pada awalnya, kedatangan agama baru ini bisa ditoleransi oleh orang Romawi. Namun pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mulai khawatir akan penyebaran agama Kristen yang begitu cepatnya. Mereka mengkhawatirkan agama ini akan memecahbelah persatuan bangsa Romawi. Maka dimulailah pembantaian terhadap orang-orang yang memeluk agama Kristen. Mereka dibunuh, ditindas atau dijadikan umpan singa di arena sirkus. Meskipun demikian, gerakan-gerakan bawah tanah orang Kristen tetap aktif menyebarkan agama, mereka menjadikan Roma sebagai pusat gerakan mereka.

Hingga suatu ketika, keadaan ini berubah ketika Constantinus (280-337 Masehi), yang memeluk agama Kristen, berkuasa. Di bawah kepemimpinannya, agama yang awalnya ditentang ini, mulai diterima dan bahkan dikembangkan. Bahkan, ia sempat menjadi penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai doktrin antara golongan barat dan timur dalam Gereja. Ia mengundang para uskup yang mewakili kedua golongan itu untuk menghadiri sebuah Konsili Nicea tahun 325 Masehi. Di sana perbedaan-perbedaan di antara mereka diselesaikan. Pengakuan Iman Nicea, yang naskahnya dibuat pada konferensi tersebut, menetapkan keyakinan-keyakinan Kristen yang mendasar yang dapat disepakati kedua golongan.
Selanjutnya, Constantinus mengambil sejumlah langkah untuk menyelamatkan orang Kristen dari kehancuran, baik sebagai akibat penganiayaan eksternal ataupun perselisihan internal. Ia juga menetapkan agama Kristen sebagai agama negara di seluruh pemerintahan Kekaisaran Romawi.

Karena jasa-jasanya itulah, agama tersebut mulai tersebar bahkan menjadi dominan di seluruh Eropa (karena ketika itu, Romawi menguasai hampir seluruh daratan Eropa)."

http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Romawi

Konstantin diangkat sebagai "setara Rasul" oleh Gereja Orthodox karena beliaulah kaisar Kristen yang pertama, yang memberi tempat bagi Kekristenan untuk tumbuh dan eksis dalam dunia. Kekristenan tumbuh dan berkembang bukan oleh pedang, namun oleh darah para martir. Diakui atau tidak, ini adalah fakta sejarah. Dan pribadi yang memberikan tempat bagi bertumbuhnya Kekristenan adalah Konstantin. Apakah ini predestinasi ataukah freewill, bukan wewenang saya untuk membahasnya.


http://orthodoxwiki.org/Constantine_the_Great

Para Pengejek Konstantin

"Selama hidupnya dan hidup putra-putranya, Konstantin disajikan sebagai teladan kebajikan. Bahkan penyembah berhala seperti Praxagoras Athena dan Libanius membanjirinya dengan pujian. Namun demikian, ketika yang terakhir dari anak-anaknya meninggal pada tahun 361, namun, keponakannya Yulian si Murtad menulis Simposium sindiran, atau yang dikenal sebagai Saturnalia, yang merendahkan Konstantin, dengan menyebutnya lebih rendah daripada para kaisar agung penyembah berhala, dan menyebutnya gila kemewahan dan keserakahan. [3] Setelah Yulian, Eunapius memulai - dan Zosimus meneruskannya - tradisi historiographic yang menyalahkan Konstantin karena melemahkan Kekaisaran oleh karena kecintaannya  kepada orang-orang Kristen [4]."



Another link dari seorang evangelikal,

http://www.postost.net/2011/01/defending-constantine-failure-imagination

Saya memberikan link bukan hanya dari sudut pandang Gereja Orthodox, melainkan juga dari sudut pandang evangelikal yang serius belajar mengenai sejarah. Jika saya dituduh hanya memberikan sisi baik Konstantin dari sudut pandang Orthodox, link diatas dari para evangelikal saya berikan sebagai jawabannya.

