Author Topic: Saat Teduh  (Read 802 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Saat Teduh
« on: April 01, 2015, 06:35:22 AM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/03/
“Aniaya”
Posted on Selasa, 31 Maret, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18:12-19:16a
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/18/12
http://www.jesoes.com/Alkitab/mat/26/47
http://www.jesoes.com/Alkitab/mrk/14/43
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/22/47

Dalam bacaan Alkitab hari ini, terdapat sebuah kisah rangkaian pengadilan yang harus dijalani Tuhan Yesus di malam itu. Dari referensi Injil lain (Matius 26:47-27:31, Markus 14:43-15:20a, Lukas 22:47-23:32) kita ketahui bersama bahwa Tuhan Yesus mengalami enam pengadilan berbeda yang kesemuanya sesungguhnya adalah ilegal. Dengan tuduhan penyesatan dan penghujatan, Yesus Kristus digiring dari satu pengadilan ke pengadilan lainnya. Saksi palsu dihadirkan untuk membuat seolah-olah pengadilan tersebut sah di mata hukum dan agama. Dari setiap pengadilan yang ilegal tersebut, Tuhan Yesus menderita aniaya. Ia mengalami cemooh dan makian, kena tinju, diludahi, disesah, dicambuk, dimahkotai duri, dan diteriaki seperti seorang penjahat besar, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!”, lalu vonis hukuman mati dijatuhkan. Tuhan Yesus harus memikul kayu kasar untuk disalibkan. Aniaya, dera dan siksa Dia terima, padahal tidak ada kesalahan yang dilakukan-Nya. Orang-orang terlalu takut meneriakkan kebenaran, baik di pengadilan yang berbasis keagamaan maupun pengadilan Pontius Pilatus, Sang Wali Negeri saat itu. Demi keamanan dan kenyamanan diri sendiri, semua orang menolak mengatakan kebenaran.

Banyak orang pada zaman ini yang memilih untuk tidak mengatakan kebenaran karena alasan keamanan dan kenyamanan diri sendiri.  Mereka tahu kebenaran tentang Yesus Kristus, tetapi mereka menolak menerima dan bahkan menolak mengarahkan diri kepada Yesus Kristus. Mereka terlalu takut jika hidup dalam Kristus akan mengganggu rencana hidup mereka. Mereka takut terhadap penolakan. Mereka takut menjadi tidak terkenal. Pertanyaannya, bagaimana dengan Anda? [MS]

Yohanes 18:37
“…Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”







Mafia peradilan
Posted on Selasa, 31 Maret, 2015 by saatteduh

Baca: Lukas 22:63-23:12
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/22/63

Peradilan Socrates merupakan skandal terbesar dalam sejarah demokrasi rakyat Athena. Tahun 339 sebelum Masehi, Socrates diadili dengan 3 tuduhan berat, yakni:

(1) mengesampingkan kepercayaan kepada dewa-dewi Yunani;

(2) memperkenalkan agama baru;

(3) merusak jiwa generasi muda Athena.Ketiga tuduhan ini diajukan oleh Meletos yang mewakili para penyair, Anytos mewakili para seniman dan negarawan, dan Lycon mewakili kaum Sofis.

Karena Socrates berkukuh terhadap keyakinannya, maka dewan Athena menjatuhkan hukuman mati kepada Socrates dengan cara minum racun. Kematian Socrates membuktikan bahwa keadilan dan kebenaran dikendalikan oleh penguasa.

Kondisi yang sama terjadi pada diri Yesus. Di pengadilan, dewan Athena masih memperlakukan Socrates secara manusiawi, sedangkan Yesus diperlakukan sebagai kriminal (22:63-64; 23:11). Di sidang Mahkamah Agama, dewan Sanhedrin mendakwa Yesus dengan tuduhan penistaan agama (66-71). Mereka beranggapan semua ajaran Yesus dapat merusak tradisi dan tatanan sosio-religi Yahudi. Hukuman yang pantas bagi Yesus adalah mati. Untuk mencapai tujuannya, mereka mempolitisasi kasus Yesus ke ranah politik Romawi. Mereka menuduh Yesus dengan tiga dakwaan, yaitu:

(1) memprovokasi rakyat Yahudi agar tidak membayar pajak kepada Kaisar;

(2) memproklamasikan diri sebagai raja Yahudi;

(3) komplotan pemberontak dari Galilea.

