Author Topic: Sejarah Berbagai Gereja  (Read 1817 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Sejarah Berbagai Gereja
« on: August 26, 2013, 03:05:26 PM »
Sejarah berbagai Gereja di Dunia dan Indonesia khususnya.

Didasari betapa begitu minimnya pengetahuan mayoritas member forum diskusi terhadap berbagai aliran gereja yang ada di Indonesia (dan dunia), berikut ini penulis mencoba untuk menguak sejarah berbagai gereja yang ada.

Sumber diusahakan berasal dari sumber resmi gereja yang bersangkutan.
Jika ada penambahan ataupun pertanyaan, mari kita diskusikan dengan santun dan dengan tekad saling menghargai.

Mari kita awali :


Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #1 on: August 26, 2013, 03:09:06 PM »
Gereja Reformed Injili Indonesia

Sementara itu teologi-teologi yang paling baru, misalnya: Demitologisasi berusaha menyaingi NeoOrtodoks dari sayap Barthian untuk mengecam kepercayaan Injil. Pada saat seperti itu, gereja di Asia sedang tertidur di dalam tahap mengabaikan teologi, meskipun gerakan rohani yang pernah dikaruniakan oleh Tuhan sudah menghasilkan banyak buah khususnya di Asia Tenggara dan Cina. Akibat kebaktiankebaktian kebangunan rohani yang dipimpin oleh John Sung dan Andrew Gih telah menghasilkan banyak buah berupa pekerja penuh waktu yang melayani Tuhan serta tim-tim penginjilan yang berkembang di sana sini sehingga telah menggugah semangat kebangsaan di negara-negara Asia. Namun gerakan Ekumene yang mengabaikan ortodoksi dan memperluas semangat toleransi terhadap segala macam aliran baru, ditambah gerakan Karismatik yang telah menggantikan gerakan Pentakosta tradisional untuk merombak struktur pikiran gereja-gereja denominasional, telah menghasilkan gelombang-gelombang awam yang tidak mengerti teologi namun memberanikan diri untuk mengabarkan Injil dan mendirikan gereja-gereja tanpa Pengakuan Iman, tanpa liturgi, bahkan tanpa penghargaan terhadap musik-musik yang agung yang diwariskan dari sejarah.
 
Pada tahun 70 hingga 80an, ketika kaum Injili melihat bahaya kesimpangsiuran yang terjadi di dalam Kekristenan, di Asia Tenggara gerakan mahasiswa mulai dibangkitkan, termasuk Gerakan Perkantas dan Lembaga Pelayanan Mahasiswa (Campus Crusade). Namun kubu-kubu teologi, yaitu tempat-tempat pendidikan hamba Tuhan sudah tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk mempertahankan iman kepercayaan yang ortodoks. Itulah sebabnya terjadi gerakan mendirikan sekolah teologi di luar jalur institusi-institusi yang konvensional. Sejarah membuktikan sekolah-sekolah semacam ini kurang berbobot dalam mempertahankan teologi yang benar dan pengertian Kitab Suci yang bertanggung jawab dan benar. Itulah sebabnya banyak hamba Tuhan lulusan sekolah-sekolah semacam ini sulit menerima tantangan zaman apalagi menantang zaman, khususnya dalam menghadapi kaum intelektual.
 
Di pihak lain, kebangunan agama-agama di luar Kekristenan juga menjadi suatu tantangan yang besar bagi iman Kristen. Semakin banyaknya kaum cendekiawan dalam agama-agama lain dan kesadaran mereka untuk melakukan konsolidasi juga merupakan fakta yang tidak boleh kita abaikan. Selain itu, makin meningkatnya pendidikan serta makin banyaknya pengaruh filsafat modern di negara-negara Asia telah meningkatkan kemungkinan Kekristenan, dengan pimpinan yang kurang berbobot, menjadi agama yang dianggap terbelakang dan dilecehkan oleh generasi yang baru. Melihat situasi demikian, siapakah yang sudah bersiap sedia untuk menerima tantangan ini serta mengisi kebutuhan zaman pada akhir abad ke-20?
 
Kuantitas yang diperoleh melalui gerakan-gerakan yang berlangsung di kalangan rakyat jelata tidak cukup untuk menjawab tantangan zaman ini. Karena ketidakpuasan terhadap kesimpangsiuran pengajaran Kristen masa kini dan ketidaksanggupan pihak Liberalisme maupun gerakan Kristen yang bersayap emosional untuk mewakili Kekristenan sejati, maka kami memikirkan perlu adanya Gerakan Reformed Injili.
 
