Terimakasih, bro akhirnya mampir.
Karenanya, saya menanggapinya di sini.
OK terimakasih kembali bro
Nah, itu dia. Saya sedikit mengerti perbedaan dasarnya antara Lord Vs God (Dominus Vs Deus) tapi dalam hal Tritunggal (Bapa, Putera, dan Roh Kudus) saya tidak mengerti sama sekali Pribadi mana bisa dikatakan GOD dan bukan LORD; atau sebaliknya. Karena seperti saya singgung sebelumnya: Bapa, Putera, dan Roh Kudus adalah SATU natur TIGA person.
Saya mengambil pendekatan bahwa doktrin Trinitas sebenarnya adalah AKIBAT, bukan doktrin yang ada dari awal mula. Saya katakan akibat karena merupakan akibat dari cara penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus. Jadi di awal pemikiran saya berusaha membuang istilah Trinitas yang sudah "JADI".
Sebenarnya tidak masalah kita berangkat dari doktrin Trinitas yang sudah jadi, toh itu sudah menjadi dogma di kalangan trinitarian, termasuk Gereja Katolik. Tapi sering menjadi masalah kalau harus menjelaskan ke non kristen. Istilah yang sering dipakai :
- Bapa bukan Putra, Putra bukan Roh Kudus, Roh Kudus bukan Bapa, tapi ketiganya adalah Allah
- Segitiga sama sisi (Bapa, Putra, Roh Kudus), ketiga titik adalah pribadi-pribadi Allah
- dll
Bagi kita yang sudah mengimani tidak akan menjadi masalah. Tapi bagi yang belum akan menjadi aneh. Karena kita berangkat dari doktrin Trinitas yang sudah jadi, kemudian berusaha menjelaskan detilnya. Seolah-olah berusaha memaksakan tiga pribadi menjadi satu.
Saya mencoba berangkat dari peristiwa penyelamatan. Bahwa Allah yang berinisiatif menebus dosa manusia, tentu tebusannya haruslah yang selevel dengan Allah sendiri. Oleh sebab itu sang penebus haruslah punya nature Allah (bukan nature Tuhan). Itulah Yesus Kristus. Di tahap ini Yesus dikatakan God, karena punya nature Allah, melalui karya Roh Kudus, berinkarnasi menjadi manusia.
Jika ayat ini dimengerti sesederhana yang tertulis, maka akan berkontadiksi dengan ayat-ayat lainnya, mis:
1) John 1:1 [KJV]
1:1 In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.
The Word adalah Putera (Yesus) bukan Bapa. Dan, The Word was GOD not LORD.
Tidak ada kontradiksi di sini. Di sinilah pentingnya menjelaskan terpisah antara Keilahian (Godhead) dan Ketuhanan (Lordship) Yesus. Dalam konteks ini Yesus adalah Ilah, karena mempunyai nature Ilah, dan bukan nature Tuhan. Karena Tuhan konteksnya adalah kepenguasaan (Lordship). Kepenguasaan ini bisa ada batasnya, bisa juga tidak terbatas. Akan saya jelaskan berikutnya.
Mungkin akan ada pertanyaan :
Yoh 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
Di sini Yesus mengakui bahwa dirinya Tuhan. Tapi beda dengan pengakuan dia di :
Mat 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
di Yoh 13:13 menurut saya sama halnya Yesus mengakui diriNya sebagai raja orang Yahudi kepada Pilatus. Ini saya sebut sebagai ketuhanan terbatas. Karena memang belum menjadi penguasa Sorga dan Bumi.
Sebelum kebangkitanNya, misiNya adalah mati sebagai penebus. Jadi masih dalam keadaan mengosongkan diri (kenosis). Dalam rupa Ilah/Allah tapi belum menjadi Tuhan (penguasa Sorga dan Bumi).
Jadi tidak ada kontradiksi dengan kesederhanaan 1Kor 8:6. One God and One Lord.
2) I John 5:20 [KJV]
5:20 And we know that the Son of God is come, and hath given us an understanding, that we may know him that is true, and we are in him that is true, even in his Son Jesus Christ. This is the true God, and eternal life.
Jika:
- Satu GOD (The Father),
- Satu LORD (The Son/Jesus),
Lalu, Holy Ghost mau dikemanakan dan disebut apa? ==> God atau Lord??
Oke, sudah saya tanggapi. Mohon dilanjut lagi.
====
Salam,
P.s.
Kebetulan kasus serupa sudah pernah saya bahas panjang lebar dengan para member non Kristen di FK; yaitu John 17:3.
AFAIK, St. Paulus mengadopsi St. Yohanes dalam hal ini. 1 Kor 8:6 = John 17:3 + John 1:3.
Saya mengandalkan penjelasan yang ada di Haydock's Catholic Bible Commentary di http://haydock1859.tripod.com/id169.html dan http://haydock1859.tripod.com/id110.html.
Karena di ayat itu dikatakan Satu God (Father) dan Satu Lord (Jesus Christ). Menurut saya Roh Kudus adalah God, karena sejak kekal Roh itu adalah Roh Allah sendiri.
Saya memisahkan dalam waktu :
1. Sebelum Firman berinkarnasi :
- Bapa, Firman, Roh Kudus -----> God dan sekaligus Lord
2. Sesudah inkarnasi (Yesus lahir)
- Bapa, Firman, Roh Kudus -----> God dan sekaligus Lord
- Firman mengambil kedagingan/kemanusiaan dalam misi penebusan ---> God (echenosen - mengosongkan diri)
3. Setelah kebangkitan Yesus, lebih tepatnya setelah Mat 28:18 dinyatakan :
- Bapa, Roh Kudus ----> God
- Yesus ---> God dan Lord. Di sini Lord tidak terbatas (penguasa Sorga dan Bumi, seperti yang dikatakanNya sendiri).
Jadi di sini bahwa Ilah/Allah/God haruslah kekal. Tuhan/Lord tidak harus kekal. Tapi Allah tidak mau gegabah mengangkat Lord sembarangan. Yang diangkat menjadi Lord adalah bagian dari diriNya sendiri (Firman) yang telah bersatu tanpa bercampur dengan manusia Yesus. Jadi pada akhirnya Tuhan kitapun juga kekal.
Keterangan istilah :
Ilah / God : sesembahan, yang boleh kita sembah
Tuhan / Lord /Kurios : sang penguasa, junjungan dimana kita harus patuh.
Kalau kita simpulkan dalam bahasa Trinitas pada akhirnya sama. Allah Bapa, Putra, Roh Kudus, ketiganya adalah satu. Bukan Tuhan Bapa, Putra, Roh Kudus. Tapi Allah Putra telah (dinobatkan) menjadi Tuhan (penguasa) semesta Alam.
Banyak ungkapan ini disaksikan oleh para Rasul :
Kis 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
Rom 14:9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
Fil 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Fil 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Yesus menjadi Penyelamat (Kristus) dan Tuhan (penguasa Sorga dan Bumi). Tidak masalah dengan istilah menjadikan Tuhan (penguasa semesta). Tapi istilah menjadikan Allah (ilah/sesembahan) adalah salah, karena Allah tidak mungkin dijadikan.
Arius bisa saja menafsirkan Yesus sebagai Tuhan tidak setara dengan Allah Bapa (diangkat), tapi dia lupa bahwa Yesus mempunyai Nature Allah sendiri, yaitu Firman Allah dalam diriNya.
Semoga bisa mengurangi kesalah pahaman kita.
Shalom Aleikhem
Fantz