Kekristenan Timur menggunakan istilah Theotokos sebagai gelar bagi Maria karena beliaulah yang menjadi Pelahir Allah. Istilah ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan Kristologi dan berfungsi menangkal gerakan sektarianisme yang berkisar pada Dua Kodrat KRISTUS, yaitu sebagai Allah dan Manusia. Segala usaha yang berupaya memisahkan ke Dwi-kodratan KRISTUS ini akan selalu berujung kepada penyimpangan doktrin.
Theotokos terdiri dari dua kata Theos dan tokos. Theos berarti “Allah”, dan tokos berarti “persalinan” atau “yang melahirkan”. Jadi secara harafiah berarti “Yang melahirkan seseorang yang adalah Allah.” Dari sini Kristologi bermula. Yang bisa dilahirkan oleh manusia tentunya adalah manusia juga. Jadi jelas ketika istilah Theotokos ini digunakan, Manusia yang dilahirkan itu adalah Allah sejak dari mulanya. Dalam diri Marialah bertemu dua kodrat, satu Illahi, satu manusia yang adalah buah rahimnya.
Sejak awal perkembangan teologi Kristen, istilah Theotokos ini dipertahankan sebagai “penyatuan yang terjadi dalam seorang pribadi, atas dua kodrat, Illahi dan Manusiawi.” Para Bapa Gereja teguh menegaskan, “karena Allah dilahirkan oleh Maria, dialah Theotokos, yang melahirkan Allah dan Manusia di saat yang sama.” (Yohanes Damaskus: Ekthesis Iman Orthodox)
Seorang Kristen hanya bisa memilih salah satu dari dua kemungkinan sebagai implikasinya,
1. Menerima dengan iman bahwa misteri ini terjadi sejak dari awalnya, atau
2. Mengambil resiko menyimpang ke arah dyofisitisme (memisahkan kedua kodrat KRISTUS), monofistisme (hanya menerima satu kodrat saat kelahiran KRISTUS), atau doketisme (seakan-akan KRISTUS berpenampilan yang tidak sebenarnya)
Dibalik penegasan tadi, teguh berdiri keyakinan iman yang berkaitan dengan inkarnasi Logos sehingga seseorang tidak bisa berbicara mengenai kodrat (fisis) diluar pribadi nyata (hipostasis) tanpa terjatuh kepada abstraksi atau negasi salah satu dari kedua kodrat (misalnya Christotokos - pelahir KRISTUS -kehilangan kodrat Illahinya) dan karenanya meruntuhkan kepenuhan pemahaman inkarnasi. Theotokos berdiri dalam Kristologi yang benar sebagai bukti penjagaan realitas dan kepenuhan penyatuan hipostasis Allah-manusia dalam bentuk seorang Manusia yang dikandung dalam kemanusiaan atas dasar resiprositas (keadaan saling ketergantungan yang menguntungkan), saling-kepemilikan, dan penyatuan sejak dari mulanya.
Dicuplik dari tulisan Dr Nikos Nissiotis,
Maria dalam Teologia Orthodox