Tetapi, Pilatus tidak termakan umpan Sanhedrin. Kelihatannya Pilatus tidak mau masuk pada polemik agama Yahudi dan ia mengirim Yesus ke Herodes (23:1-11). Uniknya, tindakan Pilatus itu mencairkan kebekuan politik dengan Herodes (12). Di sini, kita melihat bahwa tidak ada teman sejati. Yang ada hanyalah kepentingan sejati antar penguasa. Dalam Yesus tidak ada kepentingan sejati. Yang ada hanyalah persaudaraan sejati dalam satu ikatan kasih.

Kuatkanlah hatimu saat difitnah dan dianiaya karena nama Yesus. Allah adalah pembela kita. Kita akan aman di dalam tangan-Nya yang kuat.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #1 on: April 02, 2015, 06:04:38 AM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
“Salib”
Posted on Rabu, 1 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:16b-27
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/19/16
http://www.jesoes.com/Alkitab/mat/27/24

Dengan mencuci tangan di hadapan orang banyak (Matius 27:24), Pilatus menyerahkan Tuhan Yesus untuk diperlakukan seperti teriakan mereka, “salibkan Dia!”, dan mereka menerima Yesus Kristus untuk disalibkan. Akhirnya, patibulum (balok horisontal pada salib) yang berat dan kasar itu ditumpangkan ke punggung-Nya yang bersimbah darah dan bercampur tetesan keringat yang pasti menambah parah derita Yesus Kristus hari itu. Yesus Kristus harus memikulnya sampai ke Golgota yang terletak agak di luar kota. Ia harus melewati jalan yang tidak rata, lorong sempit yang saat itu dipadati oleh orang yang bukan hanya datang ke Yerusalem untuk beribadah, tetapi juga orang yang ingin menyaksikan secara langsung apa yang dialami Tuhan Yesus. Bahkan, Tuhan Yesus harus terjerembab, jatuh tertimpa patibulum-Nya, dan wajah-Nya pun langsung menghantam batu. Penyaliban merupakan penyiksaan terburuk yang paling ekstrem yang diberikan kepada seorang budak, demikian perkataan Cicero mengenai salib, dan itulah yang dialami oleh Yesus Kristus. Disalibkan adalah keadaan di antara bumi dan langit, seakan-akan bumi tidak sudi menerima tubuh orang yang tergantung di kayu salib. Di Golgota, Yesus Kristus dipaku tangan dan kakinya pada kayu salib, bermahkota duri, dan pada kayu salib itu terpasang tulisan, “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”.  Salib adalah hukuman yang begitu mengerikan yang Dia terima hanya karena Dia mengasihi manusia.

Yesus mengasihi kita, bukan karena kepintaran dan kepandaian kita, rupa kita, harta kekayaan yang kita miliki, atau karena ada sesuatu dari kita yang membuat kita dikasihi Allah.  Bahkan, jika di dunia ini hanya kita sendiri yang berbuat dosa, Yesus tetap turun ke dalam dunia dan menjalani hukuman salib karena kasih-Nya yang begitu besar. Terimalah kasih-Nya dan percayalah kepada-Nya, Allah dan satu-satunya Juruselamat manusia! [MS]

Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #2 on: April 03, 2015, 01:09:38 PM »
 https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
“Kematian”
Posted on Kamis, 2 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:28-37
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/19/28

“Tetelestai”—sudah selesai, begitulah kata Tuhan Yesus dari atas salib ketika Ia akan menyerahkan nyawa-Nya. Kemudian dengan tenaga yang tersisa, Yesus Kristus pun berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku!” (Lukas 23:46). Demikianlah Yesus Kristus mati. Gempa bumi serta terbelahnya tabir Bait Suci (Matius 27:51) menjadi saksi mati-Nya Sang Mesias dan genapnya semua karya keselamatan Allah bagi manusia. Segenap perlambang dan nubuatan Perjanjian Lama yang menunjuk kepada semua penderitaan Sang Mesias telah terlaksana dan terjawab. Pemuasan murka Allah sudah terbalaskan dan memenuhi syarat keadilan Allah. Kristus sudah menjalani dan menyelesaikan tugas-Nya! Kini Ia siap untuk kembali kepada Bapa. Ia menyerahkan nyawa-Nya secara sukarela, bukan karena direnggut secara paksa dari-Nya. Ia membayar lunas pengampunan dan kehidupan ke dalam tangan Bapa-Nya. Penikaman lambung Yesus untuk memastikan kematian-Nya perlu dilakukan sebagai bukti kebenaran atas kebangkitan-Nya.

