Kalau ngeliat deskripsi singkat dari http://id.wikipedia.org/wiki/Ebionisme , Sy khoq ragu yach dia itu Ebionit, mungkin punya keterangan yg lebih lengkap bro..
Ebionit merupakan sekte di kalangan orang Kristen Yahudi yang muncul pada awal kekristenan. Kata ebonit berasal dari bahasa Ibrani, artinya miskin. Sekte ini berkembang di sebelah timur
sungai Yordan.
***KRISTOLOGI EBIONITES:
Ebionit mengajarkan bahwa Yesus hanyalah anak Maria dan Yusuf, yang pada waktu pembabtisan diangkat menjadi putera Allah dan dipersatukan dengan 'Kristus abadi', yang lebih tinggi dari malaikat agung, tetapi bukan Allah.
Menurut mereka, Kristus telah menjelma beberapa kali di dalam diri tokoh-tokoh seperti Adam. Hal ini menyebabkan pandangan mereka tentang Yesus hanyalah sebatas guru dan bukan penyelamat. Kelompok Ebionit menekankan bahwa hukum Taurat masih berlaku. Mereka mempertahankan hukum Sabat, pembasuhan sebelum berdoa, peraturan tentang makanan haram, dan melakukan sunat. Injil yang dipakainya hanyalah Injil Matius (tanpa bab 1 dan 2), yang mereka sebut sebagai injil ebionit atau 'injil menurut umat Ibrani'. Mereka menolak surat-surat Paulus dan menekanka hidup askese yang berat.
DARIMANA AJARAN YANG MENGATAKAN BAHWA Roh Kudus ADALAH CIPTAAN?
ternyata sebelum Islam ada, sudah ada sekte kristen yang sesat yang mengatakan bahwa Roh Kudus adalah ciptaan. Macedonianism, also called Pneumatomachian heresy, a 4th-century Christian heresy that denied the full personality and divinity of the Holy Spirit. According to this heresy, the Holy Spirit was created by the Son and was thus subordinate to the Father and the Son. (In Orthodox Christian theology, God is one in essence but three in Person—Father, Son, and Holy Spirit, who are distinct and equal.) Those who accepted the heresy were called Macedonians but were also and more descriptively known as pneumatomachians, the “spirit fighters.” Some sources attribute leadership of the group to Macedonius, a semi-Arian who was twice bishop of Constantinople, but the writings of the Macedonians have all been lost, and their doctrine is known mainly from polemical refutations by Orthodox writers, particularly St. Athanasius of Alexandria (Letters to Serapion) and St. Basil of Caesarea (On the Holy Spirit). The second ecumenical Council of Constantinople (ad 381) formally condemned the Macedonians and expanded the creed of Nicaea to affirm the Orthodox belief in the third person of the Trinity, “who with the Father and the Son together is worshiped and glorified.” The Macedonian heresy was suppressed by the emperor Theodosius I.
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/354332/Macedonianism***
Pengaruh Ebyon dan Waraqah bin Naufal
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa Al-Quran lebih memilih pandangan Ebyon yang
minoritas dan keyakinannya dianggap bidah oleh mayoritas Kristen waktu itu? Saya memiliki dua asumsi. Pertama, karena pandangan Ebyon ini lebih dekat dengan akidah ketauhidan Islam. Kedua, sepupu Khadijah bernama Waraqah bin Naufal adalah seorang rahib sekte Ebyon. Kedekatan Waraqah dengan pasangan Muhammad-Khadijah diakui oleh sumber-sumber
Islam, baik dari buku-buku Sirah (Biografi Nabi Muhammad), seperti Sirah Ibn Ishaq dan Ibn Hisyam, ataupun buku-buku hadis standar: Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain.
Waraqah adalah wali Khadijah yang menikahkannya dengan Muhammad. Seorang perempuan kali itu--yang kemudian dilanjutkan oleh syariat Islam--tidak bisa menikah tanpa seorang wali
laki-laki. Bisa dibayangkan kedekatan Waraqah dengan Khadijah dan Muhammad. Pun Waraqah orang pertama yang mengakui bahwa Muhammad memiliki tanda-tanda kenabian. Ia juga bernubuat, "nasib Muhammad seperti abi-nabi sebelumnya, dia akan diusir oleh kaumnya".
Al-Quran juga mengisahkan mukjizat Isa (Yesus) masa kanak-kanak, membuat burung-burung dari tanah, kemudian menghidupkannya. Kisah ini memang tidak ada dalam empat Injil (Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes), tapi bukan berarti Al-Quran adalah sumber tersendiri. Kisah mukjizat Isa (Yesus) masa kanak-kanak ini ada dalam tradisi Gnostik Kristen: Injil
masa kanak-kanak Yesus menurut Tomas.
*Penulis: Mohamad Guntur Romli