Ada di Ulangan 25:9
Tapi laki2 yg mengeluarkan maninya "hanya" menyebabkan ia menjadi najis, dan juga bukan hukuman mati.
Setiap kali Pasutri ber-kontrasepsi-ria maka setiap itu pula mereka tidak 'pro' akan kreasi. Setiap kali itu pula sang suami ber-onani ria dan membuang maninya ke karet/lateks.
Yah itulah bedanya dgn Onan. Onan memang setiap kali/selalu membuangnya SEJAK AWAL sampai seterusnya mati.
Sedangkan para pasutri sekarang tentu tidak selalu berkontrasepsi, hanya disaat2 diperlukan saja. Ini maksud saya dgn birth control.
Btw, afaik pengertian onani sekarang sudah bergeser ke arah self service. Jadi tidak tepat kalo saat ini Onan disebut onani, melainkan coitus interuptus.
Sebelumnya Anda berkata sbb:
"Pro kreasi adalah hakekat dari pernikahan. Jadi ketika sepasang pasutri telah memiliki anak, maka unsur prokreasi telah terpenuhi dalam pernikahan mereka. Sehingga kemudian mereka tidak lagi "dituntut" pro kreasi setiap kali mereka berhubungan seks."
Dan itu adalah pendapat yang salah. Karena pro kreasi tidak ditentukan oleh hasil; namun dari 'will'.
Nah dari niat kan ?
Begini bro..., saya berkata bahwa sy TIDAK ANTI utk bertemu dgn anda. Tapi sebelumnya saya pelajari dulu jadwal anda, kapan anda ke kantor, kapan anda menjemput istri, kapan anda libur, dst..dst.. selama berbulan2 sampai saya merasa bahwa saya telah memahami jadwal anda dgn akurat. Setelah saya yakin kita tidak akan ketemu, baru deh saya keluar dari persembunyian dan jalan dgn petantang-petenteng... nanti kalau sudah tidak aman, saya ngumpet lagi. Apakah saya tetap bisa dibilang TIDAK ANTI bertemu anda ?
Ini yg terjadi dgn kalender. Dan bagi saya sama saja. Prinsipnya menjaga/mencegah spy tidak ketemu.
Jadi ada saat dimana pengguna KBA maupun kontrasepsi tidak prokreasi secara will (maupun tindakan).
A. Pasutri XY: Setiap kali ML menggunakan alat-alat kontrasepsi ===> tapi gagal akhirnya mereka dapat Anak juga.
B. Pasutri AB: Setiap kali ML tidak pernah menggunakan alat-alat kontrasepsi ==> Tapi tidak pernah punya Anak sampai kakek-nenek dan meninggal dunia.
Yg perlu diperhatikan justru adalah apakah pasangan A memang selalu menggunakan kontrasepsi dalam sepanjang pernikahannya ?
Jadi, jangan katakan: "kalau sudah punya anak, berarti unsur PRO-KREASI sudah terpenuhi".
Ok, saya ralat spy lebih jelas.
Jika sudah ml tanpa penghalang disaat yg tepat disertai keinginan yg kuat utk memiliki keturunan, maka prokreasi
telah terpenuhi. apalagi jika ternyata membuahkan hasil keturunan. Dan tidak perlu dituntut lagi.
Tapi jika pasutri selama pernikahannya SELALU berkontrasepsi
sepanjang pernikahannya, maka prokreasi dlm pernikahannya
diragukan, meskipun ternyata memiliki keturunan akibat kelemahan kontrasepsinya (kondom bocor misalnya).
Demikian jg jika pasutri SELALU ber-KBA dalam
sepanjang pernikahannya (tidak pernah mau ML disaat subur), maka prokreasinya juga
diragukan, meskipun ternyata memiliki keturunan karena salah hitung hari.
Sekali lagi: Pro Kreasi bukanlah HASIL tapi WILL. [Sebab yang menentukan hasil adalah Tuhan, bukan Pasutri]
Setuju.
KBA alamiah tidak mungkin salah .... karena Allah sendiri yang merancangnya demikian. Itu adalah kehendak Allah.
KBA memang tidak salah.
Tapi bisa jadi salah kalau KBA itu digunakan sejak awal pernikahan sampai seterusnya..., karena pasutri ini tidak memiliki "will" utk ber create.
But still.... penggunaan kondom adalah salah.
Sama seperti diatas....
Menggunakan kondom tidak salah.
Tapi selalu menggunakan kondom sejak awal pernikahan sampai seterusnya itu salah, karena tidak ada will utk create.