Kematian Yesus Kristus adalah tema utama dalam Injil Yohanes. Mulai dari awal Injil ini (Yohanes 1:29, 2:19, 3:14, 8:28, 10:11-18, 12:32) sampai akhirnya (19:28-37), Injil Yohanes berbicara tentang bagaimana Tuhan Yesus akan mati bukan sebagai suatu kebetulan, tetapi sebagai sebuah ketetapan Ilahi. Injil ini ditulis supaya kita percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kita—oleh iman kita—memperoleh hidup dalam nama-Nya (20:31). Kitalah alasan yang membuat Yesus Kristus menderita dan mati di kayu salib! Jangan ragukan Dia lagi! Dialah Tuhan dan Juruselamatmu!  Pandanglah pada-Nya, akuilah Dia, dan terimalah hidup yang kekal dalam nama-Nya!  [MS]

Yohanes 20:31
“…tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”

http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/23/46
http://www.jesoes.com/Alkitab/mat/27/51
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/1/29
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/2/19
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/3/14
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/8/28
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/10/11
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/12/32
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/20/31

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #3 on: April 04, 2015, 12:52:36 PM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
“Ada Dalam Kubur”
Posted on Jumat, 3 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:38-42
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/19/38


Keadaan mulai sunyi dan sepi, hari persiapan telah datang dan perayaan Paskah akan segera dimulai. Sebelum hari itu berlalu, hukum Yahudi melarang umat melakukan sesuatu yang dianggap sebagai pekerjaan pada hari raya yang agung itu, diam-diam Yusuf dari Arimatea datang kepada Pilatus meminta izin untuk menguburkan tubuh Yesus Kristus. Yesus Kristus diturunkan dari salib dan dibawa untuk dibaringkan dalam kuburan milik Yusuf, sebuah kuburan baru yang belum pernah dipakai oleh siapa pun. Kemudian Nikodemus mengapaninya dengan kain lenan dan mengurapi mayat Yesus Kristus dengan rempah-rempah. Sebagai penggenapan dari apa yang ditulis dalam Yesaya 53:9, Yesus Kristus dikuburkan di kuburan milik orang kaya, Yusuf dari Arimatea (Matius 27:57-60), seorang anggota terkemuka dari Mahkamah Agama Yahudi (Markus 15:43), orang yang baik dan saleh yang berdoa untuk kedatangan Mesias (Lukas 23:50-51), dan seorang murid Kristus (Yohanes 19:38).

Allah bukan hanya mempersiapkan kelahiran, kehidupan, penyiksaan, dan kematian Tuhan Yesus, penguburan-Nya pun sudah dipersiapkan oleh Allah sebelumnya. Ia memakai Yusuf dari Arimatea, Nikodemus dan para perempuan murid Tuhan Yesus (Lukas 23:55-56a) untuk menguburkan-Nya sesuai dengan adat kebiasaan orang Yahudi. Pekerjaan yang Allah mulai telah diselesaikan-Nya hingga tuntas. Tuhan Yesus benar-benar mati dan ada dalam kubur. Dia berhadapan dengan alam maut untuk menguasai dan mengalahkan-Nya! Dia adalah Tuhan atas hidup dan Dia juga Tuhan atas maut. Maut tidak berkuasa lagi atas manusia. Dia sanggup memberi hidup yang kekal karena Dia sudah berhadapan dengan maut dan mengalahkannya. Syukur kepada Allah yang telah memberikan kemenangan kepada kita! [MS]

Roma 5:21
“…supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”

http://www.jesoes.com/Alkitab/yes/53/9
http://www.jesoes.com/Alkitab/mat/27/57
http://www.jesoes.com/Alkitab/mrk/15/43
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/23/50
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/23/55







Penyesalan yang terlambat?
Posted on Jumat, 3 April, 2015 by saatteduh

Baca: Lukas 23:44-49
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/23/44

Dalam menjalani kehidupan ini barangkali kita pernah mengambil keputusan yang keliru sehingga menimbulkan penyesalan dalam diri. Penyesalan yang tertinggal jauh dalam dasar jiwa. Penyesalan yang membuat kita menarik nafas dalam dan menitikkan air mata. Benarkah, penyesalan itu sudah terlambat untuk diperbaiki?

Setelah semua sengsara yang dialami-Nya, inilah detik-detik akhir kehidupan Yesus sebelum kebangkitan. Detik-detik yang mengerikan, sekalipun masih siang,”…hari sudah kira-kira jam 12…” tetapi kegelapan meliputi seluruh daerah bukit Tengkorak hingga jam 3 sore (44). Bahkan tabir bait Allah terbelah dua (45). Di tengah kengerian terdengar seruan penyerahan diri: “Ya, Bapa ke dalam tangan-Mu Ku serahkan nyawa-Ku” (46).