Gerakan ini berada di dalam gelombang transisi dari masyarakat agrikultural (pertanian) menuju masyarakat industrialisasi dan juga menuju masyarakat informasi. Itulah sebabnya Gerakan ini tidak mudah diikuti oleh orang yang belum biasa dengan kedahsyatan gelombang transisi ini, apalagi Gerakan yang melawan arus ini berakar pada semangat yang dirintis pada abad ke-16. Gerakan ini bermotivasi membawa Kekristenan menuju abad ke-21. Itulah sebabnya, tidak heran, jika gerakan ini dinilai terlalu terbelakang atau melawan arus.

Gerakan Reformed dalam Sejarah
 
Reformasi yang terjadi pada abad ke-16 merupakan gerakan yang unik dan tidak tertandingi karena motivasi reformasi adalah kembali kepada Kitab Suci dan mengaku bahwa segala sesuatu semata-mata berdasarkan anugerah, dan bahwa hanya melalui iman, dan bukan jasa manusia, kaum pilihan dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan di dalam dunia ini. Gereja dipanggil bukan hanya untuk mengabarkan Injil dan mengajarkan kebenaran, gereja juga dipanggil untuk melaksanakan mandat budaya melalui bimbingan Firman Tuhan untuk mencerahkan dunia ini dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan dalam segala aspek kebudayaan.
 
Dalam segala segi kehidupan manusia, sejarah telah menyaksikan kontribusi Calvinisme, mulai dari kehidupan pribadi sampai kehidupan bermasyarakat dan pendidikan, bahkan menjadi perintis demokrasi di seluruh dunia. Pada saat pengaruh Liberalisme semakin meluas dan menggerogoti iman Kristen dalam abad ke-19, teolog-teolog Reformed dengan gigih berdiri di garis pertempuran yang paling depan untuk melawan ajaran-ajaran yang tidak setia kepada Kitab Suci. Sehingga baik di Eropa maupun di Amerika, buku-buku yang paling berbobot dalam memerangi ajaran-ajaran liberal kebanyakan merupakan hasil karya teolog-teolog Reformed. Semangat teologi Reformed inilah yang telah memelihara Kekristenan dari segala penyelewengan dan perselingkuhan gereja sebagai mempelai perempuan Kristus yang harus setia kepada Tuhan.
 
Tokoh-tokoh seperti Abraham Kuyper, Herman Bavinck, Hendrik Kraemer di Belanda; dan Charles Hodge, Archibald Hodge, B.B. Warfield, Gresham Machen, Cornelius Van Til, John Murray, dan tokoh-tokoh lainnya di Amerika telah memperlihatkan semangat tidak berkompromi mereka yang diturunkan dari John Calvin. Penemuan anugerah umum (common grace) dan keunikan pengertian wahyu umum (general revelation) telah menjadi keunggulan dan ciri khas Teologi Reformed dalam menangani masalah-masalah kebudayaan serta memberi pencerahan dan bimbingan kepada semua penemuan ilmiah yang paling modern, juga perubahan arus pikiran sampai pada Gerakan Zaman Baru dan Postmodernisme. Tidak ada seorang pun yang bisa mengabaikan apa yang telah dikerjakan oleh Teologi Reformed sepanjang sejarah. Teologi Reformed merupakan salah satu teologi yang paling tahan uji dan paling unggul untuk memimpin orang Kristen melalui peperangan iman dan memberi petunjuk untuk hari depan umat manusia.

http://www.grii.org/

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #2 on: August 26, 2013, 03:13:54 PM »
HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)

