Author Topic: Gereja Lutheran di Indonesia  (Read 2506 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Gereja Lutheran di Indonesia
« on: June 27, 2012, 07:26:48 AM »
Apakah ada gereja Lutheran atau yg berafiliasi Lutheran di Indonesia? Sharing dunk ....


Shalom

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #1 on: June 27, 2012, 11:51:50 AM »
Tanggapan sekilas dulu saja, nyontek dari wiki.   :wink:

Gereja-gereja Lutheran adalah gereja-gereja yang berasaskan ajaran Martin Luther, tokoh Reformasi gereja pada abad ke-16 yang mengkritik ajaran dan praktik Gereja pada waktu itu. Ajaran khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas ajaran Reformasi disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti "hanya iman", "hanya anugerah", dan "hanya Kitab Suci". Maksudnya, Luther menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya anugerah Allah yang dikerjakannya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh Kitab Suci. (Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.).

Dengan demikian, Luther menolak ajaran Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus dalam Surat Roma: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." ( Roma 5:8 )

Selain HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), gereja-gereja Lutheran di Indonesia umumnya menyebar di Sumatera Utara, yakni wilayah pelayanan misi RMG (Rheinische Missions-Gesselschaft) dulu. Gereja-gereja tersebut adalah GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia), GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), GKPA (Gereja Kristen Protestan Angkola), GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak-Dairi), HKI (Huria Kristen Indonesia), GPKB (Gereja Punguan Kristen Batak), GKLI (Gereja Kristen Luther Indonesia), GPP (Gereja Protestan Persekutuan).
Gereja-gereja di Nias dan Kepulauan Mentawai juga tergolong gereja-gereja Lutheran, yaitu BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), AMIN (Angowulua Masehi Indonesia Nias), ONKP (Ora Niha Keriso Protestan), BKPN (Banua Keriso Protestan Nias), dan GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai).
Selain menjadi anggota Federasi Lutheran se-Dunia (LWF), banyak dari gereja-gereja di atas yang juga menjadi anggota PGI.

Salam
« Last Edit: June 27, 2012, 11:54:35 AM by Shakes_peare »
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #2 on: June 27, 2012, 12:20:27 PM »
Thanks bro shakes_peare infonya. Lebih lanjut mungkin bisa kita pelajari basic teaching dari gereja-gereja tersebut. Seperti di Reform ada katekismus, confession documents, dll.

Nice info! GBU!

Offline gelas bening

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 250
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestan
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #3 on: July 02, 2012, 10:47:05 AM »
Selain HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), gereja-gereja Lutheran di Indonesia umumnya menyebar di Sumatera Utara, yakni wilayah pelayanan misi RMG (Rheinische Missions-Gesselschaft) dulu. Gereja-gereja tersebut adalah GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia), GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), GKPA (Gereja Kristen Protestan Angkola), GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak-Dairi), HKI (Huria Kristen Indonesia), GPKB (Gereja Punguan Kristen Batak), GKLI (Gereja Kristen Luther Indonesia), GPP (Gereja Protestan Persekutuan).
Gereja-gereja di Nias dan Kepulauan Mentawai juga tergolong gereja-gereja Lutheran, yaitu BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), AMIN (Angowulua Masehi Indonesia Nias), ONKP (Ora Niha Keriso Protestan), BKPN (Banua Keriso Protestan Nias), dan GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai).
Selain menjadi anggota Federasi Lutheran se-Dunia (LWF), banyak dari gereja-gereja di atas yang juga menjadi anggota PGI.

