@ Bro. Husada,
Bolehkah saya minta ayat yang mengatakan ada jemaat (Gereja) yang didirikan di atas dasar Kristus? Kalo Mat 16:18, menurut pemahaman saya, jemaat yang didirikan Kristus itu didasarkan di atas baru karang. [bahasan tentang ini trit yang lain].
Ini ayatnya:
I Kor 3:11 Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.Dan Yesus sebagai ‘batukarang’ ada dalam ayat ini:
1 Kor 10:4, “
sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.”
Jadi, tafsiran Katolik bahwa ‘batu karang’ dalam Mat 16:18 itu adalah Petrus, jelas melanggar Kitab Suci (dua ayat di atas). Karena itulah saya mengatakan tentang Katolik adalah ‘BENIH’ perpecahan, karena mengutamakan sosok individu Petrus (dan penerusnya, Paus, yang bersama Magisterium memproduksi “
EENS” yang dianggap infallible).
Dengan demikian sekarang sudah ada DUA bangunan. Bangunan Gereja Katolik dibangun di atas
DASAR Petrus, sedangkan Bangunan ‘Gereja’ yang SATU itu dibangun di atas
DASAR Kristus. Karena
DASAR-nya berbeda, maka dapat disebutkan DUA bangunan itu ‘terlepas’ satu sama lainnya.
Yang mana yang Epafras maksudkan sebagai BANGUNAN "A" dan yang mana pula BANGUNAN "B"? Seperti tidak konsisten?
BANGUNAN “A” adalah ‘Gereja’ dengan
‘DASAR’-nya Kristus, baik dari
I Kor 3:11, maupun Yesus Kristus sebagai ‘batu karang’ dalam
I Kor 10:4.
BANGUNAN “B” adalah ‘Gereja Katolik’ karena
‘DASAR’-nya Petrus (ditarik dari tafsiran atas ‘batukarang’/
petra dalam
Mat 16:18).
Kemudian saya bertanya: dari kedua bangunan itu, mana yang ‘terlepas’ dari
‘DASAR’ Kristus?
Akhirnya, coba pertimbangkan hal-hal berikut ini, dengan DUA DASAR yang BERBEDA di antara Katolik dan non-Katolik, mana yang lebih berhak untuk:
1. Mengklaim bahwa gerejanyalah yang menyatu dengan Kristus?
2. Mengklaim bahwa gerejanyalah yang didirikan oleh Kristus?
3. Mengklaim bahwa anggotanya adalah anggota ‘Gereja’ yang SATU dan katolik?
4. Mengklaim bahwa pihak gereja lain telah melakukan ‘perpecahan’ dalam gereja-Nya?
5. Mengklaim bahwa gerejanyalah yang disertai oleh Yesus Kristus hingga akhir jaman?
6. Mengklaim bahwa gerejanyalah yang merupakan Mampelai Kristus?
7. Mengklaim bahwa anggota gerejanyalah yang merupakan anggota Tubuh Kristus?
Meski ketika mandat penggembalaan diberikan, murid Jesus Kristus bukan hanya Petrus, tetapi Jesus Kristus memberikan hak penggembalaan hanya kepada Petrus, kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Postingan saya adalah tentang ‘Magisterium’, bukan tentang penggembalaan.
Magisterium terdiri dari banyak orang (yaitu Paus plus Uskup dan Kardinal?) dan haknya disebut ‘wewenang mengajar’, sedangkan penggembalaan (seperti yang Anda katakan), terbatas hanya kepada satu orang, yaitu Petrus, hak-nya Anda sebut sebagai ‘hak menggembalakan’.
Ini postingan saya:
11. Lalu, dalam ‘sistem’-nya, jika dalam Kitab Suci, ‘magisterium’ terdiri dari 12 murid Kristus, tetapi Magisterium Gereja Katolik diwakili oleh penerus 11 rasul lainnya (Plus Paulus jadi 12), melainkan hanya berisi ‘para penerus rasul’ yang berkiblat pada Petrus saja. Nah, apakah Magisterium yang tidak menyertakan para penerus 11 rasul lainnya ini dapat disebut ‘valid’ dan produk-produk hukumnya dapat disebut ‘benar’ (terlebih lagi disebut ‘infallible)?
