Damai bagimu kari.
3. Belum jelas?
http://artikel.sabda.org/siapakah_debata_dewata_itu
Tidak di temukan dalam kamus:
http://kamus.komunitas-batak.com/index.php?do=cari
Poin 3 kari ini kari sajikan dengan pertanyaan, BELUM JELAS? yang kemudian kari susulkan dengan nama situs. Saya mengartikannya, bahwa kari menganggap, jika pembaca membaca situs tersebut, maka hal penggunaan DEBATA MULA JADI NA BOLON sebagai pencipta menjadi jelas. Apakah demikian?
Saya klik, ditampilkan artikel berjudul
Siapakah Debata (Dewata) itu? Menurut pemahaman saya, kari ingin mengatakan bahwa apabila artikel tersebut dibaca, akan terbentuk pemahaman bagi pembacanya, bahwa mengingat asal muasal penggunaan DEBATA MULA JADI NA BOLON tidak identik dengan PENCIPTA ALAM SEMESTA, maka kari serta merta menganggap pembaca akan menerima pikiran kari, bahwa DEBATA MULA JADI NA BOLON
bukan PENCIPTA ALAM SEMESTA, sebab menurut artikel tersebut, DEBATA MULA JADI NA BOLON adalah pihak yang dipercaya mencipta Sumatera dan sekitarnya.
Dengan demikian, justru kari yang konyol. Artikel tanpa mengemukakan sumber literaturnya kari anggap sebagai sesuatu yang mengungkapkan hal sebenarnya. Ini saya kutipkan,
Di dalam sistem religi/agama/kepercayaan Batak Debata Mulajadinabolon adalah pencipta pulau Sumatera dengan segala isinya melalui tangan manusia-dewi Siborudeakparujar. Manusia pertama orang Batak yaitu si Raja Batak dipercayai sebagai keturunan Siraja Ihatmanisia dan Siboru Itammanisia. Kedua orang ini adalah hasil perkawinan Siborudeakparujar dengan Tuan Rumagorgarumauhir. Siborudeakparujar adalah anak Debata Bataraguru. Tuan Rumagorgarumauhir adalah anak Debata Balabulan. Debata Bataraguru dan Debata Balabulan adalah anak Debata Mulajadinabolon hasil perkawinan dengan Manuk Hulambujati.
Dan narasi tanpa literatur itu kari terima sebagai suatu kebenaran?
Jika ditinjau dari kata-katanya, DEBATA MULA JADI NA BOLON, dialihbahasakan, kira-kira setara dengan
allahuakbar, dalam bahasa Indonesia setara dengan
Tuhan Yang Besar Pencipta Seluruh Ciptaan. Untuk memperkaya khasanah berpikir kari mengenai kebenaran artikel itu, sebaiknya kari meng-
google Si Boru Deak Parujar, Si Raja Batak, Si Raja Ihat Manisia, dll, dll yg disebut di situ. Dengan demikian, pemahaman kari akan lebih komprehensif tentang itu. Setelah itu kari laksanakan, mungkin pemahaman kari akan lebih mendekati yang sebenarnya.
Karena kari hanya mengemukakan situs berisi artikel berjudul
Siapakah Debata (Dewata) itu? yang tanpa literatur itu, lalu kari serta merta menolak penggunaan DEBATA MULA JADI NA BOLON sebagai padanan kata untuk Tuhan Pencipta Alam Semesta, sungguh sangat konyol.
Apalagi kari mendukungnya dengan mengemukakan Kamus Batak Indonesia yang masih dalam tahap rintisan, memperjelas kekonyolan pemahaman kari.
Saran saya, perbanyak membaca, agar cakrawala pandangmu lebih luas.
Damai bagimu.