Mat 27:24 Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!"
Kita mendengar dari keempat Injil, siapa itu Pontius Pilatus. Seorang petinggi Romawi di daerah Yudea. Seorang pemimpin berhati lemah yang tidak berani memutuskan apa yang benar, karena berhadapan dengan tuntutan banyak orang. Tuntutan yang berakibat seorang Jesus harus dihukum mati, hanya karena perasaan iri hati para pemuka agama Yahudi.
Kisah yang selalu dikenang oleh seluruh manusia adalah, saat Pilatus mencuci tangan, tanda ia tidak mau ikut campur atas darah yang akan tercurah karena ia tidak berani mengambil keputusan yang benar.
Kisah yang sudah terjadi dua ribu tahun lalu, dan masih terjadi hingga kini. Kita melihat dari orang orang yang entah karena ambisinya, entah karena kebetulan, entah karena koneksi, bisa duduk menjadi seorang pemimpin. Entah pemimpin negara, entah pemimpi perusahaan, entah pemimpin organisasi, entah pemimpin korps militer, atau bahkan pemimpin sebuah forum? Tetapi begitu sering kita menyaksikan gejala yang sama terulang lagi dan terulang lagi. Saat fakta bicara, saat kesalahan tidak terbukti, atau malah kesalahan sangat nyata, tetapi karena sungkan, karena ewuh pekewuh, karena ketidak tegasan, peristiwa cuci tangan kembali terjadi. Sayang sekali. Padahal, seharusnya, sebagai orang yang percaya, kita tahu bahwa setiap kata kata yang tertulis di dala Alkitab tetap bermakna hingga akhir jaman.
Mari, kita hilangkan sifat pengecut seperti Pilatus. Beranilah mengambil sikap. Salah katakan salah. Benar katakan benar. Jangan terlalu mudah mencuci tangan seperti Pilatus.
Resiko bisa saja terjadi, pada kasus Pilatus, bisa saja terjadi pemberontakan oleh para pemimpin agama Yahudi, pada kasus KPK, bisa saja pemimpin Polri mbalelo, atau berbagai contoh yang nyata lainnya.
Tetapi, sebagai seorang pemimpin, kita wajib berani berdiri tegak, dan mempertanggung jawabkan setiap tindakan kita, berani mengambil keputusan yang paling tidak populer sekalipun, selama keputusan itu benar. Jauhi sifat meniru Pontius Pilatus.
Syalom