Coba kita baca ayatnya dulu secara utuh sesuai konteksnya:
(Yer 15:1) Tuhan berfirman kepadaku: "Sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!
(Yer 15:2) Dan apabila mereka bertanya kepadamu: Ke manakah kami harus pergi?, maka jawablah mereka: Beginilah firman Tuhan: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah! dan yang ke tawanan, ke tawananlah!
(Yer 15:3) Aku akan mendatangkan atas mereka empat hukuman, demikianlah firman Tuhan: pedang untuk membunuh, anjing-anjing untuk menyeret-nyeret, burung-burung di udara dan binatang-binatang di bumi untuk memakan dan menghabiskan.
(Yer 15:4) Dengan demikian Aku akan membuat mereka menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi, oleh karena segala apa yang dilakukan Manasye bin Hizkia, raja Yehuda, di Yerusalem."
Dan apakah yang telah dilakukan oleh Manasye bin Hizkia?
(2Rj 21:1) Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hefzibah.
(2Rj 21:2) Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel.
(2Rj 21:3) Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya.
(2Rj 21:4) Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah Tuhan, walaupun sehubungan dengan rumah itu Tuhan telah berfirman: "Di Yerusalem Aku akan menaruh nama-Ku!"
Jelas bahwa apa yang dilakukan oleh Manasye, dan diikuti oleh bangsa Yehuda adalah kekejian di hadapan Allah. Fakta bahwa mereka menyembah berhala/Allah lain, bahkan mendirikan mezbah untuk berhala lain di rumah Tuhan, jelas-jelas merupakan penolakan terhadap Tuhan.
Jadi masalahnya di sini BUKANLAH bahwa Tuhan tidak Maha pengampun, melainkan bangsa itu sendiri yang menolak untuk berpaling dan datang kepada Allah dengan pertobatan. Maka, sebenarnya mereka hanya akan menerima konsekuensi dari perbuatan mereka yaitu bahwa Baal, Asyera maupun Allah-Allah lain yang mereka sembah tidak akan mampu menyelamatkan mereka dari malapetaka yang akan mereka terima.
Bahkan jika seandainya Musa ataupun Samuel memohonkan ampun bagi mereka, Tuhan tidak akan menerima; bukan karena Dia tidak memandang permohonan mereka, melainkan karena Tuhan mengetahui bahwa bangsa ini tidak memiliki kehendak sama sekali untuk bertobat.
Salam.