Seruan itu menyadarkan kepala pasukan dan orang banyak yang datang untuk melihat penyaliban. Kepala pasukan memuliakan Allah, orang banyak pulang sambil memukul-mukul diri mereka sebagai tanda penyesalan (48), sedangkan orang-orang terdekat Yesus berdiri dan melihat semua kejadian itu dari jauh (49). Kesadaran yang datang terlambat, penyesalan yang datang kemudian sama tidak bergunanya.

Penyesalan yang terlambat? Tidak bisa diperbaiki lagi? Dari perspektif manusia, ya! Akan tetapi, jangan lupa, Allah memegang kendali. Justru kematian Kristus merupakan momen kepastian bahwa kuasa dosa sudah dikalahkan. Yang penting ialah bahwa setelah menyesal harus ada pertobatan, dan penyerahan diri kepada Allah.

Oleh karena itu, mari selama anugerah kehidupan masih diberikan, jangan gegabah mengambil keputusan. Agar jangan menyesal kelak apabila ternyata keputusan itu salah. Akan tetapi, sekalipun keputusan sudah diambil dan keliru, sehingga menyesal, jangan berhenti hanya pada penyesalan. Cepat ambil tindakan! Bertobat, minta ampun pada Tuhan! Bersedia menerima konsekuensi kegagalan tersebut. Jalani hidup bersama Tuhan. Yakini bahwa Tuhan pegang kendali atas hidup Anda!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #4 on: April 05, 2015, 12:53:46 PM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
“Hidup Kembali”
Posted on Sabtu, 4 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 20
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/20/1
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/24/1

Kisah tentang Yesus Kristus, Sang Mesias belum berakhir sampai pada kuburan yang baru tempat mayat-Nya dibaringkan. Kisah ini akan sia-sia dan biasa saja jika berakhir di sana. Iman kepercayaan kita pun sia-sia jika Yesus Kristus mati dan terbujur kaku dalam kubur yang gelap itu. Syukur kepada Allah, kisahnya belum berakhir! Pagi di hari pertama minggu itu, Maria Magdalena dan beberapa wanita lain pergi ke kubur Tuhan Yesus untuk memberikan rempah-rempah guna menuntaskan pengurapan mayat Tuhan Yesus yang belum sempurna di hari penguburan-Nya (Bandingkan dengan Lukas 24:1). Tetapi, sesampainya di sana, batu kubur telah bergeser dan terbuka, dan mayat Tuhan Yesus tidak ada lagi! Dua orang malaikat memberitahu bahwa Yesus Kristus telah bangkit! Walaupun hanya setengah percaya, namun ada secercah harapan dalam hati para murid yang sudah mulai lemah imannya akibat apa yang terjadi kepada Guru mereka. Akhirnya, mereka diyakinkan ketika Tuhan sendiri menampakkan diri kepada mereka. Dia hidup! Dia telah bangkit!

Inilah dasar iman percaya kita: Tuhan kita bukanlah Tuhan yang mati, melainkan Tuhan yang hidup! Ia telah bangkit dari kematian dan hidup untuk selamanya. Hidup merupakan kata yang penting dalam Injil Yohanes, dan digunakan lebih dari 60 kali. Tuhan Yesus menawarkan kepada orang berdosa hidup yang kekal dan berkelimpahan melalui iman secara pribadi kepada-Nya. Hidup yang kekal itu bukan didapat setelah kita mati, tetapi hidup yang kekal itu adalah kehidupan Allah sendiri yang dapat kita alami pada saat ini. Hidup yang kekal berkaitan dengan kualitas hidup, bukan sekadar kuantitas hidup. Hidup yang kekal adalah pengalaman rohani mengalami surga di bumi pada saat ini. Terimalah hidup yang kekal di dalam Kristus sekarang juga. Jangan sia-siakan waktu yang ada karena Dia sudah bangkit dan hidup kembali! [MS]

1 Korintus 15:14
“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Saat Teduh
« Reply #5 on: April 10, 2015, 04:24:25 AM »
ADa amin sodara ?
Amien.
Back to TOPIC!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #6 on: April 14, 2015, 06:17:53 AM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
Bangsa yang kudus, diberkati Tuhan
Posted on Senin, 13 April, 2015 by saatteduh

Baca: Bilangan 6
http://www.jesoes.com/Alkitab/bil/6/1


Kaum nazir itu seperti biarawan atau biarawati awam yang mengkhususkan diri untuk melayani Allah pada periode tertentu. Hukum kenaziran ini tepat untuk menjadi pembanding, bagaimana umat dalam mempersiapkan diri untuk berperang sebagai pasukan Allah, perlu mengkhususkan diri mereka dalam peperangan kudus ini.

