sexual desire VS sexual pleasure ?

[odading]

Temen2,
Langsung aja yah ...

Di keKristenan,
dalam lingkup hubungan suami-istri, apakah sexual-desire thdp istri bisa/boleh diwujudkan melalui persetubuhan dgn istri dengan tujuan  menghasilkan sexual-pleasure DAN belon tentu prokreasi ?

Pertanyaan ini nanti "berkembang" dari kata yg digaris-bawahi (persetubuhan) --- tapi saya pingin tau dulu jawaban atas pertanyaan diatas .

salam.

[Phooey]

Temen2,
Langsung aja yah ...

Di keKristenan,
dalam lingkup hubungan suami-istri, apakah sexual-desire thdp istri bisa/boleh diwujudkan melalui persetubuhan dgn istri dengan tujuan  menghasilkan sexual-pleasure DAN belon tentu prokreasi ?

Pertanyaan ini nanti "berkembang" dari kata yg digaris-bawahi (persetubuhan) --- tapi saya pingin tau dulu jawaban atas pertanyaan diatas .

salam.

Ikutan jawab di thread 17 tahun ke atas   

Hubungan suami istri harus mencakup keduanya, pro kreasi dan sexual pleasure



 

[odading]

Ikutan jawab di thread 17 tahun ke atas   

iya nih... mestinya di kasih warning : danger! triple-x ....

Hubungan suami istri harus mencakup keduanya, pro kreasi dan sexual pleasure

nah langsung dapet pertanyaan pancingan saya...  (ngaku loh saya)

Dalem hal bagaimana (state/kondisi yg kayak gimana), hubungan badan bisa dikatakan prokreasi, phooey ?

• A. CUKUP hanya dengan terjadinya 1 daging - pokoknya ada penetrasi ?
• B. HARUS SELALU ADA intensi beranak pinak dari kedua pasangan disaat memulai hubungan badan ?

Kalo jawabannya point A
---> akan bisa menuntun ke sexual desire dgn tujuan sexual-pleasure only

Kalo jawabannya point B
---> akan bisa menuntun ke nihilnya sexual-desire
---> bisa nihil pula sexual-pleasure

selain itu,
Dalem hal bagaimana (state/kondisi tertentu yg kayak gimana), kedua pasangan bisa dibilang mendapatkan/mencapai sexual-pleasure ?

 

Makasih phooey atas respond-nya.


salam.

[hello kitty]

haduh..ujung2nya ke penggunaan kontrasepsi nih Bang Oda? :think

[odading]

haduh..ujung2nya ke penggunaan kontrasepsi nih Bang Oda? :think

nggak... nggak kesitu Kitty ... sesuai judul ... ini akan tetap berkisar ttg sexual-pleasure kok .... hehehe .

[Phooey]

iya nih... mestinya di kasih warning : danger! triple-x ....
 nah langsung dapet pertanyaan pancingan saya...  (ngaku loh saya)

Dalem hal bagaimana (state/kondisi yg kayak gimana), hubungan badan bisa dikatakan prokreasi, phooey ?

• A. CUKUP hanya dengan terjadinya 1 daging - pokoknya ada penetrasi ?
• B. HARUS SELALU ADA intensi beranak pinak dari kedua pasangan disaat memulai hubungan badan ?

Kalo jawabannya point A
---> akan bisa menuntun ke sexual desire dgn tujuan sexual-pleasure only

Kalo jawabannya point B
---> akan bisa menuntun ke nihilnya sexual-desire
---> bisa nihil pula sexual-pleasure

selain itu,
Dalem hal bagaimana (state/kondisi tertentu yg kayak gimana), kedua pasangan bisa dibilang mendapatkan/mencapai sexual-pleasure ?

 

Makasih phooey atas respond-nya.


salam.

Saya sangat bersemangat di thread 17 tahun keatas 


Cinta nupsial (= perkawinan) adl. cinta yang memberikan diri secara total.
Tubuh pria/wanita tak berarti dalam dirinya sendiri, perbedaan seks menyatakan diri ini sebagai pemberian (hadiah/gift) bagi pribadi lain.
Pemberian diri ini berlanjut dalam melahirkan keturunan (Kej 4:1).


Jadi sexual pleasure adalah pemberian diri secara tootttttaaalll kepada pasangan kita   
Oh ya .... pasangan dalam arti suami atau istri betulan lho ya   


 

[odading]

Saya sangat bersemangat di thread 17 tahun keatas 

tapi disini saya nggak sedang bermaksud pe o er en o loooh ...

