Author Topic: Jendela Hati  (Read 619 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Jendela Hati
« on: April 01, 2015, 06:28:21 AM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-01

Rabu, 1 April 2015
SEPERTI MAU MATI RASANYA

    “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”

    (Mat. 26:38)

Bu Tina sangat sedih. Sudah lima tahun ia menantikan kehadiran bayinya. Kini ia mengandung 7 bulan, namun dokter menemukan jantung bayi dalam kandungannya bocor, sehingga harus dikeluarkan secara operasi. Bu Tina dan segenap keluarga serta sahabat-sahabatnya menaikkan doa syafaat agar bayinya dapat tertolong. Namun bayinya meninggal dunia sesaat setelah persalinan. Bu Tina hancur hati, ia sungguh-sungguh sangat sedih. Apakah sahabat lansia pernah sangat sedih?

Tuhan Yesus pernah sangat sedih, bahkan seperti mau mati rasanya. Mengapa demikian? Karena sudah terbayang penderitaan-Nya demi memikul dosa manusia serasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya. Agaknya tidak seorang pun mampu mendalami rasa “seperti mau mati” itu. Namun, Tuhan Yesus tidak menyerah. Ia bersujud dan berdoa. Kekuatan menghadapi derita salib yang bakal dijalani-Nya melibatkan Sang Bapa. Yesus percaya penuh bahwa kehendak Bapa-lah yang terutama. Dengan berserah kepada Bapa-Nya Ia akan mendapat kekuatan. Nah, bukankah kita patut belajar dari sikap Tuhan Yesus? Jika kesedihan melanda kita, datanglah kepada Bapa di surga dalam doa. Bersama-Nya kita dikuatkan dan mohonlah kepada-Nya, kehendak-Nya yang terjadi.

LIT
DOA:

Tuhan Yesus, jika kesedihan kami tak tertahankan, kami mohon dalam doa, biarlah kehendak-Mu yang terjadi untuk kami. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #1 on: April 02, 2015, 06:11:22 AM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-02

Kamis, 2 April 2015
HIDUP INI BUKAN SEGALANYA

    “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

    (Mat. 26:39)

Ada yang berpendapat bahwa hidup ini sangat berharga dan hidup ini adalah segalanya. Karena itu, orang harus mempertahankannya sebisa mungkin. Bahkan jika perlu, dengan cara yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Pendapat itu hanya separuh benar. Memang benar hidup ini sangat berharga. Itu sebabnya, Yesus berusaha menolak cawan penderitaan dan kematian-Nya. “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku ….” Namun, tidak benar bahwa hidup ini adalah segalanya sehingga perlu dipertahankan dengan segala cara, apalagi dengan cara yang bertentangan dengan iman Kristen. Maka, Yesus menambahkan, “… tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Kerelaan Yesus menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib secara tidak langsung menegaskan bahwa hidup ini bukanlah segalanya. Ada kebenaran yang harus diperjuangkan, bahkan jika perlu dengan mengorbankan nyawa. Kita tahu bahwa dengan mengorbankan nyawa-Nya, Tuhan Yesus telah menebus seluruh umat manusia. Sebagai lansia, mari kita terus belajar menghargai hidup yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita, namun tidak menganggap hidup adalah segalanya.

AAS
DOA:

Tuhan Yesus, terima kasih atas hidup kami yang sangat berharga ini. Namun, kami juga ingin belajar untuk melepaskannya dengan damai sejahtera jika tiba saatnya bertemu muka dengan Engkau. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #2 on: April 03, 2015, 01:05:14 PM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-03

Jumat, 3 April 2015
SAMPAI FINIS

    Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.”

    (Yoh. 19:30)

John Stephen Akhwari adalah pelari maraton utusan Tanzania di Olimpiade 1968, Meksiko. Ia bukan juara pertama. Ia bahkan pelari terakhir yang tiba di garis finis. Ia menyelesaikan maratonnya dalam waktu 3 jam, 25 menit, 27 detik. Itu berarti 1 jam lebih sesudah juara pertama mencapai garis finis. Namun, orang akan mengenang Akhwari sepanjang masa karena ia menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dalam lari maraton 42 km itu, Akhwari mengalami cedera lutut di KM 19. Lebih separuh lintasan maraton itu dijalaninya dengan menahan sakit yang luar biasa. Tidak heran, ia tiba di garis finis ketika matahari sudah terbenam dan penonton sudah banyak yang meninggalkan stadium. Ketika ditanya, mengapa ia setia sampai akhir, ia menjawab, “Negaraku mengutusku sejauh 5.000 mil bukan untuk memulai perlombaan itu; mereka mengutusku untuk menyelesaikannya.”