Kaum nazir dengan peraturannya yang sangat ketat melambangkan panggilan Tuhan kepada umat untuk menjadi bangsa yang kudus (Kel. 19:6). Bandingkan saja pasal 5:2-3, peraturan kenajisan yang diberlakukan kepada umat pada umumnya, dengan pasal 6:9-12, yang merupakan peraturan kenajisan pada kaum nazir yang jauh lebih ketat. Kalau saja umat Israel dengan serius mengkhususkan dirinya sebagai nazir Allah dalam mempersiapkan diri sebagai pasukan Allah, kasus Akhan pada zaman Yosua tidak akan terjadi (Yos. 7).

Bagian ini ditutup dengan doa berkat Harun dan putra-putranya, selaku imam besar, kepada Israel, umat Tuhan (24-26). Doa berkat itu terdiri dari tiga baris yang masing-masing dalam bahasa Ibraninya terdiri dari tiga, lima, dan tujuh kata berturut-turut. Setiap baris memakai subjek Tuhan, Yahweh untuk menegaskan bahwa Dialah satu-satunya sumber berkat dan pertolongan. Hanya nama-Nya yang patut menjadi dasar segala penyembahan Israel (27).

Setiap baris terdiri dari dua kata kerja. Kata kerja pertama menunjukkan gerakan Allah menuju umat-Nya: “memberkati”, “menyinari”, “menghadapkan” wajah. Sedangkan kata kerja kedua, menunjukkan pekerjaan-Nya demi umat-Nya: “melindungi”, “memberi” kasih karunia, “memberi” damai sejahtera. Berkat Allah di sini menunjuk inisiatif Allah mendekat pada umat-Nya, dan kemudian melakukan karya pemeliharaan-Nya atas mereka.
Saat kita mengkhususkan diri untuk melayani Dia yang kudus dan yang telah menguduskan kita, berkat-Nya pun akan terus kita alami. Dia akan hadir beserta kita, memelihara dan memampukan kita melayani Dia dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

http://www.jesoes.com/Alkitab/kel/19/6
http://www.jesoes.com/Alkitab/bil/5/2
http://www.jesoes.com/Alkitab/yos/7/1






Prioritas Firman Tuhan
Posted on Senin, 13 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 17
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/17/1

Setelah berbicara kepada masyarakat pada umumnya di dalam pasal 2 sampai dengan pasal 12, Tuhan Yesus berbicara secara khusus kepada murid-murid-Nya mulai pasal 13 sampai dengan pasal 16. Selanjutnya, di pasal 17, Tuhan Yesus berbicara kepada Bapa di Sorga dalam doa-Nya. Doa ini adalah doa terpanjang Tuhan Yesus di dalam Alkitab.

Doa Tuhan Yesus di pasal 17 ini menggambarkan doa seorang Imam Besar yang terungkap dalam perkataan, “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu.” (17:9). Dalam doa ini, kita dapat menyaksikan secara gamblang bahwa Tuhan Yesus adalah Utusan dari Bapa ke dalam dunia. Bukan hal itu saja yang terlihat jelas dalam pasal ini, melainkan juga bahwa Tuhan Yesus—sebelum berinkarnasi—telah memiliki eksistensi dengan segala kemuliaan di dalam kekekalan (17:5). Melalui doa ini, menjadi lebih jelas bahwa kedatangan Tuhan Yesus adalah untuk menyatakan Bapa (atau menyatakan nama Bapa) (17:6) sebagaimana yang tertulis di dalam 1:18. Memiliki hidup kekal berarti mengenal Bapa dan mengenal Yesus Kristus (17:3), maksudnya memiliki pengetahuan dari pengalaman akrab dengan Bapa dan Kristus. Hidup kekal (17:3) bukan hanya menyangkut realitas masa yang akan datang, tetapi juga realitas masa kini. Setiap orang yang percaya pada Tuhan Yesus—saat ini juga—sudah menjadi milik Bapa di Sorga.