TINJAUAN SEJARAH AWAL DAN ARAH KEMANDIRIAN HKBP

Beberapa Catatan Historis tentang Awal dan Arah Kemandirian HKBP

(1861-2011)
Pdt. Dr. J.R. Hutauruk

I. Periode 1860an – 1940an

a. Tiga Kekuatan

Dari segi sejarah kepemimpinan Sending RMG (1861-1940) dan HKBP (1940-2011) ada tiga kekuatan yang mengawali sekaligus jadi tiang penopang kemandirian HKBP. Pertama, lahirnya jemaat – jemaat desa atas keterbukaan menerima Injil , prakarsa dan swadaya kaum elit desa ( para raja/ pendiri desa dan warganya, khususnya dalam pengadaan pertapakan dan pembangunan gedong gerejanya. Sejak 1881 jemaat setempat berhak memilih Pendeta pribumi menjadi pelayan sekaligus pemimpin jemaat di bawah pimpinan tuan pandita yang memimpin resort, seperti tertuang pada pasal 19 Tata Gereja 1881. Isi pasal ini tidak pernah diberlakukan. Mengapa pasal tentang hak jemaat untuk diikutsertakan menentukan siapa yang akan menjadi pimpinannya tidak pernah disebutkan. Terbentuknya badan majelis jemaat (kerkeraad dan kasbestur) telah meningkatkan hak kemandirian jemaat setempat sejak 1920. Majelis jemaat yang terdiri dari para sintua jemaat mengurusi soal-soal kerohanian dan badan kebendaharaan “kasbestuur” mengurusi keuangan dan inventarsi jemaat. Anggotanya terdiri dari anggota jemaat yang dianggap mampu mengemban tugas kebendaharaan itu. Majelis jemaat dibentuk oleh jemaat sendiri. Jemaat dipimpin oleh Pendeta pribumi atau guru pribumi. Kelembagaan jemaat ini mencerminkan sistem presbiterial – sinodal HKBP, yang kemudian tertuang dalam tata gereja 1930. Kemudian 1960an mengalami perubahan, di mana golongan kasbestuur ditiadakan dengan alasan hanya mereka yang pemangku jabatan gereja ( sintua ) yang diijinkan jadi anggota majelis sedang seorang warga jemaat tidak. Dan itulah yang berlaku hingga kini. Sistem presbiterial-sinodal , yang dulu terdiri dari pemangku jabatan dan anggota jemaat sudah tiada, dan yang ada kini ialah kumpulan para pejabat gereja. Dulu ada golongan “kas bestuur”, kini sudah bagian dari masa tempo dulu.
Pada awalnya keberadaan majelis jemaat itu menandakan kemandirian sebuah jemaat, karena hanya jemaat yang mampu membiayai diri sendiri dapat diakui sebagai sebuah jemaat. Kemandirian yang ditopang oleh kekuatan finansial jemaat menentukan mutu kemandiriannya.

Kekuatan kedua. Pada awalnya, penataan otoritas tertinggi di atas semua jemaat yang sedang tumbuh dan berkembang ialah kepemimpinan para Pendeta utusan di bawah pimpinan seorang ephorus. Ephorus yang menempatkan guru dan Pendeta. Dan pada gilirannya guru atau Pendeta yang ditempatkan itu jadi pimpinan jemaat atas otoritas yang di atasnya yaitu para Pendeta utusan yang berfungsi sebagai misionar dan Pendeta resort. Pendeta resort yaitu para tuan Pendeta, di aatsnya ada praeses dan diatasnya ada ephorus yang dapat langsung setiap saat berkunjung dan mengawasi semua jemaat. Kepemimpinan sedemikian rupa mencerminkan apa yang dikenal dengan sebutan episkopal, dan disebut sinodal-episkopal, karena ephorus,praeses, Pendeta resort dan guru atau Pendeta yang memimpin setiap rapat atau sinode mulai dari jemaat hingga ke sinode godang. Lihat Tata gereja 1881 pasal 20-25 dan tata gereja berikutnya. Kedudukan ephorus berada pada tiingkat tertinggi dari kerucut kepemimpinan itu.

Sejarah sending RMG dan HKBP (1861-2011) telah mencatat adanya kontradiksi kedua unsur itu, dan itu paling sering nampak di tengah jemaat HKBP yang jauh dari pusat hirakhi-episkopal itu, ketika jemaat-jemaat itu menuntut hak dan tanggungajwabnya sebagai jemaat yang mandiri. Contoh: jemaat-jemaat parserahan di Medan dan Jakarta (Batavia) pada tahun 1920an dan 1930an. Kedua unsur itu tetap dipertahankan hingga kini. HKBP selalu berupaya menarik manfaatnya secara konstruktif dan kreatif. Itulah dua kekuatan yang menopang kemandirian HKBP, kekuatan-kekuatan yang dalam dirinya sendiri menyimpakan kontradiksi dalam dirinya sendiri.