Salam

ane baru tau gan, ternyata ada bnyk gereja lutheran di indo..  :icon_thumleft:
ma'acih gan.. :afro2:

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #4 on: July 04, 2012, 10:07:10 AM »
ane baru tau gan, ternyata ada bnyk gereja lutheran di indo..  :icon_thumleft:
ma'acih gan.. :afro2:

haha...saya juga baru tahu kalo gereja lutheran di indonesia kebanyakan gereja batak

salam
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline Husada

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #5 on: July 04, 2012, 04:47:04 PM »
haha...saya juga baru tahu kalo gereja lutheran di indonesia kebanyakan gereja batak

salam
Bah. Kenapa ketawa?
Menurut:
Pada usia 20 tahun, Nommensen berangkat ke Barmen untuk melamar menjadi penginjil. Selama empat tahun ia belajar di seminari zending Lutheran Rheinische Missionsgesellschaft (RMG). Sesudah lulus, ia kemudian ditahbiskan menjadi Pendeta pada tahun 1861. Ia ditugaskan oleh RMG ke Sumatra dan tiba pada bulan Mei 1862 di Padang.
diketahui bahwa sejak Mei 1862, atau 83 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, zending Lutheran RMG sudah hadir di Sumatera. Wajar saja, Lutheran datang di Sumatera hanya yang dibawa oleh Nommensen, kemudian berkembang menjadi banyak. Seperti lazimnya, meski sama-sama Lutheran, tetapi cenderung bertambah lagi, bertambah lagi.

Masih teringat, meski tidak lengkap, peristiwa perpecahan di tubuh HKBP tahun 1990-an. Lahir HKBP SSA (Setia Sampai Akhir), sebagai oposan pada HKBP yang dipimpin eforus P.W.T.Simanjuntak yang diakui pemerintah NKRI (http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1994/05/14/KRI/mbm.19940514.KRI66.id.html).
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #6 on: July 04, 2012, 05:26:26 PM »
Pendeta Dr. I.L. Nommensen
Adalah seorang tokoh gereja yang patut dijadikan contoh oleh orang Kristen. Beliau layak dikagumi dan diteladani oleh kebanyakan missionaris Kristen. Karena jasa beliaulah, tanah Batak mengenal Kristus.

Riwayat Hidup Pdt.DR.I.L.Nommensen

Sosok anak manusia yang memiliki keberanian, kesungguhan, ketulusan dan jiwa petualangan, ada pada diri Ingwer Ludwig Nommensen. Di besarkan di bawah budaya barat, Nommensen berani menetapkan pilihan untuk mendatangi dunia lain yang sama sekali berbeda, jauh dan penuh misteri — Tanah Batak –

Berbekal sebagai seorang theolog muda, menerima tantangan untuk mendedikasikan ilmu, iman dan pengabdiannya bagi Bangso Batak, yang hanya diketahui dari buku literatur yang terbatas dan dengar-dengaran dari sumber-sumber yang belum tentu teruji kemampuannya dalam menggambarkan sifat, sikap dan alam Batak, nun jauh di timur.

Tentu melihat ini kita diminta untuk memutar roda waktu ke tahun 1861, dengan segala keterbatasannya, tanpa kecanggihan transportasi dan alat komunikasi. Terbukti, untuk tiba di tempat yang akan ditujunya menghabiskan waktu 142 hari, yang saat ini dapat kita tempuh hanya 11 jam kurang lebih.

Perbedaan budaya, bahasa dan agama tidak menyurutkan niatnya untuk memulai “pengabdian” di tengah perlawanan dan ancaman Bangsa Batak yang belum terbiasa menerima kehadiran “orang aneh”, yang berlainan bahasa, pola hidup, warna kulit dan mata serta rambutnya.

Kesungguhan dan keteguhan Nommensen, terbukti mampu memenangkan penolakan besar Bangsa Batak yang berbuah pada dimulainya era baru bagi kehidupan sosial dan spritual, hingga berimplikasi luas pada tatanan mayoritas Batak. Pendekatan sosial religius, tidak terpungkiri mewarnai kehidupan sebagian besar di antara kita saat ini.

Nommensen, sang Peretas!

Tidak sekedar untuk dikenang, nostalgia masa lalu, tentu ada pelajaran besar dari penggalan perjalanan hidup Nommensen. Untuk kita pelajari dan ketahui.

