http://santapanrohani.org/2015/04/Sakit yang Mulia
01/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/01-770x425.jpgBaca Sekarang: Yohanes 16:17-24 | Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-Hakim 13–15 ;Lukas 6:27-49
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=YOH.%2016:17-24http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=HAK.%2013%E2%80%9315http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%206:27-49http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-01.mp3[Yesus berkata,] “Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.” -Yohanes 16:22
Saya bertanya pada beberapa teman tentang pengalaman tersulit dan menyakitkan dalam hidup mereka. Jawaban mereka mencakup peperangan, perceraian, operasi, dan wafatnya orang yang mereka kasihi. Jawaban istri saya, “Kelahiran anak pertama kita.” Saat itu, persalinan di sebuah rumah sakit militer yang sepi tersebut berlangsung lama dan berat. Namun saat mengingat hal itu, ia merasa sangat bersukacita “karena rasa sakitnya punya maksud yang mulia.”
Sebelum Yesus disalib, Dia memberitahukan kepada para murid-Nya bahwa mereka akan mengalami masa-masa yang penuh penderitaan dan kesusahan. Tuhan membandingkan pengalaman yang akan menimpa mereka itu dengan pengalaman seorang ibu saat melahirkan; penderitaannya berubah menjadi sukacita ketika bayinya lahir (Yoh. 16:20-21). “Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu” (ay.22).
Kesusahan selalu saja ada di sepanjang jalan hidup kita. Namun Yesus, “yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia” (Ibr. 12:2), telah membayar lunas pengampunan dan kebebasan bagi setiap orang yang membuka hati kepada-Nya. Pengorbanan-Nya dalam penderitaan telah menggenapi maksud kekal Allah untuk memungkinkan kita menjalin persahabatan dan persekutuan dengan-Nya.
Sukacita Juruselamat kita, saat mengatasi penderitaan-Nya, sama seperti sukacita dari-Nya saat mengatasi penderitaan kita.
Ya Bapa, Yesus, Anak-Mu yang mulia memilih untuk menderita bagiku. Terima kasih atas pengorbanan-Nya untuk menggantiku. Terima kasih karena penderitaanku pun bisa Engkau pakai untuk menjadikanku serupa dengan-Nya.
Penderitaan dapat semakin menarik orang Kristen mendekat kepada Kristus.