Kekuatan yang ketiga ialah pemangku jabatan kependetaan itu. Adanya jabatan kependetaan yang sejak awal melekat pada pribadi setiap misionaris sekaligus Pendeta utusan. Karena alasan praktis di mana pertambahan tenaga Pendeta utusan tidak bakal dapat memenuhi kebutuhan perluasan sending yang melahirkan jemaat, maka sejak 1868 dibuka pendidikan ( guru pribumi dan sejak 1885 dibuka pendidikan Pendeta pribumi, yang nanti dapat menjadi perpanjangan tangan kaum Pendeta utusan untuk melaksanakan tugas pelayanan di bidang khotbah termasuk kedua sakramen baptian dan perjamuan kudus, pengajaran, penggembalaan dan pengelolaan administrasi jemaat. memimpin jemaat Status mereka sebagai pembantu, menunut loyalitas tinggi terhadap bapa rohani mereka, tuan pandita Jerman. Semua tugas pelayanan mereka dan kebijakan mereka harus dilaporkan kepada atasannya.
Perhatian kita selanjutnya lebih focus pada jabatan Pendeta pribumi sebagai Pendeta pembantu.

http://hkbp.or.id/tentang-hkbp/sejarah/

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #3 on: August 26, 2013, 03:20:08 PM »
GKI (Gereja Kristen Indonesia)

Sejarah
separator
Gereja Kristen Indonesia (GKI) dapat dikatakan sebagai sebuah “gereja baru” di Indonesia sebagai buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur.

Berdirinya GKI melewati perjalanan sejarah yang panjang, dimulai dengan berdirinya ketiga gereja yang menyatu itu sebagai gereja yang berdiri sendiri-sendiri. Pada tanggal 22 Februari 1934 di Jawa Timur berdirilah gereja yang kemudian disebut GKI Jawa Timur. Demikian juga, pada tanggal 24 Maret 1940 di Jawa Barat berdirilah gereja yang kemudian disebut GKI Jawa Barat, dan pada tanggal 8 Agustus 1945 di Jawa Tengah berdirilah gereja yang kemudian disebut GKI Jawa Tengah.

Awalnya, ketiga gereja ini dikenal dengan nama Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee (THKTKH) yaitu gereja berbahasa Hokian. Gereja THKTKH di Jawa Tengah dan Jawa Timur didirikan oleh Zending dari Belanda (Nederlandsche Zendings Vereeniging) sedangkan di Jawa Barat diawali oleh penemuan sebuah Alkitab berbahasa Melayu oleh Bapak Ang Boen Swie di tahun 1858.

Nama Gereja Kristen Indonesia sendiri mulai digunakan pada tahun 1950. Penetapan nama ini menunjukkan kesadaran GKI untuk dapat menjalankan misi dan panggilannya secara nasional, tidak lagi terikat pada suku tertentu saja.

Sejak tanggal 27 Maret 1962 ketiga gereja itu memulai upaya menggalang kebersamaan untuk mewujudkan penyatuan GKI, dalam wadah Sinode Am GKI. Sesudah melewati perjalanan hampir tiga dekade lamanya, pada tanggal 26 Agustus 1988 ketiga gereja tersebut diikrarkan menjadi satu gereja.

http://sinodegki.org/tentang-kami/sejarah/

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #4 on: August 26, 2013, 03:28:14 PM »
Gereja Katolik

Sejarah Gereja Katolik meliputi rentang waktu selama hampir dua ribu tahun. Sebagai cabang kekristenan tertua[1], sejarah Gereja Katolik merupakan bagian integral Sejarah kekristenan secara keseluruhan. Istilah Gereja Katolik yang digunakan dalam artikel ini digunakan secara khusus untuk menyebut Gereja yang didirikan di Yerusalem oleh Yesus dari Nazaret (sekitar tahun 33 Masehi) dan dipimpin oleh suatu suksesi apostolik yang berkesinambungan melalui Santo Petrus Rasul Kristus, dikepalai oleh Uskup Roma sebagai pengganti St. Petrus, yang kini umum dikenal dengan sebutan Paus.
Sepanjang sejarahnya, skisma telah merusak kesatuan kekristenan. Perpecahan-perpecahan utama terjadi pada 318 akibat Arianisme, pada 1054 skisma Timur-Barat dengan Gereja Ortodoks Timur, dan pada 1517 dengan Reformasi Protestan. Gereja Katolik telah menjadi kekuatan penggerak pada beberapa peristiwa utama dalam sejarah dunia termasuk evangelisasi Eropa dan Amerika Latin, perluasan melek aksara dan pendirian universitas-universitas, rumah-rumah sakit, monastisisme, perkembangan Seni rupa, Musik dan Arsitektur, Inkuisisi, Perang Salib, metode filsafat analitis, dan runtuhnya Komunisme di Eropa Timur pada akhir abad ke-20.