Tahun 1834, tanggal 6 Februari
Ingwer Ludwig Nommensen lahir di Nortdstrand, pulau kecil di panatai perbatasan Denmark dan Jerman. Dia anak pertama dan lelaki satu-satunya dari empat orang bersaudara. Ayahnya Peter dan ibunya Anna adalah keluarga yang sangat miskin di desanya. Sejak kecil, dia sudah tertarik dengan cerita gurunya Callisen tentang misionar yang berjuang untuk membebaskan keterbelakangan, perbudakan pada anak-anak miskin.


Tahun 1846 pada umur 12 tahun
kedua kakinya sakit parah karena kecelakaan kereta kuda pulang dari sekolah. Selama setahun lebih tidak dapat berjalan, kakinya hampir diamputasi. Dia berjanji kepada Tuhan bahwa akan menjadi misionar apabila kedua kakinya sembuh kembali. Dia akan pergi jauh untuk membebaskan anak-anak miskin yang budak karena hutang orang tuanya, dia akan memberitakan Firman Tuhan kepada pelbegu yang sangat terbelakang sebagaimana sering diceritakan gurunya Callisen yang sangat dikaguminya.


Tahun 1847
Kedua kakinya sembuh secara ajaib, dia dapat berjalan seperti sediakala. Dia kembali ke sekolah pada musin winter (musim dingin) karena pada musin summer dia akan menjadi gembala domba untuk menerima upahan karena orangtuanya sangat miskin.

Tahun 1848, tanggal 2 Mei
Ayahnya Peter Nommensen meninggal dunia. Ingwer Ludwig Nommensen sebelumnya bermimpi akan kehilangan ayahnya, maka ia tidak terkejut ketika orang membawa ayahnya ke rumah yang meninggal di tempat kerjanya.

Tahun 1849
Pada umur 15 tahun (suatu pengecualian), dia mendapat sidi. Biasanya, orang akan diijinkan mendapat sidi pada umur 17 tahun. Namun, karena Ingwer Ludwig Nommensen sudah tidak obahnya seperti ayah dari dari segi tanggung jawab kepada keluarga maka diberi pengecualian kepadanya. Dia mendapat sidi setelah setahun belajar Alkitab.

Tahun 1854
Ibu Ingwer Ludwig Nommensen merestui anaknya, satu-satunya lelaki di antara empat orang bersaudara, menjadi seorang misionar.

Tahun 1857
Ingwer Ludwig Nommensen masuk sekolah Pendeta di RMG Barmen setelah menunggu sekian lama.
Tahun 1858, Januari Ibunya meninggal dunia di Nordstrand.

Tahun 1859
4 orang Misionar RMG Barmen serta 3 orang isteri misionar terbunuh di Borneo, berita itu semakin menggugah hati Ingwer Ludwig Nommensen untuk pergi ke daerah pelbegu.

Tahun 1861, 7 Oktober
berdiri HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Praosorat Sipirok, sebagai permulaan Misi Kongsi Barmen di Tanah Batak. Hari itu terjadi kesepakatan 4 orang Misionar Belanda dan Jerman yaitu:
H (Heine)K (Klammer)B (Betz) danP (Van Asselt) menjadi penginjil atas tanggung jawab Rheinische Missionsgeselshaft dari Barmen, Wupertal, Jerman, yang lazim diebut Kongsi Barmen.

Tahun 1861, Oktober
Ingwer Ludwig Nommensen ditahbiskan sebagai Pendeta dan langsung diberangkatkan oleh Missi Barmen menjadi misionar ke Tanah Batak, tetapi selama 2 bulan dia masih belajar Bahasa Batak dan Budaya Batak dari Dr. Van Der Tuuk di Belanda.

Tahun 1861, Desember
Ingwer Ludwig Nommensen berangkat dari Amsterdam menuju Sumatera dengan kapal Pertinar. Pelayaran itu memakan waktu selama 142 hari.

Tahun 1862, 14 Mei
Setelah mengalami banyak cobaan di lautan, Ingwer Ludwig Nommensen mendarat di Padang. Selanjutnya dia tinggal di Barus. (Kapal Pertinar kemudian tenggelam dalam lanjutan pelayaran kea rah timur di sekitar Laut Banda dekat Irian Barat).