Setia sampai akhir. Itulah yang juga diteladankan Yesus bagi kita. Di mata dunia, Yesus juga bukan seorang pemenang. Namun, di mata Sang Bapa, Dia adalah seorang Pemenang karena Ia setia sampai akhir menjalani tugas yang diberikan Bapa, sekalipun dalam derita, aniaya dan maut. Mari kita juga terus berjuang sampai akhir hidup ini.

AAS
DOA:

Tuhan, sekalipun kami menghadapi banyak rintangan menjalani hidup, namun kami ingin tetap setia sampai akhir hidup kami. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #3 on: April 04, 2015, 12:56:28 PM »
 http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-04

Sabtu, 4 April 2015
MENANTIKAN Tuhan DALAM KESUNYIAN

    Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu.

    (Mat. 27:61)

Sandiwara Waiting for Godot karya Samuel Beckett mengisahkan dua orang laki-laki yang sedang menanti kedatangan seseorang yang bernama Godot. Sayangnya, mereka sendiri sebenarnya tidak tahu di mana atau kapan akan bertemu dengan Godot itu sehingga penantian mereka seolah menjadi penantian tanpa akhir dan sia-sia.

Sahabat lansia, menanti dalam ketidakjelasan tentu sangat membosankan dan bahkan bisa menakutkan. Mungkin itu yang dialami Maria Magdalena dan Maria yang lain ketika mereka tetap tinggal dan duduk di depan kubur Yesus. Sekarang kita tahu bahwa Yesus akan bangkit, tapi saat itu yang mereka hadapi hanyalah kubur sunyi dan kematian. Mereka tidak tahu bagaimana masa depan mereka. Semuanya gelap, seolah tidak ada lagi alasan untuk bersukacita. Namun, mereka tetap menanti dalam diam.

Menantikan pertolongan Tuhan dalam diam tidak mudah dilakukan, apalagi bila kita sedang mengalami kenyataan pahit. Namun di Sabtu Sunyi ini, kita diajak untuk menantikan terang kebangkitan menyinari kembali kehidupan kita. Marilah kita belajar berdiam diri di hadapan Tuhan dan menantikan Dia, karena Dia pasti akan datang menolong kita.

AAS
DOA:

Tuhan, ajarlah kami untuk bisa berdiam diri di hadapan-Mu dan tetap menantikan-Mu sekalipun dalam kesunyian sebab kami yakin Engkau akan datang menolong kami. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #4 on: April 13, 2015, 01:22:51 PM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-13

Senin, 13 April 2015
WASPADA

    “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”

    (Luk. 12:15)

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya keluar dari kamar mandi terjadi sedikit musibah. Telapak kaki saya terasa basah, sebab itu saya hentakkan kaki saya ke belakang, dan … “Aduh!” Betapa sakitnya jari kelingking kaki kiri saya yang tak sengaja menyepak ember. Saya keluar dari kamar mandi dengan berjalan terpincang-pincang. Antara jari kelingking kaki kiri saya dengan jari di sebelahnya bengkak membiru. Setelah diobati dengan arak gosok, sakit berkurang, tetapi terasa kaku. Ya, karena kurang hati-hati, kaki kiri menjadi pincang.

Apa yang terjadi jika dalam menerapkan iman, kita tidak berhati-hati? Kita semua pasti senang jika dapat menjadi kaya. Menjadi kaya bukanlah hal yang tabu. Harta benda tidak boleh kita remehkan, tetapi juga tidak boleh kita dewa-dewakan. Lukas mengingatkan kita, bukan hanya berhati-hati terhadap harta benda, tetapi lebih dari itu: waspadalah! Banyak orang jatuh ke dalam dosa dalam kelimpahan harta benda. Harta benda penting dalam kehidupan di dunia ini, namun mestinya menjadi berkat, bukan laknat. Ya, menjadi berkat untuk diri kita, keluarga kita juga orang-orang di sekitar kita. Nah, bagaimana sikap kita terhadap harta benda? Mari kita syukuri, sekaligus waspada.

DD
DOA:

Tuhan, terimakasih untuk segala yang Engkau berikan bagi kami. Tolong kami untuk menyambutnya dengan syukur, dan menggunakannya dengan waspada supaya memuliakan Tuhan. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #5 on: April 14, 2015, 06:22:42 AM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-14

Selasa, 14 April 2015
PENGABDIAN

    Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”

    (Yoh. 4:34)

“Semoga sukses!” adalah kalimat yang sering diucapkan kepada orang yang sedang mulai melakukan suatu pekerjaan. Banyak orang berharap untuk menjadi orang sukses. Apakah itu salah? Tentu saja tidak. Semua orang boleh mengejar kesuksesan. Tidak ada larangan untuk menjadi sukses. Hanya, itu menjadi salah bila kesuksesan dijadikan hal yang utama atau yang paling penting dalam hidup. Pertanyaan yang lebih penting adalah: “Setelah sukses, lalu mau apa?” Ada orang yang setelah sukses justru tidak bahagia, merasa kosong dan hampa, dan akhirnya bunuh diri.

Tujuan utama hidup kita seharusnya adalah untuk mengabdi kepada Tuhan. Kesuksesan yang kita raih harus kita gunakan untuk melayani Tuhan. Albert Einstein pernah mengatakan “Strive not to be a success, but to be a value” (Jangan berusaha untuk menjadi sukses, tapi untuk menjadi bernilai). Tuhan Yesus mungkin tidak dipandang sebagai orang sukses oleh dunia, tapi Ia “sukses” melakukan kehendak Bapa-Nya, yaitu melakukan pekerjaan baik yang ditugaskan kepada-Nya. Bagaimana dengan sobat lansia? Mungkin dalam pandangan dunia kita bukan orang sukses, tapi jika kita mengabdi kepada Tuhan, kita akan menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan-Nya kepada kita.

MGD
DOA:

Tuhan, semua yang ada pada kami adalah milik-Mu. Kami ingin menggunakannya sebagai wujud pengabdian kepada-Mu saja. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #6 on: April 15, 2015, 06:20:25 AM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-15

Rabu, 15 April 2015
Allah PEDULI

    “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun … dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung …. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.”

    (Luk. 12:6,7)

Nenek Asih mengajak Nina, cucunya ke sebuah gereja besar dan megah. Mereka menghadiri undangan sahabat Nenek yang menikahkan cucu tertuanya. Tiba-tiba Nina bertanya: “Nek, di sini banyak burung gereja ya? Apakah burung-burung itu kesayangan Allah?” “Menurutmu bagaimana?” Nenek balik bertanya. Nina termenung dan menjawab: “Nina teringat kata-kata guru Sekolah Minggu bahwa Allah sayang pada burung pipit yang dijual di pasar. Bahkan Allah juga tahu jumlah rambut di kepala kita. Guru Sekolah Minggu bilang, kita jauh lebih berharga dari pada semua ciptaan Allah yang lain.”

Wah, kini giliran Nenek yang termenung. Ia kagum cucunya ingat apa yang diajarkan guru Sekolah Minggunya. Apa yang dikatakan Nina membuat Nenek Asih malu karena kadang-kadang dalam derita berat ia pikir Allah tak peduli. Tapi ternyata Dia sungguh peduli, bukankah Allah matahahu? Ya, hari ini Nenek Asih belajar dari Nina, cucunya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga mau belajar memercayakan hidup kita kepada Tuhan? Ia sangat peduli pada nasib burung yang akan dijual, Ia jauh lebih peduli lagi pada kita karena itu kita tak perlu khawatir tentang hidup kita.

JNA
DOA:

Bapa Surgawi, sungguh Engkau mahatahu dan sangat peduli kepada setiap manusia. Di dalam Yesus kami memuji-Mu sebab Engkau menghendaki kami semua bebas dari kekhawatiran akan masa depan abadi kami. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #7 on: April 16, 2015, 06:10:35 AM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-16

Kamis, 16 April 2015
PENGHIBURAN YANG DARI Tuhan

    Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.

    (Mzm. 94:19)

Pak Marut seorang pengusaha sukses yang sudah cukup berumur. Hampir tiap hari sepulang kerja ia tidak langsung pulang ke rumah. Ia pergi ke tempat hiburan. Di sana ia menghabiskan waktu dua sampai tiga jam untuk minum-minum. Dengan dalih untuk menghilangkan beban berat pekerjaan, jalan macet di sore hari, dan berbagai alasan lain, ia membuat was-was istrinya yang setia menunggu di rumah. Mencari hiburan menjadi alasan untuk melakukan perbuatan dosa. Itulah yang dicari dunia: hiburan sementara yang tidak menyenangkan jiwa.