Dasar institusional Gereja Katolik Roma adalah pribadi dan ajaran-ajaran Yesus Kristus (lahir 10-8 SM di Betlehem, wafat sekitar 30 Masehi di Yerusalem) seperti yang tercantum dalam keempat Injil karya Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Injil-Injil tersebut menggambarkan Yesus sebagai seorang tukang kayu Yahudi dari daerah Galilea, yang adalah tokoh yang dijanjikan, Sang Mesias atau yang diurapi (Christos dalam Bahasa Yunani, asal-muasal gelar Yesus Kristus), dan Putera Allah, sebagai penggenapan nubuat Perjanjian Lama. Oleh karena itu Kristen memandang dirinya sebagai kelanjutan dari Yudaisme, serta memandang Allah umat Kristiani dan Allah umat Yahudi sebagai pribadi yang satu dan sama. Gereja adalah jemaat yang sama dengan yang dahulu didirikan oleh Yesus Kristus dan berkelanjutan sampai sekarang berkat kontinuitas sejarah melalui sesuatu yang disebut suksesi apostolik tak-terputus yang dianggap berawal dari pimpinan para rasul, Simon Petrus dan oleh karena itu pula dianggap oleh umat Katolik berawal dari Kristus sendiri.

Menurut keempat Injil, ketika Yesus berusia tiga puluh tahun (Lukas 3:23), dia meninggalkan kota Nazaret dan memulai sebuah pelayanan dakwah dan mukjizat kesembuhan. Dalam dakwahnya, dia menyerukan pertobatan (Markus 1:15), memperkenalkan Allah sebagai Bapa yang pengasih dan pengampun. Dia juga mengimbau orang-orang untuk meneladani kebaikan dan kasih Allah pada segala makhluk. Dia menarik beberapa orang yang menganggapnya sebagai seorang Rabi dan yang pada beberapa kasus meragukan apakah benar Dialah Sang Al-Masih itu. Dia, bagaimanapun, membangkitkan oposisi dari pimpinan dan otoritas religius Yahudi. Mereka menilai ajaran-ajarannya berbahaya bagi doktrin dan praktik Yahudi tradisional, serta merasa bahwa pernyataan-pernyataanNya mengenai identitas pribadiNya merupakan hujat. Injil Matius Pasal 16 meriwayatkan sebagai berikut:

13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." 20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.

Injil-Injil merinci hari-hari terakhir Yesus, ketika, kemungkinan besar pada usia tigapuluhan pertengahan, Yesus ditangkap oleh Sanhedrin di Yerusalem dan didakwa melakukan hujat. Di hadapan sidang Sanhedrin, Dia menyatakan diri sebagai Al-Masih. Sanhedrin kemudian mempersuasi otoritas Kekaisaran Romawi, yang memerintah kawasan itu sebagai Provinsi Iudaea, untuk menjatuhiNya hukuman mati; yang oleh karena itu, Dia dicambuk, dipukul, dan disalibkan. Sengsara Kristus diriwayatkan kembali dalam Injil-Injil, menuturkan kejadian-kejadian pada hari Jumat Agung (dimulai pada saat yang sekarang diaanggap sebagai waktu petang hari Kamis), yang berlangsung hingga hari Paskah, tatkala, menurut Kitab Perjanjian Baru, Yesus bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Menurut perhitungannya sendiri, Gereja dimulai pada hari pertama Pentakosta ketika Roh Kudus turun ke atas para rasul dan para murid di dalam Ruang Atas.

Sebelumnya Yesus telah mengatakan bahwa Dia akan mempercayakan kepada Simon Petrus kunci-kunci Kerajaan Surga setelah menyebutnya diilhami oleh Allah Bapa bahwa di atas "batu karang" (Bahasa Latin : Petrus, Bahasa Yunani Petros, Bahasa Aram Kefa) Petrus, Yesus akam mendirikan GerejaNya. Simon Peter disebut-sebut lagi dalam konteks Injil Yohanes, pasal 21 dengan perintah-perintah lisan eksplisit untuk "Gembalakanlah domba-dombaKu", "Gembalakanlah domba-dombaKu", dan "Gembalakanlah domba-dombaKu" pada ayat 15 sampai 17, sebagai berikut:

15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKu." 16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKu." 17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKu.