Tahun 1862, November
Bersama beberapa orang Batak, mengadakan perjalanan ke pedalaman Sumatera melalui Barus dan Tukka. Dari Barus, Ingwer Ludwig Nommensen pergi ke Prausorat dan kemudian tinggal dengan Van Asselt di Sarulla.

Tahun 1863, November
Ingwer Ludwig Nommensen pertama kali mengunjungi Lembah Silindung. Dia berdoa di Bukit Siatas Barita, di sekitar Salib Kasih yang sekarang. “Tuhan, hidup atau mati saya akan bersama bangsa ini untuk memberitakan FirmanMu dan KerajaanMu, Amin!”

Tahun 1864, Mei
Ingwer Ludwig Nommensen diijinkan memulai misinya ke Silindung, sebuah lembah yang indah dan banyak penduduknya.

Tahun 1864, Juli
Ingwer Ludwig Nommensen membangun rumahnya yang sangat sederhana di Saitnihuta setelah mengalami perjuangan yang sangat berat.

Tahun 1864, 30 Juli
Ingwer Ludwig Nommensen menjumpai Raja Panggalamei ke Pintubosi, Lobupining. Raja Panggalamei beserta rombongannya 80 orang membunuh Pendeta Hendry Lyman dan Samuel Munson (missionar yang diutus oleh Zending Gereja Baptis dari Amerika) di sisangkak, Lobupining pada tahun 1834, bertepatan dengan tahun lahirnya Ingwer Ludwig Nommensen di Eropa.

Tahun 1864 , 25 September
Ingwer Ludwig Nommensen mau dipersembahkan ke Sombaon Siatas Barita dionan Sitahuru. Ribuan orang datang. Ingwer Ludwig Nommensen akan dibunuh menjadi kurban persembahan. Ingwer Ludwig Nommensen tegar menghadapi tantangan, dia berdoa, angin puting beliung dan hujan deras membubarkan pesta besar tersebut. Ingwer Ludwig Nommensen selamat, sejak itu terbuka jalan akan Firman Tuhan di negeri yang sangat kejam dan buas. Ingwer Ludwig Nommensen pantas dijuluki “Apostel di Tanah Batak”

Tahun 1865, 27 Agustus
Pembaptisan pertama di Silindung terhadap empat pasang suami-istri beserta 5 orang anak-anaknya. Diantara keluarga yang dibaptis pertama adalah Si Jamalayu yang diberi nama Johannes dengan istrinya yang dibawa dari Sipirok sebagai pembantu Ingwer Ludwig Nommensen diberi nama Katharina.

Tahun 1866, 16 Maret
Ingwer Ludwig Nommensen diberkati menjadi suami-isteri dengan tunangannya Karoline di Sibolga. Karoline datang dari Jerman beserta rombongan Pdt. Johansen yang dikirim Kongsi Barmen untuk membantu Ingwer Ludwig Nommensen di Silindung.

-bersambung-


bruce

  • Guest
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #7 on: July 04, 2012, 05:26:50 PM »
-lanjutan-

Tahun 1871
Ingwer Ludwig Nommensen mengalami penyakit disentri yang sangat parah, dia pasrah untuk pergi menghadap Tuhannya tetapi dia tidak rela misinya berhenti begitu saja. Dia dibawa Johansen berobat ke Sidimpuan.

Tahun 1864
Karoline melahirkan anak pertama diberi nama Benoni, namun beberapa hari kemudian meninggal dunia.

Tahun 1872
Pargodungan Saitnihuta yang disebut Huta Dame pindah ke Pearaja. Setelah Gereja baru hampir selesai dibangun, putri pertama Ingwer Ludwig Nommensen yang bernama Anna meningal dunia. Keluarga Ingwer Ludwig Nommensen telah kehilangan dua anak pertama, sungguh suatu ujian berat bagi misionar dalam memulai misinya.

Tahun 1873
Sikola Mardalan-dalan (Sekolah dengan tempat tidak tetap) diciptakan Ingwer Ludwig Nommensen agar Orang Batak bisa secepatnya menjadi guru. Siswa mendatangi Ingwer Ludwig Nommensen di Pearaja, Johansen di Pansurnapitu dan Mohri di Sipoholon dimana para misionar tersebut bertugas. Atau, misionar mendatangi siswanya ditempat tertentu.