Apakah yang Tuhan Yesus doakan bagi orang percaya? Ia berdoa agar orang percaya dilindungi dari yang jahat dan Allah menguduskan mereka dengan firman-Nya karena orang percaya diutus ke dalam dunia. Kembali kita menyadari betapa pentingnya Firman Tuhan bagi kehidupan orang percaya, sehingga Tuhan Yesus menyebut hal ini di dalam doa-Nya. Sudahkah Saudara mementingkan Firman Tuhan? [RAAL]

Yohanes 17:17
“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #7 on: April 15, 2015, 06:25:44 AM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
Mempersembahkan dengan sukacita
Posted on Selasa, 14 April, 2015 by saatteduh

Baca: Bilangan 7
http://www.jesoes.com/Alkitab/bil/7/1

Rangkaian pengaturan untuk berbagai ritual kemah suci, khususnya sikap yang perlu dalam menjalani hidup suci, apalagi untuk melangsungkan peperangan suci, sudah dipaparkan sejak kemah suci didirikan (Kel. 40 – Bil. 6).Kini Bilangan 7 berbicara mengenai persembahan-persembahan yang harus dibawa masing-masing suku ke kemah suci, untuk digunakan oleh kaum Lewi dalam menjalankan tugas mereka dalam pelayanan kemah suci.

Pertama-tama, persembahan bersama kedua belas suku untuk kaum Lewi (3-9). Persembahan yang berupa 6 kereta dan 12 lembu bisa langsung digunakan oleh masing-masing puak sesuai tugasnya. Namun, persembahan yang berikut itu menyangkut penahbisan mezbah yang akan digunakan untuk ritual secara regular. Di sini ayat 12-83 mencatat setiap suku memberikan sejumlah harta mereka, perabotan emas dan perak, serta sejumlah ternak mereka, dalam suatu ritual yang berlangsung selama 12 hari berturut-turut. Kemudian disimpulkan ulang di ayat 84-88.

Mengapa pencatatan itu begitu detail dan mengulang persis sama? Buat orang modern, membacanya pasti membosankan dan merupakan pemborosan kata maupun halaman tulisan. Namun, bagi kedua belas suku Israel, pencatatan itu menyatakan bahwa setiap suku berharga di mata Tuhan, dan setiap suku dengan antusias memberikan persembahan masing-masing. Kelak ketika kitab Bilangan ini dibacakan dari generasi ke generasi, setiap angkatan dari masing-masing suku akan memasang telinga mereka baik-baik, mengantisipasi nama suku mereka disebut. Hal itu melegakan hati, bahkan mendatangkan sukacita karena suku mereka berarti di hadapan Tuhan.

Bayangkan pengharapan dan antusiasme setiap suku ketika mendengar nama mereka disebut! Yesus sendiri menyatakan bahwa Gembala yang Agung akan memanggil setiap domba-Nya dengan namanya masing-masing (Yoh. 10:3). Bukankah itu kerinduan setiap kita, mendengar Tuhan menyapa kita dengan nama kita masing-masing?

http://www.jesoes.com/Alkitab/kel/40/1
http://www.jesoes.com/Alkitab/bil6/1





Hayatilah Betapa Dia Menderita
Posted on Selasa, 14 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/18/1
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/23/34

Kisah di dalam Yohanes 18 merupakan permulaan dari kisah kesengsaraan Yesus Kristus. Di mulai dari doa Tuhan Yesus di lembah Kidron (18:1), kemudian Ia menaikkan doa di bukit Golgota ketika tergantung di atas kayu salib (Lukas 23:34). Yohanes 18 mengisahkan penangkapan Tuhan Yesus oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi beserta prajurit-prajurit Roma dan penjaga-penjaga Bait Allah melalui dan bersama salah seorang murid Tuhan Yesus, yaitu Yudas Iskariot. Peristiwa ini melibatkan orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi, pemimpin agama dan pemimpin bangsa, bahkan melibatkan seorang murid-Nya yang berkhianat. Peristiwa kayu salib Tuhan Yesus melibatkan seluruh umat manusia yang terwakili oleh bangsa Yahudi dan bangsa non Yahudi, pemimpin agama dan pemimpin bangsa. Penderitaan Tuhan Yesus bukan saja terkait dengan penangkapan-Nya dan pengkhianatan Yudas Iskariot, tetapi juga dengan penyangkalan Petrus, salah satu dari tiga murid terdekat Tuhan Yesus. Tuhan Yesus diserahkan oleh salah seorang yang dekat dengan Dia—yaitu murid-Nya, Yudas Iskariot—kepada imam-imam kepala. Tuhan Yesus diserahkan oleh bangsa-Nya sendiri kepada bangsa lain yang tidak mengenal Allah untuk dihukum oleh tangan bangsa lain dengan cara-cara yang paling keji dan hina di dalam ukuran bangsa tersebut. Benarlah perkataan Yesaya, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.” (Yesaya 53:3).

Apakah penderitaan Kristus begitu jelas di lubuk sanubari Saudara? Bagaimanakah seharusnya kita merespons apa yang telah Tuhan Yesus alami bagi kita? [RAAL]

Yesaya 53:6
“Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #8 on: April 16, 2015, 06:05:50 AM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
Kuasa versus Kebenaran
Posted on Rabu, 15 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/19/1

Bacaan Alkitab hari ini menolong kita untuk menghayati mengenai kuasa.

