Presiden Korsel Minta Maaf atas Kasus PemerkosaanJumat, 31 Agustus 2012 | 14:33 WIB
SEOUL, KOMPAS.com — Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak, Jumat (31/8/2012), meminta maaf setelah seorang gadis tujuh tahun diculik dari rumahnya semalam dan diperkosa. Kasus itu kemudian memicu kemarahan publik.
Polisi Korea Selatan (Korsel) telah menahan seorang pria 25 tahun setelah gadis itu diculik ketika sedang tidur di kota Naju di barat daya negara itu. Dia diperkosa dan kemudian ditemukan telanjang di sebuah jalan raya di pinggir sungai.
"Atas nama pemerintah, saya meminta maaf kepada rakyat," kata Lee dalam sebuah kunjungan tak terjadwal ke markas polisi nasional.
Itu merupakan kasus terbaru dalam serangkaian serangan seksual terhadap kaum perempuan dan anak-anak yang telah mendorong seruan agar ada hukuman yang lebih berat bagi para pelaku kejahatan seksual.
Pekan lalu, seorang yang didakwa melakukan kejahatan seksual menikam hingga tewas seorang pria dan melukai empat orang lain saat mengamuk dalam kondisi mabuk jelang fajar di kota Suwon di selatan negara itu. Pria yang mengenakan alat pelacak elektronik itu dituduh mencoba memperkosa dan kemudian menikam seorang perempuan di sebuah bar.
Pada 2009, seorang pria 57 tahun dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena memukuli dan memerkosa seorang gadis delapan tahun setelah menculiknya dalam perjalanan ke sekolah. Gadis kecil itu menderita luka permanen. Kasus itu pun membuat parlemen memberlakukan undang-undang yang memungkinkan informasi tentang pelaku kejahatan seksual terhadap anak di-posting di sebuah situs.
Sumber :AFP
Editor :Egidius Patnistik
Bisakah ada bayangkan kasusnya? Seorang presiden minta maaf kepada rakyatnya karena kasus perkosaan? Karena merasa keselamatan dan keamanan warga adalah TANGGUNG JAWAB nya selaku presiden.
Apa yang akan dilakukan dan dikatakan oleh presiden kita tercinta jika kasus seperti ini terjadi?
Bagi sebagian orang, minta maaf merupakan ekspresi dari kebesaran jiwa, turut merasakan dan menyesal atas peristiwa yang terjadi, tidak perlu harus terlibat untuk minta maaf. Peristiwa pembantaian umat Yahudi oleh Nazi menyebabkan seorang Paus John Paul II minta maaf. Paus tidak terlibat, bahkan Paus turut menderita selama penjajahan Nazi atas Polandia (negara asalnya). Bahkan, Paus jaman Nazi turut merasakan beban tekanan Nazi pada umat Katolik dan Yahudi, walau telah berhasil menyelamatkan ratusan ribu umat Yahudi saat itu. Tetapi Paus John Paul II minta maaf, bukan atas kesalahannya, tetapi lebih kepada, seharusnya Paus saat itu bisa berbuat lebih keras lagi untuk mencegah pembantaian terjadi.
Tetapi, dengan permintaan maafnya, justru ada 'suara pinggiran' yang berkata, Gereja Katolik PASTI terlibat, kalau tidak untuk apa Paus minta maaf.
Sama seperti kasus di atas, Presiden Korea pasti terlibat, kalau tidak untuk apa seorang presiden minta maaf. Sungguh suatu cara pikir yang harus diperbaiki agar bisa berpikir sebagai manusia yang normal.
Semoga pesannya bisa diterima.
Syalom