Tahun 1875
Misionar Ingwer Ludwig Nommensen, bersama Johansen dan Simoneit bekunjung ke Toba.
Tahun 1876Telah dibaptis lebih dari 7000 orang di Silindung.

Tahun 1876
Ingwer Ludwig Nommensen selesai menterjemahkan Perjanjian Baru ke dalam Bahasa Batak Toba.

Tahun 1877
Ingwer Ludwig Nommensen dan Johansen mendirikan Sekolah Guru Zending di Pansurnapitu. Tempat berdirinya sekolah tersebut adalah tempat yang dulunya dikenal sebagai Pasombaonan (tempat angker), yang sekarang tempat berdirinya STM Pansurnapitu dan Gereja HKBP Pansurnapitu.

Tahun 1877

Raja Sisingamangaraja ke-XII mengancam akan membumihanguskan kegiatan missioner, ancaman ini tidak menjadi kenyataan.
Silindung masuk kolonisasi Belanda.
Tahun 1880
Ingwer Ludwig Nommensen beserta istri dan anak-anaknya pergi ke Eropah. Mereka diantar oleh banyak orang sampai ke tengah hutan. Mereka berjalan kaki selama dua hari dari Silindung ke Sibolga, menjalani jalan setapak yang sangat sulit. Mereka menungu keberangkatan dari Sibolga ke Padang selama dua minggu.

Tahun 1881
Menjelang Natal, Ingwer Ludwig Nommensen kembali ke Pearaja. Dia kembali sendirian, isterinya tinggal di Jerman karena masih perlu perawatan. Anak-anaknya juga tinggal di sana agar bisa sekolah dengan baik.

Tahun 1881
Kongsi Barmen menetapkan Ingwer Ludwig Nommensen menjadi Ephorus pertama HKBP, dia digelari ‘Ompu i’
Tahun 1887
Karoline isteri Ingwer Ludwig Nommensen, meninggal di Jerman, sebulan kemudian baru Ingwer Ludwig Nommensen mengetahuinya.

Tahun 1890
Ingwer Ludwig Nommensen memulai misinya ke Toba, dia pindah ke Sigumpar.

Tahun 1891 bulan Mei
Christian, anak ompu Ingwer Ludwig Nommensen, mati terbunuh di Pinang Sori oleh lima orang kuli China di areal perkebunan.

Tahun 1892
Bersama Pendeta Johansen yang juga sudah menduda pergi ke Jerman untuk berlibur, menjenguk anak-anaknya, dan mencari pasangan baru untuk masing-masing misionar yang telah menduda. Ingwer Ludwig Nommensen mendapatkan jodohnya anak Tuan Harder yang bernama Christine, Johansen mendapatkan jodohnya anak Tuan Heinrich yang bernama Dora. Mereka kembali ke Tanah Batak dengan masing-masing pasangan barunya.

Tahun 1900 Permulaan Zending Batak.
Tahun 1903 Permulaan misi Zending ke Medan

Tahun 1904
Fakultas Theologi Universitas Bonn, Jerman, menganugerahkan gelar Doktor Honouris-Causa di bidang Theologi kepada Ingwer Ludwig Nommensen. Dalam pengukuhan tersebut, Ratu Wilhelmina dari Belanda ikut diundang sebagai tamu.

Tahun 1905
Berkunjung ke Eropah bersama Tuan Reitze, dia mengunjungi Misi Zending di Belanda dan berkunjung kepada Ratu Wilhelmina.

Tahun 1909
Christine Harder, isteri Ingwer Ludwig Nomensen meninggal dunia, setelah melahirkan tiga orang anak. Dia dimakamkan di Sigumpar. Dua anak perempuannya tinggal di Jerman dan belum menikah sewaktu Ompu Ingwer Ludwig Nommensen meningal pada umur 84 Tahun.