-bersambung-

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #5 on: August 26, 2013, 03:28:41 PM »
-lanjutan-

Tentu saja ini mendapat tentangan dari pihak-pihak di luar Katolik Roma. Ada banyak referensi yang menggugat. Misalnya pernyataan St. Cyprian (Siprianus) berikut:

"and then also the Lord Himself, fulfilling what had been written in the law and the prophets, teaches, saying, “I am the good shepherd, who lay down my life for the sheep. But the hireling, whose own the sheep are not, seeth the wolf coming, and leaveth the sheep, and fleeth, and the wolf scattereth them.”[5] To Simon, too, He speaks thus: “Lovest thou me? He answered, I do love Thee. He saith to him, Feed my sheep.”[6] We know that this saying arose out of the very circumstance of his withdrawal, and the rest of the disciples did likewise."

Dengan demikian, dinyatakan bahwa 3 pertanyaan Yesus dan 3 kali perintah untuk menggembalakan domba-domba sebagai proses pemulihan bagi Petrus, yang telah menyangkal Kristus. Bandingkan jumlah pertanyaan dengan jumlah penyangkalan yang dilakukan oleh Petrus. Cyprian mengutip ayat di mana Yesus memandang para rasul yang meninggalkan dirinya sebagai "orang-orang upahan". Non-Katolik memandang pemulihan ini perlu bagi Petrus sekaitan dengan pernyataan Yesus berikut:

Matius 10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Dengan demikian dipandang jika Petrus tidak dipulihkan, bagaimana jatuhnya wibawa Petrus dibandingkan rasul-rasul lainnya, jika Petrus diperhadapkan pada pernyataan Yesus di atas.
Berdasarkan ayat-ayat Kitab Suci inilah Gereja Katolik Roma percaya bahwa Paus adalah penerus Santo Petrus dan pimpinan tunggal dari segenap Gereja di atas bumi. Doktrin-doktrin otoritas kepausan dan Primasi Pontif Romawi terus menjadi sumber kontroversi antara Gereja Katolik Roma dan denominasi-denominasi Gereja Kristiani lainnya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gereja_Katolik

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #6 on: August 26, 2013, 03:32:42 PM »
Sejarah Gereja Katolik di Indonesia

Sejarah Gereja Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku. Orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku, Kolano (kepala kampung) Mamuya (sekarang di Maluku Utara) yang dibaptis bersama seluruh warga kampungnya pada tahun 1534 setelah menerima pemberitaan Injil dari Gonzalo Veloso, seorang saudagar Portugis. Ketika itu para pelaut Portugis baru saja menemukan kepulauan rempah-rempah itu dan bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-serdadu, para imam Katolik juga datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu pendatang di Indonesia itu adalah Santo Fransiskus Xaverius, yang pada tahun 1546 sampai 1547 datang mengunjungi pulau Ambon, Saparua dan Ternate. Ia juga membaptis beberapa ribu penduduk setempat.

Era VOC

Sejak kedatangan dan kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Indonesia tahun 1619 - 1799, akhirnya mengambil alih kekuasaan politik di Indonesia, Gereja Katolik dilarang secara mutlak dan hanya bertahan di beberapa wilayah yang tidak termasuk VOC yaitu Flores dan Timor.
Para penguasa VOC beragama Protestan, maka mereka mengusir imam-imam Katolik yang berkebangsaan Portugis dan menggantikan mereka dengan Pendeta-Pendeta Protestan dari Belanda. Banyak umat Katolik yang kemudian diprotestankan saat itu, seperti yang terjadi dengan komunitas-komunitas Katolik di Amboina.
Imam-imam Katolik diancam hukuman mati, kalau ketahuan berkarya di wilayah kekuasaan VOC. Pada 1624, Pastor Egidius d'Abreu SJ dibunuh di Kastel Batavia pada zaman pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, karena mengajar agama dan merayakan Misa Kudus di penjara.
Pastor A. de Rhodes, seorang Yesuit Perancis, pencipta huruf abjad Vietnam, dijatuhi hukuman berupa menyaksikan pembakaran salibnya dan alat-alat ibadat Katolik lainnya di bawah tiang gantungan, tempat dua orang pencuri baru saja digantung, lalu Pastor A. de Rhodes diusir (1646).
Yoanes Kaspas Kratx, seorang Austria, terpaksa meninggalkan Batavia karena usahanya dipersulit oleh pejabat-pejabat VOC, akibat bantuan yang ia berikan kepada beberapa imam Katolik yang singgah di pelabuhan Batavia. Ia pindah ke Makau, masuk Serikat Jesus dan meninggal sebagai seorang martir di Vietnam pada 1737.
Pada akhir abad ke-18 Eropa Barat diliputi perang dahsyat antara Perancis dan Britania Raya bersama sekutunya masing-masing. Simpati orang Belanda terbagi, ada yang memihak Perancis dan sebagian lagi memihak Britania, sampai negeri Belanda kehilangan kedaulatannya. Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya, Lodewijk atau Louis Napoleon, seorang Katolik, menjadi raja Belanda. Pada tahun 1799 VOC bangkrut dan dinyatakan bubar.

