Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus In nomine Patris et Filii et Spiritus Sancti Bismil-Abb, wal-ibn, war-Rohil Quddus, Al-Ilahu-Ahad Amin
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
Dosa besar arsiteknya tidak tertumpah di bangunan yang diarsitekinya?Tapi, entah kenapa, membawa ingatan saya kepada satu keluarga Muslim tetangga orang tua saya ketika di ndeso dahulunya. Setiap idhul fitrie, keluarga itu selalu mengirimkan penganan lebaran ke rumah orang tua saya yang merangkap sebagai kantor desa. Sebagai balas kebaikan menyambung tali silaturahmi, setiap natalan juga kami mengirimkan penganan natal (tentu dipilih yang bukan babi atau alkohol). Ternyata, seorang warga Muslim lain (pemancing) melihat penganan natal itu dibuang ke sungai. Tentu saja diinformasikan secara sembunyi-sembunyi kepada kami. Konon alasan pembuangan penganan itu adalah, "Haram makanan buatan Nasrani."Andaikan Masjid Istiqlal itu adalah makanan, tentu pembuatnya adalah seorang Kristen. Dan jika setiap pendoa di Masjid Istiqlal berpikiran bahwa "Haram barang bikinan Kristen", bakalan sepi deh masjid itu. Untung saja, Nasrani tidak sama dengan Kristen.Eh, tapi, ada juga bangunan yang tadinya adalah gereja, kemudian dijadikan masjid, kan?
Masuk candi Borobudur siapa yang larang?Masuk pura Besakih kenapa gak boleh?Apa bedanya sama kalo kita masuk ke Istiqlal?Atau ke Gunung Kawi?Atau ke kuil / masjid laksamana Ceng Ho di Semarang?Namanya juga wisata, kalo doa di sana baru salah, tul gak?
Kalo makanan = dimakan = masuk tubuh = Obat dalam Kalo Gereja menjadi Masjid = Obat luar = tidak masuk tubuh Kecuali bangunan ex Gereja tersebut dimakan ya baru enggak boleh Terus yang terakhir ini yang saya bingung Mod Husada ?? Untung saja, Nasrani tidak sama dengan Kristen Adakah bedanya Nasrani dengan Kristen ?
Terus yang terakhir ini yang saya bingung Mod Husada ?? Untung saja, Nasrani tidak sama dengan Kristen Adakah bedanya Nasrani dengan Kristen ?