Kalau tidak salah, Paus adalah penerus Petrus, sedangkan Magisterium adalah penerus rasul (CMIIW).
Baiklah, saya jelaskan maksud saya…
1. Persidangan pertama di Yerusalem (Kis 15) terkadang oleh Katolik disebut sebagai Konsili pertama (CMIIW). Dalam konsili itu hadir unsur-unsur:
a. Para rasul. Katolik menyebutnya, “diketuai oleh Petrus”.
b. Para penatua. Disana hadir Yakobus. Dia bukan rasul (karena Rasul Yakobus telah wafat sebelumnya). Jadi, Yakobus ini adalah seseorang dengan jabatan ‘penatua’. Masuk dalam kategori ini adalah pengikut Yesus yang non-rasul.
c. Unsur Paulus, yang walaupun disebut ‘Rasul’ dan penulis Kitab Suci, tetapi dia bukan satu dari 12 anggota Murid Kristus (rasul).
2. Persidangan yang diklaim sebagai konsili oikumenis pertama itu, oleh Katolik juga sering diklaim sebagai ‘justifikasi’ untuk keberadaan Magisterium (CMIIW). Jika benar Katolik mengklaim demikian, maka perhatikan unsur-unsur di atas. Kita mulai dulu dua unsur pertama, yaitu para rasul dan para penatua.
3. Dari 12 rasul itu, masing-masing pati melaksanakan Mat 28:18-20, yaitu memberitakan Injil keluar Israel. Disana mereka juga punya murid-murid, dan para murid mereka itu pun memuridkan orang lain lagi… begitu seterusnya.
4. Tetapi kemudian,
di masa kini, kita melihat bahwa Magisterium Gereja Katolik ROMA, hanya diwakili oleh murid-murid (yang disebut ‘penerus’) Rasul Petrus saja, bukan (CMIIW)? Kita ambil contoh, misalkan para
‘penerus Petrus’ ini berjumlah 300 orang (uskup plus kardinal). Penerus Andreas 50 orang. Penerus Yohanes 50 orang, Andreas 50 orang, dst… Anggaplah diluar penerus Petus, jumlah para ‘uskup’ ini adalah 700 orang, sehingga jumlah keseluruhan penerusnya adalah
1000 orang.
Pertanyaannya:
1. DIMASA KINI, yang disebut MAGISTERIUM Gereja Katolik itu apakah yang berjumlah
300 orang (hanya dari pihak Petrus saja) atau yang berjumlah
1000 orang (yaitu yang berasal dari dari penerus 11 murid Yasus lainnya
plus penerus para penatua non-rasul)? Jadi
ada kemungkinan ‘perbedaan’ komposisi antara Magisterium dalam konsili pertama (di Yerusalem) dengan Magisterium Katolik masa kini, bukan?
2. Jika memang benar ‘
ada perbedaan komposisi’ Magisterium, maka apakah
KEBERADAAN Magisterium MASA KINI (yang diklaim sebagai Magisterium Gereja universal) adalah SAH?
3. Jika memang benar ‘
ada perbedaan komposisi’ pada kedua Magisterium, maka apakah penetapan
berbagai dekrit definitif yang infallible OLEH Magisterium Gereja Katolik MASA KINI adalah SAH?
4. Jika penetapan dogma
infalibilitas Paus (sekalipun dalam ex-cathedra) adalah dilakukan oleh
Magisterium MASA KINI yang berbeda dengan komposisi Magisterium perdana, apakah penetapan dogma itu SAH?
Semua pertanyaan di atas muncul karena Gereja Katolik memiliki sistemnya sendiri yang berbeda dengan model atau sistem yang dipaparkan dalam Kitab Suci, misalnya tentang komposisi Magisterium di atas.
(Bersambung...)