Tahun 1911

Pesta jubileum 50 tahun HKBP. Pesta besar di onan Sitahuru dihadiri puluhan ribu orang, di tempat dimana 47 tahun sebelumnya Ingwer Ludwig Nommensen mau dibunuh dan dipersembahkan kepada Sombaon Siatas Barita.
Ratu Wilhelmina dari belanda menganugerahkan Bintang Jasa ‘Order Of Orange Nassau’ kepada DR. Ingwer Ludwig Nommensen, sebuah bintang jasa yang hanya diberikan kepada orang yang dianggap luar biasa jasanya di bidang kemanusiaan.
Tahun 1912
Berlibur ke Eropah, kembali ke Tanah Batak bersama tuan Pilgram yang telah lama bertugas di Balige.
Tahun 1916Nathanael anak Ingwer Ludwig Nommensen, mati tertembak di arena Perang Dunia I di Perancis.

Tahun 1918, Tanggal 23 Mei
Pukul enam pagi Hari Kamis, Ompu Ingwer Ludwig Nommensen pergi menghadap Tuhannya di Sorga. Dia menutup mata untuk selama-lamanya setelah berdoa ‘Tuhan kedalam tanganMu kuserahkan rohku, Amin’.

Pada Jumat sore, 24 Mei 1918
Ompu Ingwer Ludwig Nommensen dikubur di Sigumpar. Puluhan ribu datang melayatnya untuk mengucapkan salam perpisahan. Ada orang berkata : Inilah kumpulan manusia yang paling banyak yang pernah terjadi di Tanah Batak.


Ringkasan ini diambil dari buku:DR. I.L. Nommensen – Apostel di Tanah Batak oleh Patar M. Pasaribu
http://qartha.wordpress.com/2008/11/06/riwayat-hidup-pdtdrilnommensen/

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #8 on: July 05, 2012, 02:08:19 PM »
Bah. Kenapa ketawa?
Menurut:  diketahui bahwa sejak Mei 1862, atau 83 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, zending Lutheran RMG sudah hadir di Sumatera. Wajar saja, Lutheran datang di Sumatera hanya yang dibawa oleh Nommensen, kemudian berkembang menjadi banyak. Seperti lazimnya, meski sama-sama Lutheran, tetapi cenderung bertambah lagi, bertambah lagi.

Masih teringat, meski tidak lengkap, peristiwa perpecahan di tubuh HKBP tahun 1990-an. Lahir HKBP SSA (Setia Sampai Akhir), sebagai oposan pada HKBP yang dipimpin eforus P.W.T.Simanjuntak yang diakui pemerintah NKRI (http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1994/05/14/KRI/mbm.19940514.KRI66.id.html).

Salam sdr. Husada. Anda batakkah?

Maaf, saya bukan mentertawakan orang batak, tapi mentertawakan pengetahuan saya yang sempit. Tentu saja saya tahu bahwa perintis penginjilan di tanah batak adalah Nommensen yang berasal dari Gereja Lutheran. Tetapi setelah membaca referensi yang saya posting di atas, saya juga baru tahu bahwa gereja lutheran di indonesia kebanyakan gereja batak. Tadinya saya kira ada banyak di seluruh indonesia. Makanya saya menertawakan diri saya karena baru mengetahui hal tersebut.