Era Hindia-Belanda

Perubahan politik di Belanda, khususnya kenaikan tahta Raja Lodewijk, seorang Katolik, membawa pengaruh yang cukup positif. Kebebasan umat beragama mulai diakui pemerintah. Pada tanggal 8 Mei 1807 pimpinan Gereja Katolik di Roma mendapat persetujuan Raja Louis Napoleon untuk mendirikan Prefektur Apostolik Hindia Belanda di Batavia (lihat: Sejarah Gereja Katedral Jakarta)
Pada tanggal 4 April 1808, dua orang Imam dari Negeri Belanda tiba di Jakarta, yaitu Pastor Jacobus Nelissen, Pr dan Pastor Lambertus Prisen, Pr. Yang diangkat menjadi Prefek Apostolik pertama adalah Pastor J. Nelissen, Pr.
Gubernur Jendral Daendels (1808-1811) berkuasa menggantikan VOC dengan pemerintah Hindia Belanda. Kebebasan beragama kemudian diberlakukan, walaupun agama Katolik saat itu agak dipersukar. Imam saat itu hanya 5 orang untuk memelihara umat sebanyak 9.000 orang yang hidup berjauhan satu sama lainnya. Akan tetapi pada tahun 1889, kondisi ini membaik, di mana ada 50 orang imam di Indonesia. Di daerah Yogyakarta, misi Katolik dilarang sampai tahun 1891.


Van Lith

Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. van Lith, SJ yang datang ke Muntilan pada tahun 1896. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi pelajaran agama. Sehingga pada tanggal 15 Desember 1904, rombongan pertama orang Jawa berjumlah 178 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak di antara dua batang pohon Sono. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono.
Romo van Lith juga mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu Normaalschool pada tahun 1900 dan Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) pada tahun 1904. Pada tahun 1918 sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu yayasan, yaitu Yayasan Kanisius. Para imam dan Uskup pertama di Indonesia adalah bekas siswa Muntilan. Pada permulaan abad ke-20 gereja Katolik berkembang pesat.
Pada 1911 Van Lith mendirikan Seminari Menengah. Tiga dari enam calon generasi pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1926 dan 1928, yaitu Romo F.X.Satiman, SJ, A. Djajasepoetra, SJ, dan Alb. Soegijapranata, SJ.


Era Perjuangan Kemerdekaan

Albertus Soegijapranata menjadi Uskup Indonesia yang pertama ditahbiskan pada tahun 1940.
Tanggal 20 Desember 1948 Romo Sandjaja terbunuh bersama Frater Hermanus Bouwens, SJ di dusun Kembaran dekat Muntilan, ketika penyerangan pasukan Belanda ke Semarang yang berlanjut ke Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda II. Romo Sandjaja dikenal sebagai martir pribumi dalam sejarah Gereja Katolik Indonesia.
Mgr. Soegijapranata bersama Uskup Willekens SJ menghadapi penguasa pendudukan pemerintah Jepang dan berhasil mengusahakan agar Rumah Sakit St. Carolus dapat berjalan terus.
Banyak di antara pahlawan-pahlawan nasional yang beragama Katolik, seperti Adisucipto, Agustinus (1947), Ignatius Slamet Riyadi (1945) dan Yos Sudarso (1961).


Era Kemerdekaan

Kardinal pertama di Indonesia adalah Yustinus Kardinal Darmojuwono diangkat pada tanggal 29 Juni 1967. Gereja Katolik Indonesia aktif dalam kehidupan Gereja Katolik dunia. Uskup Indonesia mengambil bagian dalam Konsili Vatikan II (1962-1965).
Paus Paulus VI berkunjung ke Indonesia pada 1970. Kemudian tahun 1989 Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Indonesia. Kota-kota yang dikunjunginya adalah Jakarta, Medan (Sumatera Utara), Yogyakarta (Jawa Tengah dan DIY), Maumere (Flores) dan Dili (Timor Timur).

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gereja_Katolik_di_Indonesia

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #7 on: September 04, 2013, 11:44:35 AM »
Bagus sekali.

