Jawab:
1. Anda bilang dengan alasan sangat kudus, sehingga Nama Tuhan tidak boleh diucapkan sebagaimana anda mengatakan saya dengan bebas berani mengucapkannya.
Bukankah anda pun sekarang sedang mengucapkannya?
Lho.. aku tidak pernah berkata bahwa dilarang utk mengucapkan Nama kudus Allah.
Jika diperlukan, ya tentu saja boleh diucapkan dengan sepenuh hormat.
Yang aku tekankan, IMHO, kurang tepat jika menggunakan Nama kudus Allah ini utk menggantikan semua kata ”Tuhan (kyrios)”, ”Allah (theos)”, atau menggunakan Nama kudus ini utk menyebut Sang Ilahi itu.
Jika Nama kudus itu digunakan secara biasa, artinya kita menyamakan Nama kudus itu dengan nama biasa, yg boleh kita sebut dan gunakan setiap hari.
Acuan anda bangsa Yahudi, apakah dapat dijadikan patokan?
Jangan lupa bahwa nama kudus itu diwahyukan pertama kali kepada bangsa Yahudi.
Jika penerima wahyu menghormati nama kudus itu dengan cara tidak menyebutnya secara sembarangan, IMHO adalah tepat utk mengikuti teladan itu.
Bukankah bangsa Yahudi yang menolak Kristus?
Ya, mereka menolak Kristus.
Lalu apakah dengan menolak Kristus maka semua wahyu yg telah mereka terima dan cara mereka menjalankan wahyu itu akan kita tolak?
Kitab Suci yg mereka terima (PL) pun kita warisi dan kita amini. IMHO sudah sepantasnya bagi kita utk mewarisi cara2 mereka memperlakukan dengan hormat wahyu tersebut.
Kalau Nama Tuhan tidak boleh diucapkan, bagaimana Nama-Nya itu dapat dimasyurkan ke seluruh bumi, seperti yang ditulis di Kitab Mazmur?
Yang kita mahsyurkan adalah Nama Tuhan sebagai satu keutuhan karakter/individu.
Ingat, Tuhan memiliki banyak nama, misalnya dalam PL kita mengenal Tuhan dengan nama:
- Elohim, yg berarti ”Strong One” (Yes 45 : 18, 54: 5; Yer 32 : 27; Kej 1 : 1; Ul 5 : 23, 8 : 15; Mzm 68 : 7)
- El Shaddai, yang berarti ”God Almighty” (Kej 17 : 1, 28 : 3, 35 : 11; Kel 6 : 1; Mzm 91 : 1)
- El Elyon, yg berarti ”The Most High God” (Kej 14 : 19; Mzm 9 : 2; Dan 7: 18, 22, 25)
- El Olam, yg berarti ”The Everlasting God” (Kej 16 : 13)
Kita memahsyurkan nama Allah, bukan sekedar memahsyurkan Nama Kudus saja, melainkan keseluruhan karakter/individu Allah, yang kita kenal melalui nama2 yg lain itu juga.
Kalau Nama Tuhan tidak boleh diucapkan, bagaimana pula anda boleh mengucapkan Nama Anak-Nya?
Bukankah Nama Anak-Nya itu berasal dari Bapa-Nya juga??
Tetragrammaton yg merupakan Nama Kudus Allah, adalah Nama yang sangat pribadi dari Sang Maha Kudus itu.
Tidak pernah ada larangan utk mengucapkan Nama Kudus ini, tetapi Allah sendiri berfirman utk tidak menyebutnya secara sembarangan:Kel 20 : 7 Jangan menyebut nama T U H A N, Allahmu, dengan sembarangan, sebab T U H A N akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.Perhatikan bahwa dalam Alkitab terjemahan ITB, kata Tuhan di atas ditulis dengan huruf2 kapital. Hal yg sama juga ditulis dalam terjemahan bahasa Inggris versi KJV, NIV, RHE, dsb.
Alasannya adalah karena dalam bahasa aslinya, kata Tuhan ini ditulis sebagai YHWH, yaitu Nama Kudus Allah.
