Temen2,
Di Alkitab ada kalimat2 yg seperti :
Allah marah, sayang, kasih, benci, nyesal, cemburu, murah hati dlsb ---> dimana ungu menggambarkan suatu kondisi/state yg umum terjadi pada jiwa seorang manusia.
Sampai sejauh manakah pov manusia "seyogyanya" mengertikannya ?
A. Allah ungu tsb dimaksudkan utk
dimengertikan literal namun terbatas pada kehidupan bumi ---> jadi disini Allah memang bener2 ungu percis spt jiwa manusia yg berkehidupan di bumi .... otomatis ungu "sebenernya" tidak literal "jiwa" Allah pada keKekalan.
Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan Allah tidak ungu ??
B. Apapun jua, ungu figuratif --- tidak blekplek spt kondisi jiwa yg dimiliki ciptaan2NYA. Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan - Allah masih bisa terbuka kemungkinan ungu
figutatively ??
Pada point A, sepertinya timbul "problem" (pemilahan).
Ungu disitu melibatkan positif
(kasih, sayang, murah hati) dan negatif
(marah, cemburu). Sepertinya terjadi "pemilahan" dgn pendapat bhw pada keKekalan, Allah yg ungu positif dan bukan/tidak yg ungu negatif ??
Di thread saya yang lain, sepertinya "tabu" utk mengertikan kalimat
Allah yang hidup. Adalah "tabu" utk mencoba mengertikan kalimat tsb, karena manusia tidak= Allah.
Pertanyaannya : Lalu kenapa digunakan kata "hidup" pada kalimat tsb kalo manusia sama sekali tidak boleh mengertikannya ? Disini tentunya saya
tidak sedang bermaksud menyatakan bahwa manusia BISA mengertikannya dgn pasti, namun apakah sertamerta artinya manusia tidak boleh mengertikannya dikarenakan manusia tidak=Allah ? Padahal, sementara itu kata yang digunakan adalah kata "hidup" bukan kata antahberantah meaningless, misal "hdupi" ?
---Allah yang hidup---, figuratif ataukah literal ?
salam.