Pertama, Tuhan Yesus berkata kepada Pilatus: “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” (19:11). Pilatus menganggap dirinya mempunyai kuasa, padahal kenyataannya Pilatus berada di bawah kekuasaan Kaisar dan secara nyata ia dikuasai oleh massa yang berkumpul pada saat itu.

Kedua, orang-orang Yahudi tidak pernah mau mengakui kekuasaan Roma atas diri mereka dan mereka tetap merasa sebagai bangsa yang merdeka. Mereka mengaku bahwa mereka hanya tunduk kepada Tuhan. Namun, saat itu, mereka menyangkali itu semua dan menaruh diri mereka di bawah kekuasaan Kaisar dengan mengatakan: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” (19:15).

Kita menyaksikan bahwa Pilatus mengaku mempunyai kuasa, tetapi ia kehilangan otoritas karena ia menyangkali kebenaran. Orang-orang Yahudi mengaku sebagai orang-orang yang merdeka dan mengaku hanya tunduk kepada Tuhan, namun menyerahkan diri mereka secara verbal di bawah Kaisar karena mereka tidak tunduk kepada kebenaran. Tuhan Yesus berkata,  “Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”(18:37).

Tanpa menghormati kebenaran, kekuasaan mudah terjual. Kebenaran tetap adalah kebenaran, meskipun mayoritas orang tidak mengakuinya. Mereka yang tidak mengakui kebenaran harus menyerahkan diri mereka di bawah kekuasaan lain di luar kebenaran. Hiduplah di dalam kebenaran karena kebenaran itu memerdekakan kita. Kristus adalah kebenaran! [RAAL]

Amsal 23:23
“Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.”

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #9 on: April 17, 2015, 06:03:33 AM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
Menyadari pimpinan Tuhan
Posted on Kamis, 16 April, 2015 by saatteduh

Baca: Bilangan 9
http://www.jesoes.com/Alkitab/bil/9/1
http://www.jesoes.com/Alkitab/bil/1/1

Kadang kala, peraturan yang rumit, setelah dilaksanakan, dan kemudian menjadi biasa bahkan rutin bisa membuat tujuan pemberian peraturan itu hilang. Tuhan memberikan peraturan detail dan rumit sebenarnya untuk membuat umat belajar bergantung kepada-Nya. Ketaatan mereka melakukan peraturan itu, yang tidak selalu dimengerti maknanya, merupakan bukti kebergantungan itu. Namun bisa saja terjadi, setelah peraturan itu dilaksanakan secara rutin, umat merasa sudah menguasainya dan dengan demikian merasa sudah bisa mengendalikan hidup mereka sendiri. Ini berbahaya.

Mengapa ada perintah kembali untuk merayakan Paskah? Perintah untuk merayakan Paskah ini ternyata diberikan satu bulan mendahului sensus (9:1; bdk. 1:1). Paskah dirayakan untuk mengingat karya penebusan Allah atas umat-Nya dari perbudakan Mesir. Melalui merayakan Paskah, umat didorong dan bersemangat untuk segera berangkat menuju tanah perjanjian. Dengan demikian janji Allah melalui nenek moyang mereka, Abraham tergenapi tuntas.

Dengan merayakan Paskah umat diingatkan bahwa karya pembebasan dari Mesir bukan karya mereka, melainkan Allah. Demikian juga, perjalanan menuju tanah perjanjian, serta nantinya penaklukan dan pendudukan tanah perjanjian, merupakan karya anugerah Allah untuk mereka. Oleh sebab itu, persiapan akhir sebelum berangkat ialah kembali menyadari bahwa inisiatif ada di tangan Allah, bukan keinginan manusia. Tiang awan dan tiang api, yang pernah menuntun mereka dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju Sinai, kini kembali hadir untuk menuntun mereka maju terus ke tanah perjanjian.

Alangkah indahnya kalau dalam setiap langkah hidup kita, kita belajar bergantung kepada-Nya, bukan pada pengetahuan dan pengalaman kita. Seperti umat Israel menatap tiang awan dan tiang api untuk melanjutkan perjalanan atau berkemah, kita merenungkan Firman Tuhan setiap hari sebagai petunjuk dalam melanjutkan perjalanan iman kita.







Diteguhkan Untuk Bersaksi
Posted on Kamis, 16 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 20
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/20/1
http://www.jesoes.com/Alkitab/mrk/16/9
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/21/2

Ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang berbeda.

Pertama, Maria Magdalena, seorang wanita yang daripadanya diusir tujuh roh setan oleh Tuhan Yesus (Mark 16:9). Ia adalah orang pertama yang bertatap muka langsung dengan Tuhan Yesus yang bangkit.

Kedua, Tomas yang disebut Didimus (Yohanes 21:2). Ia menjadi seorang dari 12 murid Tuhan yang paling terakhir berjumpa dengan Tuhan Yesus yang bangkit.

Bagaimanakah hal-hal itu bisa terjadi seperti itu? Maria Magdalena tetap tinggal di area kubur meskipun Petrus dan Yohanes sudah meninggalkan kuburan. Alkitab mencatat: “Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis.”(20:11). Malaikat-malaikat bertanya pertanyaan yang sama dengan pertanyaan Tuhan Yesus yang bangkit: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Kata “menangis” di sini berarti menangis sampai meraung-raung atau menangis dengan sangat sedih. Tuhan Yesus menampakkan Diri-Nya karena Ia hendak menghibur hati Maria Magdalena. Tomas tidak bersama-sama dengan murid-murid lainnya di hari pertama seminggu setelah kebangkitan Tuhan Yesus, dan Tomas tidak percaya terhadap kesaksian murid-murid yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Tomas menuntut bukti dengan ia melihat sendiri dan mencucukkan jarinya sendiri ke lubang pada tangan dan lambung Tuhan Yesus. Tuhan menampakkan Diri-Nya seminggu kemudian. Ia datang untuk Tomas yang tidak percaya. Kemungkinan, Tomas sedih hati sehingga ia tidak ikut berkumpul di kali pertama dengan yang lainnya, hanya Alkitab tidak mencatat keadaan Tomas.

Maria Magdalena maupun Tomas mempunyai masalah yang sama, yaitu tidak memahami maksud perkataan Tuhan Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga. Tuhan Yesus menampakkan Diri untuk meneguhkan iman para murid-Nya agar bisa menjadi saksi Kristus. Tuhan pun meneguhkan kita agar kita bersaksi kepada orang lain. [RAAL]

Yohanes 20:18
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan.”

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Saat Teduh
« Reply #10 on: April 18, 2015, 07:11:37 AM »
https://saatteduh.wordpress.com/2015/04/
Ia Peduli Agar Kita Peduli
Posted on Jumat, 17 April, 2015 by saatteduh

Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 21
http://www.jesoes.com/Alkitab/yoh/21/1
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/22/32

Menanti sesuatu tanpa melakukan apa pun sangat menggelisahkan. Maka, tidak heran bila orang yang tidak melakukan apa-apa saat menantikan sesuatu kemudian kembali kepada kebiasaan lama atau memulai sesuatu yang baru yang kemudian menjadi kebiasaan. Hal inilah yang terjadi dengan Petrus. Ia kembali melakukan apa yang ia lakukan dahulu, yaitu menjala ikan. Kita tidak tahu apa yang menjadi pergumulan Petrus ketika ia tidak melakukan apa-apa. Mungkinkah hatinya gelisah karena ia teringat bahwa ia telah tiga kali menyangkal Tuhan Yesus? Mungkinkah ia ingin melarikan diri dari kegelisahannya dengan menjala ikan? Yang pasti, Petrus adalah  orang yang paling cepat berespons untuk menjumpai Tuhan Yesus saat ia menyadari bahwa Tuhan Yesuslah yang berdiri di pantai. Respons Petrus yang cepat itu kemungkinan terjadi karena Petrus terus bergumul dengan perasaan yang tidak tenang terkait dengan Tuhan Yesus. Maka ketika Tuhan Yesus bertanya untuk ketiga kalinya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” maka Petrus bersedih hati. Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, “Gembalakanlah domba-domba-Ku”. Peristiwa penampakkan ini jelas ditujukan bagi Petrus.

Mengapa Tuhan Yesus menampakkan Diri secara khusus bagi Petrus? Setiap murid mempunyai kelemahan dan kegagalan. Tetapi, Tuhan Yesus pernah berkata kepada Petrus, “Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” (Lukas 22:32). Tuhan Yesus turut merasakan kelemahan-kelemahan murid-murid-Nya untuk menguatkan mereka, sehingga kemudian mereka bisa dipakai untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Apakah Saudara merasakan hal yang sama dengan Petrus? Sebagaimana Tuhan Yesus memperhatikan Petrus, demikian juga Ia memperhatikan Saudara agar Saudara bisa menjadi berkat dengan membawa kabar baik bagi banyak orang. [RAAL]

Yohanes 21:15
Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”