Cinta nupsial (= perkawinan) adl. cinta yang memberikan diri secara total.
Tubuh pria/wanita tak berarti dalam dirinya sendiri, perbedaan seks menyatakan diri ini sebagai pemberian (hadiah/gift) bagi pribadi lain.
Pemberian diri ini berlanjut dalam melahirkan keturunan (Kej 4:1).


Jadi sexual pleasure adalah pemberian diri secara tootttttaaalll kepada pasangan kita   
Oh ya .... pasangan dalam arti suami atau istri betulan lho ya   


 

perasaan belon kejawab deh pertanyaan saya... hehehe .

Gamblangnya misal begini :
Pasangan suami-istri Kristen telah menikah.
Dikala dimulainya adegan xxx, secara keKristenan katanya kan HARUS ber-azaskan akan adanya intensi ber-Prokreasi DAN mencapai sexual-pleasure.

Maka pertanyaannya,

apakah kata DAN diatas itu, memang begitulah pedoman keKristenan bagi pasangan suami istri ? (ungu mutlak diperlukan keduanya)

ataukah

kata DAN disitu, bisa diganti dengan kata ATAU ? (jadi boleh salah satu, hubungan badan hanya berdasarkan intensi Prokreasi .... atau bisa/boleh juga murni hanya utk mencapai sexual-pleasure tanpa perlu adanya intensi Prokreasi).

selanjutnya kembali lagi ke pertanyaan pada post saya #2.

makasih phooey atas respondnya.


salam.

[SworDPen]

Well, saya minta ijin untuk berdiskusi di lapak anda lagi bro oda,
hehe, topik anda selalu mengundang saya untuk datang meskipun kadang kita ngelantur kemana mana, huahaha

BTT
Saya mulai dari filosofisnya
Allah, dalam pandangan saya
menciptakan segala sesuatunya baik
termasuk kebutuhan
ada rasa lapar, maka ada makanan
ada rasa jenuh, maka ada pemandangan rekreatif
ada haus, ada dahaga, ada air yang sejuk
ada keinginan untuk memiliki keturunan, maka ada reproduksi
ada nafsu, maka ada seks
(keduanya berbeda meskipun sama dalam praktisnya)
dan semuanya itu baik sekali
yang jahat atau yang buruk adalah penyalahgunaannya ataupun dosisnya
ketika makan terlalu banyak dan dijadikan pengejaran hidup, maka itu keliru
ketika rekreasi terlalu banyak dan dijadikan tujuan hidup, maka itu salah
ketika seks menjadi makna hidup, maka itu tidak benar
well, semua salah
dan setara
kecanduan rokok tidak lebih suci daripada kecanduan onani ataupun kecanduan sinetron
(dalam dosis yang sama, HELL untuk norma, kita bicara rasio disini)

saya ulangi
kecanduan rokok tidak lebih suci daripada kecanduan onani ataupun kecanduan sinetron

menjawab problem anda
makanan diciptakan, primarily, untuk memuaskan rasa lapar manusia
tetapi tidak salah jika kita makan untuk sebuah rekreasi
(HELL, anda tidak setuju? Anda boleh mulai memprotes wisata wisata kuliner di TV dan juga camilan2 yang tak bertujuan selain untuk jajan)
begitu pula untuk seks
seks ada untuk menghadirkan keturunan
namun tidak salah jika anda melakukannya dengan pasangan anda untuk tujuan rekreasi
adakah yang salah dengan itu?

Jika seksi dengan tujuan hanya rekreasi dilarang, maka kita akan menyingkirkan semua kontrasepsi dan populasi dunia akan meledak dengan kecepatan luar biasa, bahkan mungkin kita harus merivisi komentar Robert Malthus
(pertambahan makanan: deret hitung, pertambahan manusia: deret ukur)
revisi
(pertambahan makanan: deret hitung, pertambahan manusia: deret eksponensial)

[Phooey]

tapi disini saya nggak sedang bermaksud pe o er en o loooh ...
 perasaan belon kejawab deh pertanyaan saya... hehehe .

Gamblangnya misal begini :
Pasangan suami-istri Kristen telah menikah.
Dikala dimulainya adegan xxx, secara keKristenan katanya kan HARUS ber-azaskan akan adanya intensi ber-Prokreasi DAN mencapai sexual-pleasure.

Maka pertanyaannya,

apakah kata DAN diatas itu, memang begitulah pedoman keKristenan bagi pasangan suami istri ? (ungu mutlak diperlukan keduanya)

ataukah

kata DAN disitu, bisa diganti dengan kata ATAU ? (jadi boleh salah satu, hubungan badan hanya berdasarkan intensi Prokreasi .... atau bisa/boleh juga murni hanya utk mencapai sexual-pleasure tanpa perlu adanya intensi Prokreasi).

selanjutnya kembali lagi ke pertanyaan pada post saya #2.

makasih phooey atas respondnya.


salam.

Memang susah untuk memberikan jawaban yang memuaskan Bro Oda   

IMHO keduanya harus ada.
Baik prokreasi maupun sexual pleasure.
Saya tidak setuju bila hanya prokreasi saja atau sexual pleasure saja.

Bila dilakukan secara sepenuh hati dan saling memberikan diri secara total maka sexual pleasure nya pasti terpenuhi.
Sedangkan bila tidak dihalangi (kontrasepsi dst) maka unsur prokreasi pasti terpenuhi juga.

Ayooo apa lagi yang ditanyakan ...   

 

[odading]

Well, saya minta ijin untuk berdiskusi di lapak anda lagi bro oda,
hehe, topik anda selalu mengundang saya untuk datang meskipun kadang kita ngelantur kemana mana, huahaha

selalu dengan senang hati, sword .

ada keinginan untuk memiliki keturunan, maka ada reproduksi
ada nafsu, maka ada seks

filosofis dari sword, ya secara general saya sependapat

kecanduan rokok tidak lebih suci daripada kecanduan onani ataupun kecanduan sinetron

saya nangkep, karena intinya adalah yg bold... "over" .

seks ada untuk menghadirkan keturunan
namun tidak salah jika anda melakukannya dengan pasangan anda untuk tujuan rekreasi
adakah yang salah dengan itu?

Apabila maksud sword pada kata "rekreasi" disitu adalah sexual-pleasure, ---imo--- sebenernya buat saya sendiri - TADInya saya nggak pikir bahwa itu adalah sesuatu yang salah.... NAMUN, setelah sempet baca2 forum2 atopun artikel2 keKristenan di internet ... saya nangkepnya kira2 begini : kegiatan sex HANYA berdasarkan sexual-desire untuk mencapai sexual-pleasure itu dilarang/tdk diperbolehkan/tdk sesuai dgn keKristenan.

Thread ini muncul, karena saya sendiri masih binun/gak jelas sehubungan dgn thread sakramen pernikahan. Dimana disitu berdasarkan post2 yang ada dikatakan bhw kemandulan bukan halangan bagi suami-istri melakukan kegiatan sex SELAMA ada terjadi penetrasi ... namun saya " kejedot" ("kebentur" ) dengan kalimat pada suatu artikel sbb :

Each marital act, each sexual encounter must be open to the procreation of children http://home.earthlink.net/~rickpen16/catholicmarriages/id20.html

"open to the procreation of children"
Bagaimana bisa ungu, apabila ada kemandulan ?

oleh karena itu saya mencoba ngerujuk ke hal lain dgn bertanya dulu yg berkaitan dgn sexual-pleasure di thread awal .

Jadi begimana kalo menurut sword ?


salam.

[odading]

Memang susah untuk memberikan jawaban yang memuaskan Bro Oda   

hehehe... untung ngobrolnya ama orang yg udah ngerti saya... kalo ama orang yg baru tau saya, bisa2 saya dikemplangin  terus deh kayaknya....  ... 

IMHO keduanya harus ada.
Baik prokreasi maupun sexual pleasure.

Ya... sekarang saya sudah mendapat jawaban : KEDUANYA simultan, harus ada .

"dilema" yang muncul pada saya adalah seperti yang saya post buat sword.... bagaimana jika dengan adanya kemandulan ?

saya kopas pertanyaan saya di awal thread gpp yah, phoeey :

Di keKristenan,
dalam lingkup hubungan suami-istri, apakah sexual-desire thdp istri bisa/boleh diwujudkan melalui persetubuhan dgn istri dengan tujuan  menghasilkan sexual-pleasure DAN belon tentu prokreasi ?

Apabila jawaban pertanyaan awal thread saya tsb adalah :

YA, bisa/boleh
---> maka jawaban : "HARUS KEDUANYA" menjadi nihil.

TIDAK, tidak bisa / tidak boleh.
---> maka ini sesuai dengan keKristenan .... NAMUN pada kasus kemandulan menuntun ke suatu pendapat bhw pasangan Kristen ini tidak bisa/tidak boleh melakukan kegiatan sex ... karena kalo melakukan kegiatan sex, maka itu tentu semata-mata berdasarkan sexual desire utk mencapai sexual pleasure ... wong jelas2 keduanya tau bhw ada kemandulan permanen yang tidak memungkinkan prokreasi.

Bila dilakukan secara sepenuh hati dan saling memberikan diri secara total maka sexual pleasure nya pasti terpenuhi.

phooey, karena saya pingin berhati hati dalam bertanya ataupun mengemukakan pendapat .... mungkin phooey bisa tolong jawab dulu pertanyaan saya ini ?

selain itu,
Dalem hal bagaimana (state/kondisi tertentu yg kayak gimana), kedua pasangan bisa dibilang mendapatkan/mencapai sexual-pleasure ?

saya bantu dgn kalimat sbb : apakah bagi pria dikala mencapai klimaks ejakulasi ? dan bagi wanita dikala mencapai klimaks ? YANG dimana kedua event klimaks tsb (baik pria dan wanita) HARUS terjadi dikala event penetrasi ?

Yang saya garis bawahi, disitulah fokus/point utama dari pertanyaan saya.

Saya mohon maaf kalo thread ini "terdengar" vulgar, namun bagi saya - thread ini saya buka bukan utk hal hal jorok (piktor), melainkan serius dari keingin-tahuan saya.

Ayooo apa lagi yang ditanyakan ...

makasih atas masukan phooey dan bersedia-nya utk ditanya tanya lagi.... hehehe .


salam.

[hanhalim2]

haduh..ujung2nya ke penggunaan kontrasepsi nih Bang Oda? :think

OOM JADI TERINGAT

Sama JUPE

lalu
Teringat sama MANTAN PAUS yang baru Lengser

Tuhan Yesus Memberkati
 Han

[hanhalim2]

ada rasa lapar, maka ada makanan

Dan ada makanan yang dilarang di PL  ====. BABI
tapi di pB udah boleh.

ada rasa jenuh, maka ada pemandangan rekreatif

misalnya pemandangan di Pantai KUTA

tapi menurut PB  memandang aja  engga boleh/Dosa kalau tergerak .......

ada haus, ada dahaga, ada air yang sejuk

.Tapi engga tau Madu atau Racun yang ditangan kiri  itu ??
Yonatan makan madu engga taunya malah jadi kalah  PERANG

ada keinginan untuk memiliki keturunan, maka ada reproduksi

Walaupun diaduknya di TABUNG.

ada nafsu, maka ada seks

Dan ada anak Haram yang di gugurkan

Tuhan Yesus memberkati

Han

[SworDPen]

Saya akan mencoba langsung menjawab pertanyaan anda bung Oda

hanya ada tiga kemungkinan ketika manusia melakukan aktivitas seksual
1. prokreasi dan prorekreasi
2. prokreasi tanpa prorekreasi
3. prorekreasi tanpa prokreasi

post saya sebelumnya mengkonfirm bahwa saya setuju dengan 1 dan 3,
dengan argumen yang juga telah anda baca
statement yang anda berikan pada link saya rasa saya tidak menyetujuinya, sebagaimana post saya yang mengelompokkan ketiga hasrat manusia sebagai suatu kesetaraan.
bukan karen hal tersebut tabu maka hal tersebut menjadi lebih sakral ketimbang yang lain.

untuk poin kedua
saya juga setuju
Kekristenan bukanlah seperangkat set aturan yang mendikte manusia
Kristus mengubah paradigma kita, dan kekristenan menjadi agama paling revolusioner hingga kini
agama yang tidak didikte oleh aturan
jika Kristen adalah agama yang demikian, maka kita akan kekurangan akal menjawab banyak kasus karena dunia berkembang makin kompleks

katakanlah sebuah meteor menghantam bumi dan hanya tertinggal satu pria satu wanita
mereka menjaga kekudusan dengan tidak berahi satu dengan lainnya
atau mungkin juga dengan alasan lain
maka poin 2 akan menjadi sah2 saja dilakukan karena hanya itulah jalan memberikan keturunan

atau ketika pasangan memilki masalah dalam penetrasi
sehingga tidak memungkinkan dilakukan prorekreasi
mereka masih menginginkan keturunan
apakah salah ketika bayi tabung atas prakarsa mereka dilakukan?
tentu tidak...

Bagi saya, ketiga poin tersebut tidak memiliki konsekuensi masalah yang serius

[hanhalim2]

begitu pula untuk seks
seks ada untuk menghadirkan keturunan
namun tidak salah jika anda melakukannya dengan pasangan anda untuk tujuan rekreasi
adakah yang salah dengan itu?

J

Betul , Tidak ada yang salah dengan sex untuk rekreasi pada pasangan yang sah (PASUTRI)
apalagi Pasutri Tua  yang mau menjaga  : KESEHATAN

TuhanYesus memberkati

Han