Pemazmur mengajak kita, khususnya ketika kita banyak pikiran karena berbagai beban hidup yang berat, untuk mencari penghiburan kepada Tuhan. Jangan datang pada hiburan yang ditawarkan dunia. Mungkin awalnya tampak menyenangkan, tapi pada akhirnya itu justru dapat menimbulkan masalah baru. Kita tidak ingin dan tidak harus serupa dengan dunia ini. Datanglah kepada Tuhan yang menyediakan ketenangan bagi jiwa kita. Berdoalah kepada-Nya. Carilah yang baik dan berkenan di hadapan Allah, Bapa kita (Rm. 12:2). Maka Sang Sumber Kehidupan, Allah sendiri yang akan memberikan penghiburan yang menyenangkan jiwa kita.

TG
DOA:

Tuhan Yesus, kami mau mencari penghiburan dan kekuatan kepada-Mu manakala kami menghadapi persoalan dan beban kehidupan. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #8 on: April 17, 2015, 05:58:37 AM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-17

Jumat, 17 April 2015
HIDUP DEKAT Allah

    Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

    (Mzm. 16:11)

Hari ini teman-teman sekantor Pak Wista mengadakan pesta merayakan ulang tahunnya yang genap berusia 65 tahun. Pak Wista sendiri memutuskan untuk pensiun total. Lima tahun yang lalu sebenarnya ia sudah boleh pensiun, namun karena keahliannya masih sangat dibutuhkan, maka masa kerjanya diperpanjang. Sekalipun teman-temannya masih ingin mempertahankan Pak Wista bersama-sama mereka, tetapi ia sudah bertekad tidak lagi memperpanjang masa kerjanya. Ia diminta untuk menyampaikan pesan dan kesan selama bekerja di kantor itu. Dengan rendah hati, beliau mengatakan bahwa sesungguhnya semata-mata hanya karena pertolongan Allah ia dapat mengemban tugas-tugasnya selama ini. Keberhasilan Pak Wista karena ia selalu dekat Allah dan hidup di dalam Dia. Ia menempatkan Tuhan di atas segalanya.

Kepada siapa kita menyandarkan hidup kita? Manusia tak selalu dapat diandalkan. Benar kata pemazmur, Tuhanlah yang memberitahukan jalan kehidupan sehingga di dalam Dia ada sukacita berlimpah dan hidup dengan nikmat. Marilah kita pun menyerahkan jalan hidup kita kepada-Nya. Hidup dekat Allah memungkinkan kita menapaki hidup ini dengan aman dan nyaman.

TG
DOA:

Tuhan Yesus, beritahukanlah kepada kami jalan kehidupan yang benar menurut kehendak-Mu. Amin.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Jendela Hati
« Reply #9 on: April 18, 2015, 07:15:54 AM »
http://www.icc-ykb.org/jendelahati/2015-04-18

Sabtu, 18 April 2015
MEMBERI PERHATIAN

    Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?

    (Mzm. 8:4,5a)

Pada pertengahan tahun 2014, saya berada di kota Gorontalo. Di kota ini belum banyak kendaraan roda empat. Kendaraan umum yang banyak digunakan ialah bentor, yaitu becak bermotor yang hanya bisa memuat dua penumpang dewasa. Kota ini sedang berkembang. Banyak pembangunan kompleks perumahan. Saya tinggal di sebuah rumah kost. Selama enam minggu di sana, setiap pagi saya berjalan-jalan mengelilingi perumahan yang saya tinggali, melewati sawah-sawah yang luas. Udaranya sangat bagus, tidak terpolusi. Biasanya sambil jalan pagi, saya mengambil gambar-gambar pemandangan sekitar, dengan BlackBerry saya. Sawah yang menghampar luas. Dibalik gunung, nun jauh di sana, nampak matahari terbit. Sangat indah.

Benar, betapa ajaibnya karya Tuhan. Karya-Nya tak terkirakan. Namun Dia mengingat kita. Apakah kelebihan dan keistimewaan kita? Tidak ada! Dalam pergaulan sehari-hari orang mau bergaul karena mendapat keuntungan atau melihat kelebihan seseorang. Sedangkan Tuhan memperhatikan kita tanpa memperhitungkan itu. Bagaimana dalam kehidupan kita sehari-hari? Apakah kita juga mau memberi perhatian kepada mereka yang sederhana, bersahaja?

DD
DOA:

Kami bersyukur ya Tuhan. betapapun kami sering mengecewakan Tuhan, Tuhan tetap memperhatikan dan mengasihi kami. Alam ciptaan Tuhan yang begitu indah, mengingatkan kami akan kasih setia Tuhan. Amin.