Dalam bahasa aslinya (Ibrani), secara explicite dalam kalimat ini Allah telah berfirman sendiri utk tidak menyebut Nama Kudusnya yang sangat pribadi ini, yaitu YHWH, secara sembarangan. Dan bangsa yang menerima wahyu ini melaksanakan perintah ini dengan cara seperti yg sudah aku contohkan sebelumnya (tidak mengucapkan/menuliskan secara sembarangan, melainkan menggantinya dengan sebutan lain jika memungkinkan, misal Adonai, ketika hendak mengucapkan Nama Kudus ini).
Yesus adalah Pribadi Kedua dari Allah, dan dalam Pribadi sebagai Anak, Dia turun untuk menjadi pengantara (mediator) antara kita dan Allah, agar kita dapat menjadi anak2 Allah. Dan berkat pengantaraanNya lah kita dapat menyebut Allah dengan sebutan Bapa.
Yesus datang utk membangun hubungan intim antara manusia dengan Allah, jadi sangat wajar jika kita menyebut nama Yesus secara intim pula (berbeda dengan cara kita menyebut Nama Kudus itu).
Maaf, lebih buruk lagi; anda malahan menyebut nama Tuhan kepercayaan non kristen.
Adakah Allah itu sama dengan Nama YHWH??
Nama Tuhan kepercayaan non Kristen? Nama yg mana? Allah??
Bro kariayam,
Kata “Allah” adalah kata serapan dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, Allah itu artinya Tuhan.
Kata Allah menjadi umum digunakan oleh umat Kristen di Indonesia, karena memang bahasa Indonesia banyak dipengaruhi dan menyerap kata2 dari bahasa Arab.
Mengatakan kata “Allah” adalah nama Tuhan kepercayaan lain, itu sama halnya dengan mengatakan bahwa kata “Tuhan” adalah nama Tuhan kepercayaan orang2 Indonesia, atau kata “God” adalah nama Tuhan kepercayaan orang2 berbahasa Inggris.
2. Untuk hal ini anda tanyakan saja langsung ke pihak Yayasan Lentera Bangsa; penerbit ILT.
Okay, nanti kalo sempat aku tanyakan ke mereka.
Cuma bagi Anda yg menggunakan terjemahan mereka, apakah Anda mengetahui alasan mereka menerjemahkan semua kata ”kyrios” dan ”theos” dengan tetragrammaton itu?
Kalo Anda tidak mengetahui alasan mereka menerjemahkan demikian, apa alasan Anda utk menerima dan tetap menggunakan tetragrammaton itu utk menerjemahkan/menggantikan semua kata ”kyrios” dan ”theos”?
Seperti kebiasaan yang tertulis di versi Inggris; LITV tertulis Lord dari terjemahan kata Tuhan atau YHWH?
TBH, aku tidak tahu apa itu LITV.
AFAIK, terjemahan2 bahasa Inggris seperti RHE, NIV, KJV, NLT, KJV, dsb, menerjemahkan tetragrammaton sebagai GOD atau LORD (huruf capital), “kyrios” sebagai Lord, dan “theos” sebagai God.
Dan tidak pernah sekalipun dituliskan tetragrammaton dalam Perjanjian Baru (bahasa aslinya), jadi adalah merupakan suatu kesalahan jika ada terjemahan yg menerjemahkan tetragrammaton dalam PB versi mereka.
Yang menurut saya juga suatu kekeliruan, sama halnya dengan versi Indonesia yang menerjemahkan kata Tuan menjadi Tuhan.
AFAIK, tidak ada kekeliruan dalam Alkitab versi ITB atau versi bahasa Inggris yg aku sebut di atas.
Berkali2 aku tunjukkan pada Anda, bahwa kata ”kyrios” itu dapat diterjemahkan sebagai Tuhan.
Kalo pun Anda (atau ILT) tidak mau menerjemahkan sebagai Tuhan, tetap tidak tepat jika menerjemahkan ”kyrios” atau ”theos” sebagai tetragrammaton.