Salam
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline Husada

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #9 on: July 05, 2012, 03:41:38 PM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu Shakes.
Salam sdr. Husada. Anda batakkah?
He'eh. Salam juga Shakes.
Quote
Maaf, saya bukan mentertawakan orang batak,
Maafkan juga saya Shakes. Entah kenapa, sempat juga merasa terlecehkan. Padahal, bila dipikir dengan tenang, sebenarnya, meski demikian juga (dalam arti, ada orang menertawakan suku tertentu) tidak masalah juga bagi saya. Maafkan saya Shakes.
Quote
tapi mentertawakan pengetahuan saya yang sempit.
Puji Tuhan. Saya juga sering menyadari pengetahuan saya masih sangat dangkal, tapi anehnya, saya tidak setiap saat menggunakan waktu untuk menambah pengetahuan, dan kadang saya menjadi menertawakan diri sendiri. Tahu berpengetahuan cetek tapi tidak selalu memanfaatkan waktu menambah pengetahuan. Ironis.
Quote
Tentu saja saya tahu bahwa perintis penginjilan di tanah batak adalah Nommensen yang berasal dari Gereja Lutheran. Tetapi setelah membaca referensi yang saya posting di atas, saya juga baru tahu bahwa gereja lutheran di indonesia kebanyakan gereja batak. Tadinya saya kira ada banyak di seluruh indonesia.
Nah, saya juga sebenarnya bukan ingin mengemukakan tokohnya yaitu Nommensen, tetapi ingin mengemukakan lamanya tenggang waktu kedatangan Lutheran itu di Tanah Batak, dan pada saat kedatangannya, jauh di utara dan di titik kedatangan itu, sudah ada nuansa Timur Tengah. Nah, jika jauh di utara dan di titik kedatangan itu sudah bernuansa Timur Tengah, tetapi ternyata mampu survive bahkan bertambah banyak dewasa ini, menjadi pantas, bukan?
Quote
Makanya saya menertawakan diri saya karena baru mengetahui hal tersebut.
Hmm... begitu. Berbahagialah jika kita masih mampu menertawakan diri sendiri. Tandanya, kita masih sangat potensil untuk tampil lebih baik, jika hal yang kita tertawakan itu tidak menjadi kenikmatan. Artinya, kita menikmati hal yang kita tertawakan itu, maka kita tidak akan tumbuh-tumbuh.
Quote
Salam
Terima kasih.

Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad.
« Last Edit: July 05, 2012, 03:43:34 PM by Husada »
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #10 on: July 06, 2012, 09:40:25 AM »
@Husada

Salam damai sejahtera bagimu juga.

Terima kasih jika sudah ada saling pemahaman. Namun menjadi pelajaran bagi saya juga untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan, sehingga tidak sampai menimbulkan penafsiran berbeda yang bisa menyinggung golongan2 tertentu. Terima kasih sdr. Husada.

Salam
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline Husada

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #11 on: July 06, 2012, 11:12:55 AM »
Terima kasih sdr. Husada.
Salam
Sama-sama Shakes_peare. Mari saling mengisi. Salam.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Husada

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #12 on: July 06, 2012, 11:53:31 AM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers.

Mantap Bruce. Apresiasi untukmu. Khusus untuk ini,
Tahun 1861, 7 Oktober
berdiri HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Praosorat Sipirok, sebagai permulaan Misi Kongsi Barmen di Tanah Batak. Hari itu terjadi kesepakatan 4 orang Misionar Belanda dan Jerman yaitu:
H (Heine)K (Klammer)B (Betz) danP (Van Asselt) menjadi penginjil atas tanggung jawab Rheinische Missionsgeselshaft dari Barmen, Wupertal, Jerman, yang lazim diebut Kongsi Barmen.
Ada nilai istimewa dariku untukmu.

Ternyata penyematan nama HKBP terinspirasi dari HKBV, ya? Hmmm...  :icon_salut:
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #13 on: July 06, 2012, 12:16:05 PM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers.

Mantap Bruce. Apresiasi untukmu. Khusus untuk ini,Ada nilai istimewa dariku untukmu.

Ternyata penyematan nama HKBP terinspirasi dari HKBV, ya? Hmmm...  :icon_salut:

he he he he, saya tidak bertanggung jawab kalau kemudian kepanjangannya menjadi Huria Kristen Batak Vrotestan.

 =))

Offline Husada

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Gereja Lutheran di Indonesia
« Reply #14 on: July 06, 2012, 12:57:36 PM »
he he he he, saya tidak bertanggung jawab kalau kemudian kepanjangannya menjadi Huria Kristen Batak Vrotestan.

 =))
Lha, bukan itu yang ingin dikemukakan? :grin2: Bruce sendiri yang nge-post ini,
Quote
4 orang Misionar Belanda dan Jerman yaitu:
H (Heine)K (Klammer)B (Betz) danP (Van Asselt)
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA