Amiiin.
Puji Jesus.
Tidak.
Beda demoninasi yg ada saat ini lebih banyak mencerminkan beda doktrin (penafsiran Alkitab) ketimbang beda karunia roh.
Oo begitu. Artinya, satu Alkitab, ditafsirkan berbeda oleh kelompok berbeda, begitukah?
Saya pikir, kalau kelompok penafsir itu menggunakan bahasa yang sama dengan kelompok yang menerima tafsiran, tidak akan ada perbedaan yang kontras. Pun kalau ada perbedaan, setelah saling mengajukan latar pikir dan latar pemahaman, suasana akan menjadi damai dalam kesatuan. Namun, kenyataannya, dari sekian banyak denominasi, tidak terlihat ada upaya-upaya menyatukan penafsiran untuk menyatukan umat. Masing-masing denominasi menyimpulkan bahwa 'tafsiran' denominasinyalah yang paling benar, maka tidak perlu membanding-banding atau mempelajari tafsiran denominasi lain. Seolah-olah bilang,
Loe, loe, gue, gue yang dalam bahasa Arab kayaknya dekat dengan,
"Laquum dhinuquum walhyadien".
Bisa saja, tp mksd Paulus bukanlah demikian.
Paulus mmaksudkan di dalam 1 jemaat (lokal) bisa ada beberapa orang yg dbri karunia saling berlainan utk mbangun jemaat (lokal) tsb.
Yg saya maksudkan disini adalah 'karunia' ya, bukan 'visi'.
Jemaat (gereja) yg satu bisa saja punya visi yg bbeda dg jemaat lainnya.
Sungguh, ini sangat sulit saya fahami. Tentang dalam suatu jemaat dikaruniakan karunia yang berbeda kepada orang yang berbeda, masih dapat saya pahami. Namun kalau sudah mempunyai
visi yang berbeda, itu saya maknai bahwa jemaat yang satu mengutamakan keinginannya daripada keinginan Tuhan. Jemaat yang lain lagi, mengutamkan keinginannya dan bukan mengutamakan keinginan Tuhan. Nah, pada saat tiap kumpulan jemaat mengutamakan keinginannya dengan mengabaikan keinginan Tuhan, maka terjadilah jemaat-jemaat, sementara Tuhan Jesus Kristus mendirikan hanya satu jemaat.
Mksdnya bgini,
Ada gereja yg lahir utk mlayani orang-orang miskin, maka fasilitasnya terbatas dan kemampuan terbatas.
Tentu saja visi Tuhan bagi gereja itu akan beda dg gereja yg lahir utk melayani orang-orang kaya.
Hmmm... artinya, menurut Anda, ada beberapa jenis gereja, ya? Ada yang lahir untuk melayani orang miskin, ada yang lahir untuk melayani orang kaya.
Tapi, yang saya imani selama ini, Tuhan yang terjelma di Gereja, tidak membedakan orang dari kemampuan ekonominya. Gereja, melayani umat, baik miskin atau kaya, maupun sangat kaya.
Ga mungkin Tuhan menuntut gereja yg mlayani orang miskin utk mnyediakan bangku-bangku nyaman, ac yg dingin dan aksesori mewah. Jikapun gereja itu mmaksakan diri, maka orang-orang miskin pun enggan kesana krn ga mrasa homy.
Sbaliknya, jika gerejanya berbangku kayu, ruangan panas dan terlihat tua, orang kaya juga enggan ksana.
Itu karena Tuhan tahu apa yang dibutuhkan oleh umatNya, ya? Umat yang membutuhkan ac diberikan ac, umat yang memberikan bangku kayu diberikan bangku kayu, begitukah? Lhah, yang membelikan sarana-sarana itu adalah umat, kan?
Visi Tuhan utk stiap gereja pastilah unik, ssuai dg panggilanNya utk gereja tsb.
Wow, jadiii... jemaat (gereja) yang didirikan Tuhan Jesus Kristus itu, menurut pemahaman Anda ada beberapa, dan masing-masing mempunyai visi yang berbeda, ya?
Adalah keliru jika gereja yg satu mhakimi gereja yg lain bdsk visi mreka sendiri.
Jika memang Tuhan Jesus Kristus mendirikan banyak jemaat (gereja), saya kira memang salah kalau masing-masing jemaat (gereja) menghakimi jemaat (gereja) lain, sebab yang memegang hak menghakimi adalah Tuhan, sealur pikir dengan ini,
Yg satu mhakimi yg lain krn kurang banyak penginjilan, yg lain mhakimi krn kurang banyak mujizat, sisanya mhakimi krn kurang pujian penyembahan. Itu semua nantinya akan dhakimi Tuhan juga apakah mreka sudah excellent dalam visinya sndiri sblm mhakimi visi orang lain.
Kl benar-benar karunia, maka orang harusnya saling menerima.
Misalnya nih,
Kl saya dari gereja yg kuat di penginjilan, maka ktika saya mlayani sso yg sdg terikat roh jahat yg sangat kuat, saya akan sengaja mereferensikan orang itu utk pergi konseling di gereja yg kuat visinya di pelepasan.
Urusan orang itu akan stay di jemaat itu atau kembali ke gereja saya, itu bukan urusan saya.
Apakah pemahaman seperti ini tidak bertentangan dengan yang tadi diatas itu, yang Anda katakan bahwa karunia untuk orang per orang bisa berbeda meski dalam satu jemaat (gereja)? Sebab, pemahaman saya, bila anggota jemaat (gereja) yang satu diberikan berbagai karunia, tentu segala jenis karunia sudah diberikan kepada jemaat (gereja) tersebut.
Krn tidak saling memahami atau krn salah memahami.
Saya kira, tidak memahami dan kurang memahami itu dapat diatasi dengan saling memberi pemahaman, sepanjang masing-masing pihak mau saling mendengar.
----------
Pendapatmu ini menarik Bro,
Krn ini topik yg saya mulai, maka saya tertarik mrespons ssuai apa yg saya tau.
Sbnrnya model 'unity in uniformity' sudah ada sampelnya di Alkitab, yaitu di kitab Wahyu.
Ada 7 jemaat di kitab Wahyu.
- Tuhan mewahyukan diri kpd ke-7 jemaat dg cara yg berbeda-beda,
- Tuhan mbrikan visi/tujuan yg berbeda-beda kpd 7 jemaat,
- Tuhan mengijinkan pencobaan yg berbeda-beda pd 7 jemaat,
- Tuhan memberikan talenta yg berbeda-beda pd 7 jemaat,
- Tuhan menjanjikan hadiah yg berbeda-beda pd 7 jemaat.
Tp ke-7 jemaat itu sama-sama adalah jemaatNya yg ditebus oleh darahNya, yg mengenalNya sbg Tuhan dan Juruselamat, yg taat kepadaNya dan harus bertumbuh dalam kasih.
Kl skrg ini beda denominasi lebih terkesan krn beda tafsiran akan tulisan Alkitab.
Terima kasih atas responnya. Yang menjadi pengganjal dalam pemahaman saya ialah, mengapa terjadi beda tafsir? Apakah karena tafsiran itu mempunyai varian, sehingga tafsiran si A bisa berbeda dari tafsiran si B, dan si C, dst? Saya kira, idealnya, karena sumber ajaran itu hanya satu yaitu Tuhan Jesus Kristus, maka seharusnya ada penafsir yang berwenang. Jadi, varian-varian penafsiran harus mengacu pada tafsir yang diberi kewenangan menafsir.
Karena itu pula maka menurut pemahaman saya, sesuai dengan yang tertulis di Mat 16:18, Tuhan mendirikan jemaat, bukan mendirikan jemaat-jemaat. Pihak yang berwenang mengajarkan segala yang diperintahkan Tuhan Jesus Kristus adalah mereka yang mendapat kewenangan mengajar sesuai dengan Mat 28:20,
"Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."Masalahnya mungkin, ada ayat lain yang seolah-olah memberikan kewenangan kepada setiap orang untuk memahami ajaran Tuhan Jesus Kristus yang tidak diajarkan oleh pengajar yang berwenang. Dengan begitu, maka setiap orang yang 'merasa' mempunyai kewenangan mengajar, dan mengklaim ajarannyalah yang paling benar karena dia diajar oleh Roh Kudus, dan terjadilah berbagai tafsiran yang 'dirasakan' sebagai hasil ajaran Roh Kudus. Jadinya, yahhh... banyak denominasi dengan banyak varian penafsiran atas ajaran yang satu.
Damai, damai, damai.