Jadi, bagi yang serius memperdalam ilmu, dan yang tidak takut mendapat celaan "ahli Taurat" dari sesamanya, bisa mulai belajar dari link yang saya berikan. Tapi bagi mereka yang memang sudah terlahir  tidak pintar, celakanya lagi tidak mau belajar, silakan terus menerus mengikuti thread yang mengkafirkan Konstantin dan cuman cari pembenaran bagi teori pengkafirannya itu, tanpa mau belajar dari referensi lainnya. Silakan mengikuti jejak Yulian si Murtad dan Zosimus, yang jelas-jelas bukan orang Kristen,

http://en.wikipedia.org/wiki/Zosimus

"Zosimus is the only non-Christian source for much of what he reports."

dan dengan demikian mengatakan bahwa Eusebius, seorang sejarawan Kristen, adalah seorang penipu.

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: Kontroversi seputar Konstantin
« Reply #4 on: August 21, 2012, 01:30:37 PM »
"Even the early Christian Emperors continued to use it; it was only relinquished by Gratian, possibly in AD 376 at the time of his visit to Rome,[17] or more probably in 383 when a delegation of pagan senators implored him to restore the Altar of Victory in the Senate House.[18]"

http://en.wikipedia.org/wiki/Pontifex_Maximus

Sementara tidak ada keterangan diatas bahwa Konstantin menggunakan gelar tersebut, namun karena Konstantin adalah Kaisar Kristen pertama, maka sepertinya beliau menyebut dirinya demikian. Hal itu bisa dipahami bahwa memang Konstantin membangun jembatan, khususnya antara Kekristenan dan agama pagan. Ini bukan berarti bahwa Konstantin mencampur adukkan antara Kekristenan dan paganisme, namun, seperti yang saya berikan di awal, ia memberikan kesempatan tumbuh bersama bagi kedua pihak, yaitu agama Kristen dan agama berhala.

Adakah bukti bahwa beliau menggunakan kekuasaannya atas Kekristenan? Dari bukti bahwa Konstantin sendiri lebih condong kepada Arius, sementara Athanasius akhirnya mendapat pengakuan dari Gereja Semesta, kata "pemaksaan" tidak ada dasarnya sama sekali, kecuali jika kita mengandaikan bahwa para pemimpin Kristen zaman itu adalah orang-orang bodoh yang tidak paham agamanya sendiri.
:)

----------------------

Apakah Konstantin membuat patung?

Saya masih search dari berbagai sumber atas tuduhan yang amat kerap disampaikan kepada Konstantin sebagai Kaisar yang membawa masuk patung kedalam Kekristenan. Hasilnya, sejauh ini, masih NOL. Jika ada yang menemukan, bisa ditaruh disini. Tapi tentunya bukan dari situs yang berisi tuduhan karena justru akan terjadi sirkular reasoning yang absurd.

Sejauh ini, yang saya temukan adalah statement ini,

A major change came with the conversion to Christianity of the Roman Empire in the 4th century, when a style of art emerged suitable to use in the grand churches then being built. However figurative monumental sculpture was still avoided in the West until the time of Charlemagne around 800;

http://en.wikipedia.org/wiki/Aniconism_in_Christianity

Itu berarti, bahkan di Roma pun, tidak ada bentuk patung dalam Kekristenan, bahkan pada zaman Konstantin masih hidup.

------------------


Benarkah Konstantin mengubah hari Sabat menjadi hari Minggu (Sunday)?


Constantine decreed (March 7, 321) Dies Solis—day of the sun, "Sunday"—as the Roman day of rest [CJ3.12.2]:
On the venerable day of the Sun let the magistrates and people residing in cities rest, and let all workshops be closed. In the country however persons engaged in agriculture may freely and lawfully continue their pursuits because it often happens that another day is not suitable for grain-sowing or vine planting; lest by neglecting the proper moment for such operations the bounty of heaven should be lost.[30]


Konstantin menitahkan (7 Maret 321) Dies Solis-hari matahari, "Minggu"-sebagai hari istirahat Romawi [CJ3.12.2]:
Pada hari Sang Matahari biarlah para hakim dan orang-orang yang berada di kota-kota beristirahat, dan biarlah semua bengkel ditutup. Namun di pedesaan orang-orang yang terlibat dalam pertanian dapat bebas dan melanjutkan usaha mereka secara sah karena sering terjadi bahwa hari lain tidak cocok untuk menaburkan benih  atau menanam pohon anggur; jangan sampai karena dengan mengabaikan waktu yang tepat untuk kegiatan seperti itu, karunia dari surga malah harus hilang. [30]

http://en.wikipedia.org/wiki/Sol_Invictus

Apakah fakta ini menunjukkan bahwa Konstantinlah yang mengubah hari peribadatan Kristen menjadi hari Minggu? Ternyata tidak.

"And on the day called Sunday, all who live in cities or in the country gather together to one place, and the memoirs of the apostles or the writings of the prophets are read, as long as time permits; then, when the reader has ceased, the president verbally instructs, and exhorts to the imitation of these good things. Then we all rise together and pray, and, as we before said, when our prayer is ended, bread and wine and water are brought, and the president in like manner offers prayers and thanksgivings, according to his ability, and the people assent, saying Amen; and there is a distribution to each, and a participation of that over which thanks have been given, and to those who are absent a portion is sent by the deacons. And they who are well to do, and willing, give what each thinks fit; and what is collected is deposited with the president, who succours the orphans and widows and those who, through sickness or any other cause, are in want, and those who are in bonds and the strangers sojourning among us, and in a word takes care of all who are in need. But Sunday is the day on which we all hold our common assembly, because it is the first day on which God, having wrought a change in the darkness and matter, made the world; and Jesus Christ our Saviour on the same day rose from the dead."
—Justin Martyr, First Apology, 67

Ternyata Konstantin hanya mengesahkan hari Matahari sebagai hari istirahat bagi seluruh kota di Roma. Ia bahkan tidak mewajibkan mereka yang ada di pedesaan untuk ikut beristirahat.  Jikalau Konstantin saat itu sudah Kristen, maka ia hanya megikuti tradisi dari Gereja yang disampaikan oleh Justin Martyr. Seandainyapun saat itu Konstantin adalah seorang penyembah berhala (fakta yang tidak didukung oleh keterangan Eusebius), tidak ada tanda-tanda bahwa ia mengkaitkan hari libur tersebut dengan agama Kristen.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Kontroversi seputar Konstantin
« Reply #5 on: August 21, 2012, 01:58:51 PM »
Kadang, eh, sering pikiran simpel saya mengacu pada perkataan Jesus Kristus, "Pohon dikenal dari buahnya". Jika kondisi sekarang ini adalah buah-buah, itu semua menunjukkan kebaikan atau keburukan pohonnya. Namun, memang ada kemungkinan, buahnya buruk, tetapi pohonnya baik, terjadi karena buahnya diserang hama.

Jika pemikiran beranjak ke Konstantin, misalkan saja ajaran dan buah pikirannya adalah pohon, dan semua kondisi yang ada sekarang yang mengacu kepada pikiran dan ajaran Konstantin adalah buahnya, tentu boleh dijadikan obyek statitik. Ambil semua kelompok atau kumpulan yang 'dituduh' atau mengaku atau menyadari bahwa praktik yang diterapkan adalah dari ajaran atau pemikiran Konstantin, bandingkan dengan kelompok atau kumpulan yang mengaku tidak menerapkan pikiran dan ajaran Konstantin, lalu timbang-timbang, 'buah' yang mana lebih baik?

Menurut saya, ada juga baiknya mengetahui ajaran siapa yang dipraktikkan sekarang ini, tetapi tidak harus bergelut untuk membenarkan atau menyalahkan. Disain Utama sudah jelas, Tuhan Jesus Kristus. Nah, segalanya dikembalikan mengacu ke ajaran Tuhan Jesus Kristus saja. Mau menghormati penerus ajaran Tuhan Jesus Kristus, silahkan. Mau menghujat penerus ajaran Tuhan Jesus Kristus, ya kebangatan kalau meangaku sebagai pengikut Kristus.

MERDEKA, eh, damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline CosmicBoy94

  • FIK council
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 305
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestan Injili/Evangelikal
Re: Kontroversi seputar Konstantin
« Reply #6 on: August 22, 2012, 09:13:08 AM »
Kecian ya si Konstantin ini sering dijadi sasaran "Character assassination' oleh kaum Protestan, para bidat dan muslimer.