Masih dibutuhkan penyumbang-penyumbang lainnya untuk lebih melengkapi. Mosok hanya GRII, HKBP, GKI, dan Katolik saja? Hayuh, kawan-kawan, lengkapi trit ini dengan menuliskan sejarah gerejamu.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #8 on: October 01, 2013, 05:54:57 AM »

Mengapa tidak ada kelanjutannya? Apakah tidak ad yang mengetahui sejarah kelahiran gerejanya sendiri? Atau masih menganggap bahwa gerejanya berdiri sejak Pantekosta di Jerusalem dulu?

:D

Syalom

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #9 on: October 01, 2013, 07:31:31 AM »
Mengapa tidak ada kelanjutannya? Apakah tidak ad yang mengetahui sejarah kelahiran gerejanya sendiri? Atau masih menganggap bahwa gerejanya berdiri sejak Pantekosta di Jerusalem dulu?
:D
Syalom
Dari beberapa posting yang ada, menurut penangkapan saya, memang ada yang berpikiran begitu, bahwa Gereja Perdana di abad I berdiri di Yerusalem, kemudian hilang berabad-abad, kemudian 'bertunas' (muncul) kembali di Jerman (Eropa). Selanjutnya, 'pertunasan-pertunasan' tumbuh (muncul) di berbagai tempat, sebagian mengartikannya sebagai pertumbuhan lokal. :think:  :think1:  :think:  :think1:  :think:  :think1:
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #10 on: October 01, 2013, 07:41:23 AM »
Dari beberapa posting yang ada, menurut penangkapan saya, memang ada yang berpikiran begitu, bahwa Gereja Perdana di abad I berdiri di Yerusalem, kemudian hilang berabad-abad, kemudian 'bertunas' (muncul) kembali di Jerman (Eropa). Selanjutnya, 'pertunasan-pertunasan' tumbuh (muncul) di berbagai tempat, sebagian mengartikannya sebagai pertumbuhan lokal. :think:  :think1:  :think:  :think1:  :think:  :think1:

Mungkin bukan tanaman biasa ya, bro, bukan bertunas, tetapi berupa spora.
He he he he he

 :D

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #11 on: February 08, 2014, 08:34:30 PM »
Ehhm, ternyata masih banyak juga yang tidak pernah tahu sejarah gerejanya sendiri.
Sangat disayangkan, karena tanpa pengetahuan sejarah gerejanya sendiri, seseorang bisa dengan mudah terombang ambing dalam khayal, bahwa gerejanya sendirilah yang sesuai ajaran Jesus.

Posting ini sekedar sundulan, agar thread ini masih terbaca.


Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #12 on: February 09, 2014, 03:58:37 AM »
Informasi yang bagus. Seharusnya teman-teman yang bergereja dengan label daerah, kesukuan (...Indonesia, ...Manado, ....Jawa, dll) sangat fasih dengan sejarah gerejanya, seperti kita belajar sejarah Indonesia. Ditunggu sharingnya.

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #13 on: February 09, 2014, 10:40:21 AM »
Yang lebih penting sebenarnya adalah, kenali dan ketahuilah sejarah gerejanya sendiri. Karena tidak mungkin sebuah gereja muncul tiba tiba, kecuali kalau merasa dirinya sebagai nabi.
Setiap gereja yang ada sekarang ini pasti tidak terlepas dari gereja sebelumnya, apapun alasan pemisahannya, tetaplah awal dan doktrin awalnya tidak bisa dilupakan.

Indonesia, sebagai contoh, adalah negara yang merdeka tahun 1945. Tetapi bukan berarti sebelum 1945 tidak ada pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, SUlawesi, NTT, Papua, semua itu seudah ada, lengkap dengan manusia manusia penghuninya. Menganggap bahwa manusia Indonesia bukanlah manusia yang hidup dengan kultur budaya sebelumnya adalah sangat absurd. Se absurd mereka yang mengangap gerejanya adalah yang paling benar sambil menuding gereja awal salah, bahkan tidak mengakui keberadaan gereja awal.

Lhoh, kalau gereja tempat mereka menyempal disangkalnya, lantas mereka menyempal dari mana?
Absurd atau konyol kan?

:D

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Sejarah Berbagai Gereja
« Reply #14 on: March 18, 2015, 05:07:52 PM »
Damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus menyertai FIKers sekalian.

Kelihatannya, tidak ada member yang berkenan menambah informasi sejarah berdiri komunitasnya.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA