bro melihat si anak melalui CCTV, dan si anak tidak menyadari bahwa bro hadir disana.. perasaan ini sama seperti bagaimana jika teman2 si anak menginjak2 photo/gambaran bro siip didepan anak bro siip tetapi si anak diam saja..?
kira2 kata2 apa yang dapat mewakili perasaan si bapak yang melihat dari cctv tsb, dimana si bapak mengetahui bahwa gambaran tsb dibuat si anak utk mengambarkan si bapak..
memang Tuhan hadir, tetapi tidak dapat dirasakan melalui panca indra..
makanya saya katakan diatas bahwa gambaran 3 dimensi atau 2 Dimensi hanya sebagai sarana utk meneguhkan iman dan pengajaran karena dapat dirasakan oleh panca indra.
bro melihat si anak melalui CCTV, dan si anak tidak menyadari bahwa bro hadir disana, sama seperti Tuhan yang mengetahui/hadir tetapi tidak kasat mata..
Disinilah letak masalahnya.
Walau Tuhan tidak hadir dlm ranah panca indera, tp
Ia hadir dalam Roh.
Jika ilustrasinya kita batasi bhw 'saya secara fisik tidak disana', maka wajar kl anak itu cium-cium foto saya (walau rasanya bukan dlm bentuk patung juga ya).
Tp Tuhan itu hadir.
Dia hadir dalam Roh dan ingin anak-anaknya ber-iman skalipun tidak mlihat.
Maka itulah Bapa mhendaki penyembah yg menyembah dalam
roh dan kebenaran.
Phatikan dialog antara prempuan samaria dan Tuhan Yesus.
Prempuan samaria mngarahkan pnyembahan pd suatu 'tempat' atau 'sarana', tetapi Yesus mngarahkan pnyembahan scr rohani.
ini akan sulit dijelaskan mana yang lebih dewasa antara saya dan bro siip, dimana bro siip yang mengangap dewasa jika tidak berdoa melalui media patung. sedangkan saya mengangap tidak masalah ada atau tidaknya media patung tetap tidak mempengaruhi kadar kedewasaan seseorang.
Kedewasaan apakah yg dmaksud?
Yg saya angkat adl 'iman'.
Adl khendak Tuhan agar sso beriman skalipun tidak melihat.
Saya btanya-tanya, mngapa tidak diarahkan perlahan-lahan pd jemaat agar mreka
bisa perlahan-lahan beriman tanpa media patung/gambar?
Tp jika Bro Ignas sudah bpendapat bbeda dari saya, ya apa mau juga dikata.
FYI, kalau mau dirata2kan saya hanya 10-20% saya berdoa dgn media 2 Dimensi atau 3 Dimensi. tetapi saya tidak mengatakan seorang imam yang berdoa di depan gambar Theotokos lebih kekanak2an dibanding saya.
Sama spt jwbn saya di atas.
Andaikan seorang imam (andaikan saja ya) mperlakukan gambar Theotokos
seakan-akan itu mwakili khadiran Theotokos, bmasalahkah itu mnrt Bro Ignas?
menurut saya tidak masalah mau berdoa dgn media patung/gambar atau tidak, asal doa tsb dilakukan dgn sungguh2, jika TANPA media doanya tidak sungguh2 alangkah baiknya jika DENGAN media.
Ya sudah jika bgitu.
Ini sudah saya antisipasi juga.
Sudah sering jg saya diskusi spt ini dg hasil yg sama.
Mgkn Bro jg sudah srg diskusi dg protestan dg hasil yg sama.
iya saya juga berpendapat demikian bro, sesungguhnya Lukisan (2 Dimensi) atau pun patung (3 Dimensi) sudah ada sejak kekristenan awal sampai sekarang http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_commissions/archeo/inglese/documents/rc_com_archeo_doc_20011010_cataccrist_en.html
TETAPI tidak ada suatu orang pun umat katolik yang mengatakan bahwa Yesus Kristus ialah hanya sebuah Patung yang dijual di OBOR, Gramedia ataupun Toko Buku rohani lainnya.
Salam
Benar.
Hanya saja kl saya lihat, ktika patung itu dletakkan di tempat ibadah, maka mreka akan mnyikapi patung Yesus Kristus seperti khadiran Yesus Kristus itu sendiri.
Saya tidak stuju dg praktek spt itu.
Tp ya itulah yg mbedakan antara praktek di Protestan dan Katolik.